Martinus Martin Leman 20070708 Jurnal Reading : “Assessing the impact of the introduction of the WHO growth standards and weight-for-height z-score criterion on the response to treatment of severe acute malnutrition in children : secondary data analysis” Pediatrics 2009;123:e54-e59 Keterangan pasien yang mengalami penurunan berat badan selama perawatan di bagian anak RSCM: By. Radiyem, no.CM. 333.23.12, usia 3 bulan, perempuan, dirawat di bangsal non infeksi kelas III, sejak tanggal 15/06/2009 oleh divisi Kardiologi anak, dengan diagnosis Persistent Pulmonary Hypertension of Newborn (PPHN) primer. Pasien dengan penyakit jantung bawaan ini juga mengalami mikrosefali dan gagal tumbuh, yang diasumsikan berkaitan dengan penyakit utamanya. Pada saat masuk pasien memiliki berat badan 3,1 kg, dengan BB/TB 64%, dan status gizi kurang. Dalam perawatan di bangsal, pasien sempat didiagnosis pneumonia aspirasi dan dipuasakan. Diagnosis pneumonia aspirasi tidak terbukti dan keluhan sesak didiagnosis sebagai bagian dari PPHN yang dideritanya. Pasien dipuasakan hingga 10 hari dan diberikan nutrisi parenteral total. Dalam perawatannya, penyakit mengalami perburukan dan akhirnya wafat pada tanggal 25/06/2009 dengan berat badan pada hari terakhir 2,9 kilogram. Rizky Fadillah, no. CM.333.21.51, laki-laki, usia 8 tahun, dirawat oleh Divisi Tropik Infeksi di bangsal infeksi kelas III, sejak tanggal 17/06/2009 dengan diagnosis demam berdarah dengue grade 3. Pasien sebelumnya mulai dirawat di RSCM tanggal 12/06/2009 di ICU anak, dengan diagnosis DBD grade 3 dan ensefalopati dengue. Saat masuk kelas III, BB pasien adalah 21,2 kg, dengan TB 120 cm, dan BB/TB 92%. Selama perawatan di bangsal infeksi pasien mendapat diet sesuai kebutuhan, yaitu 1800 kalori. Pasien semula diberikan dalam bentuk makanan cair, dan secara bertahap diubah menjadi makanan biasa. Pasien dapat menerima makanan dengan baik dan tidak ada muntah maupun gangguan buang air besar, namun sering tidak dihabiskan dengan alasan tidak suka dengan makanan yang diberikan. Pada saat pulang berat badan pasien adalah 19,7kg (BBTB 85%). Penurunan berat badan yang terjadi kemungkinan karena diet yang diberikan tidak sepenuhnya dimakan, dan kembali normalnya jumlah cairan tubuh setelah sebelumnya mendapat terapi resusitasi cairan selama di ICU anak. Rafli Al-Basit, no. CM 333.17.95, laki-laki, usia 1 tahun 4 bulan, dirawat oleh divisi Hemato-Onkologi anak di bangsal non-infeksi kelas III, dengan diagnosis Tumor Wilms. Pasien dirawat pada tanggal 8/6/2009 sampai dengan 18/6/2009, kemudian menjalani operasi biopsi dan dirawat di ICU anak sampai dengan tanggal 7/7/2009 sebelum kembali dirawat di bangsal kelas III non infeksi. Berat badan pasien sebelum operasi adalah 10,68kg, dan menjadi 9,1 kg saat kembali masuk bangsal kelas III. Pada saat pulang pasien memiliki berat badan 8,9 kg. Penurunan berat badan ini kemungkinan disebabkan adanya pengambilan jaringan saat operasi, penyesuaian tubuh terhadap hemostasis yang baru, dan dipuasakannya pasien selama pasca operasi. M. Iqbal, no.CM 307.61.43, laki-laki, usia 5 tahun, dirawat oleh divisi Hemato-Onkologi dengan diagnosis Leukemia Limfositik Akut L3. Berat badan awal pasien adalah 13,5 kg, dan tinggi badan 108 cm. Selama perawatan pasien sempat mengalami keadaan aplasia dan febrile netropenia. Pasien juga sempat mengalami perdarahan saluran cerna, dibuktikan dengan Benzidine test +4, dan dipuasakan. Selama dipuasakan (total 10 hari) pasien mendapatkan asupan nutrisi dari nutrisi parenteral total. Pasien meninggal dunia pada tanggal 9/7/2009 setelah kembali mengalami aplasia dan penurunan kondisi umum. Berat badan pada hari saat pasien meninggal adalah 13 kg. Ali Akbar, no. CM 333.33.38, laki-laki, usia 6 tahun, dirawat di bangsal non infeksi kelas III, oleh divisi Hemato-Onkologi dengan diagnosis leukemia akut dengan hiperleukositosis. Saat pasien dirawat di kelas III, berat badan pasien adalah 20 kg, dengan tinggi badan 119 cm (BB/TB 95%). Pasien mendapat terapi hidrasi dan alkalinisasi untuk mengatasi hiperleukositosisnya. Diet yang diberikan pada pasien sesuai dengan berat badan ideal dan hampir selalu dihabiskan. Tidak ada diare dan tidak ada muntah selama perawatan. Pada saat pasien pulang, berat badannya adalah 19,6kg. Penurunan berat badan ini kemungkinan karena pada saat awal (sejak di IGD) pasien telah diberikan terapi hidrasi intravena (1,5X rumatan), sehingga berat badan saat masuk bangsal menjadi lebih tinggi dari berat badan sesungguhnya. Sedangkan pada saat pulang,pasien sudah tidak dalam terapi hidrasi sejak beberapa hari sebelumnya. Rissa, no. CM 291.29.80, perempuan, usia 12 tahun, dirawat di bangsal non infeksi oleh divisi HematoOnkologi dengan diagnosis anemia aplastik, dengan rencana transfusi darah. Berat badan pasien pada awal masuk perawatan adalah 41 kg, dengan tinggi badan 150cm (BB/TB 102%). Selama perawatan pasien mendapatkan diet sesuai berat badan ideal, namun pasien sering tidak menghabiskan makanannya dengan alasan tidak suka dengan menu yang diberikan. Berat badan saat pulang adalah 40,2kg. Mahdi Farhan, no.CM.235.83.03, laki-laki, usia 10 tahun, dirawat di bangsal non infeksi oleh divisi Hemato-Onkologi, dengan diagnosis hemophilia B pro sirkumsisi. Berat badan pasien pada awal perawatan adalah 36,7kg, dengan tinggi badan 143cm (BB/TB 111%). Selama perawatan pasien mendapatkan diet berdasarkan berat badan ideal. Toleransi baik, tidak ada muntah maupun diare, namun tidak selalu dihabiskan karena kurang suka dengan menu yang diberikan. Berat badan pada saat pulang adalah 35,5kg (BB/TB 104%). Penurunan berat badan ini memang diharapkan, agar dapat diperoleh berat badan ideal pada pasien. Kharisma, no.CM. 325.92.95, laki-laki, usia 7 tahun, dirawat di bangsal non infeksi oleh divisi HematoOnkologi dengan diagnosis Limfoma Burkitt, dengan indikasi rawat untuk mengatasi nyeri kanker dan rencana kemoterapi. Saat awal perawatan berat badan pasien adalah 25 kg, dengan tinggi badan 120cm (BB/TB 113%). Pasien diberikan diet sesuai dengan berat badan ideal, namun pada hari-hari awal perawatan pasien hanya mau makan sekitar 1/3-1/2 porsi, karena pasien merasa kesakitan pada kepalanya dan mual bila makan. Setelah terapi morfin diberikan, pasien dapat makan dan menghabiskan porsi yang diberikan. Berat badan pasien pada saat pulang adalah 24,5kg (BB/TB 111%). Penurunan berat badan yang terjadi memang diharapkan, untuk menyesuaikan dengan berat badan ideal. Data pasien Martin Pasien rawat inap : Gizi baik 18 orang Gizi kurang 23 orang Gizi buruk 5 orang Overweight 1 orang Obese 1 orang Total 48 pasien Pasien rawat jalan Gizi baik 5 orang Gizi kurang 13 orang Gizi buruk 3 orang Total 21 pasien