Mazmur 83 AT: Asaf berdoa agar Allah menolong umatnya yang sedang dikepung dan mengalahkan musuh-musuhnya karena Asaf tahu hanya Allah-lah yang sanggup menolongnya AK: Sebagai orang percaya berdoalah ketika sedang merasa terhimpit dan takberdaya karena hanya Allah yang sanggup menolong Tujuan: memotivasi jemaat untuk tetap selalu berdoa ketika mengalami masa-masa sulit ataupun sukar Setiap kita punya masalah masing-masing. Saudara-saudara apa yang biasanya ada di dalam pikiran kita ketika ketakutan atau kecemasan melanda? Biasanya ketika sesuatu yang buruk terus terjadi dan tidak menemukan jalan keluar akan membuat pikiran kita menjadi kacau balau, stress, frustrasi, deperesi. Lalu sebenarnya apa yang harus kita lakukan ketika kita menghadapi masalah yang berat sehingga kita merasa tak berdaya? Saya membayangkan bapak ibu jika saya sebagai raja Israel harus menghadapi musuh yang sudah siap mengepung dan menghabisi Israel. Perlu diingat Israel adalah negara yang dikepung oleh bangsa-bangsa lain yang benci dengan Israel. Israel mau meminta bantuan juga susah, sulit. Mungkin saya bisa gambarkan dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen sekarang di Indonesia. Kita sebagai minoritas seringkali diperlakukan tidak adil. Seperti gereja ditutup dan sebagainya. Kita mau melawan sangat sulit, kita hanya bisa diam, menangis, dan berdoa kepada Tuhan meminta keadilan bukan? Dan itulah yang kira-kira terjadi sama pemazmur. Ketika menghadapi masalah respon pertama yang dilakukannya adalah Pertama, pemazmur mengarahkan pikirannya kembali dan mengingat segala karya Tuhan yang telah dilakukan-Nya. Asaf pertama-tama curhat sama Tuhan. Tuhan Engkau jangan diam saja, jangan berpangku tangan. Tolong kami!!! Itu musuh-musuh kami adalah musuh Mu juga sebab kami ini kan bangsa pilihan-Mu Tuhan. Mereka bersiap-siap untuk membantai kami semua sehingga nama Israel tidak lagi dapat diingat. Masalahnya adalah mereka itu lebih dari satu bangsa Tuhan, mereka bekerja sama/bersekongkol untuk membunuh kami. (Ayat 2-9) Lalu Asaf ingat bahwa Tuhan bukankah dulu pernah membela umatnya juga saat setiap kali berperang? Dan akhirnya selalu menang. (Ayat 10-13) Bapa ibu, mari kita belajar seperti pemazmur yang selalu mengingat kembali atas segala karya Tuhan yang pernah dilakukan-Nya dalam hidup kita. Beberapa kali saya sempat ragu sama Tuhan, rasa-rasanya saya seperti ingin meninggalkan Tuhan, namun setiap kali rasanya saya ingin meninggalkan Tuhan saya selalu ingat apa yang telah Tuhan perbuat dalam kehidupan saya. Mungkin ketika kita diperhadapkan dengan satu masalah kita akhirnya menyalahkan Tuhan dan pergi meninggalkan Tuhan. Tapi seringkali kita juga lupa bahwa ada begitu banyak kejadian yang indah yang kita alami sampai kita bersyukur2 kepada Tuhan namun kita tidak ingat. Satu kali ada seorang pendeta sedang naik pesawat dan di sebelah tempat duduk pendeta ini adalah orang Ateis (tidak percaya Tuhan). Lalu si pendeta mulailah mengobrol dan sampai pada akhirnya mengetahui bahwa orang yang disebelahnya itu adalah seorang Ateis (orang yang tidak percaya Tuhan). Lalu ditanya sama pendeta ini “kenapa kamu jadi ateis? Lalu dijawab “kalo Tuhan ada kenapa bisa ada banyak kejahatan (gempa, sakit, dsb)?” Untung si pendeta ini cukup pintar lalu dia jawab “Jadi menurut kamu, karena banyak terjadi kejahatan jadi Allah tidak ada ya?” Iya. Dalam 1 bulan di dunia ini ada berapa banyak terjadi kejahatan. Tidak tahu. Yah, anggap saja 1 bulan 1x, ada 12 bulan. Jadi anggap saja terjadi 12 kejahatan dalam 1 tahun. Lalu sisanya tidak terjadi kejahatan kan? Tidak. Berarti sisanya kebaikan dong. Jauh lebih banyak kebaikan kan yang terjadi daripada kejahatan? Sebagai orang yang percaya kepada Allah, Asaf tidak mengandalkan kekuatannya sendiri dalam menghadapi pergumulannya. Tapi ia datang kepada Tuhan menyerahkan semua persoalannya kepada Tuhan, dan dia mengungkapkan semua isi hatinya, dan Asaf mengingat kembali segala pertolongan Tuhan yang sudah pernah dialami, dan pada akhirnya dia mendapatkan kekuatan dan pengharapan yang baru. Begitu juga dengan kehidupan kita, marilah kita terus mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan. Jangan karena diterpa sebuah masalah akhirnya membuat kita lupa dan meninggalkan Tuhan yang pada akhirnya membuat kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Tapi marilah kita datang kepada Tuhan kita cerita apa yang terjadi dan mengingat kebaikan-kebaikan apa yang Tuhan sudah pernah lakukan sebelumnya. Percayalah ketika kita mengingat kembali kebaikan-kebaikan Tuhan masalah tetap ada tetapi respon kita akan berbeda. Mungkin salah satu alasan kenapa seringkali Tuhan mengijinkan masalh terjadi dalam kehidupan kita adalah karena seringkali kita lupa sama Tuhan, sehingga Tuhan pakai ini untuk mengingatkan kita bahwa Tuhan ada untuk kita. Setelah mengingat segala karya-karya Tuhan yang pernah dilakukan, pemazmur tidak berhenti, tapi yang kedua yang dilakukan adalah… Kedua, ia meminta agar Tuhan bertindak mengatasi para musuh. Pemazmur menuntut keadilan dari Tuhan. Pemazmur tahu bahwa Israel adalah bangsa kesayangan Allah sehingga siapa yang menjadi musuh Israel sebenarnya ia juga adalah musuh Allah. Setelah di awal-awal Asaf curhat dan mengingat kembali segala kebaikan Tuhan kini di ayat 14-18 Asaf meminta Tuhan supaya musuhmusuhnya dikalahkan. Berdoalah minta kepada Tuhan untuk selalu ditolong. Jangan ragu berdoa kepada Tuhan. Asaf tahu betul dalam posisi di kepung hanya Tuhan-lah yang sanggup menolongnya. Maka dari itu Asaf tidak ragu-ragu meminta pertolongan pada Tuhan. Ragu pada diri sendiri boleh, tapi ragu pada Tuhan jangan. Keraguan seringkali dapat membuat kita akhirnya tidak mengandalkan kekuatan Tuhan. Ilustrasi: Apakah kita akan mau menaiki sebuah kendaraan yang kita sendiri tidak yakin bahwa pengemudinya dapat mengendarai dengan baik atau tidak. Kita naik pesawat pun karena tentunya kita yakin si pilot dapat membawa pesawatnya bukan? Padahal kita sendiri tidak kenal sama pilotnya. Tapi kita bisa percaya. Sama pilot yang belum pernah kita ketemu saja kita percaya. Kenapa sama Tuhan yang jelasjelas mengasihi kita sehingga berani mengorbankan nyawa anak-Nya sendiri kita masih ragu? Uang, karir, posisi tidak akan pernah bisa mengatasi masalah kita cuma Tuhan yang bisa. Jangan pernah sok-sok kuat mencoba mengatasi semua masalah kita. Percaya deh ini terlalu berat. Biarkan Tuhan aja yang tanggung. Mungkin salah satu penyebab kita tidak berdoa adalah kita sudah tidak kagum lagi sama Tuhan tapi lebih kagum dengan diri kita sendiri. Itu bahaya sekali. Sehebat-hebatnya orang pasti ada titik lemahnya juga. Ketika titik lemah kita diserang dan kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri percaya deh pasti kita gak akan kuat. Kita harus datang kepada orang yang pasti bisa nolong semua pergumulan kita dan itu cuma 1 yaitu TUHAN. Saya yakin Asaf bisa seperti itu didalam keadaan yang sangat tidak mengenakan adalah karena dia benar-benar mengalami pertolongan Tuhan. Asaf tidak hanya tahu bahwa Tuhan sanggup menolong tapi Asaf juga mengalami pertolongan Tuhan. Mengalami kasih Tuhan justru akan membuat kita semakin kagum sama Tuhan bukan membuat kita semakin kabur dari Tuhan. Kita juga bisa melihat orang-orang yang sudah mengalami kasih dan penyertaan Tuhan, ketika mereka menghadapi masalah bukanlah pergumulan intelektual mereka yang membuat mereka tetap bertahan tetapi doa dan iman mereka yang tetap kepada Tuhan yang membuat mereka tetap. Musa, merasakan kasih dan penyertaan Tuhan yang luar biasa walaupun kadang-kadang keluhan bangsa Israel membuat dia depresi tapi Musa tetap memandang kepada Tuhan. Yosua pun juga sama. Para rasul juga, mereka ketika bersama-sama dengan Yesus mereka sangat mengalami Tuhan sekali, melihat mukjizat dan sebagainya, walaupun pada akhir hidupnya mereka harus di tangkap dan dibunuh, tapi mereka tidak pernah meninggalkan Tuhan. bahkan kalau kit abaca di Kisah Para Rasul, Rasul Petrus waktu mau dipenjara dia tidak kabur tapi minta didoakan supaya firman Tuhan dapat tersebar. Saudara-saudara setelah kita belajar dari pemazmur yang berdoa ketika bangsa Israel dikepung saya juga berharap kita sebagai orang percaya tetap percaya dan berdoa ketika kita dalam keadaan yang tidak berdaya maupun terhimpit karena hanya Allah-lah yang sanggup menolong kita. Kekuatan manusia terbatas tetapi kekuatan Allah tidak terbatas. Dan yakinlah bahwa Tuhan bukan hanya Allah yang sanggup menolong tapi dia juga Allah yang mau menolong umat-Nya. Mari samasama kita serahkan pergumulan, masalah kita kepada Tuhan biarkan Tuhan yang bekerja. Amin.