Renungan Harian – Tgl 9 Februari 2017

advertisement
9 Februari
Bacaan Alkitab : Kel. 21 - 24
(Kurun waktu : diperkirakan 1.446 S.M. – Tiga Bulan
Pertama Setelah Meninggalkan Mesir)
“Pentingnya Hukum Sosial”
Apakah tujuan adanya hukum dan aturan? Apakah hukum tersebut
kita anggap sebagai standard yang kejam untuk membatasi
kebebasan-kebebasan kita? Almarhum Pastor Adrian Rogers pernah
berkata bahwa “orang-orang masa kini menginginkan kebebasan dar
berbagai kekangan. Mereka ibaratnya sama seperti orang-orang
yang berada di dalam sebuah pesawat udara yang kemudian
mengeluarkan sang pilot dari dalam pesawat, dan lalu mengumumkan
bahwa sekarang mereka bebas”.
Kita sudah dapat menebak
akibatnya, bukan? Kita tahu bahwa ada hukum yang berlaku secara
umum yang harus dipatuhi, tetapi kita juga memerlukan adanya
hukum sosial yang berlaku di masyarakat. Tujuan dari hukum sosial
tersebut adalah untuk memastikan bahwa baik manusia maupun
property diurus dengan benar dan adil sesuai hukum yang berlaku.
Inilah salah satu kegunaan adanya pemerintah.
Adanya suatu pemerintahan merupakan hal yang penting untuk
mendirikan masyarakat yang baru. Pemerintahan atas bangsa Israel
bersifat teokrasi (= pemerintahan di mana prinsip-prinsip illahi
memegang peran utama), tetapi administrasi pemerintahan dipimpin
oleh Musa, Harun, anak-anak Harun, dan 70 tua-tua Israel. Seperti
yang telah kita pelajari di dalam Renungan Harian yang lalu, Allah
memberikan hukum moral melalui Musa (Sepuluh Perintah Allah).
Lalu bagaimana cara hidup orang Israel berdasarkan hukum moral
yang dikehendaki Allah tersebut? Hal-hal yang akan kita pelajari hari
ini adalah ringkasan hukum sosial yang ditetapkan Allah – yaitu
hukum moral yang diaplikasikan di dalam beberapa kasus hidup
sehari-hari di masyarakat.
Apa yang mungkin mengherankan bagi kita adalah mengetahui
bahwa peraturan yang pertama dari hukum sosial tersebut berkenaan
dengan perlakuan terhadap budak. Kita mungkin berpikir bahwa Allah
akan menghapuskan praktik perbudakan karena Ia baru saja
membebaskan ummatNya dari perbudakan Mesir. Tetapi system
perbudakan orang Yahudi berbeda dengan perbudakan Mesir. Sistem
perbudakan Mesir mengharuskan seorang buruh untuk bekerja dalam
waktu yang tak tentu, sedangkan sistem perbudakan orang Yahudi
lebih bersifat seperti layanan kontrak, di mana seseorang ataupun
keluarga yang secara ekonomi kurang mampu, dapat menjual dirinya
ataupun anggota keluarganya. Lalu sebagai balas jasa atas
pelayanan mereka, mereka boleh mendapat tempat tinggal, makanan,
dan diperlakukan dengan baik dan adil. Jangka waktu pelayanan
kontrak tersebut tidak boleh lebih dari enam tahun, terkecuali budak
tersebut hendak melanjutkan perjanjian kontraknya. Saat ini sistem
perbudakan secara legal – de jure - telah dihapuskan di seluruh dunia,
sehingga tidak ada prinsip-prinsip dasar tentang ini yang boleh
diaplikasikan. Tetapi melalui ayat-ayat Alkitab yang kita baca hari ini,
dan mungkin pada masa kini lebih tepat jika diaplikasikan ke
hubungan antara majikan rumah tangga dengan asisten rumah
tangga, adalah : agar kita tidak memanfaatkan orang miskin untuk
kepentingan sendiri, tetapi jika memungkinkan, juga memberi
kesempatan agar mereka dapat meningkatkan taraf hidupnya. Kita
harus memperlakukan mereka dengan penuh martabat, keadilan dan
kesetaraan, khususnya jika mereka juga adalah sesama ummat yang
percaya kepada Kristus Yesus.
Di dalam hukum sosial tersebut terdapat pelanggaran hukum yang
berakibat pada hukuman mati.
Biasanya kita berpikir tentang
hukuman mati sebagai balasan atas kejahatan pembunuhan saja,
tetapi terdapat juga hukuman mati
atas tindakan menyerang/
menyakiti atau mengutuki orang tua, menyembah illah-illah lain,
melakukan praktik sihir/ tenung, menyakiti ataupun memperdayakan
anak yatim piatu dan para janda, serta beberapa kasus tindakan
asusila ataupun penyimpangan seksual. Demi keamanan di dalam
masyarakat dan untuk menjaga moralitas dan kadar hidup suci yang
tertinggi sebagai ummat kepunyaan Allah, kadang-kadang perlu untuk
menjalankan hukuman yang paling berat ini. Meskipun demikian,
hukuman mati atas pelanggaran yang setimpal tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati , dan Allah menghendaki agar hal tersebut
dilaksanakan untuk kasus-kasus yang sepadan/ khusus.
Peraturan ke tiga yang paling utama dalam hukum sosial tersebut
adalah prinsip tentang ganti-rugi; yaitu kompensasi yang adil dan
setara atas kerusakan atau kerugian yang terjadi. Jika seorang budak
atau orang upahan mengalami kecelakaan saat bekerja, ia harus
mendapat kompensasi. Jika property milik seseorang (khususnya
hewan peliharaan ataupun budaknya) disakiti ataupun dirugikan,
maka harus ada ganti-rugi. Jika pencuri kedapatan mencuri, maka
perlu ada pembayaran kembali plus denda. Namun demikian dalam
beberapa kasus, tidak perlu dilakukan ganti-rugi jika tidak terdapat
kerusakan atau kerugian yang besar dan / atau jika hal tersebut terjadi
secara tidak disengaja/ kecelakaan. Dalam masyarakat saat kini, kita
pergi menghadap pegawai pemerintah untuk melaporkan setiap
ketidak-adilan perdata/ sipil yang kita alami, tetapi ummat Kristiani
seharusnya tidak melakukan gugatan-gugatan hukum secara
sembrono. Lebih lanjut, surat I Korintus menginstruksikan agar
ummat Kristiani tidak melakukan gugatan hukum atas hal-hal yang
sebenarnya remeh/ tidak berarti, terhadap sesama saudaranya
didalam Kristus, karena jika demikian maka kesaksian hidup sebagai
orang Kristen akan menjadi rusak/ dirugikan. (I Korintus 6 : 1-7).
Hukum sosial utama lainnya yang disebutkan di dalam kitab Keluaran
23 dapat dikategorikan sebagai hukum keadilan dan kemurahan. Jika
seorang Israel menjadi saksi dari suatu kejahatan, mereka harus
melaporkannya dan memberi kesaksian, tetapi tidak diperbolehkan
untuk memberi keterangan palsu ataupun menerima suap. Suap
adalah penyimpangan atas keadilan. Mereka juga harus bersikap
baik bahkan kepada para musuh mereka, apabila musuh mereka
tersebut ataupun hak milik mereka mengalami cidera ataupun
kemalangan/ kecelakaan. Kita tahu bahwa Yesus mengajarkan
ummat yang percaya untuk mengasihi para musuh (Lukas 6 : 27).
Ketika masih berstatus musuhpun kita telah dikasihi Kristus Yesus
(Roma 5 : 10), dan saat kita mengasihi para musuh tersebut maka
berarti kita telah menunjukkan Kasih Kristus bagi mereka.
Masih ada hukum sosial lainnya yang sering disebutkan di dalam
ayat-ayat Firman Tuhan di Perjanjian Lama, yaitu perintah untuk
memelihara hari Sabbath bagi Tuhan, dan bukan hanya merupakan
hari untuk beristirahat bagi manusia, tetapi juga waktu beristirahat
bagi hewan, dan bahkan juga waktu setahun penuh untuk masa
istirahat bagi tanah pertanian setelah selama tujuh tahun ditanami/
diolah. Selanjutnya, tiga kali dalam setahun orang Israel diharuskan
berkumpul bersama sebagai suatu bangsa untuk merayakan Hari
Raya Roti Tidak Beragi (untuk memperingati saat pembebasan
mereka dari perbudakan di Mesir), Hari Raya Penuaian (atas hasil
pertama dari panen mereka), dan Hari Raya Pengumpulan Hasil
(pada akhir musim panen, seperti perayaan Ucapan Syukur
(Thanksgiving). Yesus berkata bahwa hari Sabbath diadakan untuk
manusia (Markus 2 : 27). Kita menghormati Allah ketika memelihara
satu hari dalam seminggu untuk beristirahat , dan ingat selalu untuk
bersyukur atas berkat-berkat kita.
Setelah diberikannya hukum-hukum moral dan sosial bagi orang
Israel, Allah berjanji untuk menjadi Allah bagi orang Israel dan untuk
memimpin, melindungi dan memberkati mereka, apabila mereka mau
taat kepadaNya. Hal tersebut merupakan janji yang disahkan dengan
darah korban persembahan. Kemudian Allah menunjukkan kemuliaan
hadiratNya kepada Musa, Harun dan 70 tua-tua Israel. Sebelum Allah
memanggil Musa untuk mendaki Gunung Sinai, secara khusus Allah
telah memerintahkan agar ummatNya tidak menyembah illah-illah
palsu. Lalu sebanyak tiga kali para pemimpin dan ummat Israel
berjanji untuk mematuhi TUHAN, Allah Israel. Apakah mereka
sungguh-sungguh patuh? Besok kita akan mencari tahu tentang hal
tersebut. Apakah kita menghendaki adanya berkat-berkat TUHAN
dalam hidup kita? Jika demikian hal nya, maka kita perlu sungguhsungguh menghormati Allah dan menghargai sesama kita, jangan
hanya menjadi ucapan yang hampa saja. Apakah Anda sungguhsungguh mengenal Allah yang sejati yang bertahta di surga, yang
penuh keadilan dan belas kasihan? Allah dapat memberikan bagi
Anda segala kedamaian, pengampunan dan kehidupan rohani yang
terus bertumbuh, sehingga Anda akan rindu selalu untuk menyembah
dan mematuhi segala perintahNya dan juga berlaku baik kepada
sesama.
 Apakah kita menghendaki berkat-berkat Allah bagi hidup kita?
Maka kita perlu sungguh-sungguh menghormati Allah dan sesama
, jangan hanya menjadi ucapan janji yang hampa.
Pertanyaan Untuk Diskusi :
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 Tujuan adanya hukum-hukum sosial adalah untuk memastikan
bahwa manusia dan property mereka ditangani dengan baik dan
setara, dengan diberlakukannya hukum yang adil ;
 Janganlah memperdaya orang yang kurang mampu/ lebih lemah
untuk menarik keuntungan dari mereka, melainkan jika
memungkinkan, berikanlah kesempatan bagi mereka untuk
meningkatkan taraf hidup. Perlakukanlah mereka dengan penuh
martabat, adil dan setara, terutama jika mereka juga adalah
sesama saudara di dalam Kristus ;
 Hukuman mati atas pelanggaran besar yang mendatangkan
tuntutan hukuman setimpal sedapat mungkin harus dicegah, dan
Allah menghendaki agar hukuman mati tersebut dilakukan untuk
kasus-kasus yang memang sepadan ;
 Kita sebaiknya mendatangi aparat pemerintah untuk melaporkan
kerugian perdata/ sipil yang mungkin ada, tetapi ummat Kristiani
seharusnya tidak mengajukan tuntutan hukum atas perkaraperkara yang sepele, khususnya atas sesama ummat Kristiani ;
 Yesus memerintahkan ummatNya untuk mengasihi para musuh.
Saat menjadi musuh-musuh Allah, kitapun telah menerima kasih
Kristus, dan saat kita mengasihi para musuh, kita telah
menunjukkan kasih Allah bagi mereka ;
 Kita menghormati Allah saat kita mau menguduskan satu hari
untuk beristirahat bagi Allah dan ingat untuk bersyukur atas berkatberkat kita ;
 Hari ini, setelah kita belajar tentang peraturan-peraturan detail
berkenaan norma sosial yang diberikan Allah langsung bagi ummat
Israel, apakah hal tersebut menambah wawasan kita tentang
pribadi Allah, bahwa Ia menaruh perhatian pada tiap hal detail di
dalam hidup sehari-hari ummatNya? Bagaimana dengan hidup kita
sehari-hari; apakah Anda merasa bahwa Allah pun memperhatikan
setiap tingkah laku kita dan ingin terlibat di dalam hidup kita untuk
mengerjakan hal-hal yang baik dan benar ?
 Di dalam kitab Keluaran 23 : 15-16 kita membaca tentang Hari
Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Penuaian, dan Hari Raya
Pengumpulan Hasil, di mana sesungguhnya hari raya berkenaan
dengan roti/makanan di Perjanjian Lama tersebut menubuatkan
tentang Perjanjian Baru yang dibuat Yesus pada peristiwa
Perjamuan Tuhan bersama dengan para muridNya sebelum
kematian dan kebangkitanNya. Di dalam Keluaran 24 Musa
diperintahkan untuk mendaki Gunung Sinai selama 40 hari dan 40
malam, dan Yesuspun berada di padang gurun selama 40 hari dan
40 malam setelah masa pembaptisanNya dan sebelum memulai
pelayananNya ; Bagaimanakah Anda melihat semua penggenapan
perayaan-perayaan di Perjanjian Lama tersebut di dalam diri
Yesus? Kemudian bagaimanakah kita sebagai ummat Perjanjian
Baru melakukan perintah-perintah Allah dalam hidup kita?
Ayat Hafalan Hari Ini :
 Yakobus 1 : 27 “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di
hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-
janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya
sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.”
Download