AVIAN INFLUENZA Oleh : dr. Oka Wijaya, Sp.P L/O/G/O www.themegallery.com 1 Latar Belakang Avian influenza merupakan infeksi oleh virus influenza A subtipe H5N1(H=hemagglutinin; N=Neruraminidase)yang pada umumnya menyerang unggas dan dapat menyerang manusia. Case fatality rate tinggi=80% Sejak Oktober 2003, menyerang unggas di Indonesia Indonesia negara ke-5 di Asia, ditemukan kasus pada manusia Penanganan kasus memerlukan upaya khusus 2 Batasan Avian influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A sub tipe H5N1 yang menyerang unggas/ayam /burung yang dapat menyerang manusia, dengan gejala; demam >38⁰C, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan dan pernah kontak dengan unggas tersebut dalam 7 hari terakhir 3 Virologi • Virus avian influenza termasuk genus orthomyxovirus dari famili orthomyxoviridae • ssRNA, berenvelop,bentuk helical symmetry, partikel 80120 nm. • 3 tipe: A, B dan C SIFAT VIRUS influenza H5N1 - Labil, cepat mutasi - Mekanisme perbaikan kesalahan yang jelek saat replikasi - Antigenic drift, Antigenic shift • Akibatnya: - Mudah menembus pertahanan host - Cepat tercipta strain baru - Populasi tidak mempunyai kekebalan terhadap strain baru - Pengembangan vaksin sulit dilakukan SIFAT VIRUS INFLUENZA H5N1 lanjt....1 • Dapat bertahan hidup di air selama 4 hari, pada suhu 220C, dan > 30 hari pada suhu 00 C. • Didalam tinja unggas, dan dalam tubuh unggas sakit dapat hidup lama, tetapi mati pada pemanasan 600c selama 30 menit, 560 C selama 3 jam dan pemanasan 80 0c selama 1 menit • Mati jika: - detergen/sabun - desinfektan mis: formalin, karbol, kaporit, klorin, dan cairan yang mengandung iodine, atau alkohol 70% 7 8 Gejala • • • • Demam > 38⁰C Nyeri tenggorok Batuk, pilek, bersin, mialgia Pada keadaan berat bisa timbul respiratory distress • adanya kontak dalam 7 hari terakhir dengan unggas di peternakan terutama jika unggas tersebut sakit atau mati 9 Definisi Kasus • • • • Seseorang dalam investigasi Kasus Suspek Kasus Probable Kasus Confirmed 10 Seseorang dalam investigasi Seseorang yang diputuskan petugas kesehatan setempat untuk di investigasi terkait kemungkinan infeksi flu burung. Kegiatan: Survailens semua kasus ILI dan pneumonia di RS serta mereka yang kontak dengan pasien flu burung di RS. Dasar: ada kontak erat dalam waktu < 7 hari dengan Px suspek, probabel, dan konfirm, dan disekitar wilayah terdapat unggas yang mati. 11 Kasus Suspek 1. Panas > 38⁰ C DAN 2. >1 gejala berikut: batuk, radang tenggorok, sesak napas 3. DAN salah satu di bawah ini: Hasil tes laboratorium positif untuk influenza A Kontak dalam 1 minggu sebelum timbul gejala dengan penderita yang confirmed Kontak 1 minggu sebelum timbul gejala dengan unggas yang mati karena sakit Bekerja di laboratorium 1 minggu sebelum timbul gejala dan memproses sampel dari orang atau binatang yang disangka terinfeksi Highly pathogenic Avian Influenza 12 Kasus Probable • Kasus Suspek DAN • Hasil laboratorium tertentu positif untuk virus influenza A (H5) seperti antibodi spesifik pada 1 spesimen serum 13 Kasus Confirmed • Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) ATAU • Hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5 ATAU • Peningkatan titer antibody spesifik H5 sebesar>4kali lipat • Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5 14 PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Uji konfirmasi: b. Pemeriksaan Lain 1. Darah rutin: 1. Kultur & identifikasi virus. Leukopeni, limfositopeni & 2. Uji Real Time Nested PCR. trombositopeni 3. Uji serologi: a) Immunofluorescence test. 2. Kimia: Penurunan Alb, Peningkatan b) Uji netralisasi. LFT & RFT, Peningkatan c) Uji penapisan: kreatinin kinase, BGA a) Rapid test influenza A. abnomal. b) HI test. 3. Radiologi:serial foto dada c) ELISA. Infiltrat interstisial, lobar konsolidasi, airbronchogram Depkes, 2010, Sandrock & Kelly, 2007 15 DERAJAT PENYAKIT • Derajat 1: Pasien tanpa pneumonia. • Derajat 2: Pasien dg pneumonia ringan tanpa gagal napas. • Derajat 3: Pasien dg pneumonia berat & gagal napas. • Derajat 4: Pasien dg pneumonia berat & ARDS WHO, 2007 16 CXR serial 1 pasien. • A) CXR hr 1 saat pasien MRS, fokus infiltrat kecil paru tengah kanan. • B) CXR hari ke 2, adanya perkembangan infiltrat. • C) Hari 3, pneumonia telah berkembang di sebagian besar daerah tengah paru kanan. • D) Perkembangan lebih lanjut pada hari 4. • E) hari 6, dimana pasien meninggal. 17 Rencana Penatalaksanaan • • • Pengendalian Infeksi APD Pengendalian Droplet Kamar isolasi/tekanan negatif Pengobatan Spesifik Oseltamivir/Zanavamir Perawatan kritikal respirasi Alat bantu napas mekanik Profilaksis 18 Rawat Inap(Ruang Isolasi) • Semua penderita yang telah memenuhi kriteria avian influenza dan telah dilakukan seleksi di poliklinik atau IRD • Perawatan dilakukan sedikitnya 1 minggu di ruang perawatan isolasi • Semua pemeriksaan penunjang dilakukan di r.isolasi 19 Pengobatan • Pengobatan diberikan pada kasus suspek, probabel, dan konfirmasi • Antiviral golongan penghambat neuromiridase; oseltamivir dan zanamivir • Efektif diberikan 48 jam pertama 20 21 Penatalaksanaan • Penderita dirawat di r. Isolasi selama 7 hari • Oksigenasi, jika terdapat sesak napas dan cenderung ke arah gagal napas dengan mempertahankan saturasi O2>90% • Hidrasi, pemberian cairan infus atau minum banyak • Terapi simptomatis untuk gejala seperti flu • Oseltamivir, harus diberikan dalam waktu 36 jam setelah onset influenza, selama 5 22 hari Penatalaksanaan lanjt....1 Foto toraks ulang Laboratorium Pada kasus dengan respiratory distress, maka dilakukan pengobatan sesuai prosedur ARDS, dan penderita dirawat di ICU Selanjutnya dirawat di r.isolasi biasa, jika: - Hasil usap negatif (PCR atau biakan) - Setelah hari ke-7 demam ATAU - Demam berlanjut sampai 7 hari dan sesuai pertimbangan dokter yg merawat 23 Kriteria Rawat di ICU • Indikasi ventilasi mekanik bilamana terjadi gangguan pada parameter: - Mekanik: Respiratory rate >35x/mnt, volume tidal<5ml/kg BB - Ventilasi: PaCO2>55mmHg( tanpa adanya kelainan PPOKatau alkalosis metabolik terkompensasi - Oksigenasi: PaO2<60mmHg 24 Kriteria Rawat di ICU Lanjutan ....1 • Secara klinis: - Distress pernapasan; takipneu, berkeringat, napas cuping hidung - Tanda sumbatan jalan napas - Sianosis - Kesadaran menurun atau gelisah 25 Pemulangan Penderita Rawat Inap dan Follow Up • • - Pulang: Penderita tidak demam selama 72 jam Tidak batuk Perbaikan foto toraks Hasil laboratorium kembali normal Follow Up Penderita pulang wajib follow up Pemeriksaan ulang 1 minggu setelah pulang 26 Pencegahan • Orang yang beresiko terkena infeksi atau terpajan harus mendapat pencegahan dengan oseltamivir 75mg dosis tunggal selama 1 minggu • Jika tersedia vaksin, maka diberikan pada orang yang beresiko: 27 Profilaksis lanjt....1 Orang yang beresiko: - Semua orang yang diduga kontak dengan unggas atau peternakan unggas yang terinfeksi dengan avian influenza (H5N1), terutama: a. Yang bertugas memisahkan unggas sakit atau yang terlibat dalam pemusnahan unggas, dan b. Orang yang hidup dan bekerja di peternakan unggas di mana telah dilaporkan dugaan H5N1 atau di tempat pemisahan 28 Profilaksis lanjt......2 c.Tenaga kesehatan yang menangani kasus influenza H5N1 pada manusia d. Tenaga kesehatan yang bekerja pada sarana pelayanan darurat di daerah terjadinya influenza H5N1 pada burung 29 Influenza A H5N1 vs H1N1 NO INFLUENZA AH5N1 INFLUENZA AH1N1 1. Etiologi Virus influenza A H5N1 Virus influenza A H1N1 2. vektor unggas babi 3. gejala ILI ILI 4. Masa inkubasi 1-7 hari 1-7 hari(tersering 1-4 hari) 5. morbiditas rendah tinggi 6. mortality Tinggi(80%) Rendah(1-4%) 30 Influenza H1N1 vs H5N1 Manusia 31 Kontrol Infeksi • Pengendalian Infeksi -APD -Pengendalian droplet & airborne -Kamar isolasi/ tekanan negatif 32 Penutup Influenza A H5N1 dan H1N1 sulit dibedakan gejalanya dengan influenza seasonal Influenza A H1N1 mortalitas lebih rendah daripada H5N1, tapi dengan morbiditas lebih tinggi Penyebab kematian: respiratory distress Antiviral yang tersedia di Indonesia hanya oseltamivir, diberikan sedini mungkin Pengendalian infeksi menjadi kunci keberhasilan penanganan 33 Terima kasih L/O/G/O www.themegallery.com 34