Uploaded by Meileni Nurhayati

PROBABILITAS STATISTIKA EKONOMI

advertisement
PROBABILITAS
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistika Ekonomi 1)
Dosen Pengampu :
Tatok Endhiarto, SE., MSi
Penyusun :
Putri Permata Sari (180810201016)
Fara Khalisa Siti Harumi (180810201055)
Windi Kurnia Hidayati (180810201095)
Meileni Nurhayati (180810201098)
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, karunia,
serta hidayah-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengendalian
Risiko” sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Risiko. Ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Bapak Tatok Endhiarto selaku dosen pengampu mata kuliah Statistika
Ekonomi I.
2. Kawan kawan kelompok yang membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru
mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk
lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Jember, 7 Maret 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................
i
KATA PENGANTAR…………………………………………...……
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..
iii
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………
5
1.1 Latar belakang…………………………………………….
5
1.2 Rumusan masalah………………………………................
5
1.3 Tujuan…………………………………………………….
6
1.4 Manfaat…………………………………………………..
6
BAB 2. PEMBAHASAN……….……………………………………..
7
2.1 Pengertian Probabilitas……………………………………
7
2.2 Pendekatan Probabilitas………………………………….
9
2.3 Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas………………….
12
2.4 Teorema Bayes…………………………………………..
15
2.5 Diagram Pohon Probabilitas……………………………..
16
2.6 Prinsip Menghitung Probabilitas…………………………
17
BAB 3. PENUTUP……………………………………………………
19
3.1 Kesimpulan………………………………………………
19
3.2 Saran……………………………………….……………..
19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..
20
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mepresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah statistika
berbeda dengan statistik. Statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data,
sedang statistik adalah data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk
menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif.
Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan
probabilitas.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan denga beberapa pilihan
yang harus kita tentukan memilih yang mana. Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu kejadian yang mungkin terjadi dan kita harus
pintar-pintar mengambil sikap jika menemukan keadaan seperti ini. Probabilitas
didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran
tentang kemungkinan atau derajat ketidakpstian suatu peristiwa (event) yang akan
terjadi di masa mendatang. Rentangan probabilitas antara 0 sampai 1. Jika kita
mengatakan bahwa probabilitas sebuah peristiwa adaalh 1 maka peristiwa tersebut
pasti terjadi. Serta jumlah antara peluang suatu kejadian yang mungkin tidak
terjadi adalah satu, jika kejadian tersebut hanya memiliki 2 kemungkinan kejadian
yang mungkin terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Probabilitast?
2. Bagaimana pendekatan probabilitas?
3. Bagaimana konsep dasar dan hukum probabilitas?
4. Bagaimana teorema Bayes?
5. Bagaimana diagram pohon probabilitas?
6. Bagaimana prinsip menghitung probabilitas?
5
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Probabilitast?
2. Mengetahui pendekatan probabilitas?
3. Mengetahui konsep dasar dan hukum probabilitas?
4. Mengetahui teorema Bayes?
5. Mengetahui diagram pohon probabilitas?
6. Mengetahui prinsip menghitung probabilitas?
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa, sebagai sumber pengetahuan dan informasi berkaitan
dengan proses pembelajaran dan proses eksplorasi materi statistika
ekonomi mengenai probabilitas.
2. Bagi dosen, sebagai faktor pertimbangan nilai kemampuan mahasiswa.
3. Bagi lembaga, sebagai sumber referensi dan sumbangan pemikiran dalam
meningkatakan mutu kreatifitas dan pendidikan mahasiswa. Sebagai tolak
ukur atas hasil pembelajaran yang telah terjadi antara dosen dan
mahasiswa.
6
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Probabilitas
Lind (2002) mendefinisikan probabilitas sebagai berikut “Probabilitas adalah
suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa
mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam persentase”.
Ada tiga hal penting dalam membicarakan probabilitas yaitu percobaan
(experiment), hasil (outcome), dan peristiwa (event).
Percobaan (experiment) adalah aktivitas yang melahirkan suatu peristiwa.
Contohnya saja kegiatan melempar uang koin akan melahirkan peristiwa muncul
gambar atau angka, kegiatan jual beli saham akan melahirkan peristiwa membeli
atau menjual, perubahan harga – harga akan melahirkan inflasi dan deflasi,
mahasiswa yang giat belajar akan melahirkan prestasi yang memuaskan, sangat
memuaskan atau terpuji. Pertandingan sepak bola akan melahirkan peristiwa
menang, kalah, atau seri. Kegiatan-kegiatan yang melahirkan peristiwa tersebut
dikenal dengan percobaan.
Hasil (outcome) adalah suatu hasil dari percobaan. Dari suatu percobaan
akan memberikan hasil. Dari contoh kegiatan diatas dapat diperoleh hasil berikut.
PERCOBAAN
HASIL
1. muncul gambar
Kegiatan melempar uang
2. muncul angka
1. menjual saham
Kegiatan perdagangan saham
2. membeli saham
1. inflasi (harga naik)
Perubahan harga
2. deflasi (harga turun)
1. lulus memuaskan
Mahasiswa belajar
2. lulus sangat memuaskan
3. lulus terpuji
1. menang
Pertandingan Sepak Bola
2. kalah
7
Jadi hasil adalah seluruh kemungkinan peristiwa yang akan terjadi akibat
adanya suatu percobaan atau kegiatan.
Peristiwa (event) adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi
pada sebuah percobaan atau kegiatan.
Peristiwa menunjukkan hasil yang terjadi dari suatu kejadian. Dalam setiap
percobaan atau kegiatan hanya ada satu kemungkinan hasil. Pada kegiatan jual
beli saham, kalau tidak membeli berarti menjual. Pada perubahan harga terjadi
inflasi atau deflasi. Pada pertandingan sepak bola juga terjadi satu peristiwa,
apakah klub sepak bola tersebut menang, kalah atau seri. Tidak mungkin dalam
suatau pertandingan sepak bola, misalnya Liverpool VS Arsenal, hasilnya
Liverpool menang juga kalah. Peristiwa yang mungkin adalah Persita menang,
kalah atau seri. Berikut adalah urutan percobaan, hasil, dan peristiwa.
Percobaan / Kegiatan
Pertandingan sepak bola Liverpool VS Arsenal di
Stadion Anfield, tanggal 12 Januari 2012
Liverpool Menang
Hasil
Liverpool Kalah
Seri
Peristiwa
Liverpool Menang
Jadi menyatakan Probabilitas adalah sebagai berikut “Probabilitas
dinyatakan dalam bentuk pecahan antara 0 sampai 1. Probabilitas 0 menunjukkan
suatu yang tidak mungkin terjadi, sedang probabilitas 1 menunjukkan peristiwa
pasti terjadi.
Probabilitas dapat dinyatakan dalam persentase atau desimal. Misalnya
sebagai berikut.
(a)
Pada hari Jumat adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan investor
berusaha meraih keuntungan melalui penjualan saham atau yang biasanya
diistilahkan dengan profit taking, sehingga probabilitas menjual mencapai
0,7 sedangkan jika membeli 0,3.
8
(b)
Melihat kondisi kesiapan fisik dan mental para pemain Liverpool dan
Arsenal, maka Liverpool mempunyai probabilitas menang 64% : 36%
dibandingkan Arsenal.
Probabilitas dengan kejadian nilai nol adalah peristiwa yang tidak mungkin
terjadi, misalkan sebagai berikut.
(a)
Tingkat Inflasi dan suku bunga dalam satu tahun takwim di Indonesia 0%.
(b)
Seluruh tanaman dan ternak di Indonesia mati, atau
(c)
Seorang anak balita melahirkan bayi.
Probabilitas kejadian dengan nilai satu adalah peristiwa yang pasti terjadi,
misalkan sebagai berikut.
(a)
Semua pasti mati
(b)
Semua harga barang dan jasa pasti berubah
(c)
Tidak ada kondisi manusia yang statis
2.1 Pendekatan Probabilitas
Untuk menentukan tingkat probabilitas ada tiga pendekatan yaitu pendekatan
klasik, pendekatan relatif, dan pendekatan subjektif.
1.
Pendekatan Klasik
Mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan untuk
terjadi yang sama besar. Probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai
rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil ( rasio
peristiwa terhadap hasil).
𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 =
Percobaan
Kegiatan melempar uang
Kegiatan perdagangan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 (𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
Hasil
1. Muncul gambar
2. Muncul angka
1. Menjual saham
9
Hasil
2
2
Probabilitas
0,5
saham
Perubahan harga
2. Membeli saham
1. Inflasi
0,5
2
2. Deflasi
0,5
1. Lulus memuaskan
Mahasiswa belajar
2. Lulus sangat memuaskan
3. Lulus terpuji
3
0,333
Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan yang sama
untuk terjadi pada kegiatan jual beli saham. Jumlah hasil ada 2, dan hanya 1
peristiwa terjadi, maka probabilitas menjual atau membeli adalah sama ½.
Pada suatu percobaan dimana ada satu peristiwa yang terjadi, sehingga
peristiwa lain tida dapat terjadi pada suatu percobaan dengan waktu yang sama
dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually exclusive).
Jika pada suatu percobaan nya mempunyai hasil lebih dari satu, dan semua
hasil mempunyai probabilitas yang sama serta hanya satu peristiwa terjadi, maka
peristiwa ini disebut lengkap terbatas kolektif (collective exhaustive). Pada
Lengkap terbatas kolektif sedikitnya satu dari seluruh hasil yang ada, pasti terjadi
pada setiap percobaan atau kegiatan yang dilakukan.
2.
Pendekatan Relatif
Besar probabilitas suatu peristiwa tergantung pada berapa banyak suatu
peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaaan atau kegiatan yang dilakukan.
𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛/𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
Pada kegiatan jual beli saham di BEJ terdapat 3.000.000 transaksi yang
terdiri atas 2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli. Peristiwa ini
didorong aksi profit taking. Maka probabilitas jual adalah = (2.455.000/3.000.000)
= 0,82 dan probabilitas beli (545.000/3.000.000) = 0,18.
Pada kejadian perubahan harga, maka dilihat apakah setiap bulan terjadi
inflasi atau deflasi. Data dari BPS adalah sebagai berikut :
10
Bulan
Inflasi
Bulan
Inflasi
Bulan
Inflasi
Bulan
Inflasi
1
1,99
4
-0,24
7
0,82
10
0,54
2
1,50
5
0,80
8
0,29
11
1,85
3
-0,02
6
0,36
9
0,53
12
1,20
Dari data di atas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 10, dan jumlah
bulan deflasi 2 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas terjadinya inflasi
adalah =10/12 = 0,83 dan probabilitas terjadinya bulan deflasi adalah = 2/12 =
0,17. Atau dinyatakan dalam persen, probabilitas inflasi sebesar 83% dan
probabilitas deflasi 17%.
Pada wisuda sarjana 2006 dari 900 mhasiswa, 520 mahasiswa lulus dengan
memuaskan, 295 lulus dengan sangat memuaskan, dan 85 lulus dengan terpuji.
Maka probabilitas lulus memuaskan adalah = 520/900 = 0,58 ; lulus dengan
sangat memuaskan = 295/900 = 0,33 ; lulus dengan terpuji = 85/900 = 0,09.
Jadi, pendekatan relatif mendasarkan besarnya probabilitas pada banyaknya
suatu peristiwa terjadi dan keseluruhan percobaan, kegiatan atau pengamatan yang
dilakukan.
3.
Pendekatan Subjektif
Menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada
penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Penilaian subjektif
diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh atau
berdasarkan keyakinan. Misalnya sebagai berikut.
(a)
Menurut pengamat politik, Fauzi Bowo akan terpilih sebagai Gubernur DKI
Jakarta pada Pilkada Agustus 2007
(b)
Menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani pada tahun 2007,
Indonesia akan mengalami gejala krisis, walaupun fondasi ekonomi kuat.
(c)
Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah Statistika.
Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan
mungkin tidak banyak menggunakan informasi sebagai dasar pertimbangan.
11
2.3 Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas
Probabilitas kejadian yang dilambangkan dengan P,apabila kejadian jual
saham dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual saham dinyatakan
dengan P(A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham adalah B, maka probabilitas
beli saham adalah P(B).
1.
Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas (mutually
exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan. Apabila kejadian menjual saham P(A), maka
kejadian membeli saham P(B) tidak terjadi pada waktu bersamaan.
Jika kejadian A dan B saling lepas, hukum penjumlahan menyatakan
bahwa probabilitas suatu kejadian atau probabilitas kejadian lain terjadi sama
dengan penjumlahan probabilitas masing-masing kejadian. Hukum tersebut
dinyatakan sebagai berikut:
P (A atau B) = P(A) + P(B)
Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n yaitu:
P(A atau B atau … n) = P(A) + P(B)
Contoh :
Berikut adalah kegiatan perdangan saham di BEJ untuk tiga perusahaan
perbankan dengan jumlah total sebanyak 200 traksaksi.
Jenis Transaksi
Volume Transaksi
Jual saham
120
Beli saham
80
Jumlah total transaksi
200
Dari tabel di atas diketahui bahwa:
Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0,60
Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0,40
Sehingga Probabilitas A atau B,
P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0
12
2.
Peristiwa/Kejadian Bersama
Peristiwa atau kejadian bersama Non Mutually Exclusive (Joint) yaitu dua
peristiwa atau lebih dapat terjadi bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama).
Probabilitas peristiwa atau kejadia bersama dirumuskan sebagai berikut :
P(A atau B) = P(A) = P(B) – P(A dan B)
Contoh : Pada pengambilan kartu secara acak dari satu set kartu bridge yang
lengkap. Kejadian :
1) Terpilihnya kartu As
2) Terpilihnya kartu wajik
Hitung P(A ∪ B)
4
13
1
Jawab : P(A) = 52, P(B) = 52, P(A ∪ B) = 52 (kartu As wajik)
= P(A B) =P(A) + P(B) – P(AB)
4
13
1
= 52 + 52 - 52 =
3.
4
13
Hukum Perkalian
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen yaitu
suatu peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A
dan B independen, apabila peristiwa A terjadi, maka tidak menghalangi terjadinya
peristiwa B. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan menghendaki peristiwa saling
lepas, sedang untuk perkalian menghendaki peristiwa independen.
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling
independen dinyatakan sebagai berikut:
P (A dan B) = P(A) x P(B)
Untuk menggambarkan hukum perkalian dan peristiwa yang saling lepas
independen diberikan contoh berikut:
(a)
Melempar dua buah mata uang ke udara, pada lemparan pertama muncul
gambar, maka pada lemparan kedua bisa muncul gambar lagi atau angka. Ini
menunjukkan
bahwa
hasil
lemparan
pertama,
tidak
memengaruhi
probabilitas kejadian kedua.
(b)
Melakukan tiga transaksi jual beli saham. Pada transaksi pertama, menjual
saham. Pada transaksi kedua dan ketiga, bisa menjual atau membeli saham.
Ini juga menunjukkan bahwa probabilitas pada peristiwa kedua dan ketiga
13
tidak dipengaruhi atau bebas dari pengaruh peristiwa atau kejadian pertama.
Inilah yang dimaksud dua peristiwa bersifat independen.
4.
Probabilitas Bersyarat
Probabilitas suatu peristiwa akan terjadi, dengan ketentuan peristiwa lain
telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B
terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan sebagai berikut:
P (A dan B) = P(A) x P(A|B)
Peristiwa probabilitas bersyarat dapat dicontohkan:
(a)
Probabilitas kejadian menjual saham BCA? Pada peristiwa ini kejadian
saham BCA terjadi setelah peristiwa jual. Apabila probabilitas jual adalah
P(A) dan probabilitas saham BCA P(D) maka probabilitas bersyaratnya
dinyatakan P(D|A).
(b)
Probabilitas kejadian saham BCA terjual. Pada peristiwa ini kejadian jual
terjadi setelah kejadian saham BCA. Maka probabilitas bersyaratnya
dinyatakan P(A|D)
5.
Peristiwa Pelengkap
Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B
yang saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka perisitwa B
pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam
bentuk
Diagram
Venn
dinyatakan
sebagai
berikut:
P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 - P(B)
BB
AA
Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa
komplemen. Beberapa
contoh dalam kaitan hubungan komplemen adalah : (a) kegiatan jual beli saham
menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A) atau kegiatan beli P(B),
kemungkinan peristiwanya adalah P(A) atau P(B). apabila diketahui bahwa P(A)
0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2. (b) iklim di Indonesia dinyatakan
14
dengan dua hasil yaitu hujan (P(A)) atau kemarau (P(B)). Apabila probabilitas
P(A) = 0,2, maka P(B) = 1 – 0,2 = 0,8.
2.4 Teorema Bayes
Teorema Bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Presbyterian Inggris pada
tahun 1763 yang bernama Thomas Bayes. Teorema Bayes ini kemudian
disepurnakan oleh Laplace. Teorema Bayes digunakan untuk menghitung
probabilitas terjadinya suatu peistiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari
hasil observasi.
Teorema ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya peristiwa
A dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa B
dengan syarat peristiwa A telah terjadi.Teorema ini didasarkan pada prinsip
bahwa tambahan informasi dapat memperbaiki probabilitas.
Misalkan, suatu himpunan kejadian yang merupakan suatu sekatan ruang
sampel S dan P(Bi) ≠ 0 untuk i = 1, 2,...n. Dan misalkan A suatu kejadian
sembarang dalam S dengan P(A) ≠ 0.
Contoh Soal
Dari 900 karyawan di suatu perusahaan diketahui 600 berkinerja baik dan 300
berkinerja tidak baik. Jika 36 berkinerja baik adalah telah mengikuti pelatihan dan
12 dari yang berkinerja tidak baik adalah telah mengikuti pelatihan. Seorang
karyawan akan dipilih secara random. Tentukanlah probabilitas karyawan yang
terpilih yang telah mengikuti pelatihan.
15
Ikut Pelatihan
Tidak Ikut Pelatihan
Jumlah
Berkinerja baik
36
564
600
Berkinerja tidak
12
288
300
Jumlah
48
852
900
baik
B1 = kejadian terpilih karyawan berkinerja baik
B2 = kejadian terpilih karyawan kinerja tidak baik
A = kejadian terpilih karyawan yang mengikuti pelatihan
Rumus:
P(A) = P(B1)P(A|B1)+(P(B2)P(A|B2)
P(B1)
= n(B1)/n(S) = 600/900= 2/3 = 0,67
P(B2)
= n(B2)/n(S) = 300/900 = 1/3 =0,33
P(A|B1) = 36/600 = 6/100 = 0,06
P(A|B2) = 12/300 =2/50 = 0,04
P(A) = P(B1)P(A|B1)+(P(B2)P(A|B2)
= 0,67 x 0,06 + 0,33 x 0,04
= 0,0402 + 0,0132
= 0,0534
2.5 Diagram Pohon Probabilitas
Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon, dimulai
dari batag kemudian menuju ranting dan daun. Diagram pohon dimaksudkan
untuk membantu menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan
probabilitas bersama. Diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis
keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat tahapan-tahapan pekerjaan. Misalnya
sebagai berikut.
Contoh :
Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 60% dari usaha kecil dan
menengah (UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan hukum. Ban
16
sebagai lembaga pembiayaan dengan memperhatikan aspek kehati-hatian
memberikan probabilitas 80% kepada UKM berbadan hukum untuk mendapatkan
kredit, sedangkan yang tidak berbadan hukum masih mempunyai kesempatan
mendapat kredit sebesar 20%. Hitunglah berapa persen probabilitas UKM
mendapatkan kredit dari bank?
Penyelesaian:
Dapat kredit
Badan hukum
(0,4)
1
1 x 0,4 x 0,8 = 0,32
(0,8)
Tidak Dapat
1 x 0,4 x 0,2 = 0,08
kredit (0,2)
Tidak Badan
hukum
(0,4)
Dapat kredit
1 x 0,6 x 0,2 = 0,12
(0,2)
Tidak Dapat
1 x 0,6 x 0,8 = 0,48
kredit (0,8)
Jadi probabilitas UKM untuk mendapatkan kredit sebesar
= 0,32 + 0,12 = 0,44.
2.6 Prinsip Menghitung Probabilitas
Ada beberapa prinsip menghitung yang bermanfaat dalam mempelajari
probabulitas yaitu faktorial, permutasi, dan kombinasi.
1.
Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa bayak cara yang mungkin
dalam mengatur suatu kelompok.
2.
Permutasi
Digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat
satu kelompok objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut:
𝑛𝑃𝑟 =
𝑛!
(𝑛 − 𝑟)!
Di mana:
P
: jumlah permutasi atau cara objek susun
N
: jumlah total objek yang disussun
R
: jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r dapat sama
dengan n atau lebih dari
17
!
: tanda dari factorial
3.
Kombinasi
Dipergunakan apabila tertarik pada beberapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memerhatikan urutannya.
Rumus kombinasi:
nCr =
𝑛!
𝑟!(𝑛−𝑟)!
18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Statistika dapat dibedakan sebagai statistika teoritis dan statistika terapan.
Statistika teoritis merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori
statistika, teori penarikan contoh, distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika
terapan merupakan penggunaan statistika teoritis yang disesuaikan dengan bidang
tempat
penerapannya.
Teknik-teknik penarikan kesimpulan seperti
cara
mengambil sebagian populasi sebagai contoh, cara menghitung rentangan
kekeliruan dan tingkat peluang, menghitung harga rata-rata.
Tanpa menguasai statistika adalah tak mungkin untuk dapat menarik
kesimpulan induktif dengan sah. Statistika harus mendapat tempat yang sejajar
dengan matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang
merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik. Statistika
merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara
ilmiah. Statistika membantu untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan
karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
Probabilitas
adalah harga
angka
yang
menunjukkan
seberapa
besar kemungkinan suatu peristiwa terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang
mungkin terjadi.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah tentang Probabilitas ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan baru baru mahasiswa, sehingga dapat
membantu dalam memudahkan pengerjaan perkejaan yang terkait dengan dengan
probabilitas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Meilia Nur Indah S, 2014. Statistika Deskriptif dan Induktif. Yang menerbitkan
Graha Ilmu : Yogyakarta.
Saleh, Samsubar. 1989. Statistik Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Universitas
Gajah Mada Yogyakarta : BPFE.
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Jakarta : Erlangga.
Suharyadi & Purwanto.S.H. 2008.“Statisika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern”. Jakarta: Salemba.
20
Download