Bahan Sterilisasi Pulpa Sterilisasi saluran akar secara kimia merupakan metode yang paling banyak dilakukan di klinik. Saluran akar disterilkan dengan bahan-bahan sterilisasi.3 Bahan sterilisasi saluran akar adalah obat atau medikamen intrasaluran akar sebagai tindakan pelengkap pada tindakan desinfeksi saluran akar. Desinfeksi saluran akar merupakan tindakan untuk menghilangkan mikroorganisme patogenik yang harus didahului oleh pembersihan pada jaringan pulpa dan debris yang memadai, dilanjutkan pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar adalah tahap penting dalam perawatan endodontik.4 Obat saluran akar mempunyai fungsi membantu mengeluarkan mikroorganisme, mengurangi rasa sakit, menghilangkan eksudat apikal, mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras. Medikamen saluran akar digunakan dengan tujuan:3 1. mengeliminasi bakteri yang tidak dapat dihancurkan dengan proses chemo-mechanical seperti instrumentasi dan irigasi, 2. mengurangi inflamasi periradikular dan rasa sakit, 3. mengeliminansi eksudat apical, 4. mencegah atau menghentikan resorpsi akar, 5. mencegah infeksi berulang ketika restorasi sementara rusak. Ada dua tipe dasar obat-obatan yang digunakan untuk membantu membersihkan bakteri yaitu antibiotik dan antiseptik. Kelebihan dari antibiotik adalah antibiotik mempunyai indeks terapeutik yang luas, tetapi kekurangannya adalah efeknya hanya mengenai organisme tertentu. Antiseptik mempunyai spektrum aksi yang lebih luas tetapi umumnya lebih toksik terhadap host.5 Adapun syarat suatu medikamen intrakanal yang ideal adalah:6 - Tidak mengiritasi - Sangat efektif sebagai germisid dan fungisid - Tidak mempengaruhi jaringan periapikal - Tidak merusak struktur gigi - Dapat memasuki jaringan-jaringan yang lebih dalam - Stabil dalam larutan - Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar - Anodyne (obat pereda sakit) - Efek mikrobial lama dan dapat menyerang mikroorganisme dengan baik - Aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan - Mempunyai tegangan permukaan rendah A. Clorophenol Kamfer Mentol (ChkM) Sifat Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi yang kecil dan mempunyai spektrum antibakteri yang luas sehingga dapat digunakan dalam semua perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. Sifat lainnya adalah :3 Tidak mengiritasi pulpa Tidak merubah warna gigi Mempunyai daya anestesi pada pulpa yang meradang Dapat menembus jaringan vital atau non-vital sehingga dapat mencapai kumankuman yang terletak jauh dalam dentin Indikasi Disinfektan pada dentin setelah preparasi kavitas Disinfektan setelah pulpectomy dan pupl dressing Perawatan untuk radang / luka Disinfektan root canal7 Kelebihan sifat mengiritasi jaringannya lebih kecil daripada formokresol mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif terhadap jamur mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. disinfektan yang kuat untuk infeksi root canal efektif untuk infeksi periapikal komposisi oilnya membantu untuk tetap aktif dalam jangka waktu lama. Dalam bentuk gas, ia mampu menembus tubuli dentinalis dan kanal meduler, mencapai periapex, kemudian mensterilkan jaringan dan permukaan yang terkontaminasi.7 Kekurangan Memiliki efek sitotoksisitas jika digunakan untuk jangka panjang Komposisi Bahan7,8 para-klorophenol Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar dan untuk memperbesar khasiat phenol. Kamfer di saluran akar dipisahkan dalam bentuk kristal halus yang menempel pada dinding saluran akar dan memperlama efek desinfektan karna tidak larut dalam air. Kamfer digunakan sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi daripada klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial. Menthol bersifat vasokontriksi sehingga memperkecil hiperemia yang disebbkan oleh kamfer. Menthol dapat mengurangi sifat iritasi chlorfenol dan mengurangi rasa sakit. B. Formocresol Cairan yang digunakan dalam perawatan Endodontik dari gigi sulung untuk mumifikasi pulpa dan sebagai obat kuratif intrakanal. Sifat Antiseptik Mumifikasi jaringan gigi Indikasi Merupakan suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang ditemukan didalam saluran akar. Penggunaan formokresol dalam konsentrasi rendah karena pada tiap kasus yang kompounnya diuji terhadap jaringan hidup, nekrosis diikuti oleh suatu reaksi inflamatori resisten.9 Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan diindikasikan pada perawatan pulpektomi.6 Kelebihan Merupakan bahan sterilisasi yang sangat efektif digunakan pada bakteri aerobik maupun anaerobik. Kekurangan8 Jaringan yang dirawat dengan formokresol menghasilkan suatu respon imun berantara-sel Formokresol juga dapat menimbulkan efek nekrosis Dapat berpenetrasi ke foramen apikal Tidak membentuk jembatan dentin. Komposisi Bahan Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1. Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat dilarutkan dan tidak dapat membusuk. C. Cresophene Sifat Memiliki efek iritan yang rendah Reaksinya rendah terhadap apikal Indikasi Pemakaian terutama pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awal akibat instrumentasi berlebih. Dapat juga digunakan sebagai desinfeksi pada saluran akar sebelum proses obturasi dan sebagai bahan dressing pada saluran akar yang terinfeksi.6 Kelebihan Sifat-sifat dari bahan ini memiliki efek iritan yang rendah dan reaksinya rendah terhadap apikal. Dexamethasone yang dikandung dalam cresophene merupakan kortikosteroid yang jauh lebih aktif dibandingkan dengan hidrokortison dan dapat mengurangi inflamasi. Keuntungan lainnya adalah : 1. Desinfeksi saluran akar dengan zat bakterisidal yang kuat yaitu parachlorophenol 2. Mengandung dexamethasone yang bersifat antiinflamasi 3. Mengandung thymol dan camphor yang berfungsi sebagai antiseptic 4. Dapat mensterilkan ruang pulpa selama aplikasi pulpektomi vital 5. Dapat digunakan dalam sterilisasi kavitas yang dalam. Kekurangan bersifat sitotoksik, karsinogenik mutagenik dan teratogenik. Komposisi Bahan Cresophene terdiri dari bahan-bahan yang mengandung efek bakterisidal yang kuat, yaitu : Dexamethasone : 10 % Thymol :5% Parachlorofenol : 30 % Camphor : 64,90 % D. Tri Kresol Formalin (TKF) TKF atau Trikresol Formalin adalah disinfektan atau antiseptic yang digunakan pada saluran akar sebelum dilakukan pengisian saluran akar, tujuannya adalah mensterilkan dari bakteri anaerob. Adanya campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Sifat Merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. Indikasi bahan fiksasi antimikroba saluran akar Kelebihan cukup efektif untuk mendesinfeksi kavitas pulpa. Sebagai antimikroba saluran akar. Kekurangan Sangat toksik pada jaringan periapikal Bersifat mutagenik dan karsinogenik Jika pengaplikasian berlebih dapat menyebabkan periodontitis Komposisi Bahan Liquid formaldehid Cresol Desinfektan yang lebih kuat daripada phenol, dapat membasmi dan menghilangkan bau Dapat dicampur dengan formaldehid dalam semua perbandingan Menghilangkan rasa sakit, mengurangi efek rangsangan dari formaldehid Bersifat saponifikasi, lemak dan asam lemak diubah menjadi antiseptik. BAHAN MEDIKAMEN Syarat bahan disinfeksi saluran akar: 1. suatu germisida dan fungisida yang efektif 2. tidak mengiritasi jarigan periapikal 3. tetap stabil dalam larutan 4. mempunyai efek antimikrobial yang lama 5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan 6. mempunyai tegangan permukaan rendah 7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal 8. tidak menodai struktur gigi 9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan 10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan antibiotika. 1. Eugenol Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan canpuran tumpatan sementara. (Zn Oksid-eugenol). 2. ChKM (Chlorphenol kamfer menthol) Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya; para-klorophenol. Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit. 3. Cresatin Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi. 4. Cresophene Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi. 5. Formocresol Kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1, Formalin adalah disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak dapat dilarutkan, tidak dapat menjadi busuk . Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan efek nekrosis dan inflamasi persisten pada jaringan vital. Selain itu juga bisa menimbulkan respon imun berantara-sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah. 6. Glutardehide Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat dan fiksatif. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat intrasaluran. Pada penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada pemeriksaan histologik. 7. TKF (Trikresol formalin) Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Bersifat merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. 8. CaOH Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Studi singkat oleh Grosman dan Stevens menemukan kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya melumerkan jaringan pulpa nekrotik. Tronstad dkk, menunjukkan bahwa CaOH menyebebkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompoun diletakkan pada saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar. 9. N2 Suatu kompoun yang mengandung Paraformaldehida sebagai unsur utamanya, dinyatakan baik sebagai medikamen intra saluran maupu sebagai siler. N2 mengandung eugenol dan fenilmerkuri borat, dan kadang bahan tambahan termasuk timah hitam, kortokosteroid, antibiotika, dan minyak wangi. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa antibakterial N2 hanya sebentar dan menghilang kira-kira dalam waktu seminggu atau sepuluh hari. 10. Halogen Yang termasuk golongan ini adalah: 1. sodium hipoklorit Klorin dengan berat atom terendah menpunai daya antibakteri yang terbesar. Uap sodium hipoklorit bersifat bakterisidal. Disinfektan klorin bukan kompoun yang stabil karena berinteraksi cepat dengan bahan organik, sehingga baik diaplikasikan pada saluran akar tiap dua hari sekali. 2. Yodida Yodin sangat reaktif, berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga penetrasinya tidak terganggu. Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Seperti kompoun klorin bahan ini efek antibakterialnya sebentar, tetapi merupakan medikamen yang paling sedikit mengiritasi. Indikasi Pulpotomi Indikasi Pulpotomi 1. Lesi karies besar dengan kehilangan substansi marginal ridge satu pertiga atau lebih. 2. Gigi bebas dari pulpitis akar, ini terdiri dari: a. Riwayat rasa sakit spontan yang berimplikasi pada pulpitis irreversible yang meluas ke jaringan akar. b. Pendarahan yang ekstensif dan persisten yang berimplikasi pada peradangan jaringan akar. 3. Masih ada dua pertiga panjang akar dari gigi sulung. 4. Tidak ada abses atau fistula. 5. Tidak ada inter-radikular bone loss. 6. Tidak ada resorpsi internal dari ruang pulpa atau saluran pulpa (Duggal dkk., 2002). Kontraindikasi Pulpotomi 1. Gigi yang tidak dapat direstorasi 2. Keterlibatan bifurkasi atau trifurkasi atau adanya abses 3. Kurang dari dua pertigapanjang akar yang tersisa 4. Gigi permanen pengganti sudah erupsi (Duggal dkk., 2002).