Uploaded by Muhammad Ervin Febrian

bahan sterilisasi dan medikamen

advertisement
Bahan Sterilisasi Pulpa
Sterilisasi saluran akar secara kimia merupakan metode yang paling banyak dilakukan
di klinik. Saluran akar disterilkan dengan bahan-bahan sterilisasi.3 Bahan sterilisasi saluran
akar adalah obat atau medikamen intrasaluran akar sebagai tindakan pelengkap pada tindakan
desinfeksi saluran akar. Desinfeksi saluran akar merupakan tindakan untuk menghilangkan
mikroorganisme patogenik yang harus didahului oleh pembersihan pada jaringan pulpa dan
debris yang memadai, dilanjutkan pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara
biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar adalah tahap
penting dalam perawatan endodontik.4
Obat saluran akar mempunyai fungsi membantu mengeluarkan mikroorganisme,
mengurangi rasa sakit, menghilangkan eksudat apikal, mempercepat penyembuhan dan
pembentukan jaringan keras. Medikamen saluran akar digunakan dengan tujuan:3
1. mengeliminasi bakteri yang tidak dapat dihancurkan dengan proses chemo-mechanical
seperti instrumentasi dan irigasi,
2. mengurangi inflamasi periradikular dan rasa sakit,
3. mengeliminansi eksudat apical,
4. mencegah atau menghentikan resorpsi akar,
5. mencegah infeksi berulang ketika restorasi sementara rusak.
Ada dua tipe dasar obat-obatan yang digunakan untuk membantu membersihkan
bakteri yaitu antibiotik dan antiseptik. Kelebihan dari antibiotik adalah antibiotik mempunyai
indeks terapeutik yang luas, tetapi kekurangannya adalah efeknya hanya mengenai organisme
tertentu. Antiseptik mempunyai spektrum aksi yang lebih luas tetapi umumnya lebih toksik
terhadap host.5
Adapun syarat suatu medikamen intrakanal yang ideal adalah:6
-
Tidak mengiritasi
-
Sangat efektif sebagai germisid dan fungisid
-
Tidak mempengaruhi jaringan periapikal
-
Tidak merusak struktur gigi
-
Dapat memasuki jaringan-jaringan yang lebih dalam
-
Stabil dalam larutan
-
Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar
-
Anodyne (obat pereda sakit)
-
Efek mikrobial lama dan dapat menyerang mikroorganisme dengan baik
-
Aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan
-
Mempunyai tegangan permukaan rendah
A. Clorophenol Kamfer Mentol (ChkM)
Sifat
Bahan ini memiliki kemampuan desinfeksi dan sifat mengiritasi yang kecil dan
mempunyai spektrum antibakteri yang luas sehingga dapat digunakan dalam semua
perawatan saluran akar gigi yang mempunyai kelainan apikal. Sifat lainnya adalah :3

Tidak mengiritasi pulpa

Tidak merubah warna gigi

Mempunyai daya anestesi pada pulpa yang meradang

Dapat menembus jaringan vital atau non-vital sehingga dapat mencapai kumankuman yang terletak jauh dalam dentin
Indikasi

Disinfektan pada dentin setelah preparasi kavitas

Disinfektan setelah pulpectomy dan pupl dressing

Perawatan untuk radang / luka

Disinfektan root canal7
Kelebihan

sifat mengiritasi jaringannya lebih kecil daripada formokresol

mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif terhadap jamur

mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran akar.

disinfektan yang kuat untuk infeksi root canal

efektif untuk infeksi periapikal

komposisi oilnya membantu untuk tetap aktif dalam jangka waktu lama.

Dalam bentuk gas, ia mampu menembus tubuli dentinalis dan kanal meduler,
mencapai periapex, kemudian mensterilkan jaringan dan permukaan yang
terkontaminasi.7
Kekurangan

Memiliki efek sitotoksisitas jika digunakan untuk jangka panjang
Komposisi Bahan7,8

para-klorophenol  Mampu memusnahkan berbagai mikroorganisme dalam saluran
akar dan untuk memperbesar khasiat phenol.

Kamfer  di saluran akar dipisahkan dalam bentuk kristal halus yang menempel pada
dinding saluran akar dan memperlama efek desinfektan karna tidak larut dalam air.
Kamfer digunakan sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi
daripada klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial.

Menthol  bersifat vasokontriksi sehingga memperkecil hiperemia yang disebbkan
oleh kamfer. Menthol dapat mengurangi sifat iritasi chlorfenol dan mengurangi rasa
sakit.
B. Formocresol
Cairan yang digunakan dalam perawatan Endodontik dari gigi sulung untuk
mumifikasi pulpa dan sebagai obat kuratif intrakanal.
Sifat

Antiseptik

Mumifikasi jaringan gigi
Indikasi
Merupakan suatu medikamen bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif
terhadap mikroorganisme aerobik dan anaerobik yang ditemukan didalam saluran akar.
Penggunaan formokresol dalam konsentrasi rendah karena pada tiap kasus yang kompounnya
diuji terhadap jaringan hidup, nekrosis diikuti oleh suatu reaksi inflamatori resisten.9
Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan fiksasi. Dan
diindikasikan pada perawatan pulpektomi.6
Kelebihan

Merupakan bahan sterilisasi yang sangat efektif digunakan pada bakteri aerobik
maupun anaerobik.
Kekurangan8

Jaringan yang dirawat dengan formokresol menghasilkan suatu respon imun
berantara-sel

Formokresol juga dapat menimbulkan efek nekrosis

Dapat berpenetrasi ke foramen apikal

Tidak membentuk jembatan dentin.
Komposisi Bahan
Bahan ini adalah kombinasi formalin dan kresol dalam perbandingan 1:2 atau 1:1.
Formalin merupakan desinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu
substansi yang tidak dapat dilarutkan dan tidak dapat membusuk.
C. Cresophene
Sifat

Memiliki efek iritan yang rendah

Reaksinya rendah terhadap apikal
Indikasi
Pemakaian terutama pada gigi dengan periodontitis apikalis tahap awal akibat
instrumentasi berlebih. Dapat juga digunakan sebagai desinfeksi pada saluran akar sebelum
proses obturasi dan sebagai bahan dressing pada saluran akar yang terinfeksi.6
Kelebihan
Sifat-sifat dari bahan ini memiliki efek iritan yang rendah dan reaksinya rendah
terhadap
apikal.
Dexamethasone
yang
dikandung
dalam
cresophene
merupakan
kortikosteroid yang jauh lebih aktif dibandingkan dengan hidrokortison dan dapat
mengurangi inflamasi. Keuntungan lainnya adalah :
1. Desinfeksi saluran akar dengan zat bakterisidal yang kuat yaitu parachlorophenol
2. Mengandung dexamethasone yang bersifat antiinflamasi
3. Mengandung thymol dan camphor yang berfungsi sebagai antiseptic
4. Dapat mensterilkan ruang pulpa selama aplikasi pulpektomi vital
5. Dapat digunakan dalam sterilisasi kavitas yang dalam.
Kekurangan

bersifat sitotoksik, karsinogenik mutagenik dan teratogenik.
Komposisi Bahan
Cresophene terdiri dari bahan-bahan yang mengandung efek bakterisidal yang kuat,
yaitu :

Dexamethasone
: 10 %

Thymol
:5%

Parachlorofenol
: 30 %

Camphor
: 64,90 %
D. Tri Kresol Formalin (TKF)
TKF atau Trikresol Formalin adalah disinfektan atau antiseptic yang digunakan pada
saluran akar sebelum dilakukan pengisian saluran akar, tujuannya adalah mensterilkan dari
bakteri anaerob. Adanya campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin.
Sifat

Merangsang jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
Indikasi

bahan fiksasi

antimikroba saluran akar
Kelebihan

cukup efektif untuk mendesinfeksi kavitas pulpa.

Sebagai antimikroba saluran akar.
Kekurangan

Sangat toksik pada jaringan periapikal

Bersifat mutagenik dan karsinogenik

Jika pengaplikasian berlebih dapat menyebabkan periodontitis
Komposisi Bahan

Liquid formaldehid

Cresol
 Desinfektan yang lebih kuat daripada phenol, dapat membasmi dan
menghilangkan bau
 Dapat dicampur dengan formaldehid dalam semua perbandingan
 Menghilangkan rasa sakit, mengurangi efek rangsangan dari formaldehid
 Bersifat saponifikasi, lemak dan asam lemak diubah menjadi antiseptik.
BAHAN MEDIKAMEN
Syarat bahan disinfeksi saluran akar:
1. suatu germisida dan fungisida yang efektif
2. tidak mengiritasi jarigan periapikal
3. tetap stabil dalam larutan
4. mempunyai efek antimikrobial yang lama
5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan
6. mempunyai tegangan permukaan rendah
7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal
8. tidak menodai struktur gigi
9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan
10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel
Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan
antibiotika.
1.
Eugenol
Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan
dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne.
Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan
pulpektomi. Bagian dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan canpuran tumpatan
sementara. (Zn Oksid-eugenol).
2.
ChKM (Chlorphenol kamfer menthol)
Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat
mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan
efektif terhadap jamur.
Bahan utamanya; para-klorophenol. Mampu memunaskan berbagai mikroorganisme
dalam saluran akar.
Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol
murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial
Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit.
3.
Cresatin
Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak
dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek
antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal
lebih kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali,
sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.
4.
Cresophene
Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai
anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis
akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.
5.
Formocresol
Kombinasi formalin dan kresol dalam
perbandingan 1:2 atau 1:1,
Formalin
adalah
disinfektan kuat yang bergabung dengan albumin membentuk suatu substansi yang tidak
dapat dilarutkan, tidak dapat menjadi busuk . Pada beberapa pengujian mampu menimbulkan
efek nekrosis dan inflamasi persisten pada jaringan vital. Selain itu juga bisa menimbulkan
respon imun berantara-sel. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah.
6.
Glutardehide
Minyak tanpa warna yang larut dalam air. Seperti formalin obat ini disinfektan kuat dan
fiksatif. Dianjurkan digunakan dalam konsentrasi rendah (2%) sebagai obat intrasaluran. Pada
penelitian ditemukan sedikit atau tidak ada reaksi inflamasi pada pemeriksaan histologik.
7.
TKF (Trikresol formalin)
Adalah campuran ortho, metha, dan para-cresol dengan formalin. Bersifat merangsang
jaringan periapikal dan menyebabkan jaringan menjadi nekrosis.
8.
CaOH
Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Studi singkat oleh
Grosman dan Stevens menemukan kalsium hidroksida tidak seefektif klorofenol berkamfer.
Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya
melumerkan jaringan pulpa nekrotik. Tronstad dkk, menunjukkan bahwa CaOH
menyebebkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompoun diletakkan pada
saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan
penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar.
9.
N2
Suatu kompoun yang mengandung Paraformaldehida sebagai unsur utamanya, dinyatakan
baik
sebagai
medikamen
intra
saluran
maupu
sebagai
siler.
N2
mengandung eugenol dan fenilmerkuri borat, dan kadang bahan tambahan termasuk timah
hitam, kortokosteroid, antibiotika, dan minyak wangi. Ada beberapa pendapat yang
menyatakan bahwa antibakterial N2 hanya sebentar dan menghilang kira-kira dalam waktu
seminggu atau sepuluh hari.
10. Halogen
Yang termasuk golongan ini adalah:
1.
sodium hipoklorit
Klorin dengan berat atom terendah menpunai daya antibakteri yang terbesar. Uap sodium
hipoklorit bersifat bakterisidal. Disinfektan klorin bukan kompoun yang stabil karena
berinteraksi cepat dengan bahan organik, sehingga baik diaplikasikan pada saluran akar tiap
dua hari sekali.
2.
Yodida
Yodin sangat reaktif, berkombinasi dengan protein dalam ikatan longgar sehingga
penetrasinya tidak terganggu. Bahan ini mungkin memusnahkan mikroorganisme dengan
membentuk garam yang merugikan kehidupan mikroorganisme. Seperti kompoun klorin
bahan ini efek antibakterialnya sebentar, tetapi merupakan medikamen yang paling sedikit
mengiritasi.
Indikasi Pulpotomi
Indikasi Pulpotomi
1. Lesi karies besar dengan kehilangan substansi marginal ridge satu pertiga atau lebih.
2. Gigi bebas dari pulpitis akar, ini terdiri dari:
a. Riwayat rasa sakit spontan yang berimplikasi pada pulpitis irreversible yang
meluas ke jaringan akar.
b. Pendarahan yang ekstensif dan persisten yang berimplikasi pada peradangan
jaringan akar.
3. Masih ada dua pertiga panjang akar dari gigi sulung.
4. Tidak ada abses atau fistula.
5. Tidak ada inter-radikular bone loss.
6. Tidak ada resorpsi internal dari ruang pulpa atau saluran pulpa (Duggal dkk., 2002).
Kontraindikasi Pulpotomi
1. Gigi yang tidak dapat direstorasi
2. Keterlibatan bifurkasi atau trifurkasi atau adanya abses
3. Kurang dari dua pertigapanjang akar yang tersisa
4. Gigi permanen pengganti sudah erupsi (Duggal dkk., 2002).
Download