1. Seismogram sintetik dibuat untuk mengkorelasikan antara informasi sumur litologi, umur, kedalaman dan sifat-sifat fisis lainnya terhadap penampang seismic lainnya guna memperoleh informasi lebih lengkap dan komprehensif. Data yang perlu disiapkan di dalam pembuatan seismogram sintetik adalah wavelet dan data sumur yang terdiri dari sonic log untuk kecepatan, density log untuk densitas dan check shot untuk korelasi waktu. Sering diperoleh korelasi yang kurang tepat antara data penampang seismik terhadap seismogram sintetik, karena tidak mudah untuk memperoleh korenpondensi satu-satu antara seismogram sintetik dengan penampang seismik,mengingat system pengumpulan dan akurasi data berbeda. Dari informasi atau model geologi yang berisi kecepatan dan densitas lapisan dapat dibuat model koefisien refleksinya/stikogram. Stikogram dikonvolusikan dengan wavelet, maka akan diperoleh trace model yang disebut seismogram sintetik. Trace model ini dikorelasikan dengan trace data, maka akan diperoleh error trace yang akan digunakan untuk mengkoreksi model stikogram sedemikian rupa sehingga sampai diperoleh korelasi yang optimum. Pemilihan wavelet merupakan hal yang sangat penting. Karena fasa data seismic akan berubah sejalan dengan bertambahnya kedalaman. Pada SRD (Seismic Reference Datum) mungkin kita akan memiliki wavelet dengan fasa nol (setelah di-zero phase kan dalam prosesing, yang sebelumnya mengikuti signature sumber gelombang sebagai minimum phase), akan tetapi pada kedalam tertentu fasanya dapat berubah. Dalam membuat sintetik, untuk pertama kali kita dapat menggunakan wavelet sederhana seperti zero phase ricker dengan frekuensi tertentu katakanlah 25Hz. Lalu dengan membandingkan trace sintetik dan trace-trace seismic disekitar bor, kita meng-adjust apakah frekuensi wavelet lerlalu besar atau terlalu kecil. Setelah itu lihatlah fasanya, dan perkirakan fasa wavelet di sekitar zona target. Lalu anda dapat melakukan shifting dan mungkin (stretching atau squeezing) dari data sumur. Akan tetapi proses shifting janganlah terlalu excessive, katakanlah ~20ms (?), demikian juga dengan proses stretching-squeezing, janganlah melebihi 5-10% (?) dari perubahan sonic atau kecepatan interval. Jika anda memiliki data well-tops dan seismic horizon yang diperoleh dari interpreter, anda dapat menggunakannya sebagai guidance didalam melakukan well-seismic tie. Jadi sebelum melakukan proses detail di atas, anda dapat melakukan korelasi well-tops terhadap horizon terlebih dahulu. Untuk kasus sumur bor miring, prosesnya serupa dengan sumur bor vertical, akan tetapi anda harus membandingkan sintetik seismogram dengan data seismic disepanjang sumur bor. Lebih detail lagi, anda dapat melakukan koreksi ‘anisotropi’ terutama untuk log sonic. Ingat ‘penembakan’ sonic dilakukan tegak lurus dengan sumur bor, jadi untuk sumur bor horizontal, kita mengukur sonic kearah vertical. Sedangkan data seismik diasumsikan mengukur secara horizontal. 2. Washout 3. Fluid Replacement Modelling FRM adalah suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan log shear dengan menggunakan subtitusi fluida pori yang ada didalam reservoar. Dengan menggunakan persamaan Biot-Gassmann pada persamaan kedua yang menunjukkan hubungan antara batuan melalui modulus bulk yang kering dan tersaturasi fluida. Mu (sat) adalah modulus shear tersaturasi, dan Mu (dry) modulus shear kering. Dimana modulus shear tidak mengalami perubahan nilai akibat variasi saturasi fluida. Modulus bulk dalam persamaan Biot-Gassmann dapat dituliskan sebagai berikut: Dalam Mavko et al (2009) menyusun kembali persamaan tersebut menjadi: Dimana: K(sat)= modulus bulk batuan tersaturasi (GPa); K(dry)= modulus bulk dry rock (GPa); Km= modulusbulk matriks batuan padat (GPa); Kf modulus bulk fluida (GPa); ϕ adalah porositas batuan (%). Gambar. Ilustrasi asumsi dari Persamaan Biot-Gassmann (Simm and Bacon, 2014) Metode subsitusi fluida ini menggunakan persamaan Biot-Gassman seperti dalam persamaan kedua sebagai skenario fluida reservoar dengan menggunakan regresi koefesien GreenbergCastagna untuk zona target dan persamaan Castagna untuk di luar zona target. Dalam prediksi dengan FRM ini biasanya menggunakan data properti reservoar (Saturation Water, Saturation Oil and Saturation Gas) yang dapat di validasi dengan datatest. 4. Acoustic impedance dan elastic impedance