BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan energi di Indonesia khususnya energi listrik semakin berkembang. Energi listrik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun, semakin sulitnya energi sumber daya fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini dikarenakan sumber daya energi tersebut bukan sumber daya yang bersifat renewable. Panas bumi merupakan sumber daya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Disebut terbarukan karena fluida panas bumi yang telah diambil dari bawah permukaan melalui sumur produksi akan dikembalikan ke bawah permukaan melalui sumur injeksi setelah uap panasnya diambil dan diubah menjadi energi listrik. Disebut ramah lingkungan karena emisi yang dihasilkan dari proses eksploitasi sangat rendah dibandingkan dengan batubara, minyak dan gas bumi. Panas bumi sebagai sumber daya alam pertama dikenal pada abad VI didaerah eksplorasi volatile gases dan native sulphur di La Derallo, Italia. Aktivitas eksplorasi tersebut ternyata menemukan fluida yang bersuhu tinggi dan susunan unsur-unsur kimia. Faktor suhu dan tekanan dari fluida tersebut memberikan kemungkinan potensi panas yang dapat digunakan sebagai sumber 1 2 energi, yaitu untuk menggerakkan turbin dan memutar generator pembangkit tenaga listrik. Energi panasbumi merupakan salah satu energi alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, dimana sumber daya energi ini bersifat terbarukan yang berarti dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama dan merupakan sumber energi yang bersih. Selain itu potensi panas bumi di Indonesia mencapai 40% cadangan panas bumi dunia, setara 20.000MW listrik atau 5 milyar barel minyak bumi selama 30 tahun. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki 129 gunungapi yang berpotensi sebagai daerah pengembangan panas bumi. Panas bumi di Indonesia pertama diawali oleh penyelidikan geografi daerah penyebaran sumber air panas oleh F. Schneider pada tahun 1875 yang membuktikan adanya pembentukkan sumber panas bumi dibawah permukaan puing-puing volkanik Pangkalan Gandapura yang terletak di selatan dataran Bandung, Jawa Barat. Titik sumur berlokasi di daerah sebaran pemunculan indikasi manifestasi panas bumi nama setempat, yaitu “Kawah Kamojang” yang akhirnya menjadi eksplorasi panas bumi Kamojang yang menghasilkan potensi besar sebagai sumber energi. Keberhasilan ini kemudian diikuti terhadap daerah indikatif panas bumi sebagai langkah awal eksplorasi pendahuluan untuk mendapatkan fenomena dan geometri daerah pembentukan panas bumi yang akan dikembangkan dalam usaha penyediaan sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi dan mengurangi pemakaian sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. 3 Energi Panas Bumi adalah energi yang terekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumber daya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan batuan panas didekat permukaan bumi sampai beberapa kilometer di bawah permukaan. Bahkan jauh lebih dalam lagi sampai pada sumber panas yang ekstrim dari batuan yang mencair atau magma. Untuk mengetahui karakteristik panas bumi dapat menggunakan beberapa tahapan eksplorasi diantaranya survei geologi, survei hidrologi, survei geokimia, survei geofisika dan lain-lain. Salah satu survei geofisika yang digunakan untuk mengetahui karakteristik sistem panas bumi adalah Magnetotellurik (MT). Metode MT adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan medan elektromagnetik (EM) alam untuk mengetahui struktur tahanan jenis bawah permukaan dengan cara melakukan pengukuran pasif komponen medan listrik (E) dan medan magnet (H) alam yang berubah terhadap waktu. Medan elektromagnet yang timbul memiliki spektrum frekuensi 10-3 – 105 Hz. Medan EM mempunyai kawasan frekuensi dengan rentang band frekuensi panjang yang mampu untuk penyelidikan dari kedalaman beberapa puluh meter hingga ribuan meter di bawah permukaan bumi. Sehingga metode ini dapat menyelidiki bawah permukaan tanah yang dengan jangkauan yang lebih dalam dibandingkan metode yang lain. 4 1.2. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian dan ketersedian data, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah struktur bawah permukaan lapangan panas bumi daerah Kadidia yang meliputi geologi bawah permukaan dan penentuan zona prospek daerah panas bumi. Adapun batasan masalah yang menjadi pembahasan pada penulisan laporan penelitian ini adalah : 1. Data yang digunakan berupa data magnetotellurik yang merupakan hasil survei Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) di daerah Kadidia, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. 2. Penentuan batas antara cap, reservoir, dan heat source berdasarkan nilai tahanan jenis (resistivitas) hasil inversi 2D serta peta geologi daerah lapangan panas bumi Kadidia. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Kegiatan Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap sumber daya panas bumi yang sedang berkembang saat ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1. Mengetahui kondisi geologi bawah permukaan daerah lapangan panas bumi Kadidia menggunakan data magnetotellurik (MT). 2. Menentukan batas dari cap, reservoir, dan heat source berdasarkan perbedaan resistivitas daerah lapangan panas bumi Kadidia. 3. Mengetahui zona prospek panas bumi daerah penelitian 5 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi tentang gambaran bawah permukaan daerah lapangan panas bumi Kadidia serta mengetahui luas zona prospeknya. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Bagi penulis, kegiatan ini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk memahami lebih lanjut tentang sistem panas bumi. Sedangkan bagi pembaca, diharapkan tulisan ini dapat menambah bahan studi pustaka bagi para peneliti. 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini di bagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap I dilaksanakan di Kadidia, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah yang meliputi pengambilan data magnetotellurik (MT). Tahap ini dilakukan pada 9 Oktober 2012 hingga 7 November 2012. 2. Tahap II dilaksanakan di Pusat Sumber Daya Geologi (PSDG) yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta No. 444 Bandung yang meliputi pengolahan data hingga penulisan laporan. Tahap ini dilakukan pada tanggal 26 November 2012 hingga 21 Desember 2012. 3. Tahap III dilaksanakan di Universitas Padjadjaran meliputi pembahasan dan koreksi laporan dilakukan setelah tanggal 8 Januari 2013. 6 Gambar 1.1. Peta Indeks Lokasi Penelitian