Nama : Saeful Anwari NPM : 230210160060 Matkul : Teknologi Bioproses (Resume Jurnal) STOIKIOMETRI NUTRISI PERTUMBUHAN MIKROALGA BENTIK: PROPORSI REDFIELD OPTIMAL 1. Latar Belakang Rasio Redfield adalah rasio nutrisi seluler yang ditetapkan sebagai indikator pembatasan nutrisi dalam fitoplankton. Faktor nutrisi nitrogen dan fosfor mendukung laju pertumbuhan maksimum yang menyebabkan stoikiometri fitoplankton menyerupai rasio Redfield. Pada rasio Redfield tidak menunjukkan tidak adanya batasan cahaya, dan faktor N atau P tidak membatasi faktor pertumbuhan. Namun menurut Kahlert (1998) menemukan bahwa rasio C: N: P dapat dijadikan penilaian status nutrisi alga bentik dengan rasio optimal 158: 18: 1. 2. Tujuan Penelitian Mengetahui laju pertumbuhan mikroalga dengan tinjauan nutrisi berdasarkan rasio Redfield, Hal ini dikarenakan nutrisi yang meliputi C, N, dan P merupakan factor yang dapat mendukung laju pertumbuhan maksimum dengan rasio optimal 158: 18: 1. 3. Metodologi Penelitian ini menggunakan metode Stoikiometri, Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Penelitian ini menggunakan sampel alga dari substrat buatan di Kiel Fjord, Laut Baltik Barat tanpa diperkaya untuk inokulan. Kemudian diinokulum dengan masingmasing perlakuan pada media dengan volume total 30 ml. Tiap tiap perlakuan dilakukan pengenceran rangkap tiga dari masing-masing perlakuan. Media yang digunakan diantaranya : Air laut yang disaring dan diperkaya (dari lokasi yang sama) Media seimbang (V) Media Si-limited (Silim) Dilakukan perhitungan alga hidup dengan mikroskop perbesaran x630 dan didapatkan 400 sel. Kemudian sampel diambil beberapa ml untuk dilakukan pengenceran harian dan untuk analisis partikulat C, N dan P. Karbon partikulat dan nitrogen diukur dengan Fisons CN-Analyzer (NA 1500N). dihitung tingkat pertumbuhan harian menggunakan total biovolume dari tiap ulangan. Total biovolume dari perawatan mengikuti kurva sigmoidal dalam semua kasus, menjelaskan 87,03% ± 12,62. Pada umumnya, nilai biovolume lebih tinggi pada suhu yang lebih rendah. 4. Hasil Hasil eksperimen yang dilakukan, jenis alga yang mendominasi berasal dari jenis diatom, sedangkan Cyanobacteria Nonheterocystous menjadi kodominan pada suhu 19°C dan kandungan N tinggi. C: N rasio meningkat beriringan dengan waktu. Hasil ini menunjukkan bahwa rasio C: N yang tinggi disebabkan oleh batasan nutrisi secara umum, sedangkan rasio C: P dan N: P meningkat secara signifikan hanya dengan batasan P. selain itu, pembatasan cahaya tidak berpengaruh pada stoikiometri biomassa, sebab musim gugur dengan intensitas cahaya yang lebih rendah tidak berbeda dari rasio dari percobaan musim semi. 5. Kesimpulan Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa stoikiometri biomassa merupakan indikator status gizi untuk mikroalga bentik seperti halnya fitoplankton, yang dikembangkan secara eksperimental dan konseptual. rasio C: N berlaku sebagai indikator umum batasan, sedangkan rasio C: P dan N: P memungkinkan indikasi batasan P vs N. Kemudian rasio optimal periphyton yang tumbuh cepat berada di kisaran optimal 5-10 untuk C: N dan 90–185 untuk C: P. N: Rasio P antara 13 dan 22 menunjukkan keseimbangan antara nitrogen dan fosfat dapat diterapkan pada diatom dan Cyanobacteria. 6. Kelebihan Karya tulis ilmiah ini menggunakan kaidah penulisan IMRAD, dan dilengkapi dengan kolom diskusi pada bagian sebelum referensi. Penelitian ini menggunakan banyak variable atau menggunakan komponen-komponen lain yang dapat dianggap sebagai factor yang mempengaruhi objek penelitian seperti jenis fitoplankton yang digunakan, suhu, waktu pemaparan, nutrisi, musim, intensitas cahaya, dan juga biovolume. Hal ini menjadi suatu kelebihan karena factor-faktor ini memiliki skala atau rasio pengaruh yang berbeda-beda sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan ataupun refeensi untuk penelitian- penelitian selanjutnya. 7. Kekurangan Pada karya tulis ilmiah ini sudah menggunakan kaidah IMRAD namun tujuan dari penelitian ini tidak dijelaskan secara langsung sehingga pembaca mungkin sedikit sulit untuk mengetahui tujuan dari penelitian ini, kemudian dalam abstrak tidak diberikan Keyword/ kata kunci sehingga pembaca akan sedikit sulit untuk mencari kata kunci dari penelitian ini,