Materi 1 : Ketika berbicara mengenai lingkunga banyak sistem yang terkait antara lain alam, sosial, ekonomi dan bahkan politik. Akibatnya konstruksi nilai lngkungan bayak diwarnai oleh sistem lain sehingga berdampak pada lingkungan sendiri Hingga sekarang masih terdapat perdebatan terkait tanggung jawab sosial perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk manusia. Perusahaan kerap dipandang sebagai salah satu perusak lingkungan yang mengakibatkan terjadinya bencana. Apakah perusahaan tidak memiliki tanggung jawab ??/ Tanggung jawab perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang bebas bencana dan layak untuk ditinggali, sangat penting demi keberlangsungan hidup perusahaan dan lingkungan dimana perusahaan berada. Perusahaan yang menjalankan program-program tanggung jawab sosialnya bagi lingkungan cenderung akan lebih bertahan lama, dibandingkan perusahaan yang hanya mencari keuntungan semata Apa saja bentuk tanggung jawab tersebut ??? Oleh karena itu memerlukan usaha dari setiap pemegang kepentingan untuk mengurangi dan menghentikan kerusakan lingkungan saat ini. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus membuat peraturan untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan bagi masyarakat maupun bagi perusahaan. Sedangkan bagi konsumen, konsumen perlu memilah-milah barang yang akan dibelinyasebab konsumen bertanggung jawab terhadap apa yang dia beli. Materi 3 : Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan Meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan dapat dilakukan jika kita memiliki persepsi bahwa. 1. Lingkungan hidup sebagai “the commons“ The commons adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak daerah pedesaan di Eropa dan dimanfaatkan secara bersama – sama oleh semua penduduknya. Dizaman modern dengan bertambahnya penduduk sistem ini tidak dipertahankan lagi. Masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapat dibandingan dengan proses menghilangnya the commont. Apa solusi ??Jalan keluarnya adalah terletak pada bidang moralnya yakni dengan membatasi kebebasan. Solusi ini memang bersifat moral karena pembatasan harus dilaksanakan dengan adil. Pembatasan kebebasan itu merupakan suatu tragedi karena kepentingan pribadi harus dikorbankan kepada kepentingan umum. Tetapi tragedi ini tidak bisa dihindari. Membiarkan kebebasan semua orang justru akan mengakibatkan kehancuran bagi semua. 2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas Mau tak mau kita perlu akui lingkungan hidup dan komponen – komponen yang ada didalamnya tetap terbatas, walaupun barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alam pun ditandai dengan kelangkaan. Jika para peminat berjumlah besar maka air, udara, dan komponen – komponen yang ada didalamnya akan menjadi barang langka dan karena itu tidak dapat dipergunakan lagi secara gratis. Akibatnya faktor lingkungan hidup pun merupakan urusan ekonomi karena ekonomi adalah usaha untuk memanfaatkan barang dan jasa yang langka dengan efisien sehingga dinikmati oleh semua peminat. 3. Pembangunan berkelanjutan Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang tumbuh. Selanjutnya semakin disadari bahwa pengabisan sumber daya alam barangkali masih dapat diimbangi dengan ditemukannya teknologi baru. Karena itu penghabisan sumber daya alam tidak merupakan masalah hidup atau mati. Masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup yang sangat memprihatinkan.Kapasitas alam untuk manampung tekanan dari polusi udara dan air, degradasi tanah dan sebagainya tidak diimbangi dengan teknologi baru. Materi 4 : Contoh kasus lumpur lapindo Kasus Tenggelamnya Kota Sidoarjo oleh lumpur dari PT. Lapindo. Beberapa pengamat menyebutkan bahwa kejadian ini mutlak merupakan kesalahan dari perusahaan. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur Banjar Panji-1 pada awal Maret 2006 dengan menggunakan perusahaan kontraktor pengeboran PT Medici Citra Nusantara. Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Selama mengebor mereka tidak mengcasing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat diatasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici). Genangan Lumpur hingga mencapai ketinggian 6 meter pada pemukiman membuat total warga yang dievakuasi lebih dari 8.000 jiwa, lebih dari 1.500 unit rumah warga terendam, sekitar 200 Ha lahan pertanian dan perkebunan rusak akibat terendam lumpur, lebih dari 16 pabrik tergenang