Pembabakan Pra Sejarah di Indonesia A. Periode Prasejarah berdasarkan geologi Geologi secara etimologi berasal dari bahasa latin : Geo berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Geologi menekankan kajian tentang lapisan-lapisan yang terkandung di dalam bumi. Periode prasejarah berdasarkan kajian geologi ditinjau berdasarkan terbentuknya bumi dari awal sampai saat ini melalui lapisan bumi. Menurut kajian geologi perkembangan bumi dibagi menjadi 4 masa di bawah ini: 1. Masa Arkaikum (+ 2500 juta tahun yang lalu) Masa arkaikum berarti masa awal atau masa awal munculnya kehidupan pembentukan bumi dari inti sampai kulit. Kondisi pada awal keadaan bumi belum stabil yang memilik udara sangat panas, sehingga tidak memungkinkan untuk timbulnya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar. 2. Masa Paleozoikum (+ 340 juta tahun yang lalu) Paleozoikum artinya masa hidup tua, yang menjadi masa awal munculnya kehidupan dipermukaan bumi. Pada masa ini mulai terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, yang memungkinkan munculnya kehidupan. Pada awal munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi bersel banyak. Kemudian muncul organism-organisme yang lebih komplek secara bertahap dari invertebrate dan beberapa hewan yang hidup di lautan. Zaman ini ditandai munculnya waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan dan hewan mulai muncul dan berkembang pertama kalinya termasuk tumbuhan paku, hewan amfibi, serangga dan reptile. Zaman paleozoikum disebut juga sebagai zaman primer (zaman pertama) yang berarti telah muncul bentuk kehidupan awal. 3. Zaman mesozoikum (+140 tahun lalu) Pada zaman ini bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan munculnya binatang-binatang berukuran besar seperti reptile pemakan daging. Zaman ini sering disebut sebagai zaman reptile atau zaman jurasic. Zaman mesozzoikum disebut pula sebagai zaman sekunder atau zaman kedua. 4. Zaman Neozoikum (+ 60 juta tahun yang lalu) Neozoikum artinya zaman hidup baru. Zaman ini dibagi menjadi dua masa, yaitu: a. Zaman Tersier Setelah punahnya zaman reptile raksasa, terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primate dan burung tidak bergigi tajam yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut seperti ikan dan moluska sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. b. Zaman Kuarter Perkembangan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global. Zaman kuarter terdiri dari dua kurun waktu yaitu kala Plestosen dan Kala Holosen. 1) Kala Plestosen mulai sekitar tahun 600.000 tahun yang lalu. Pada Kala Plestosen paling sedikit terjadi 5 kali zaman es (zaman glacial). Pada zaman glacial sebagian besar Eropa bagian utara, Amerika bagian utara dan asia bagian utara ditutupi es, begitu pula pegunungan Alpen dan Pegunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna hidup pada Kala Plestosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup zaman sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala ini muncul manusia purba Pithecantrhopus Erectus. 2) Kala Holosen, mulai sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern sperti manusia sekarang yang mempunyai peradapan mulai muncul. B. Periode Prasejarah berdasarkan Arkeologi Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari artefak kuno. Pembabakan Prasejarah menurut kajian Arkeologi didasarkan pada alat-alat yang dipegunakan manusia, mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga yang paling maju. Berdasarkan arkeologi masa prasejarah dibagi menjadi 2 masa yakni: 1. Zaman batu Zaman batu adalah masa kehidupan awal manusia yang ditandai dengan alat-alat batu sebagai peralatan hidup manusia. Zaman batu terbagi menjadi: a. Zaman Paleolitikum Zaman Paleolitikum artinya zaman batu tua (awal). Zaman ini ditandai penggunaan perkakas yang sangat primitive. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini adalah: 1) Hidup secara berkolompok 2) Berdiam disekitar aliran sungai, goa atau pohon. 3) Mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan berburu sehingga selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) Di Indonesia manusia purba yang hidup adalah pithecanthropus erectus, pithecanthropus robustus, meganthropus paleojavanicus, homo soloensis dan homo wajakensis. Peralatan yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald dI daera Pacitan adalah kapak genggam dan chopper(alat penetak) dan kapak perimbas. Penggunaan kapak genggam sebagai alat berburu hampir merata diseluruh wilayah Indoensia di antaranya Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Lahat. Bengkulu, Bali, Flores dan Timor. b. Zaman mezolitikum Zaman mezolitikum artinya zaman batu tengah (madya) atau disebut juga zaman mengumpulkan makanan tingkat lanjut dimulai pada akhir zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu. Ciri-ciri zaman mezolitikum: 1) Manusia yang hidup adalah bangsa melanesoid yang merupakan nenek moyang orang papua, semang, aeta, sakai, dan Aborigin 2) Food gathering 3) Tinggal di gua di bawah bukit karang (abris souche roche) 4) Munculnya kesenian pada dinding gua, yaitu gua leang-leang di Sulawesi Selatan oleh Ny. Heeren Palm pada tahun 1950. 5) Peralatan yang digunakan adalah Kapak sumatera (pebble culture) alat-alat dari tulang hewan (bone culture) dan alat serpih (flakes culture). Van stein Callenfels menemukan alat-alat berupa mata panah, flakes, batu penggiling di gua lawa dekat sampung, Ponorogo. 6) Ditemukan kjokenmonddinger (sampah dapur) c. Zaman Neolitikum Zaman Neolitikum artinya zaman batu baru (muda). Di Indonesia zaman neolitikum diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 SM. Cirri dari zaman Neolitikum: 1) Food producing (menghasilkan makanan), yaitu dengan ternak. bercocok tanam dan memelihara 2) Kehidupan menetap di rumah panggung untuk menghindari binantang buas 3) Adanya perubahan pola hidup (Revolusi kebudayaan) 4) Peralatan hidup yang digunakan adalah: beliung persegi dan kapak lonjong. Kepak persegi menyebar di indoneisa bagian barat diperkirakan budaya ini berasal dari yunan di Cina Selatan. Kapak lonjong tersebang di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang. d. Zaman Megalitikum Zaman megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan dinamisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Peninggalan megalitikum ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera selatan, Sulawesi tenggara dan Kalimantan dalam bentuk: 1) Menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan) 2) Dolmen (meja batu untuk menaruh sesajen) 3) Sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati) 4) Kubur batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat) 5) Punden berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan) 6) Arca (perwujudan subjek pemujaan berupa manusia atau hewan) 2. Zaman logam. Zaman logam ditandai dengan ditemukannya teknik pembuatan alat-alat logam untuk menunjang kehidupan manusia. Di Indonesai zaman logam sering disamakan sebagai zaman peerunggu karena penemuan alat-alat logam yang didominasi oleh alat-alat perunggu sekalipun terdapat alat-alat dari besi dalam jumlah sedikit. Zaman perunggu. Manusia purba Indonesia hanya mengalami zamn perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (proto melayu) dengan deutro melayu (melayu muda). Manusia memiliki kepandaian dalam hal melebur perunggu. Teknik yang dikenal di Indonesia berasal dari budya Dong Son di Tonkin (Vietnam). Teknik pembuatan logam dibagi menjadi dua yaitu Bivolve dan Cire Perdue. Teknik Bivolve berupa pembuatan logam dengan cetakan yang terbuat dari batu, sedangkan Cire Perdue menggunakan cetakan lilin dalam pembuatan logam. Kapak perunggu di Indonesia terdapat berbagai bentuk. Artefak yang paling menarik adalah gendering perunggu yang amat besar disebut nekara. Selain itu terdapat moko yang memiliki kemiripan dengan nekara, tetapi memiliki bentuk yang lebih tinggi dan ramping. Moko banyak ditemukan di Bali.