BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seluruh isi bumi ini ternyata mengandung unsur kimia, tidak hanya bumi tetapi makhluk hidup di bumi pun tak lepas dari kimia yaitu pada bagian tubuh manusia mengandung bahan kimia seperti fosfor, nitrogen dan lain-lain, tidak hanya tubuh manusia tetapi seluruh kegiatan manusia pun tak lepas dari bahan kimia ,contoh kecil ialah membuat secangkir kopi dimana kopi tersebut mengandung bahan kimia dan proses pembuatan secangkir kopi itu pun merupakan proses kimia. Banyak sekali bahan kimia yang terbentuk di bumi ini, bahan kimia ada yang organik dan anorganik . Untuk menjadi seorang ahli kimia yang baik tentu saja harus mengetahui segala hal tentang kimia , terutama bahan kimia yang sudah menjadi kewajiban bagi ahli kimia yang harus diketahui dan dipahami . Segala aspek dalam bahan kimia itu harus kita pahami bukan hanya pengertiannya saja tetapi juga sifat fisik dan kimia, pembuatan, kegunaan dan tata namanya pun harus kita pahami. Maka dari itu kami akan membahas tentang zat kimia yaitu alkohol, fenol , dan tiol dimana ketiganya termasuk kedalam kimia organik. Dari kita memahami bahan kimia ini , banyak manfaat yang kita dapatkan salah satunya ialah kita dapat memilah bahan makanan yang banyak mengandung bahan kimia , dan dapat meminimalisir tingkat mawabahnya penyakit karena kita telah mengetahui dan meminimalisir sehingga berkemungkinan bahwa daya tahan tubuh kita semakin kuat. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu sebagai berikut. 1. Apa pengertian alkohol, fenol dan tiol ? 2. Bagaimana sifat fisik,dan sifat kimia dari alkohol, fenol dan tiol ? 3. Bagaimana reaksi yang terjadi pada alkohol, fenol dan tiol ? 1 4. Bagaimana tata cara penamaan dari alkohol, fenol dan tiol ? 5. Apa kegunaan dari alkohol, fenol dan tiol ? C. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu: 1. Menjelaskan pengertian alkohol, fenol, dan tiol 2. Menjelaskan sifat fisik dan kimia dari alkohol, fenol, dan tiol 3. Menjelaskan reaksi yang terjadi pada alkohol, fenol dan tiol 4. Menjelaskan tata cara penamaan alkohol, fenol dan tiol 5. Menjelaskan kegunaan dari alkohol, fenol dan tiol D. Metode Penyusunan Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu metode studi pustaka, yang merupakan metode mengumpulkan, menyaring, dan menyimpulkan suatu bahan bacaan dari berbagai buku dan sumber lainnya. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Alkohol 1. Pengertian Alkohol adalah senyawa organik di mana kelompok fungsional hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon. Alkohol adalah kelas penting dari molekul yang banyak digunakan dalam banyak bidang keilmuan, keperluan medis, dan industri. Alkohol dapat berpartisipasi dalam banyak reaksi kimia. Alkohol sering mengalami deprotonasi dengan adanya basa kuat. Alkohol dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester, dan mereka dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat. Alkohol dan eter adalah senyawa karbon yang mengandung atom oksigen berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen di dalam alkohol dan eter serupa dengan kedudukan atom oksigen dalam molekul air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa struktur alkohol sama dengan struktur air. Satu atom H pada air merupakan residu hidrokarbon (gugus alkil) pada alkohol. Struktur eter dikatakan sama dengan struktur air. Kedua atom H pada air merupakan gugus alkil pada eter. 2. Rumus Umum Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H–nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel dibawah ini rumus umum senyawa alkohol adalah R–OH dimana R adalah gugus alkil ,alkenil, atau alkunal. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1–OH.Pada kasus substitusi alkena dan alkuna hanya terjadi pada karbon jenuh (karbon yang tak memiliki ikatan rangkap).Sebagai contoh, propanol memiliki rumus struktur CH3-CH2-CH2OH. Sedangkan 2-propenol memiliki rumus struktur CH2=CH-CH2-OH. Dan 2-propunol memiliki rumus struktur CH≡C-CH2-OH. Jika gugus hidroksi digantikan oleh hidrogen pada karbon tak jenuh, alkohol tidak akan dapat terbentuk. Sebagai gantinya, maka akan terjadi 3 proses tautomerisasi. Sebagai contoh, penggantian gugus hidroksi pada karbon terminal menjadi hidrogen pada 1-propena akan menghasilkan enol yang tak stabil yang bertautomerisasi menjadi keton. GUGUS ALKIL DAN RUMUS MOLEKUL ALKOHOLNYA Untuk Nilai “ n “ R Rumus Molekul Alkohol 1 CH3 CH3– OH 2 C2H5 C2H5– OH 3 C3H7 C3H7– OH 3. Sifat – Sifat Alkohol Alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar. Alkohol yang memiliki atom karbon kurang dari lima larut dalam air. Kelarutan ini disebabkan oleh adanya kemiripan struktur antara alkohol (R–OH) dan air (H–OH). Oleh karena itu, makin panjang rantai karbon dalam alkohol kelarutan dalam air makin berkurang. 1. Sifat Fisik a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak berwarna (jernih) dan berbau khas 4 b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr alkanol. 2. Sifat Kimia a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen. b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi. c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na. d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator, tetapi alkohol tersier tidak. Tabel Sifat Fisika Alkohol (Titik Didih dan Kelarutan di Dalam Air) Nama Jumlah Titik Didih Kelarutan (g 100 mL air) pada Senyawa C (°C) 20°C Metanol 1 64,5 larut sempurna Etanol 2 78,3 larut sempurna 1–propanol 3 97,2 larut sempurna 2–propanol 3 82,3 larut sempurna 1–butanol 4 117,0 8,3 2–butanol 4 99,5 12,5 Isobutil alcohol 4 107,9 11,1 5 ter–butil alkohol 4 82,2 larut sempurna 4. Jenis-jenis Alkohol Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus –OH: a. Alkohol Primer Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang hanya mengikat satu atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol primer. Contoh yang paling sederhana adalah etanol. Metanol bukan alkohol primer karena atom karbon yang mengikat gugus -OH tidak mengikat karbon lain. b. Alkohol Sekunder Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat dua atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkohol sekunder. Contoh alkohol sekunder adalah 2propanol. 6 c. Alkohol Tersier Jika gugus fungsi hidroksi terikat pada atom karbon yang mengikat tiga atom karbon yang lain, maka senyawa tersebut dinamakan alkoholtersier. Contoh senyawa alkohol tersier adalah 2-metil-2-propanol. d. Vinil Alkohol Vinil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada atom karbon berikatan rangkap dua.Contoh senyawa vinil alkohol adalah 2-propenol. e. Benzil Alkohol Benzil alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus hidroksi yang terikat pada gugus benzil.Gugus benzil mempunyai rumus C6H5-CH2-. f. Alkohol Dihidrat Alkohol dihidrat adalah senyawa yang mengandung dua gugus hidroksi.Contoh alkohol dihidrat adalah etilen glikol. 7 g. Alkohol Trihidrat Alkohol triidrat adalah senyawa yang mengandung tiga gugus hidroksi.Contoh alkohol trihidrat adalah gliserol. Berdasarkan jumlah gugus fungsinya alkohol dibedakan menjadi alcohol monovalen dan alkohol polivalen.: a. Alkohol monovalen adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus fungsional –OH. Contoh :Etanol,Propona. b. Alkohol polivalen adalah jenis senyawa alkohol yang mempunyai gugus fungsional lebih dari satu. Contoh|; Etandiol ,Propantriol (gliserol) 5. Tata Nama Alkohol Penamaan senyawa alkohol prinsipnya ada dua cara yaitu : 1. Dengan aturan IUPAC yaitu menggunakan nama senyawa alkananya dengan mengganti akiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anol “ dalam alkoholnya. 2. Dengan sistem Trivial yaitu dengan menyebutkan nama gugus alkilnya diikuti kata alkohol. CONTOH PENAMAAN ALKOHOL Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Trivial CH3– OH Metanol Metil alkohol C2H5– OH Etanol Etil alkohol 8 C3H7– OH Propanol Propil alcohol C4H9– OH Butanol Butil alcohol Untuk senyawa–senyawa alkohol dengan rumus struktur bercabang aturan penamaannya adalah sebagai berikut : a. Tetapkan rantai utama dengan cara memilih deretan C paling panjang yang mengikat gugus fungsi –OH , kemudian beri nama sesuai nama alkoholnya. b. Pemberian nomor pada rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor terkecil bagi atom C yang mengikat gugus –OH. Langkah selanjutnya sama dengan penamaan senyawa – senyawa hidrokarbon (terdahulu) Contoh : 2-pentanol bukan 4-pentanol Beberapa contoh penataan nama alkohol menurut trivial dan IUPAC dapat dilihat pada Tabel. Tabel Beberapa Penataan Nama Alkohol Menurut Trivial dan IUPAC Rumus Struktur Nama Trivial Nama IUPAC n–propil alcohol 1–propanol Isopropil alcohol 2–propanol sek–butil alcohol 2–butanol 9 Isobutil alcohol 2–metil–1–propanol ter–butil alkohol 2,2–dimetiletanol Vinil alkohol 1–etenol Alil alkohol 2–propenol Contoh Tata Nama Alkohol Tentukan nama dari senyawa alkohol berikut ! Jawab: Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus hidroksil dengan nomor atom terkecil, yaitu ada 9 dengan gugus hidroksil pada posisi nomor 2. Pada atom C nomor 7 terdapat gugus metil. Jadi, nama lengkap senyawa itu adalah 7–metil–2–nonanol. 6. Reaksi-Reaksi Spesifik dari Alkohol a. Reaksi dengan logam aktif 10 Atom H dari gugus –OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti natrium dan kalium, membentuk alkoksida dan gas hidrogen.Reaksi ini mirip dengan reaksi natrium dengan air, tetapi reaksi dengan air berlangsung lebih cepat.Reaksi ini menunjukkan bahwa alkohol bersifat sebagai asam lemah (lebih lemah daripada air). b. Substitusi Gugus –OH oleh Halogen Gugus –OH alkohol dapat disubstitusi oleh atom halogen bila direaksikan dengan HX pekat, PX3 atau PX5 (X= halogen). Contoh: c. Oksidasi Alkohol Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung sebagai berikut: Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut: a. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat. 11 b. Alkohol sekunder membentuk keton. c. Alkohol tersier tidak teroksidasi. Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut: Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam asetat.Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah daripada oksidasi alkohol. d. Pembentukan Ester (Esterifikasi) Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air. Animasi esterifikasi e. Dehidrasi Alkohol Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C menghasilkan eter, sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 1800C menghasilkan alkena. Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai berikut: 12 7. Isomer pada alkohol Berdasarkan posisi gugus hidroksil, hampir semua alkohol memiliki isomer, yang disebut isomer posisi. Isomer ini memengaruhi sifat-sifat fisika alkohol. Contoh: Isomer Posisi pada Alkohol Suatu alkohol memiliki rumus molekul C4H10O. Berapa jumlah isomer posisi yang ada dan gambarkan strukturnya. Jawab: Tidak ada rumus yang tepat untuk menentukan jumlah isomer dalam senyawa karbon, melainkan harus digambarkan semua struktur yang mungkin terbentuk. Berdasarkan struktur yang dapat digambarkan maka C4H10O memiliki 3 buah isomer posisi. Ketiga senyawa pada Contoh memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H10O, tetapi rumus struktur berbeda. Oleh karena rumus struktur berbeda maka ketiga alkohol tersebut berbeda sifat fisika maupun sifat kimianya. 13 8. Pembuatan Alkohol Ada 2 reaksi yang dapat dipakai untuk membuat/mensintesis alkohol dari gugus karbonil: reaksi adisi Grignard dan reaksi reduksi. 1. Reaksi adisi Grignard Reagen grignard dibuat dengan cara mencampurkan logam magnesium dengan alkil halida (atau haloalkana). Atom magnesium akan menempati posisi di antara gugus alkil dan atom halogen (X) dengan rumus umum: R-X + Mg → R-Mg-X Pada contoh di bawah ini, digunakan bromin sebagai reagen grignard karena bromin merupakan atom halogen yang biasa dipakai dalam pembuatan reagen grignard. Mekanisme dari reagen Grignard yang bereaksi dengan sebuah karbonil 2. Sintesis dari formaldehida Sintesis alkohol dari formaldehida dan reagen Grignard Gambar diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari formaldehida dan reagen Grignard.Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol primer. 14 3. Sintesis dari aldehida Sintesis alkohol dari aldehida dan reagen Grignard Gambar diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari aldehida dan reagen Grignard.Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol sekunder. 4. Sintesis dari keton Sintesis alkohol dari aldehida dan reagen Grignard Gambar diatas menunjukkan sintesis alkohol yang dihasilkan dari keton dan reagen Grignard.Alkohol yang dihasilkan berjenis alkohol tersier. 5. Sintesis dari ester Sintesis alkohol dari ester dengan reduksi Gambar diatas menunjukkan sintesis alkohol dari ester dengan reaksi reduksi.Ester dapat terhidrolisa menjadi alkohol dan asam karboksilat. 15 6. Sintesis dari asam karboksilat Sintesis alkohol dari asam karboksilat dengan reaksi reduksi Gambar diatas menunjukkan sintesis alkohol dari asam karboksilat dengan reaksi reduksi Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil).Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon.Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi seperti: a. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi 16 Bagan 12.45. Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder dan tersier b. Reaksi pembakaran Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan Gasohol, seperti reaksi di bawah ini. c. Reaksi esterifikasi Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol.Mekanisme reaksi esterifikasi secara umum ditunjukan pada Gambar 12.46. Bagan 12.46.reaksi esterifikasi antara alkanol dengan asam karboksilat d. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung. Reaksi ini disederhanakan pada gambar 12.47. Gambar 12.47. Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat 17 e. Reaksi dengan Halida (HX, PX3, PX5 atau SOCl2) Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus OH dengan gugus halida (X). Reaksi disajikan dibawah ini : 1. Metanol (CH3–OH) Metanol dibuat secara besar-besaran melalui distilasi kayu keras menghasilkan sekitar 225 galon distilat yang mengandung 6% metanol. Saat ini, sekitar 95% metanol diproduksi melalui hidrogenasi CO dengan katalis (ZnO, Cr2O3) dan dipanaskan secara bertingkat dengan tekanan tinggi agar terjadi reaksi berikut. CO(g) + 2H2(g) →CH3OH(l) Di industri, metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehid, sebagai cairan antibeku, dan pelarut, seperti vernish. Pada kendaraan bermotor, metanol digunakan untuk bahan bakar mobil formula. 2. Etanol (CH3–CH2–OH) Etanol sudah dikenal dan digunakan sejak dulu, baik sebagai pelarut obatobatan (tingtur); kosmetika; minuman, seperti bir, anggur, dan whiskey. Etanol dapat dibuat melalui teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa golongan polisakarida, seperti pati dihancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (ragi). Produksi alkohol dari pati (jagung, beras, dan gandum) pertamatama melibatkan pengubahan pati secara enzimatik menjadi glukosa. Selanjutnya, diubah menjadi alkohol dengan bantuan zymase, yakni enzim yang diproduksi oleh jamur hidup. (C6H10O5)x + xH2O →xC6H12O6 Pati Glukosa C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 Glukosa→ Etanol + Karbondioksida 18 Di industri etanol dibuat dengan dua cara, yaitu (1) fermentasi blackstrap molasses dan (2) penambahan air terhadap etena secara tidak langsung, seperti persamaan reaksi berikut. CH2=CH2 + H2SO4 → CH3CH2HSO4 CH3CH2HSO4 + H2O → CH3CH2OH+ H2SO4 Isopropil alkohol adalah obat gosok yang umum digunakan. Adapun larutan 70% isopropil alkohol dalam air digunakan untuk sterililisasi karena dapat membunuh bakteri. 3. Polialkohol Senyawa alkohol yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil digolongkan sebagai poliol dan diberi nama dengan –diol, –triol, dan seterusnya. Glikol adalah nama trivial untuk 1,2–diol. Etilen glikol merupakan hasil industri yang digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat secara komersial dari etena. Rumus kimianya: HO–CH2– CH2– OH IUPAC:1,2-etanadiol; trivial: etilen glikol Trihidroksi alkohol yang penting adalah gliserol, yaitu suatu turunan propana. Rumus kimianya: Gliserol sebagai hasil samping pada pembuatan sabun dari lemak dan natrium hidroksida cair. 9. Penggunaan Alkohol Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain : 19 a. Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misalnya vernis b. Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik. c. Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik. d. Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus. Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuma keras. 2.1 Metanol 2.1.1 Sifat 1) Sifat Fisika cairan tak berwarna titik didih 62 C dapat dicampur dengan air dalam segala perbandingan tak membentuk campuran azeotropik lebih beracun dari etilalkohol kalau diminum ; mabuk buta mengakibatkan kematian (tergantung dari banyaknya, 10 ml mengakibatkan kebutaan ) sebab ke-toksitan : dalam tubuh manusia metanol tak dioksidasikan dengan sempurna hanya sampai HCOOH yang mengakibatkan buta dan kematian terbakar dengan nyala yang biru. 2) Sifat Kimia: Metanol menunjukkan reaksi-reaksi umum dari alkohol (tetapi metanol hanya mempunyai satu atom C) 2.1.2 Penggunaan pelarut , misalnya : dari “shellac” dsb 20 sebagai “antifreeze” radiator mobil untuk mendenaturasikan etanol untuk pembuatan misalnya : formaldehida,metilamina, metilklorida, metilsalisilat dan sebagainya 2.2 Etanol Nama lain : etilalkohol, “alkohol gandum” 2.2.1 Sifat 1. Fisika : Cair, titik didih 78,4 C, higroskopis, larut dengan sempurna dalam air. Baunya enak, terbakar dengan nyala kuning. 2. Kimia : Menunjukkanm reaksi-reaksi umum dari alkohol. 2.2.2 Penggunaan Dalam minuman Sebagian besar hasil pembuatan etanol untuk minuman keras, yang dibagi 2 : 1. Minuman tidak disuling (bir, anggur dsb) mengandung alkohol kurang lebih 12 % 2. Minuman disuling (arak, whisky dsb) mengandung alkohol kurang lebih 55 % Dalam farmasi : sebagai pelarut untuk membuat tinetura-tuintura, esens, ekstrak dsb. Untuk sintesis : misalnya eter, yodoform, kloral dsb. Larutan dari 70% dipakai sebagai antiseptik karena mengkoagulasikan albumina dan menghentikan pertumbuhan dari orfganisme-organisme yang mengakibatkan pembusukan. Konsntrasi leebih tinggi efektif karena tidak mematikan spora. Dipakai sebagai pengawet contoh-contoh biologik. 21 Agar alkohol (dalam industri) tidak terminum maka dibuat “ Beracun (Denutrasi alkohol)”. Etanol yang dipakai sebagai obat luar disenaturasi dengan kantimonil-tartrat, formaldehida, fenol, aseton, metanol dst. 2.2.3 Pembuatan a. Cara Peragian Alkohol bisa dibuat dari glukosa gula lain dengan cara peragian, karena pengaruh enzim-enzim (zimase) maka glukosa akan teroksoidasi menjadi etanol dan karbondioksida. C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 Bahan ini dapat dipakai : 1. Molase yang mengandung sukrosa 2. Bahan yang mengandung amilum seperti beras, kentang dsb. 3. Bahsan yang mengandung selulosa seperti rumput dsb. Peragian ini menghasilkan alkohol dari 6,5-8,5 persen. Dengan cara distilasi bertingkat terdapat alkohol dari 95,6 %. Cara ini tak mungkin didapat larutan alkohol yang lebih tinggi karena Larutan terdiri atas 95,6% etanol dan 4,4 % H2O membentuk larutan azeotropik (campuran dan titik didih tetap). Hasil tambahan Sebagai hasil tambahan pada pembutan etanol dengan cara peragian terdapat minyak arak (fusel oil) yang dapat dijual sebagai amil alkohol kasar dengan titik didih 125 C- 143 C dan terutama mengandung 3-metil 1-butanol dan 2-metil 1butanoldengan perbandingan 7:1. Juga terdapat sedikit 1-pentanol. Minyak arak ini memutar bidang polarisasi kekiri karena 2-metilbutanol putar kiri. b. Cara penghidratan Pada dewasa ini lebuh banyak alkohol diproleh secara: 22 1. Secara tak langsung Dasar : absoprbsi etena dalam asam sulfat pekat, disusun dengan hidrolisa darti campuran mono dan dietilsulfat yang terjadi. 2. Secara langsung Cara ini lebih lama dan lebih penting. Salah satu cara ini ialah : penghidratan dilakukan padfa suhu 270 C – 300 C pada fase uap dengan katalisator asam fosfit dan Al2O3. Pembuatan etanol absolut Larutan yang terdapat dari peragian mengandung 6,5 -8,5 % C2H5OH. Setelah didestilasi bertingkat terdapat suatu campuran azeotrpoik yang terdiri atas etanol 95,6 % dan 2H20 4,4 % (td 78,5 C). Untuk membuat alkohol absolut dari campuran azeotropik ini dapat ditempuh dengan 2 jalan : 1) Memasak dengan kapur sirih (CaO) selama 6 jam. Pada destilasi terdapat alkohol absolut. 2) Membubuhi benzena pada campuran azeotropik tersebut, kemudian campuran terner didestilasi 3) Pada 64,8 C terdapat campuran azeoropik yang terdiri atas : 7,4 % H20, 18,5 % C2H5OH, 74,1 % C6H6. Setelah air habis suhu naik, dan 4) Pada suhu 68,2 C keluar campuran azeotropik terdiri atas : 32,6 % C2H5OH, dan 67,4 % C6H6. Suhu tetap sampai semua benzena sudash keluar 5) Pada suhu 78,4 C keluar C2H5OH absolut. 2.3 Isopropil Alkohol (2-Propanol) Senyawaan ini tak terdapat di alam. 23 Penggunaan : a. Dalam banyak hal dipakai sebagai pengganti etanol (misalnya pada pelarut) b. Sebagai antiseptikum (larutan 40% setara dengan larutan etanol 60%) c. Pada sintesis 2.3.1 Amilena Hidrat (Ters.amil alkohol, dimetil-etil karbinol) Pembuatan : campuran 2-metil-2-butena, H2O dan H2SO4 dibiarkan pada 0 C kemudian dinetralkan dengan NaOH dan destilasi. Sifat-sifat : 1. Suatu cairan, mudah menguap, titik didih 97-103 C 2. Tak berwarna, bau khas 3. Larut dalam H2O (dingin) 1:8 4. Larut dalam alkohol, kloroform, eter, benzena dan sebagainya 5. Mempunyai khasiat sedatif dan hipnotik 2.3.2 Alkohol-Alkohol yang Tinggi 1. 1-Dodekanol= lauril alkohol= dodekialkohol : C12H25OH t.c 24 C Pembuatan : reduksi metilaurat Penggunaan : untuk membuat deterjen 2. 1-heksadekanol = setilalkohol = heksadekilalkohol : C16H33OH t.c 24 C , tak berwarna Pembuatan : dari spermaseti (suatu “wax” yang terkandung dalam minyak dari beberapa jenis ikan paus dan mengandung ester setilpalmintat Penggunaan : Untuk membuat deterjen 24 3. Dalam kosmetik : “loyion” , “krem cukur”, “lipsticks” dan sebagainya . (untuk melicini tangan, muka dan sebagainya). 2.4 Polihidroksi Alkohol 1. Sebagai pelarut dari hasil-hasil farmasi, kosmetik, dan sebagainya 2. Dalam bentuk poli-etilena-glikol atau “carbowaxe” dipakai pada pembuatan kosmetik, salep dan sebagainya 3. Dalam bentuk poli-serbat atau tweens dipakai sebagai zat-zat dispersi 4. Ada yang mempunyai keaktifan anti kejang (anti kram), misalnya 1,3-butanadiol 5. Semuanya kecuali etilena-glikol dalam bentuk nitrat adalah vasedilator 2.4.1 Propilena-glikol (1,2-propanadiol) 1. Suatu cairan titik didih 187,4 C , tidak berbahaya 2. Suatu “anti freeze” 3. Pelarut dari ekstrak-ekstrak zat-zat, wangi, hasil-hasil farmasi, mempunyai keaktifan bakteriosidik, berguna pada sterilisasi rumah sakit dan kantor 2.4.2 Gliserol (propanatriol) 1. Suatu cairan kental, manis (glykeros = manis) 2. Higroskopik , titik didih 290 C Pembuatan : a. Pada penyabunan minyak (lemak) b. Sintesis dalam teknik dari propena Penggunaan : a. Karena mempunyai sifat menghaluskan maka dipakai dalam larutan air pada misalnya kulit kasar. 25 b. Sebagai pencahar Dalam farmasi gliserol dipakai sebagai pemanis dan pelarut. Dalam tembakau untuk mencegah tembakau menjadi kering. Sebagai pengawet untuk fermen-fermen dan vaksin-vaksin. Dalam konsentrasi 25% bekerja sebagai antiseptik. Dapat dipakai dengan antibiotika sebagai obat luar. Dapat dipakai sebagai sumber karbon untuk mikroba yang menghasilkan antibiotika. c. Untuk membentuk gliserol trinitrat yang dipergunakan sebagai : Sebagai suatu vasodilator (misal pada angina pectoris dalam larutan 1% dalam alkohol) Membuat dinamit (bahan peledak) Dinamit = “kieselghur” (=diatomaccus earth) yang menyerap gliserol trinitrat .lar Gliserol trinitrat : cairan, tak berwarna rasa terbakar, mengakibatkan sakit kepala. Sedikit larut dalam air tetapi larut dalam alkohol. 2.4.3 Eritritol 1. Dalam alam hanya terbentuk meso 2. Penggunaan dalam bentuk tetra nitrat dipakai sebagai zat peledak dan vasodilator Penggunaan : Pada ilmu kedokteran dipakai dalam bentuk tertanitratnya sebagai vasodilator (dicamput) dengan suatu zat yang lamban misalnya laktosa). Dipakai pada misalnya angina pectoris. Untuk membuat zat peledak penta-eritritol tetra-nitrat (PETN) yang dipakai sebagai “booster” dari TNT , zat peledak dalam bom-bom , ranjau dan torpedo 2.4.4 D-Manitol 1. Banyak terdapat di alam 26 2. Dapat dibuat dari reduksi D-manose, hanya sedikit dimetaboliskan sampai glikogen, yang lainnya dikeluarkan dalam urine Penggunaan : Dalam bentuk manitol-heksa-nitrat dipakai sebagai vasodilator, dicampur dengan suatu karbonat (1+9) supaya tak eksplosif 2.4.5 D-Sorbitol (= D-glukitol) 1. Terdapat dalam buah-buahan 2. Dapat dibuat dari reduksi ad-glukosa 3. Telah dianjurkan sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes karena tak mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Penggunaan : Sebagai campuran dari banyak zat farmasi dan industri lain. Sebagai zat untuk mencegah keringnya kosmetik, tembakau , pelekat dan sebagainya Untuk membuat vitamin C Pada pembuatan “Tweens” bersama poli-etilena-glikol 2.5 Alkohol Berhalogen Senyawaan-senyawaan yang termasuk golongan ini menunjukkan sifat-sifat dari alkil halogenida dan dari alkohol tak begitu banyak digunakan dalam ilmu kedokteran. Contoh : Chloreton = klorobutanol = trikloro-etil-dimetilkarbinol = aseton-kloroform Sifat-sifat : 1. Titik cair :76 C , mempunyai bau seperti kamper 27 2. Mempunyai keaktifan : antiseptik (lemah), hipnotik (lemah), anti mual. Maka dipakai pada mabuk laut, dalam “sprays” hidung dan sebagainya 2.6 Alkohol Aromatik Dalam golongan ini termasuk senyawaan-senyawaan yang mempunyai gugus hidroksi pada cabang. umumnya senyawaan-senyawaan ini bersamaan sengan alkohol-alkohol alifatik 1. Benzilalkohol (fenilkarbinol) : C6H5CH2OH Sifat-sifat : Cairan , titik didih 205 C , baunya enak , tak larut dalam air atau basa, mempunyai keaktifan antiseptik dan anestetik setempat Pembuatan : 2. Hidrolisis dan benzilklorida Basa C6H5CH2Cl + H2O C6H5CH2OH + HCl Ca(OH)2 a. Dari benzaldehida dengan reaksi Cannizzaro C6H5CHO + KOH C6H5COOK + C6H5CH2OH b. Reduksi dari benzaldehida (mis : dengan Na-amalgama + H2O atau Zn + HCl) NaOH C6H5CHO C6H5CH2OH c. Dari benzaldehida dan formaldehida melalui reaksi Cannizzaro 28 NaOH C6H5CHO + HCHO C6H5CH2OH + HCOONa Terdapatnya : banyak minyak atsiri, terdapat sebagai benzilbenzot dan benzilsinamat Penggunaan : Sebagai anastetikim lokal Sebagai obat gatal dalam bentuk salep Dalam bentuk benzilbenzoat untuk melawan kudis Dalam bentuk ester banyak dipergunakan dan zat-zat wangi. Misalnya: benzilasetat (minyak jasmine) 3. β Fenil-etilalkohol = β feniletanol, benzilkarbinol, fenetilalkohol Terdapat dalam minyak wangi mawar, baunya enak, maka dipakai sebagai zat wangi. Alkohol ini lebih anestetik daripada benzilalkohol dan ketoksitannya sama. 4. Salisilalkohol = saligenin = o-hidroksi benzilalkohol Terdapat sebagai glikosida salisin yang terdapat dalam kulit dari perpohonan tertentu. Zat padat , tak berwarna , titik cair 86-87 C, Penggunaan : anestetikum lokal 5. Chloromycetin = chloramphenicol zat padat, titik cair 150 C Antibiotika dari streptomyces venezuelae Antibiotika pertama yang dibuat secara sintetik untuk diperdagangkan 6. Benadryl = diphenhydramine = benzhidril-β-dimetilaminoetil-eter 29 Obat yang dipakai sebagai antihistamin dan yang dapat dianggap sebagai turunan dari benzilalkohol 2.7 Etilen Glikol 2.7.1 Pengertian Etilen glikol atau yang disebut Monoetilen Glycol , dihasilkan dari reaksi e t i l e n o k s i d a d e n g a n a i r , m e r u p a k a n a g e n t a n t i b e k u y a n g d i g u n a k a n p a d a m e s i n - m e s i n . E t i l e n g l i k o l i n i merupakan senyawa organik yang dapat menurunkan titik beku pelarutnya dengan mengganggu pembentukan kristal es pelarut. S e n y a w a i n i t e r d a p a t d a l a m g a s a l a m , minyak bumi kotor, atau deposit bahan bakar fosil lainnya. Namun etilen dapat juga diperoleh dalam jumlah besar dari berbagai proses thermal dan katalitik s u h u t i n g g i d e n g a n f r a k s i - f r a k s i g a s a l a m d a n m i n y a k b u m i s e b a g a i b a h a n bakunya 2.7.2 Karakteristik Etilen Glikol (1,2 – etanadiol, HOCH2CH2OH) tidak berwarna, berupa cairan yang larut dalam air diproduksi dari etilen yang dioksidasi oleh udara diikuti dengan hidrasi dari intermediet etilen oksida. M e m i l i k i b e r a t m o l e k u l 62,07 m e r u p a k a n senyawa hidrokarbon olefinik yang paling ringan, gas y a n g m u d a h t e r b a k a r , b e r b a u m a n i s . Senyawa ini higroskopis dan larut sempurna dalam berbagai pelarut polar, seperti air, alkohol, eter glikol, dan aseton.Sedikit larut dalam pelarut nonpolar, seperti benzene, toluene, dikloroetan, dan klorofom. Etilenglikol sulit dikristalkan ketika dingin, dia berbentuk senyawa yang sangat kental(viscous) 2.7.3 Penggunaan 1. Digunakan untuk bahan polietilenterephthalate penukar panas 30 (PET) baku dan sebagai produksi cairan 2 . Secara komersial, etilen glikol di Indonesia digunakan sebagai bahan baku industri polyester (tekstil) sebesar 97,34 %. 3 . Etilen glikol dipakai sebagai pelarut untuk industri 4 . Sebagai bahan dasar untuk pembuatan dakron, dan sebagai zat anti beku untuk radiator mobil. 5 . Satu sendok the dapat membunuh seekor kucing dan kurang dari setengah cangkir dapat membunuh manusia dewasa. Karena sifat racunnya, anti beku yang mengandung etilen glikol sebaiknya tidak dibiarkan dalam tempat terbuka, dan tumpahannya harus segera dibersihkan. Dengan melihat berbagai manfaat yang didapatkan dari Etilen Glikol ini, maka sangat tepat jika di produksi secara berkala untuk meingkatkan pertumbuhan perkonomian nasional. 2.8 Gliserol 2.8.1 Pengertian Gliserol (1,2,3-propanatriol) atau disebut juga gliserin merupakan senyawa alkohol trihidrat dengan rumus bangun CH₂OHCHOHCH₂OH. Triol ini didapat dari hidrolisa dalam suasana basah dari lemak sebagai hasil samping dari pembuatan sabun atau dari petrokimia propane . Gambar Struktur Gliserol 2.8.2 Sifat Gliserol berwujud cairan jernih , tidak berwarna, seperti sirup, cairan tidak beracun. Gliserol berwujud cairan jernih , higroskopis, kental, dan terasa manis. Sifat fisik gliserol terdapat pada Tabel : 31 Sifat Nilai Bobot molekul 92,09382 g/mol Viskositas pada suhu 20°C 1499 Cp Panas spesifik pada suhu 26°C 0,5795 kal/g Densitas 1,261 g/cm³ Titik leleh 18°C Titik didih 290°C 2.8.3 Penggunaan 1. Sebagai emulsifier,agen pelembut, plasticizer, stabilizer es krim, pelembab kulit, pasta gigi, obat batuk 2. Sebagai media pencegah reaksi pembekuan darah merah 3. Sebagai tinta printing 4. Sbagai bahan aditif pada industri pelapis , cat, sebagai bahan antibeku 5. Sumber nutrisi dalam proses fermentasi, dan bahan baku untuk nitrogliserin. 6. Gliserol dipakai sebagai pelarut 7. Sebagai emolien (suatu zat yang dapat melunakkan atau melembutkan seperti lotion) 8. Sebagai zat pemanis pada pembuatan permen dan minuman keras 32 B. Fenol 1. Pengertian Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol (fenil alcohol)merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat kimia seperti asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus. Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai orang.Berbeda dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai sifat yang berbeda. Dalam air fenol sedikit terionisasi menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10. Struktur senyawa fenol seperti : 33 2. Karakteristik Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkoholalifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam.Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. 3. Sifat a. Sifat kimia Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom C-nya sama , karenagugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapatdipersamakan dengan alkanol tersier. Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan membentuk asam fenolsulfonat ( o atau p). Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya terbentuk 2,4,6trinitrofenol atau asam pikrat. Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb : Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat b. Sifat fisika Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan mempunyai sifat-sifat antiseptic Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol itu tinggi, 34 yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam karbol. 4. Jenis Senyawa fenol a. Berdasarkan jalur penbuatannya : 1. Senywa fenol yang berasal dari asam shikimat atau jalur shikimat 2. Senywa fenol yang berasal dari aseta malonat 3. Ada juga senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur biosintesa ini yaitu senyawa-senyawa flavonoid. b. Berdasarkan jumlah atom hydrogen yang dapat diganti oleh gugus hidroksil maka ada tiga golongan senyawa fenol yaitu : 1. Fenol monofalen Jika satu atom H dari inti aromatic diganti oleh satu gugusan OH. Contoh : Fenol alfa-fenol beta-fenol 2. Turunan-turunan fenol Asam pikrat contoh : Acidum pierinicum , 2,4,6-trinitro fenol Berupa hablur kuning, tidak berbau, rasa pahit. Sukar larut dalam air dan eter dan larut dalam etanol. Kresol contoh : 0-kresol m-kresol p-kresol Cairan dengan bau memadai dapat campur dengan air dan etanol digunakan sebagai pembasmi hama. Tymol 35 contoh : 5-metil 2-isopropil fenol Hablur tak berwarna bau memadai, sukar larut dalam air mudah larut dalam spiritus, eter, kloroforom, minyak. Digunakan sebagin obat batuk dan aniti septic. 3. Fenol divalent Adalah senyawa yang diperoleh bila dua atom hydrogen pada inti aromatic diganti dengan dua gugus hidroksil. Dan merupakan fenol bervalensi dua. Contoh : o-dihidroksi benzene m-dihidroksi benzene p-dihidroksi benzene pirokatekol resorsinol hidrokinon 4. Fenol trifalen Adalah senyawa yang diperoleh bila tiga atom hydrogen pada inti aromatic diganti dengan tiga gugus hidroksil. contoh : 1,2,3-tri hidroksi benzene Contoh –contoh senyawa fenol 1. Senyawa fenol sederhana 2. Lignan, Neolignan, Lignin 3. Stilbena 4. Naftokinon 5. Antrakinon 6. Flavonoid 7. Antosian 8. Tanin 9. Kumarin 10.Kromon & Xanton 5. Reaksi Fenol menyerupai alkohol alifatik dalam beberapa reaksi, tetapi dalam reaksireaksi yang lain banyak berbeda terutama dalam sifat-sifat asam. 36 1. Fenol adalah asam lemah, bereaksi dengan NaOH, terlalu lemah untuk bereaksi dengan Na-karbonat (dan Na-bikarbonat). Fenol ada asam yang lebih lemah daripada asam karbonat. C6H5OH + NaOH C6H5Na + H2O Na-fenolat Na-fenoksida C6H5OH + Na2CO3 Tak bereaksi 2. Pembentukan eter menyerupai sintesis Williamson pada pembuatan eter alifatik. Di sini dari Na-fenoksida + alkohalogenida. C6H5Na + Br - R C6H5 – O – R + NaBr Metil-feniter (t.d 153˚C) dikenal dengan nama Anisola dan etil-fenileter (t.d. 172˚C) dengan nama Fenetola. 3. Reduksi a. Dengan serbuk seng. Uap fenol dialirkan melalui serbuk Zn yang dipanaskan. C6H5OH + Zn C6H6 + ZnO b. Kalau uap fenol dan gas H2 dialirkan melalui serbuk Ni pada 160˚C terjadi siklo-heksanol. 4. Reaksi dengan asilklorida atau anhidrida asam menjadi ester. C6H5OH + CH3COCl C6H6 – O – C – CH3 + HCl || O Kalau dipergunakan arilklorida reaksi ini dilaksanakan dalam larutan basa. C6H5OH + CH3COCl + NaOH 37 C6H5COOC6H5+ NaCl +H2O 5. Oksidasi dari fenol, hasilnya tergantung dari pengoksidasi. KmnO4 menghasilkan asam mesotartrat, asam oksalat dan CO2 O2 dari udara memberi hasil yang berwarna merah. O3 memberi CO2, asam glioksilat, kinon dan hidrokinon. 6. Reaksi-reaksi subtitusi (lebih mudah dari pada benzena) a. Penghaloan (Cl2 atau Br2) kalau fenol direaksikan dengan klor atau brom dalam air terjadi tanpa pemanasan endapan dari 2,4,6-tri-kloro atau tri-bromo-fenol yang dapat dipakai untuk penentuan fenol secara kualitatif dan kuantitatif. b. Pengsulfonatan sebagai hasil terdapat asam orto-fenol sulfonat dan asam para-fenol sulfonat. c. Penitroan HNO3 encer menghasilkan orto dan fenol-nitrofenol HNO3 pekat menghasilkan dengan hasil buruk asam pikrat. 7. Reaksi dengan larutan FeCl3 yang netral memberi warna biru sampai violet. 8. Reaksi gandengan dengan senyawaan diazonium. 9. Reaksi dengan anhidrida asam ftalat dan H2SO4 pekat memberi fenolftalein. 10. Reaksi kondensasi dari fenol + formaldehida (+ NH3), terjadi kondensasi dalam 2 dimensional. Salah satu dari hasil kondensasi ini ialah Bakelit (tak kenyal) 6. Derival – derival dari fenol 1. Kresol-kresol (hidroksi-toluena), berisomer dengan benzilalkohol Pembuatan: dari ter batubara atau hasil industri minyak bumi 38 Kreosot : Terdapat dari ter batubara dan mengandung ketiga kresol dan sedikit fenol. Disebut juga asam kresilat dipergunakan sebagai pengawet misalnya dari kayu. Terdapat dari destilasi kering kayu (Kreosot kayu) dan mengandung guayakol dan kresol-kresol. Penggunaan : Lisol (adalah larutan sabun dari o,m dan para-kresol), Creolin (adalah larutan dalam air dari garam-garam kresol), Dipakai sebagai desinfektan. 2. Guayakol (o-metoksi fenol, o-hidroksi anisol) Terdapat dalam kreosot kayu dan damar “guaiac”. Sedikit larut dalam air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mempunyai sedikit keaktifan anestetik (lokal), antipiretik dan antiseptik. 3. Trans-dietilstilbestrol (trans 1,2 –dietil-1,2-di(p-hidroksi fenil)-etilena. Salah satu “estrogen” (hormon kelamin). C2H5 – C –\ 4. Timol (3-hidroksi-4-isopropil-1-metil-benzena) Terdapat dalam minyak “thyme” dan dari “mint”. Zat padat, t.c. 49,6˚C, baunya enak. Bakterisid, antelmintik, fungisid. Dipakai dalam air kumur, tapal gigi, salep. Dulu dipakai sebagai obat cacing. 5. Vanilin (4-hidroksi-3-metoksi-benzaldehida) 39 Pembuatan : Ekstrasi buah vanilin. 6. Eugenol = 4-alil-2-metoksifenol Dari eugenol yang terdapat dalam minyak cengkeh. Dari guayakol dengan pertolongan HCl + HCN dan katalisator AlCl3. Dari lignin, suatu zat yang misalnya terdapat dalam kayu. 7. Fenol-fenol yang terdapat dalam ganja Ganja adalah nama India dari suatu jenis yang narkotik dari Cannabis Sativa yang mengandung : Cannabinol Tetrahidrocannabino Cannabidiol Catatan : Tetrahidrocannabinol paling aktif Ikatan rangkap pada inti bawah pada tetrahidrocannabinol dan cannabidiol belum diketahui pasti. Senyawaan-senyawaan halogen alifatik Senyawa ini jarnag terdapat di alam, maka harus dibuat secara sintetik. Contohcontoh yang terdapat di alam : Asam fluoro asetat Chloro amphenicol = chloromycetin = d-treo-2(dikloro-asetamido)-1(pnitrofenil)-1,3-propanadiol. Kegunaannya sebagai pelarut, anestetik, anthilmintik, insektisida dan lain-lain. 8. Peranan Senyawa Fenol Beberapa peranan senyawa fenol: 1. Lignin merupakan bahan dinding sel 40 2. Antosianin sebagai pigmen bunga; 3. Peranan yang masih merupakan dugaan : Flavonol tampaknya penting dalam pengaturan pertambahan makanan kapri. Kehadirannya dalam kloroplas bayam menimbulkan dugaan bahwa flavonol berperan dalam fotosintesis. 4. Fenol tumbuhan mendapat perhatian karena kemampuannya untuk membentuk kompleks dengan protein dengan ikatan hydrogen. 5. Ekstraksi senyawa fenol dari tumbuhan dengan menggunakan alcohol yang mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzimatik. 6. Senyawa fenol merupakan senyawa aromatic karena itu menyerap cahaya pada daerah UV. 7. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik . Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. 8. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin). 9. Pembasmi rumput liar, dan lainnya. 10. Fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. 11. Sebagai antiseptikum (mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasikan protein) Koefisien Fenol (KF) : perbandingan kons.fenol / kons.zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam waktu yang sama. 9. Bahaya Fenol 41 a. Keaktifan fisiologis : pengikis jaringan (5%), mengkoagulasikan protein, pada kulit mengakibatkan lepuh-lepuh. b. Kalau termakan mengakibatkan iritasi dan nekrosa dari selaput lendir, dan merusak susunan saraf pusat dsb. Fenol adalah suatu racun proto-plasma umum. c. Fenol dapat diabsorbsi melalui kulit. Kalau fenol kena kulit segera harus dicuci dengan alkohol. 10. Perbedaan alkohol dan fenol Fenol Alkohol Bersifat asam Bersifat netral Bereaksi dengan NaOH (basa), Tidak bereaksi dengan basa membentuk garam natrium fenolat Tidak bereaksi dengan logam Na atau Bereaksi dengan logam Na atau PX3 PX3 Tidak bereaksi dengan RCOOH Bereaksi dengan RCOOH namun namun bereaksi dengan asil halida bereaksi dengan asil halida (RCOX) (RCOX) membentuk ester membentuk ester C. Tiol 1. Pengertian Dalam kimia organik, tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH).Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik sebagai gugus tiol ataupungugus sulfhidril.Secara tradisional, tiol sering dirujuk sebagai merkaptan.Istilah merkaptan 42 berasal dari Bahasa Latin mercurium captans, yangberarti 'menggenggam raksa', karena gugus -SH mengikat kuat unsur raksa. Gambar Struktur umum gugus fungsi Tiol 2. Sifat-sifat Tiol a. Sifat Fisika Bau Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan baubawang putih.Bau tiol sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol akan berikatan kuat dengan proteinkulit. Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai macam tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah kasus peledakan sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang mematikan. Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap.Sebagai contoh, tioterpineol bertanggung jawab atas aroma sedap buah Citrus × paradisi. Titik didih dan kelarutan Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur, ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar.Sehingga ikatan S-H tiol memiliki momen dipol yang lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol.Tiol tidak menampakkan efekikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya sendiri.Oleh karena itu, tiol memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam air dan pelarut polar lainnya dibandingkan dengan alkohol. b. Sifat Kimia 43 Sintesis Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik daripada atom oksigen/Tiol terbentuk ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium hidrosulfida. CH3CH2Br + NaSH → CH3CH2SH + NaBr Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium aluminium hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol. R-S-S-R' → R-SH + R'-SH Reaksi Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH) yang ditemukan pada alkohol. Oleh karena sulfur dan oksigen berada dalamgolongan tabel periodik yang sama, ia memiliki sifat-sifat ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan terdeprotonasi membentuk RS− (disebut tiolat), dan secara kimiawi lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi RSH. Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol membentuk tioeter, tioasetal, dan tioester, yang beranalogi dengan eter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter. Keasaman Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada alkohol.Gugus tiol bersifat sedikit asam dengan pKa sekitar 10 sampai 11. Dengan keberadaan basa, anion tiolat akan terbentuk, dan merupakan nukleofil yang sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat dengan mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin, menghasilkan disulfida (R-S-S-R). 44 2R-SH + Br2 → R-S-S-R + 2HBr Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium hipoklorit atau hidrogen peroksida, menghasilkan asam sulfonat (RSO3H). R-SH + 3H2O2 → RSO3H + 3H2O 3. Penamaan Tiol Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan menambahkan akhiran -tiol pada nama alkana. Metode ini hampir identik dengan tatanama alkohol. Misalnya: CH3SH akan menjadi metanatiol. Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkohol pada nama analog alkohol senyawa itu. Misalnya: CH3SH menjadi metil merkaptan. (CH3OH bernama metil alkohol) Sebagai sebuah prefiks, istilah sulfanil atau merkapto digunakan. Sebagai contoh: merkaptopurina. Latihan Soal 1. Berilah Penamaan IUPAC pada alkohol dibawah ini : a. Jawab : 3-Bromocyclohexanol b Jawab : 2-metil-2-propanol 45 c. Jawab : 2-etil-1-butanol d. CH3 - CH2 – CH - CH2 - CH2 - CH2 - OH CH3 Jawab : 4-Metil-1-heksanol e. Cl - CH2 - CH2 - CH2 - OH Jawab : 3-Kloro-1-propanol 2. Gambarkan rumus struktural dari tiap bersamaan berikut : d. 4,4-Dimetil-2-pentano Jawab : CH3 CH3 – CH - CH2 - C - CH3 OH e. CH3 Metanatiol Jawab : CH3 – SH c.1-butanatiol Jawab : CH3 - CH2 - CH2 - CH2 – SH 46 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Alkohol adalah senyawa organik di mana kelompok fungsional hidroksil (-OH) terikat pada atom karbon . Rumus umum golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1– OH. Fenol atau asam karbolat ataubenzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH). Penamaan pada alkohol, fenol dan tiol hampir sama dengan penamaan alkana dan sebagainya hanya saja nama senyawa alkananya dengan mengganti akiran “ ana “ dalam alkana menjadi “ anol “ pada alcohol, mengganti ana dengan fenol pada fenol dan menambahkan akhiran -tiol pada tiol. 1. Kegunaan Alkohol : - pelarut , misalnya : dari “shellac” dsb - sebagai “antifreeze” radiator mobil - untuk mendenaturasikan etanol, dll 2. Kegunaan Fenol : - Senyawa fenol merupakan senyawa aromatic karena itu menyerap cahaya pada daerah UV. - Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik . - Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin). - Pembasmi rumput liar, dan lainnya. 47 B. Saran Pengetahuan tentang kimia organik sangat diperlukan bagi mahasiswa yang akan menjadi ahli kimia yang nantinya mereka akan terjun ke dunia industri yaitu industri kimia. Sebaiknya sebagai mahasiswa harus lebih memahami materi mengenai kimia organik atau pun anorganik agar pengetahuan kita lebih meningkat demi terbentuknya ahli kimia yang berkompeten 48 DAFTAR PUSTAKA Rahadian, Dewi T. 2012. Metode King Kimia SMA. Jakarta : Kawah Media Silviyati,Idha. 2019. Satuan Proses. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya. http://cha-farmasis.blogspot.com/2009/12/fenol.html . Diakses pada tanggal 5 April 2019. http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/senyawa-alkohol.html . Diakses pada tanggal 5 April 2019. http://pustakafisika.wordpress.com/hukum-pascal-dan-prinsip-hidrolik/.html . Diakses pada tanggal 5 April 2019. http://rahmadanichem.blogspot.com/2013/12/alkohol-dan-fenol.html. Diakses pada tanggal 5 April 2019. http://renidewitasari.blogspot.com/2013/11/senyawa-aromatik-fenol.html tanggal 5 April 2019. . Diakses pada http://www.ilmukimia.org/2013/03/golongan-alkohol.html Diakses pada tanggal 5 April 2019. http://www.slideshare.net/ruadimahadars/senyawa-fenol . Diakses pada tanggal 5 April 2019. 49