MENELUSURI JEJAK TUMPAHAN MINYAK DI LAUT INDONESIA Septi Nafa Al Hayati Jurusan Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur No. 46 Tulungagung 66221 Email : [email protected] ABSTRAK Sudah banyak terjadi insiden tumpahnya minyak di Indonesai yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang ada di sekitar wilayah perairan yang tercemar oleh tumpahan minyak. Banyak pihak yang dirugikan dari kejadian ini, sehingga diperlukan penanganan dari pihak terkait maupun masyarakat untuk mengatasi tumpahan minyak di laut dengan tepat, agar dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut dapat dihindarkan. Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui peristiwa-peristiwa tumpahan minyak di laut Indonesia yang pernah terjadi dan penyebabnya melalui pengumpulan data dan informasi dari penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tumpahan minyak yang terjadi di laut, serta upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam menagani tumpahan minyak di laut agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut terhadap ekosistem bawah laut. Kata Kunci: Tumpahan Minyak, Laut, Indonesia I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan yang membentang luas, menjadikannya sebagai negara maritim dengan sumber daya laut yang melimpah. Potensi sumber daya laut dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai lahan perekonomian dengan berprofesi sebagai 1 nelayan maupun budidaya ikan, kepiting, kerang dan hewan laut lainnya yang memiliki nilai jual sehingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Indonesia memiliki ribuan hingga jutaan spesies biota laut dunia. Ekosistem bawah lautnya yang beranekaragam, mulai dari aneka jenis terumbu karang yang menghiasi dasar lautan, juga sebagai tempat tinggal bagi berbagai macam jenis ikan maupun hewan-hewan laut kecil lainnya. Tidak mengherankan apabila Indonesia mendapat julukan sebagai salah satu negara dengan megabiodiveritas terbesar di dunia. Kekayaan Indonesia akan sumber daya laut yang dimilikinya akan tersiasiakan apabila tidak dikelola dengan baik dan bijak. Berbagai aktivitas manusia dapat memicu kerusakan pada ekosistem laut Indonesia. Seprti halnya aktivitas penangkapan ikan dengan cara pengeboman yang dapat merusak ekosistem terumbu karang yang ada di sekitarnya. Selain akvitas yang sengaja dilakukan, keteledoran yang tak sengaja terjadi juga dapat menimbulkan dampak yang besar bagi kelangsungan ekosistem bawah laut. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah insiden kebocoran pipa miyak Pertamina yang terjadi di Teluk Balikpapan baru-baru ini. Dampak yang ditimbulkan dari tumpahnya minyak ke laut yang terjadi di Balikpapan ini telah sampai ke pesisir pantai sehingga melumpuhkan perekonomian warga karena usaha mereka rugi akibat budidaya tambak dan keramba mereka banyak yang mati. Insiden tumpahnya minyak ke lautan bukanlah yang pertama kali terjadi di Indonesia, sudah ada beberapa kasus yang terjadi meskipun bukan insiden yang sering terjadi namum hal ini patut diperhatikan karena dampak yang ditimbulkan cukup besar sehingga diperlukan penanganan yang tepat agar keberlagsungan ekosistem bawah laut tetap terjaga hingga masa mendatang. Peristiwa tumpahnya minyak ke lautan merupakan salah satu pencemaran laut yang dampaknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar maupun bagi mahluk hidup di dekat tempat pencemaran terjadi. Pencemaran laut yang berasal dari tumpahan minyak dapat terjadi karena kebocoran pipa tambang minyak bawah laut, tumpahnya minyak saat berada di kapal maupun pada proses pengeboran minyak lepas pantai. 2 Zat polutan yang berasal dari tumpahan minyak dapat mencemari lautan hingga ke berbagai wilayah karena adanya arus pasang surut laut, selain mencemari permukaan laut tumpahan minyak juga dapat samapi ke laut bagian dalam sehingga memungkinkan banyak biota laut yang mati akibat terkena dampak dari zat polutan tersebut. Upaya penanganan dari peristiwa tumpahnya minyak ke laut merupakan prioritas utama yang harus segera dilakukan karena dengan penaganan yang cepat dan tepat makan semakin sedikit kerusakan yang menimpa ekosistem laut. Penanganan pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan tumpahan minyak di laut. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan kandungan minyak di laut baik melauli metode fisika, kimia, atau biologi dengan melaui penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi zat polutan di lingkungan yang disebut dengan bioremediasi. Dari penjelasan di atas penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai peristiwa-peristiwa tumpahnya minyak yang pernah terjadi di Indonesia serta fakor-faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi, untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tumpahnya minyak di lautan, serta upaya penanganan apa saja yang dapat dilakukan dalam rangka menagani kerusakan lingkungan yang telah terjadi akibat tumpahan minyak di laut Indonesia. II. METODE PENELITIAN Meode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini adalah dengan cara studi literatur. Studi lieratur merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah data dan informasi dari buku, jurnal, artikel, majalah, mapun sumber referensi lain yang relefan dengan kasus atau permasalah yang menjadi masalah dan tujuan dalam penelitian. Untuk itu dalam penyusunan artikel ini penulis mengumpulkan informasi mengenai peristiwa tumpahan minyak yang terjadi di indonesia dari berbagai macam sumber, selanjutnya penulis mencari jurnal yang berkaitan dengan peristiwa tumpahan minyak di laut indonesia yang pernah terjadi dan dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan serta uapaya yang dapat dilakuakan untuk menangani peristiwa tersebut. 3 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Laut merupakan bagian penting dari kelangsungan hidup manusia. Laut Indonesia kaya akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber daya hayati yang kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Namun lingkungan laut tidak terlepas dari adanya pencemaran yang terjadi akibat aktivitas manusia. Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buang aktivitas mahluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, buangan dan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari transportasi darat melaui sungai, emisi transportasi laut dan emisi buangan pestisida dari pertanian. Namun sumber utama dari pencemaran laut berasal dari tumpahan minyak yang berasal dari proses dikapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat kecelakaan kapal (Hartanto, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hartanto (2008) terhadapa kasus tumpahan minyak di indonesia mulai dari tahun 1975 hingga Agustus 2005, tercatat bahwa telah terjadi sekitar 19 kasus tumpahan minyak di perairan Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena perairan Indonesia merupakan jalur perdagangan dan traspotrasi antar negara. Banyak kapal-kapal pengangkut minyak maupun cargo barang yang melintasi perairan Indonesia yang meneyebakan negara kita rentan terhadap polusi laut. Apalagi ditambah dengan posisi Indonesia sebagai penghasil minyak bumi, di mana di beberpa pelabuhan dan perairan Indonesia dijadikan sebagai terminal bongkar muat minyak bumi, termasuk juga bermunculannya bagunan pengeboran lepas pantai yang dapat menambah resiko terancamnya perairan indonesia. Berikut tabel yang memperlihatkan catatan beberapa kasus tumpahan minyak yang terjadi di perairan indonesia. No. Tahun Lokasi Keterangan 1 Selat Malaka Kandasnya kapal tenker Showa Maru yang 1975 menumpahkan minyak sebesar 1 juta barel minyak solar 4 2 Januari Selat Malaka 1975 3 4 5 Tabrakan kapal Isugawa Maru dengan Silver Palace Desember Pelabuhan Kecelakaan kapal tenker Choya Maru 1979 Buleleng Bali menumpahkan 300 ton bensin. Februari Pelabuhan Bocornya kapal tanker Golden Win yang 1979 Lhokseumawa mengangkut 1500 kilo liter minyak tanah September Selat Malaka Tabrakan kapal tanker Ocean Blessing dan 1992 MT Nagasaki Spirit yang menumpahkan 13000 ton minyk 6 Januari Selat Malaka Kandasnya kapal tenker Maersk Navigator Natuna Tenggelamnya KM Batamas II yang 1993 7 1996 memuat MFO 8 9 Oktober Selat Kapal Orapin Global bertabrakan dengan 1997 Singapura kapal tanker Evoikos 1998 Tanjung Priok Kandasnya kapal Pertamina Supply No 27 yang memuat solar 10 1999-2000 Cilacap Robeknya kapal tenker MT King Fisher dengan menumpahkan sekitar 4000 barel 11 Oktober Batam 2000 12 2001 Kandasnya MT Natuna Sea dan menumpahkan 4000 ton minyak mentah Tegal-Cirebon Tenggelamnya tanker Steadfast yang mengangkut 1200 ton limbah minyak 13 14 2003-2005 Juli 2003 Kepulauan Tergenangnya tumpahan minyak di Seribu perairan Kepulauan Seribu Palembang Tabrakan antara Tongkang PLTU-I/PLN yang menagkut 363 kiloliter IDF dengan kapal kargo An Giang menyebabkan sungai Musi di sekitar kota Palembang tercemar 15 Juli 2004 Kepuluan Riau Kapal tangker Vista marine tenggelam akibat cuaca buruk dan menumpahkan 5 limbah minyak dalam tangki slop sebanyak 200 ton 16 September Cilacap 2004 Tumpahan minyak oleh MT Lucky lady yang memuat Syria Crude Oil sebanyak 625044 barel. Volume minyak yang tumpah ke perairan adalah sekitar 80000 barel dan menyebar sepanjang 5 km sepanjang pantai 17 Oktober Pantai Tumpahan minyak mentah Pertamina UP 2004 Indramayu VI Balongan, tumpahan ini merusak terumbu karang tempat pengasuhan ikanikan masyarakat sekitar 18 2004 Balikpapan Tumpahan minyak di Perusahaan Total E dan P Indonesia, membuat nelayan sekiatr tidak dapat melaut dalam beberapa waktu 19 Agustus Teluk Ambon 2005 Meledakya kapal ikan MV Fu Yuan Fu F66 yang menyebabkan tumpahnya minya keperairan. Pada tahun 2018 tepatnya awal bulan April, indonesia telah mengalami peristiwa tumpahnya minyak ke perairan Teluk Balikpapan yang disebabkan oleh kebocoran pipa bawah laut. Akibat peristiwa ini banyak pihak yang merasakan dampaknya. Banyak nelayang yang tidak bisa melaut karena sumber daya ikan banyak yang mati serta para pemilik keramba yang merugi akibat kepiting yang dibiakkan banyak yang mati (BBC Indonesia). Tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan semakin meluas hingga mencapai 200 kilometer, perluasan ini dapat terjadi akibat adanya arus dan gelombang laut. Tumpahan minyak dalam jumlah besar dapat mematikan ekosistem di perairan yang tercemar minyak, selain banyak biota laut yang mati ekosistem lain seperti mangrove, terumbu karang dan lamun juga dapat berpotensi mengalami kerusakan (Tempo.co). 6 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Meinarni (2016) mengenai dampak pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak montara di laut Timor pada tahun 2008, dapat diketahui bahwa minyak yang ditemukan di Perairan Indonesia memiliki kandungan jenis minyak ringan dan berat. Pada rantai karbon yang tinggi akan sulit terdegradasi di lingkungan laut dan akan bertahan pada periode waktu yang lama akan mengganggu reproduksi dan berdampak kepada penurunan populasi dari individu atau spesies penting tertentu di alam yang akan menganggu fungsi ekosistem. Kerugian sosial ekonomi dan dampak lingkungan merupakan akibat dari terganggunya lingkungan perairan akibat tumpahan minyak yang berdampak kepada penurunan hasil perikanan tangkap, terganggunya kenyamanan penduduk di pesisir, penurunan hasil tangkap ikan karang, penurunan produksi rumput laut akibat kematian, terganggunya ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun yang merupakan tempat ikan dan biota laut lainnya memijah dan membesarkan anak ikan (spawning-nursery ground), serta terganggunya fungsi fisik mangrove dan terumbu karang yang mempunyai fungsi sebagai penyedia jasa lingkungan. Tumpahan minyak yang terjadi di laut, juga dapat menimbulkan pencemaran di daerah lingkungan pantai. Hal ini dapat terjadi karena daerah tersebut mendapat pengaruh keadaan laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air laut. Tumpahan minyak mentah yang terbawa bersama arus pasang dapat terpenetrasi dan terakumulasi di dalam tanah. Minyak mentah adalah campuran senyawa hidrokarbon yang terbentuk berjuta tahun silam, yang berasal dari fosil tumbuhan, hewan, atau plankton selama jutaan tahun di dalam tanah atau pun di dasar lautan (Munawar et al., 2007). Untuk mengatasi tumpahan minyak di lautan, terdapat banyak metode yang dapat dilakukan, baik metode fisika, kimia, maupun bioremediasi. Metode fisika memiliki beberapa kelemahan seperti banyaknya tenaga manusia yang dibutuhkan untuk membuang minyak secara manual, pembakaran polutan yang menyebabkan polusi udara, atau matinya tumbuh-tumbuhan pesisir akibat aktivitas pengumpulan minyak. Hal serupa juga terjadi pada metode kimia, zatzat kimia yang digunakan untuk menanggulangi tumpahan minyak sering kali 7 jauh lebih beracun daripada minyak itu sendiri (Munawar et al., 2007: 91). Selain itu penanganan dengan cara fisika dan kimia hanya bersifat jangka pendek dan hanya sekitar 10-15 % penemaran minyak yang dapat dipindahkan dari laut sehingga diperlukan diperlukan cara lain yang dalam proses penghilangannya dapat dilakukan secara tuntas seprti melalui bioremediasi (Yulia et al., 2012). Metode bioremediasi merupakan salah satu cara yang efektif, efisien, ekonomis dan tidak merusak lingkungan untuk mengatasi pencemaran tumpahan minyak di air laut Indonesia. Bioremediasi merupakan proses pengubahan zat polutan yang berbahaya oleh mikroba menadi zat yang sederhana dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Metode bioremediasi dapat dipadukan dengan metode fisika maupun kimia. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam bioremediasi tumpahan minyak: (1) bioaugmentasi, di mana mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan (2) biostimulasi, di mana pertumbuhan pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien atau mengubah habitat. Meskipun teknik bioremediasi belum terlihat efektif untuk menangani pencemaran minyak pada perairan terbuka, tetapi metode ini efektif untuk membersihkan tumpahan minyak pada lingkungan pantai (Munawar et al., 2007). IV. KESIMPULAN Peristiwa tumpahan minyak di lautan indonesia sudah banyak terjadi dan hal ini dapat menyebabkan ekosistem laut indonesia berpotensi mengalami kerusakan akibat dari pencemaran minyak tersebut. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi seluruh pihak yang terkait dengan permasalahan ini, agar dapat menagani dampak yang ditimbulkan dari pencemaran di lautan, baik dari tumpahan minyak maupun dari aktivitas lainnya dengan sebaik-baiknya. Terdapat banyak metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran minyak mulai dari fisika, kimia, dan biologi. Namun, dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan efek yang ditimbulkan, salah satu metode yang aman untuk dilakukan adalah dengan metode bioremediasi. 8 DAFTAR PUSTAKA Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina di Teluk Balikpapan. Tempo.co. 07 April 208. https://fokus.tempo.co/amp/1077168/dampak-ekologis-tumpahan- minyak-pertamina-di-teluk-balikpapan. Diakses pada tanggal 29 April 2018. Hartanto, B. 2008. Oil Spill (Tumpahan Minyak) di Laut dan Beberapa kasus di Indonesia. Bahari jogja 8:43-51. Munawar, Mukhtasor, dan Tini Surtiningsih. 2007. Bioremediasi Tumpahan Minyak Mentah Dengan Metode Biostimulasi Nutrien Organik Di Lingkungan Pantai Surabaya Timur. Berk. Penel. Hayati 13:91–96. Ratusan Nelayan Balikpapan Terdampak Tumpahan Minyak Menanti Kompensasi. BBC Indonesia. 08 April 2018. https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia43690297. Diakses pada tanggal 29 April 2018 Yulia, L.R., B. Marsa, S. R. Juliastuti. 2012. Bioremediasi Air Laut Terkontaminasi Minyak Bumi Dengan Menggunakan Bakteri Pseudomonas aeruginosa. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Meinarni, N. P. S. 2016. Dampak Pencemaran Lingkungan Laut Terhadap Indonesia Akibat Tumpahan Minyak Montara di Laut Timor. Jurnal Komunikasi Hukum 2:228-235. 9