BIODATA PRIBADI 1. Nama Lengkap / Nama Panggilan Dinuarca Endra W / Dinu 2. Tempat / Tanggal Lahir 3. Jenis Kelamin Laki – laki 4. Tinggi / Berat 170 cm / 60 kg 5. Alamat Rumah Jalan Genuk Karanglo RT 8 /VIII No. 08 Semarang, Jawa Tengah 6. 7. E-mail Nomer Hp / Telp. [email protected] 085 721 984 006 8. Hobi Sepak Bola, Futsal, Wisata kuliner 9. Golongan Darah O Semarang / 9 Oktober 1994 Petaka Tumpahan Minyak Mentah Dari Kilang Montara Ulasan Mengenai Berita Pencemaran Laut Hidrokarbon diatas. 1. Sumber Pencemarnya Pencemaran lingkungan laut sangat mendapat perhatian dunia dewasa ini,apakah itu secara Nasional, Regional maupun Internasional disebabkan karenadampak yang ditimbulkannya terhadap kelestarian lingkungan dan manfaat darisumber daya alam yang ada di laut menjadi terganggu baik untuk kepentingannasional negara pantai maupun bagi umat manusia keseluruhannya. Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung. Petaka tumpahan minyak mentah dari kilang Montara yang kemudian dikenal sebutan "Montara Timor Sea Oil Spill Disaster" itu disertai pula dengan zat timah hitam bercampur bubuk kimia dispersant jenis Corexit 9500 dan 9572 yang sangat beracun untuk menenggelamkan tumpahan minyak ke dasar Laut Timor. Senator Rachel Siewert dari Parliament House of Canberra, Australia mengatakan dari hasil foto satelit tersebut dinyatakan bahwa tumpahan minyak yang terjadi akibat meledak kilang minyak Montara itu, mengalir ke Laut Timor. Berdasarkan hasil penyelidikan Komisi Penyelidik Tumpahan Minyak Montara bentukan Pemerintah Federal Australia dengan tegas menyatakan tumpahan minyak Montara telah mencemari sedikitnya 90.000 Km2 wilayah perairan Laut Timor. Sementara, pendapat para ahli dan ilmuwan independen menyatakan sekitar 90 persen dari luas wilayah yang tercemar tersebut berada di wilayah perairan Indonesia. 2. Efek Terhadap Ekosistem Tumpahan minyak ladang Montara telah mengakibatkan rusaknya wilayah budidaya rumput laut, terumbu karang, serta kawasan vegetasi magrove. Lebih mengkhawatirkan terkait dengan rilisan data dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, bahwa terdapat kandungan zat PHA yang mencemari laut Timor. PHA adalah zat yg menyebabkan kanker dan jumlahnya sudah di atas ambang batas. Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar. Sumardi (1996) memaparkan bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang. 1. Akibat jangka pendek. Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya. Secara langsung minyak menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya. 2. Akibat jangka panjang. Lebih banyak mengancam biota muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan manusia. Secara tidak langsung, pencemaran laut akibat minyak mentah dengan susunannya yang kompleks dapat membinasakan kekayaan laut dan mengganggu kesuburan lumpur di dasar laut. Ikan yang hidup di sekeliling laut akan tercemar atau mati dan banyak pula yang bermigrasi ke daerah lain. Minyak yang tergenang di atas permukaan laut akan menghalangi sinar matahari masuk sampai ke lapisan air dimana ikan berdiam. Menurut Fakhrudin (2004), lapisan minyak juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob. Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut , lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi, selain itu juga akan menghambat terjadinya proses fotosintesis karena lapisan minyak di permukaan laut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam zona euphotik, sehingga rantai makanan yang berawal pada phytoplankton akan terputus Jika lapisan minyak tersebut tenggelam dan menutupi substrat, selain akan mematikan organisme benthos juga akan terjadi perbusukan akar pada tumbuhan laut yang ada. Pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove. Minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2, dimana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang. Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutam mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya. 3. Efek Terhadap Sosial Ekonomi Secara garis besar, bentuk kerugian akibat kebocoran sumur minyak Montara dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu kerugian dari segi ekonomi dan kerugian dari segi lingkungan. Kerugian ekonomi dapat diidentifikasikan dari sisi hasil panen rumput laut kering petani setempat. Menurut data yang ada, sebelum terjadi pencemaran, petani rumput laut di Rote Ndao dapat memproduksi 7334 ton rumput luat kering per tahun. Pada tahun 2009, atau setelah pencemaran terjadi, produksi turun hingga 1512 ton. Bahkan, hingga Juni 2010, produksi rumput laut kering di Rote baru mencapai 341,4 ton. Intinya bahwa tumpahan minyak dari blok Montara yang masuk ke wilayah perairan Indonesia di lautan NTT telah mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial bagi kurang lebih 17.000 warga NTT dan juga kerusakan lingkungan yang berdampak tahunan. Bencana ini merugikan ribuan nelayan dan pembudidaya rumput laut di NTT, menurunkan fungsi kelautan, mematikan biota laut, dan menurunkan keanekaragaman hayati, serta berpotensi menimbulkan dampak turunan berupa pengangguran dan menambah angka kemiskinan. 4. Efek Terhadap Kesehatan Manusia Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal. “Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut adalah membentuk lapisan ( slick formation ), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh planton dan bentukan gumpalan”. Berdasarkan hasil uji kesehatan yang dilakukan tim medis dari YPTB memaparkan, dalam 1 terakhir ini telah muncul penyakit aneh yang menimpa masyarakat pesisir Nusa Tenggara Timur bahkan sampai ada yang meninggal dunia. Diduga kuat, penyakit aneh tersebut muncul sebagai akibat dampak dari pencemaran sehingga dikhawatirkan menjadi sebuah ancaman serius kesehatan bagi sekitar 2.000.000 jiwa masyarakat NTT yang mengonsumsi ikan dan biota laut lainnya dari Laut Timor yang sudah terkontaminasi dengan minyak mentah, zat timah hitam, dan bubuk kimia sangat beracun dispersant jenis Corexit 9500 yang telah dilarang penggunaannya di berbagai negara Eropa termasuk Amerika Serikat. DAFTAR PUSTAKA http://news.liputan6.com/read/670636/kasus-pencemaran-laut-timor-agenda-apec-2013 diakses pada Minggu 2 November 2014 http://www.flobamora.net/berita/852/2014-02-18/pencemaran-laut-timor-akibat-tumpahanminyak-dari-montara.html diakses pada Minggu 2 November 2014 http://www.tempo.co/read/news/2014/10/01/058611077/Media-Australia-Soroti-PencemaranLaut-Timor diakses pada Minggu 2 November 2014 https://www.facebook.com/notes/kf-bumi-alam-semesta/dampak-pencemaran-minyak-terhadapekosistem-laut/151789854886327 diakses pada Minggu 2 November 2014 https://avievarifian.wordpress.com/2014/06/10/dampak-pencemaran-air-laut-akibat-tumpahanminyak/ diakses pada Minggu 2 November 2014 Fakhrudin, Drs, M.Si. 2004. Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Career Development Network, Jakarta: Faculty of Engineering University of Indonesia Sumardi, Juarir, Hukum Pencemaran Laut Transnasional, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996.