Budaya Demokrasi sebagai Upaya Pencapaian Masyarakat Madani di Indonesia Diusulkan oleh: SITI MUFAIDAH (101511535017) UNIVERSITAS AIRLANGGA PDD BANYUWANGI 2015 KATA PENGANTAR Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas limpahan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budaya Demokrasi sebagai Upaya Pencapaian Masyarakat Madani di Indonesia” dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs.H.Mohammad Adib, MA selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan”. 2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya dalam membuat makalah ini. 3. Teman-teman serta semua pihak lainnya yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Peribahasa menyatakan ‘’Tak Ada Gading Yang Tak Retak’’. Begitu pula dengan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga karya ini bermanfaat. Aamiin. Banyuwangi, 9 Desember 2015 Penulis 2 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa makalah ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Airlangga. Nama : Siti Mufaidah NIM : 101511535017 Konsentrasi Jurusan : S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan Universitas Airlangga. Banyuwangi, 9 Desember 2015 Siti Mufaidah 3 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR………………………………………………………….2 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………………...3 DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 4 ABSTRAK……………………………………………………………………. 5 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………….. 6 1.2 Rumusan Masalah..………………………………………………… 7 1.3 Tujuan……………………………………………………………… 7 BAB II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Budaya Demokrasi…………………………………….. 8 2.2 Pengertian Masyarakat Madani……………………………………..12 2.3 Pengaruh budaya demokrasi terhadap pencapaian masyarakat madani di Indonesia……………………………………….………..14 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ………………………………………………... 22 3.2 Sumber Data Penelitian…………………………………………... 22 BAB IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan………………………………………………………..24 4.2 Saran………………………………………………………………24 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………26 LAMPIRAN GAMBAR………………………………………………………27 4 ABSTRAK Budaya demokrasi merupakan bentuk penerapan nilai-nilai dari asas-asas demokrasi secara terus menerus dan tertanam dalam sebuah kebiasaan secara terbuka dan menyeluruh dalam jiwa bangsa. Budaya demokrasi merupakan suatu bentuk penanaman nilai dimana kita diharapkan untuk bisa mendapatkan kebebasan untuk berendapat dan berkomentar secara luas dan diterapkan secara berkelanjutan. Penerapan budaya demokrasi dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan bernegara. Sedangkan Masyarakat Madani dimaknai sebagai masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat Madani menjadi simbol idealisme yang diharapkkan oleh setiap masyarakat. Kondisi dan sistem itu menjadi populer dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang bertuhan, hidup dengan rukun, saling membantu, taat hukum, dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pemimpinnya. Masyarakat madani (civil society) merupakan wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri, berkeadilan sosial, dan sejahtera. Budaya demokrasi mempengaruhi tercapainya Masyarakat Madani di Indonesia melalui penerapan nilai-nilai dalam konsep dan prinsip-prinsip serta aspek-aspek demokrasi pancasila. Prasyarat karakteristik tercapainya Masyarakat Madani yaitu kemajuan peradaban, bertuhan, damai, toleran, tolong-menolong, keseimbangan antara hak dan kewajiban dan berakhlak mulia. Kata Kunci : Budaya Demokrasi, Masyarakat Madani , pengaruh. 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini banyak negara yang mengaku bahwa sistem pemerintahannya adalah demokrasi. Hal ini menunjukan bahwa rakyat berada dalam posisi atau peran penting dalam suatu negara. Peranan demokrasi sebagai salah satu bentuk pemerataan hak dan kewajiban dalam suatu susunan pemerintahan dimana kekuasaan ada ditangan rakyat merupakan sebuah pijakan emas bagi perkembangan suatu Negara yang di dalamnya mencakup suatu tujuan untuk menciptakan suatu kesejahteran bagi rakyatnya. Jika demokrasi dilakukan dan dilaksanakan secara terus menerus nantinya, hal ini akan menjadi suatu kebiasaan dan berkembang menjadi suatu budaya, yang dinamakan dengan budaya demokrasi. Satu hal yang patut dicatat, dalam proses transformasi demokrasi, perubahan tatanan hak dan kewajiban dalam suatu masyarakat dapat memengaruhi tatanan masyarakat dalam pembentukan civil society (masyarakat madani). Ciri masyarakat madani yaitu menjujung tinggi nilainilai toleransi, bertuhan, damai, tolong menolong, menyeimbangkan antara hak dan kewajiban sosial, berperadaban tinggi, dan berakhlak mulia (Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga, 2013). Masyarakat Madani menjadi simbol idealisme yang diharapkkan oleh setiap masyarakat. Kondisi dan sistem itu menjadi populer dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang berperadaban tinggi, oleh karena itu pencapaian masyarakat madani di Indonesia sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan bangsa dan mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang adil dan makmur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan budaya demokrasi ? 2. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat madani ? 3. Bagaimana budaya demokrasi dapat memengaruhi pencapaian masyarakat madani di Indonesia ? 6 1.3 Tujuan 1. Dapat mengetahui makna dari budaya demokrasi. 2. Dapat mengetahui makna dari masyarakat madani. 3. Dapat mengetahui pengaruh budaya demokrasi dalam pencapaian masyarakat madani di Indonesia. 1.4 Manfaat 1. Dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang masyarakat madani dan budaya demokrasi. 2. Dapat meningkatkan kemampuan untuk menganalisis mengenai pengaruh budaya demokrasi terhadap pencapaian masyarakat madani. 3. Dapat menambah wawasan tentang penerapan budaya demokrasi di Indonesia. 7 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian budaya demokrasi Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep demokrasi lahir dari yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga Negara. Hal ini dapat dilakukan karena yunani pada waktu itu berupa Negara kota (polis) yang penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang berpenduduk sekitar 300.000 orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun masih ada pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan budak tidak berhak berpartisipasi dalam pemerintahan. Menurut International commission for jurist, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik di selenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang di pilih oleh mereka dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas. Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada mayoritas. Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan umum yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak memberikan suara. Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan yang 8 menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem pemerintahan kedaulatan rakyat. Budaya demokrasi merupakan bentuk penerapan nilai-nilai dari asas-asas demokrasi secara terus menerus dan tertanam dalam sebuah kebiasaan secara terbuka dan menyeluruh dalam jiwa bangsa. Budaya demokrasi merupakan suatu bentuk penanaman nilai dimana kita diharapkan untuk bisa mendapatkan kebebasan untuk berendapat dan berkomentar secara luas dan diterapkan secara berkelanjutan. Budaya demokrasi juga merupakan salah satu bentuk pemersatu budaya bangsa Indonesia yang heterogen dari berbagai suku. Berikut adalah beberapa penerapan budaya demokrasi : Budaya demokrasi di lingkungan keluarga Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Berlaku adil terhadap semua anggota keluarga tanpa pilih kasih. 2. Memberikan kesempatan pada anggota keluarga untuk memberikan saran, kritik demi kesejahteraan keluarga. 3. Mengerjakan tugas rumah sesuai dengan perannya dalam keluarga. 4. Saling menghormati dan menyayangi. 5. Menempatkan Ayah sebagai kepala keluarga. 6. Melakukan rapat keluarga jika diperlukan. 7. Memahami tugas & kewajiban masing-masing. 8. Menempatkan anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya. 9. Mengatasi dan memecahkan masalah dengan jalan musyawarah mufakat. 10. Saling menghargai perbedaan pendapat masing-masing anggota keluarga. 9 11. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Demokrasi di lingkungan sekolah Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah. 2. Pembagian tugas piket yang merata. 3. Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang di lingkungan sekolah. 4. Pelaksanaan upacara dengan bergantian. 5. Menghadiri acara yang diadakan sekolah. 6. Ikut berpartispasi dalam OSIS. 7. Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan. 8. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah. 9. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. 10. Hadir disekolah tepat waktu. 11. Membayar SPP atau iuran wajib skolah. 12. Saling menghargai pendapat orang lain. Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat. 2. Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah. 10 3. Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih. 4. Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa. 5. Mengikuti kegiatan kerja bakti. 6. Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat. 7. Saling tenggang rasa sesama warga. 8. Menghargai pendapat orang lain. 9. Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa. 10. Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar. 11. Ikut berpartisipasi dalam iuran desa. 12. Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat. Demokrasi Di Lingkungan Kehidupan Bernegara Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut: 1. Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas; 2. Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat warganya; 3. Memiliki kejujuran dan integritas; 4. Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik; 5. Menghargai hak-hak kaum minoritas; 6. Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat; 7. Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan. 11 2.2 Pengertian Masyarakat Madani Masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu dalam sejarah filsafat, sejak filsafat Yunani sampai masa filsafat Islam juga dikenal istilah Madinah atau Polis, yang berarti kota, yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat Madani menjadi simbol idealisme yang diharapkkan oleh setiap masyarakat. Kata madani merupakan penyifatan terhadap kota Madinah, yaitu sifat yang ditunjukkan oleh kondisi dan sistem kehidupan yang berlaku di kota Madinah. Kondisi dan sistem itu menjadi populer dan dianggap ideal untuk menggambarkan masyarakat yang Islami, hidup dengan rukun, saling membantu, taat hukum, dan menunjukkan kepercayaan penuh terhadap pemimpinnya. Al Qur’an menjadi konstitusi untuk menyelesaikan persoalan hidup yang terjadi diantara penduduk Madinah (Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga, 2013). Masyarakat madani (civil society) merupakan wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri, berkeadilan sosial, dan sejahtera. Masyarakat madani mencerminkan sifat kemampuan dam kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipasi dalam menghadapi berbagai persoalan sosial. Civil society terbentuk dari kelompok-kelompok kecil dari luar lembaga negara dan lembaga lain yang berorientasi kekuasaan. Sebagai sebuah komunitas, posisi masyarakat madani berada di atas keluarga dan di bawah negara. Jadi, jika diandaikan bahwa kelompok terkecil dalam masyarakat adalah keluarga dan kelompok terbesr adalah negara, maka civil society berada diantara keduanya. Bentuk masyarakat madani dapat kita perhatikan pada kelompokkelompok kecil dalam masyarakat. Organisasi-organisasi seperti organisasi kepemudaan, organisasi perempuan, atau organisasi profesi adalah bentuk nyata masyarakat madani (Kokasih,2010). Dalam perkembangan ilmu politik, wacana masyarakat madani mempunyai akar historis cukup panjang. Sejak Aristoteles, konsep tersebut telah menjadi diskusi menarik di kalangan ilmuwan politik. Namun, konsep itu tampaknya mempunyai nuansa yang tidak sama pada tahap-tahap perkembangan sejarah tertentu. Sebelum abad ke -18, misalnya, masyarakat madani umumnya 12 diartikan dan dipahami sama dengan pengertian negara, sehingga antara term masyarakat madani dengan negara (the state) sering di- pakai secara bergantian untuk merujuk pada makna yang sama. Baru setelah penggal terakhir abad 18, terminologi ini mengalami pergeseran makna. Konsep masyarakat madani dipahami sebagai suatu entitas yang saling berhadapan dengan negara. Negara dan masyarakat madani dipahami sebagai entitas yang berbeda (Ashfar,2001) Dalam penyusunan masyarakat madani di bentuk suatu pola pandangan hidup dimana masyarakat madani memiliki tujuan bersama yaitu kedamaian hidup dan kesejahteraan bersama seluruh anggota masyarakatnya yang di dukung dengan teknologi modern. Diperkirakan terdapat dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat Madani, yaitu : Masyarakat Saba’, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman dan masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah antara Rasulullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Kharaj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling tolong menolong, menciptaan kedamaian dalam kehidupan sosial dan seterusnya (Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga, 2013). Masyarakat Madani sebagai masyarakat ideal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial. Manusia secara universal mempunyai posisi yang sama menurut fitrah kebebasan dalam hidupnya, sehingga komitmen terhadap kehidupan sosial juga dilandasi oleh relativitas manusia di hadapan Tuhan. Landasan hukum Tuhan dalam kehidupan sosial itu lebih obyektif dan adil baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil., karena tidak ada kepentingan kelompok tertentu yang diutamakan dan tidak ada kepentingan kelompok tertentu yang diutamakan dan tidak ada kelompok lain yang diabaikan. 2. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, 3. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya. Prinsip tolong-menolong di dasarkan 13 pada aspek kemanusiaan karena kesulitan hidup yang dihadapi oleh sebagian anggota masyarakat tertentu, sedangkan pihak lain memiliki kemampuan membantu untuk meringankan kesulitan hidup tersebut. 4. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain sebagai sebuah bentuk kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas orang lain yang berbeda tersebut. 5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan, dan keutuhan masyarakatnya sesuai dengan kondisi masing-masing. 6. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat manusia. 7. Berakhlak mulia, sekalipun pembentukan akhlak masyarakat dapat dilakukan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan semata, tetapi relativitas manusia dapat menyebabkan terjebaknya konsep akhlak yang relatif. Uraian diatas sekaligus menjadi prasyarat terwujudnya masyarakat Madani secara umum (Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga, 2013). 2.3 Pengaruh Budaya Demokrasi dalam Pencapaian Masyarakat Madani di Indonesia. Masyarakat madani dengan berbagai kelebihannya sangat perlu untuk diterapkan di Indonesia karena untuk mencapai sebuah keselarasan dan kesesuaian strukturalisasi yang memeadai disertai dengan keseimbangan moral perlu untuk dijadikan pegangan. Dalam rangka pencapaian target masyarakat madani di Indonesia, budaya demokrasi menjadi sebuah pijakan yang nyata. Satu hal yang patut dicatat, dalam proses transformasi demokrasi, perubahan tatanan hak dan kewajiban dalam suatu masyarakat dapat memengaruhi tatanan masyarakat dalam pembentukan civil society (masyarakat madani). Terdapat beberapa faktor dari budaya demokrasi yang memengaruhi target pencapaian masyarakat madani di Indonesia, antara lain : A. Konsep Demokrasi 14 Konsep demokrasi pada masa sekarang ini tidak saja difahami sebagai bentuk pemerintahan, tetapi juga sebagai sistem politik, dan sebagai sikap hidup. 1) Demokrasi sebagai Sistem Politik : Sistem politik cakupannya lebih luas dari sekedar bentuk pemerintahan. Hal ini terlihat dari definisi demokrasi yang diberikan Henry B. Mayo dan S.P. Huntington. Menurut S.P. Huntington (2001), sistem politik dibedakan menjadi dua, yaitu sistem politik demokrasi, dan sistem politik nondemokrasi. Sistem politik demokrasi adalah sistem pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Sedangkan sistem politik nondemokrasi adalah sistem pemerintahan yang tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi, misalnya otoriter, totaliter, diktator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, dan sistem komunis. Akan tetapi dalam kenyataannya, bisa saja bentuk pemerintahan monarki (kerajaan) dan republic pun merupakan negara demokrasi, atau diktator, bergantung pada prinsip-prinsip yang dijalankannya. Dengan demikian, ada Negara kerajaan yang demokratis, dan ada yang diktator/otoriter, demikian juga ada negara republik yang demokratis dan ada yang diktator/otoriter. Unsur-unsur pendukung tegaknya demokrasi sebagai sebuah tatanan kehidupan kenegaraan, pemerintahan, ekonomi, sosial, dan politik menurut A. Ubaedillah dan Abdul Rozak dkk. sangat bergantung pada keberadaan dan peran yang dijalankan oleh unsur-unsur penopang tegaknya demokrasi, yaitu : Negara Hukum (Rechstaats atau The Rule of Law) yang memberikan perlindungan hokum bagi warga negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia; Masyarakat Madani (Civil Society), yaitu masyarakat yang ciri-cirinya terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara; Aliansi Kelompok Strategis yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan dan kelompok penekan (pressure group) atau kelompok-kelompok kepentingan termasuk di dalamnya pers yang bebas dan bertanggung jawab. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa konsep demokrasi dan masyarakat madani saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lainnya. Demokrasi tidak sekedar wacana yang mengandung prinsip-prinsip demokrasi, akan tetapi mempunyai ukuran atau parameter sehingga suatu negara 15 dapat dikatakan demokratis atau tidak. Dalam hal ini ada tiga aspek yang dapat dijadikan parameter sejauh mana demokrasi itu berjalan, yaitu : Pemilihan umum sebagai proses pembentukan pemerintahan. Hingga saat ini diyakini banyak kalangan bahwa pemilu sebagai salah satu instrumen penting dalam proses pergantian pemerintahan; Susunan kekuasaan negara yang dijalankan secara distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam satu tangan atau satu wilayah; Pengawasan rakyat, yakni suatu relasi kuasa yang berjalan secara simetris, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya mekanisme yang memungkinkan kontrol dan keseimbangan (check and balance) terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legislatif. Untuk mendukung terlaksananya demokrasi, perlu didukung oleh enam norma/ kaidah pokok yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat pluralis, yaitu : a. Kesadaran akan adanya pluralisme;’ b. Musyawarah; c. Sejalan dengan tujuan; d. Ada norma kejujuran dan mufakat; e. Kebebasan nurani, persamaan hak dan kewajiban; f. Percobaan dan salah (trial and error). Dalam masyarakat madani juga diterapkan prasyarat yang sama dengan norma atau kaidah tatanan masyarakat pluralis kecuali pada percobaan dan salah (trial and error) tidak di jadikan prasyarat masyarakat madani. 2) Demokrasi sebagai Sikap Hidup Pemerintahan atau sistem politik tidak datang, tumbuh, dan berkembang dengan sendirinya. Demokrasi membutuhkan usaha nyata dari setiap warga maupun penyelenggara negara untuk berperilaku mendukung pemerintahan dan system politik demokrasi. Perilaku demokrasi sebagai sikap atau pola/pandangan hidup dikemukakan pula oleh : John Dewey, bahwa demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dari perlunya partisipasi warga negara dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur kehidupan bersama; 16 Padmo Wahyono (BP-7 Pusat), bahwa demokrasi adalah pola kehidupan berkelompok yang sesuai dengan keinginan dan pandangan hidup orangorang yang berkelompok tersebut; Tim ICCE-UIN Jakarta (2003), bahwa demokrasi sebagai way of life dalam seluk-beluk sendi kehidupan bernegara, baik oleh rakyat (masyarakat) maupun pemerintah. Dalam penyusunan masyarakat madani juga di bentuk suatu pola pandangan hidup dimana masyarakat madani memiliki tujuan bersama yaitu kedamaian hidup dan kesejahteraan bersama seluruh anggota masyarakatnya yang di dukung dengan teknologi modern. B. Demokrasi Pancasila di Indonesia 1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H. Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945. 2. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H. Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3. Ensiklopedi Indonesia Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidangbidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalahmasalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat. Dari beberapa pengertian demokrasi pancasila tersebut dapat kita ketahui bagaimana pemerintah Indonesia menempatkan posisi rakyat dalam kedudukan tertinggi yang dimana dalam pembentukan masyarakat madani sendiri diperlukan suatu pemenuhan hak dari rakyat untuk mengungkapkan pendapatnya. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa Indonesia menggunakan Demokrasi Pancasila sebagai pintu masuk untuk penyampaian 17 aspirasi rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang terpilih melalui proses pemilu. Salah satu indikator suatu masyarakat dikatakan telah menjadi masyarakat madani adalah apabila ia menyeimbangkan antara hak dan kewajiban dari setiap anggota masyarakatnnya sehingga budaya demokrasi yang diterapkan oleh Indonesia melalui penerapan demokrasi pancasila yang menjunjung tinggi aspirasi rakyat sangat memengaruhi target pencapaian masyarakat madani di Indonesia. C. Aspek-aspek dalam Demokrasi Pancasila Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. 1. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi) Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh silasila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga demokrasie konomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34). b. Aspek Formal Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk mencapai kesepakatan bersama. c. Aspek Normatif Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan. d. Aspek Optatif Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai. e. Aspek Organisasi 18 Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai. f. Aspek Kejiwaan Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin pemerintah. Dari aspek-aspek demokrasi pancasila diatas dapat diketahui bahwa di Indonesia dalam penerapan demokrasinya juga menerapkan nilai-nilai normatif dimana dalam masyarakat madani menjadi suatu prasyarat utama bahwa masyarakat madani harus menerapkan nilai dan norma untuk menghormati orang lain, dalam berperilaku pun juga diharapkan dapat menerapkan kebaikan sebagaimana salah satu prasyaratnya rakyat harus bertuhan. Di Indonesia setiap individu wajib beragama dan memeluk agama tertentu yang di akui di Indonesia untuk memperoleh kartu tanda penduduk sehingga merekapun secara tidak langsung diwajibkan untuk bertuhan. Dalam pancasila sila pertama sudah jelas bahwa bangsa Indonesia harus memegang teguh nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa, artinya dasar Negara Indonesia pun juga mendukung salah satu prasyarat masyarakat madani tadi yaitu bertuhan. D. Prisip-Prinsip Demokrasi Pancasila Adapun Prinsip-prinsip Pancasila: 1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. 3. Kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain. 4. Mewujudkan rasa keadilan sosial yang meliputi: a) Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat. b) Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan. c) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional. 19 Perhatikan kalimat, ”... maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia ...” UUD 1945 adalah konstitusi Negara. d) Sistem perwakilan Perhatikan kalimat, ”... dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ...” yang adalah juga sila keempat Pancasila. e) Prinsip musyawarah. Perhatikan kalimat yang sama tersebut di atas; f) Prinsip Ketuhanan. Perhatikan kalimat, ”...dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, ...” yang tidak lain adalah sila pertama Pancasila. Demokrasi Pancasila dapat juga diartikan secara luas maupun sempit : a. Dalam arti luas, berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara (epoleksosbudhankamag); b. Dalam arti sempat, berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan (sila keempat Pancasila). Dari prinsip-prinsip demokrasi pancasila tersebut dapat diketahui bahwa dukungan budaya demokrasi yang dituangkan dalam konsepsi demokrasi pancasila yang menjadi dasar ideology di Indonesia menjadi sebuah pijakan dalam pencapaian masyarakat madani di Indonesia, dimana rakyat dapat mengungkapkan aspirasi dengan mudah dan tanpa adanya batasan-batasan tertentu. Pemenuhan hak dan kewajiban, pemenuhan prasyarat untuk beragama atau bertuhan, penerapan sikap saling toleransi , damai , saling tolong menolong, berperadaban tinggi dan berakhlak mulia yang merupakan indikator pencapaian masyarakat madani yang telah tertuang secara penuh dalam sila-sila pancasila yang diterapkan di Indonesia dan telah menjadi budaya yang melekat dalam jiwa individu sehingga dalam rangka 20 pencapaian masyarakat madani di Indonesia, nilai-nilai yang tertanam dalam budaya demokrasi perlu untuk terus tetap dijaga keberadaannya. Dari uraian penjelasan diatas dapat diketahui secara jelas tentang bagaimana demokrasi pancasila telah merangkum prasyarat seluruhnya dari masyarakat madani yang mana sangat berpengaruh dalam pencapaian masyarakat madani di Indonesia. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dari budaya demokrasi, makna dari masyarakat madani dan pengaruh budaya demokrasi terhadap pencapaian masyarakat madani di Indonesia. Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai pembelajaran yang mana nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam langkah-langkah pencapaian masyarakat madani di Indonesia yang diharapkan dapat dimulai dari penerapan budaya demokrasi dan penanaman nilai-nilai demokrasi di kalangan masyarakat. Selain metode deskriptif penulis juga menggunakan metode studi pustaka untuk mengetahui secara lebih sistematis bagaimana pengaruh budaya demokrasi terhadap pencapaiana masyarakat madani di Indonesia dengan adanya pengambilan uraian pernyataan dari beberapa literatur sebagai analisa untuk memberikan kesimpulan apa saja pengaruh budaya demokrasi terhadap pencapaian masyarakat madani di Indonesia. 3.2 Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian kami menggunakan studi pustaka dimana kami mengambil referensi dari beberapa buku, artikel dan jurnal penelitian, antara lain : 1. Buku Kewarganegaraan 1 “Menuju Masyarakat Madani” karya Drs. Chotib dkk. Edisi kedua, cetakan tahun 2007, penerbit: Yudistira. 2. Buku Islamica “Penguat Karakter Bangsa” yang disusun oleh Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga, edisi revisi, cetakan tahun 2013, penerbit : Kelapa Pariwara. 3. Artikel “Teori Demokrasi dalam Wacana Ketatanegaraan Perspektif Pemikiran Hans Kelsen” yang ditulis oleh HM. Thalhah. 22 4. Jurnal “Wacana Masyarakat Madani ( Civil-Society ): Relevansi Untuk Kasus Indonesia” karya Muhammad Asfar, diunduh dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/04-asfar.pdf. 5. Artikel “Pemahaman Materi Politik Dan Budaya Demokrasi Siswa” karya Khoiriah Safitri, diunduh dari http://skripsippknunj.com/wpcontent/uploads/2013/02/jurnal-Khoiriah.pdf. 6. Artikel “Konsep Masyarakat Madani” karya Ajeng Kosasih, diunduh dari http: //file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U /196509171990011- ACENG_KOSASIH/ MASYARAKAT_ MADANI pdf. 23 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Negara Indonesia merupakan Negara kesatuan yang menerapkan demokrasi dalam sistem politiknya. Sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila sangat diperlukan sebagai alat pemersatu bangsa. Karena adanya keberagaman bangsa maka sistem Demokrasi Pancasila digunakan sebagai media untuk bertukar pendapat secara langsung maupun tidak langsung yang akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Penerapan nilainilai konsep demokrasi pancasila secara terus menerus itulah yang kemudian disebut sebagai budaya demokrasi. Sedangakan yang dimaksud Masyarakat madani (civil society) adalah wujud masyarakat yang memiliki keteraturan hidup dalam suasana perikehidupan yang mandiri, berkeadilan sosial, dan sejahtera. Masyarakat madani mencerminkan sifat kemampuan dam kemajuan masyarakat yang tinggi untuk bersikap kritis dan partisipasi dalam menghadapi berbagai persoalan sosial. Budaya demokrasi yang memengaruhi pencapaian masyarakat madani di Indonesia yaitu tercermin pada bentuk-bentuk penerapan konsep, prinsip, dan aspek-aspek pada demokrasi pancasila yang mengacu pada prasyarat terbentuknya masyarakat madani di Indonesia. Penggunaan demokrasi pancasila dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus dapat menjadi faktor pendorong tercapainya masyarakat madani di Indonesia. 4.2 Saran Sistem Demokrasi Pancasila yang benar-benar sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dapat diwujudkan dengan adanya kesadaran dari warga Negara Indonesia untuk senantiasa melaksanakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran tersebut dapat kita mulai dari diri sendiri untuk menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan demokrasi pancasila secara terus 24 menerus dalam kehidupan sehari-hari dapat mendukung tercapainya masyarakat madani di Indonesia. Oleh karena itu, sabaiknya penerapan budaya demokrasi harus dimulai sejak dini agar masyarakat madani di Indonesia dapat segera tercapai. 25 DAFTAR PUSTAKA Chotib dkk. 2007. Kewarganegaraan 1 “Menuju Masyarakat Madani” edisi kedua. Jakarta Timur: Yudistira. Tim Dosen Agama Islam Universitas Airlangga Surabaya. 2013. Islamica “Penguat Karakter Bangsa” edisi revisi. Sidoarjo: Kelapa Pariwara. Thalhah, HM. 2006. Teori Demokrasi dalam Wacana Ketatanegaraan Perspektif Pemikiran Hans Kelsen diunduh dari http://law.uii.ac.id/images/stories/Jurnal%20Hukum/3%20HM.%20Thal hah.pdf diakses pada 5 Desember 2015. Asfar, Muhammad. 2001. WACANA MASYARAKAT MADANI (CIVIL-SOCIETY): RELEVANSI UNTUK KASUS INDONESIA http://journal.unair.ac.id/filerPDF/04-asfar.pdf diunduh diakses pada dari 6 Desember 2015 pukul 10.23 WIB. Safitri, Khoiriah. 2013. PEMAHAMAN MATERI POLITIK DAN BUDAYA DEMOKRASI SISWA diunduh dari http://skripsippknunj.com/wp- content/uploads/2013/02/jurnal-Khoiriah.pdf diakses pada 6 Desember 2015 pukul 9.36 WIB. Kosasih, Ajeng. 2010. Konsep Masyarakat Madani diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196509171990011ACENG_KOSASIH/MASYARAKAT_MADANI.pdf diakses pada 6 Desember 2015 pukul 10.27 WIB. 26 LAMPIRAN GAMBAR Gambar 1.Keanekaragaman suku bangsa Indonesia yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi Heterogen. Gambar 2. Bentuk budaya tolong menolong. Gambar 3. Peradaban yang tinggi menjunjung tinggi pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 27 Gambar 4. Damai dan berakhlak mulia. Gambar 5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. 28