Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orangorang di dalam organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting kita mengetahui mengenai sejarah dan perkembangan akuntansi keperilakuan serta konsep dan ilmu-ilmu lain yang terkait dengan akuntansi keperilakuan dan tentunya hal ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri. Sasaran pembelajaran dari pengertian akuntansi keperilakuan adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Pengenalan Akuntansi Keperilakuan. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi System Informasi Akuntansi Dimana Akuntan Bekerja Dimensi Akuntansi Keperilakuan Pengenalan Akuntansi Keperilakuan Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari akuntansi dan ilmu sosial. Akuntansi Keperilakuan banyak mencoba membahas tentang bagaimana perilaku manusia dapat mempengaruhi data-data akuntansi dan pengambilan keputusan bisnis, serta sebaliknya, bagaimana informasi akuntansi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis dan perilaku manusia. Pengenalan Tradisional dari Akuntansi Akuntansi merupakan disiplin ilmu yang memberikan pelayanan dan berfungsi menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu tentang kondisi profit maupun nonprofit kepada pengguna internal dan eksternal dalam mengambil keputusan ekonomi. Pengguna internal dari informasi akuntansi adalah mereka para pemilik bisnis itu sendiri termasuk staff yang melihat pelaporan akuntansi sebagai dasar financial, investasi dan keputusan operasi dibuat. Pengguna eksternal seperti stackholder, kreditur, buruh, dan analisis keuangan serta agen pemerintahan. Keseluruhan tentunya memiliki kepentingan tersendiri terhadap informasi akuntansi. Perbedaannya dalam hal ini adalah yaitu antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menekankan pada pelaporan untuk pengguna eksternal, sedangkan akuntansi manajemen menekankan pada pelaporan internal. Akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari akuntansi. Yang lebih mengarah pada hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi. Akuntansi keperilakuan ini mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. System Informasi Akuntansi Akuntansi dikatakan sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat mengukur dan mengkomunikasikan keuangan dan informasi lainnya tentang personal, organisasi, aktivitas pemerintahan, bisnis venture, kepada pengambil keputusan. Akuntansi dapat juga dilihat sebagai suatu system informasi. Pada beberapa perusahaan, akuntansi merupakan bagian kuantitatif dari sisten informasi, dimana system akuntansi menerima informasi dari lingkungan (perusahaan,pemerintah,supplier,pelanggan,dll), mengukur informasi dan melaporkanya, memproses dan mengeluarkan laporan kepada lingkungan. System informasi akuntansi dibangun oleh aktivitas bisnis dan struktur dari suatu perusahaan. Desain system yang bagus mencakup prosedur-prosedur untuk pengukuran, pelaporan, penyimpualan/penampungan kegiatan ekonomi. System ini menyediakan desain pengendalian internal untuk mengamankan asset dan untuk efisiensi, serta menyediakan data yang relevan untuk pelaporan intern dan ekstern. Dimana Akuntan Bekerja Para akuntan bekerja di perusahaan bisnis, perusahaan non-bisnis, atau pada perusahaan akuntan public. Akuntan-akuntan yang bekerja pada perusahaan bisnis maupun non-bisnis semuanya bertanggungjawab terhadap desain dan pemeliharaan system informasi akuntansi, perencanaan dan pengendalian keuangan, serta pelaporan terhadap pengguna intern maupun pengguna ekstern. Pelaporan kpada pengguna intern menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memelihara dan mengembangkan efisiensi opersional dan profitabilitas perusahaan, mengembangkan perencanaan dan kebijakan-kebijakan perusahaan, serta pengambilan keputusan yang sifatnya sewaktu-waktu (non-rutin) Perusahaan bisnis maupun non-bisnis, terikat pada perusahaan akuntan public sehingga menghasilkan audit yang independen dari pelaporan keuangannya. Audit melibatkan proses pemeriksaan pada penyajian informasi dalam pernyataan keuangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, perusahaa akuntan public mengeluarkan laporan audit, yang berupa opini-opini atas penyajian pernyataan keuangan sesuai dengan Certied Public Accounting (CPA). Perusahaan akuntan public juga menyediakan klien bisnis dan non-bisnis mereka berupa pajak, petunjuk akuntansi, serta pelayanan konsultasi manajemen. Dimensi Akuntansi Keperilakuan Akuntansi pada dasarnya hanya fokus pada pelaporan informasi keuangan. Beberapa decade terakhir, para manajer dan akuntan professional telah mengetahui secara gambling kebutuhan informasi ekonomi yang memenuhi syarat bukan hanya disajikan dari system akuntansi atau pelaporan pernyataan keuangan. Sebagai bagian dari nonfinansial, informasi yang akurat mengandung arti terhadap kelengkapan data-data akuntansi yang mengarah paa area perilaku akuntansi: sebagai sub wilayah akuntansi yang mengintegrasikan dimensi perilaku manusia dengan akuntansi tradisional. Definisi dan Ruang Lingkup Akuntansi keperilakuan yang juga sebagai bagian dari akuntansi tradisional memiliki peran untuk mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Hal tersebut merupakan dimensi akuntansi yang konsen pada perilaku manusia dan hubungannya dengan desain, konstruksi, dan penggunaan efisiensi system informasi akuntasi. Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi, merefleksikan adanya dimensi social dari organisasi sehingga dengan demikian merupakan suplemen vital terhadap informasi akuntansi yang harus selalu dilaporkan oleh akuntan. Adapun ruang lingkup dari akuntansi keperilakuan yaitu: 1. 2. 3. 4. Splikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi system akuntansi, Studi mengenai reaksi terhadap format dan isi dari pelaporan akuntansi, Cara bagaimana informasi diproses untuk pengambilan keputusan, Pengembangan teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan perilaku data kepada pengguna, 5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, aspirasi, dan tujuan dari personal yang menjalankan organisasi. Secara umum, ruang lingkup akuntansi keperilakuan dapat digolongkan ke dalam 3 kategori utama: Pengaruh prilaku manusia pada desain, konstruksi, dan penggunaan system akuntansi, dimana hal ini menekankan pada bagaimana sikap dan pilosofis dari manajemen mempengaruhi secara alami pengendalian keuangan dan memfungsikan semua bagian dalam organisasi. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia, dimana hal ini menekankan pada bagaimana system akuntansi berpengaruh terhadap motivasi, produktivitas, pengambil keputusan, kepuasan kerja, dan kerjasama. Metode untuk memprediksi dan strategis mengubah perilaku manusia, menekankan pada bagaimana system akuntansi dapat digunkan untuk mempengaruhi perilaku. Aplikasi Akuntansi Keperilakuan Manfaaat ekonomi dan terhadap manusia dari adanya aspek keperilakuan akuntansi sangat banyak. Berikut beberapa situasi yang menggambarkan hal tersebut: penelitian menunjukkan bahwa jika aspek keperilakuan sebagaimana keputusan yang diambil tidak diinvestigasi sebelumnya, dan jika tidak segera diambil langkah koreksi ketika disfungsi sikap terjadi, maka alternative ke dua adlah lebih kepada outcome atau keluaran. Seperti pada kasus dimana para manajer yang menyadari akan pentingnya aspek akuntansi keperilakuan mereka akan melakukan investigasi terhadap bagaimana personal memandang inovasi, dan apa yang mereka khawatirkan tentang hal tersebut. Jika ditentukan bahwa sikap dan perilaku karyawan memiliki tanggungjawab terhadap masalah anggaran, perusahaannya akan menginvestigasi aspek keperilakuan dari situasi ini. Pertanyaan yang sesuai dengan kondisi tersebut adalah bagaimana personal (karyawan) bersikap selama proses pembuatan anggaran. Apakah hubungan mereka harmoni dengan yang lainnya, Bagaimana karyawan merasa adanya peranan mereka terhadap proses keseluruhan, dan tujuan mereka secara individu dalam hubungannya dengan tujuan organisasi. Akuntan keperilakuan juga akan mengetahui sebab dari sikap dan perilaku serta kemungkinan terhadap perilaku yang sama akan terulang dimasa akan dating. Sehingga akuntan keperilakuan akan menyarankan strategi mengubah perilaku untuk membuatnya lebih cocok dengan fungsi organisasi. Untuk tujuan internal, akuntan keperilakuan menyediakan manajmen bukan hanya untuk informasi tentang bagaimana kelakuan karyawan, tetapi juga memberikan alas an mengapa manusia berperilaku sebagaimana yang mereka lakukan dan memberikan rekomendasi untuk perubahan perilaku yang tidak sesuai fungsinya. Jadi dapat disimpulkan, bahwa tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk mengukur, dan megevaluasi factor-faktor perilaku yang relevan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan internal dan eksternal. Sejarah Perkembangan Akuntansi Keperilakuan Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan: 1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor. 2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak. 3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan. Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti. Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.