BUTIR-BUTIR SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT PADA ACARA PERESMIAN PELABUHAN CALANG DAN 5 PELABUHAN LAINNYA DI PULAU SUMATERA Calang, 2 Juni 2016 Yang terhormat, - Para Gubernur dan Kepala Daerah atau yang Mewakili; - Para undangan serta hadirin sekalian yang berbahagia Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, 1. Pada kesempatan yang baik ini saya mengajak hadirin sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk dapat bersama-sama menghadiri acara peresmian Pelabuhan Calang di Provinsi Aceh dan 5 Pelabuhan di Pulau Sumatera yang terdiri dari 1 (satu) Pelabuhan di Aceh yaitu Pelabuhan Singkil, 2 (dua) Pelabuhan di Sumatera Utara yaitu Pelabuhan Sirombu dan Pelabuhan Tanjung Tiram, 1 (satu) Pelabuhan di Sumatera Barat yaitu Pelabuhan Tua Pejat dan 1 (satu) Pelabuhan di Bangka Belitung yaitu Pelabuhan Sadai. 2. Dalam rangka memperkuat jati diri sebagai bangsa maritim, pemerintahan Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan di sektor maritim dengan membangun serta meningkatkan konektivitas antarpulau dan antardaerah di Indonesia. Salah satu langkah nyata dalam mendukung konektivitas dimaksud, pemerintah melalui 1 Kementerian Perhubungan telah membangun infrastruktur pelabuhan untuk memperlancar arus penumpang, barang dan jasa. 3. Untuk itu, Perhubungan dalam telah beberapa tahun menyelesaikan terakhir Kementerian pembangunan dan pengembangan 91 pelabuhan yang tersebar di 17 Provinsi di Indonesia, yang meliputi 11 pelabuhan dibangun di wilayah barat Indonesia termasuk di wilayah Kepulauan Sumatera dan 80 pelabuhan di wilayah timur Indonesia. 4. Dengan adanya pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai ini diharapkan dapat memfasilitasi keterhubungan antar wilayah menjadi lebih efektif, efisien dan terjangkau serta meningkatkan aksesibilitas mobilisasi arus manusia dan arus barang di seluruh penjuru tanah air sehingga mampu menjadi pelopor dalam menggerakkan perekonomian dan sanggup mewujudkan kemandirian ekonomi suatu wilayah. 5. Hal tersebut tentunya sudah sejalan dengan program NAWACITA ke7 yaitu untuk mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik di seluruh tanah air Indonesia serta sejalan pula dengan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan. 6. Terkait dengan hal ini, maka peresmian 6 (enam) pelabuhan di Sumatera yang akan kita saksikan bersama pada hari ini adalah merupakan langkah nyata dari perwujudan konektivitas di pulau Sumatera khususnya di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Bangka Belitung. 2 7. Provinsi Aceh terletak di bagian paling Barat gugusan kepulauan Nusantara, menduduki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lampau. Untuk itulah masyarakat memerlukan peran pelabuhan sebagai prasarana transportasi laut yang menghubungkan dengan wilayah lain. Di Provinsi Aceh terdapat 2 (dua) pelabuhan yang telah selesai dikembangkan, yaitu Pelabuhan Calang dan Pelabuhan Singkil. 8. Berada di Kabupaten Aceh Jaya yang merupakan wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai lebih kurang 160 km terdapat Pelabuhan Calang, yang mana pasca tsunami insfrastruktur pelabuhan di Calang telah dikembangkan dengan baik dan dapat dioptimalkan sebagai tempat keluar masuk berbagai komoditas dan penumpang dari dan ke Aceh Jaya. Para stakeholder seperti para pengusaha kelapa sawit dan tambang batubara dapat memanfaatkan pelabuhan dan transportasi laut secara maksimal. 9. Ada pula Pelabuhan Singkil diperuntukkan sebagai akses menuju Kabupaten Aceh Singkil yang masih cukup terpencil. Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebgaian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Singkil sendiri berada dijalur barat Sumatera yang menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga. Maka dari itu Pelabuhan Singkil dapat dipergunakan sebagai pelabuhan transit untuk jalur barat Sumatera. 3 10. Selanjutnya Pelabuhan Sirombu terletak di Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Barat Provinsi Sumatera Utara dan ditetapkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Regional. Kecamatan Sirombu sendiri memiliki beragam potensi andalan pariwisata antara lain Rumah Adat di Desa Onomlimbu serta keindahan pantai di Kepulauan Hinako yang terletak di antara Pulau Bawa dan Pulau Asu. Sehingga Pelabuhan Sirombu ini dibangun secara tepat manfaatnya sebagai prasarana dan sarana transportasi masyarakat Pulau Nias. 11. Selain itu terdapat Pelabuhan Tanjung Tiram terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara. Melalui pelabuhan ini akses menuju tempat wisata Pulau berhala, Pulau Pandang dan Pulau Salah Nama dapat dijangkau lebih dekat. Aktifitas lainnya di pelabuhan ini ialah aktifitas kapal nelayan yang hilir mudik untuk melaut. Mengingat Pelabuhan Tanjung Tiram mampu menopang kegiatan nelayan maka pelabuhan ini menjadi pelabuhan perikanan terpenting di Kabupaten Batubara. 12. Lain halnya dengan Pelabuhan Tua Pejat terletak di Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat yang diketahui memiliki potensi alam yang banyak dalam bidang perkebunan, pertanian dan perikanan. Pembangunan pelabuhan yang dapat disandari dengan kapal kargo sebesar 5000 DWT diharapkan mampu mempermudah akses menuju Pulau Mentawai mengingat akses menuju Pulau Mentawai saat ini masih tergolong sulit. Hal ini tentunya akan mempermudah wisatawan untuk menikmati keindahan alam daerah ini terutama untuk menikmati alur ombak dengan berselancar. 4 13. Di Provinsi Bangka Belitung tepatnya di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan yang mana sektor unggulannya meliputi sektor pertanian, kelautan dan perikanan terdapat Pelabuhan Sadai. Pengembangan Pelabuhan Sadai dilakukan untuk meningkatkan kunjungan kapal kargo dan penumpang di daerah ini. Pengembangan pelabuhan ini juga akan mengurangi biaya transportasi barang melalui jalur laut, karena jarak Pelabuhan Sadai dengan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta lebih dekat dibandingkan jarak Pelabuhan Pangkalbalam dengan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. 14. Pembangunan pelabuhan di Pulau Sumatera ini tidak luput dari jaringan trayek kapal perintis. Adapun jaringan trayek kapal perintis meliputi trayek R-1, R-2 dan R-3 dengan kapal-kapalnya antara lain KM. Sabuk Nusantara 35 dengan ukuran kapal 750 DWT, Kapal Coaster berukuran 750 DWT dan KM. Sabuk Nusantara 37 sebesar 1200 DWT. 15. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Akhir kata dengan mengucapkan “Bismillahirrahmannirrahim”, maka pembangunan pelabuhan pada Provinsi Sumatera dengan ini saya nyatakan diresmikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi dan memberikan bimbingan kepada kita sekalian dalam mengabdikan diri kepada nusa dan bangsa tercinta. Sekian Terimakasih. Wassalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Ir. TONNY BUDIONO, MM 5 6