kegiatan pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

advertisement
MASALAH HUKUM LINGKUNGAN
DALAM PENERAPAN KAWASAN PELABUHAN DAN
PERDAGANGAN BEBAS
Alvi Syahrin
Masalah lingkungan hidup:
• tidak hanya masalah pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup saja, akan tetapi
sudah merupakan bagian integral dari
masalah pembangunan
• menjadi sesuatu yang lintas sektoral, multi
displin, dan melibatkan semua lapisan
masyarakat, serta sangat terkait dengan
masalah-masalah global lainnya termasuk
masa depan hubungan Utara-Selatan dan
liberalisasi perdagangan dunia
Perdagangan dunia bukan saja
merangsang degradasi lingkungan hidup
dan mengubahnya ke seluruh dunia,
namun dalam hal
semakin terpadunya perekonomian dunia
mempunyai akibat baik pula terhadap
lingkungan hidup.
UU No. 36 TAHUN 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2000
TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS
(TANGGAL 21 DESEMBER 2000)
☺
menghadapi perkembangan keadaan baik di dalam
maupun di luar negeri perlu menjawab tantangan
persaingan global, dengan semangat otonomi
daerah yang memberikan kewenangan luas, nyata,
dan bertanggung jawab kepada daerah secara
proporsional;
☺
otonomi daerah yang diwujudkan dengan
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber
daya nasional, serta perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, sesuai dengan
prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan dan keadilan serta potensi dan
keanekaragaman daerah dilaksanakan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
☺ suatu daerah perdagangan dan pelabuhan bebas
dapat mendorong kegiatan lalu lintas perdagangan
internasional yang mendatangkan devisa bagi
Negara serta dapat memberi pengaruh dan manfaat
besar bagi Indonesia, untuk dapat membuka
lapangan kerja seluas-luasnya, meningkatkan
kepariwisataan dan penanaman modal baik asing
maupun dalam negeri;
☺ dalam rangka upaya mempercepat pengembangan
daerah seiring dengan perwujudan otonomi daerah,
beberapa wilayah perlu ditetapkan sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;
☺ Kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas:
dapat mendorong kegiatan lalu
lintas perdagangan internasional
yang mendatangkan devisa bagi
negara serta dapat memberi
pengaruh dan manfaat besar
bagi kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas
suatu kawasan yang berada
dalam wilayah hukum NKRI yang
terpisah dari daerah pabean
sehingga bebas dari pengenaan
bea masuk, pajak pertambahan
nilai, pajak penjualan atas barang
mewah, dan cukai.
Di dalam Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas
• dilakukan kegiatan-kegiatan di bidang
ekonomi, seperti sektor perdagangan, maritim,
industri, perhubungan, perbankan, pariwisata,
dan bidang-bidang lain yang ditetapkan dalam
Undang-undang pembentukan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas:
mempunyai fungsi sebagai tempat untuk mengembangkan
usaha-usaha di bidang perdagangan, jasa, industri,
pertambangan dan energi, transportasi, maritim dan perikanan,
pos dan telekomunikasi, perbankan, asuransi, pariwisata dan
bidang-bidang lainnya.
meliputi :
a. kegiatan manufaktur, rancang bangun, perekayasaan,
penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir,
pengepakan, dan pengepakan ulang atas barang dan
bahan baku dari dalam dan luar negeri, pelayanan
perbaikan atau rekondisi permesinan, dan peningkatan
mutu;
b. penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana air
dan sumber air, prasarana dan sarana perhubungan
termasuk pelabuhan laut dan bandar udara, bangunan dan
jaringan listrik, pos dan telekomunikasi, serta prasarana
dan sarana lainnya.
Badan Pengusahaan dalam melaksanakan:
kegiatan pengelolaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas
 mempunyai wewenang untuk membuat
ketentuan-ketentuan sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku
GATT/WTO
• BERTUJUAN UNTUK MENUNJANG UPAYA AGAR
PERDAGANGAN DUNIA SEMAKIN TERBUKA,
SEHINGGA ARUS PERDAGANGAN DAPAT
BERKEMBANG MELALUI PENGURANGAN
HAMBATAN TARIF MAUPUN NON TARIF
• MISI
 MENINGKATKAN DAN MEMAJUKAN
PERDAGANGAN BEBAS
• MENGHADAPI BANYAK TANTANGAN DIANTARANYA
BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
 LEBIH MENGUTAMAKAN PERDAGANGAN
DARIPADA LINGKUNGAN HIDUP
Kaum environmentalist:
• GAAT/WTO TIDAK MEMPUNYAI MANDAT
LINGKUNGAN YANG MEMADAI
• ATURAN-ATURAN GATT/WTO
MENGHAMBAT PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN HIDUP
• GATT/WTO LEBIH MENGUTAMAKAN
PERDAGANGAN DARIPADA LINGKUNGAN
HIDUP
KEMUNGKINAN KONFLIK
ANTARA PERATURAN-PERATURAN UNTUK MELINDUNGI
LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN PRINSIP-PRINSIP GATT/WTO
MISAL:
•
Negara-negara WTO Dapat Mengeluarkan Kebijakan Untuk Melindungi
LH Domestik, Namun Jika Kebijakan Tersebut Mempengaruhi Daya
Saing Antara Produk Domestik Dan Impor, Atau Produk-produk Yang
Dimpor Dalam Pasar Domestiknya, Kebijakan Dimaksud Harus Tidak
Bertentangan Prinsip-prinsip GATT:
- PASAL I  Mengenai Most Favored Nation
(non diskriminasi terhadap produk sesama negara
anggota WTO  apabila negara melakukan penurunan
tarif/memberikan fasilitas/kemudahan untuk komoditi
impor tertentu dari suatu negara, maka secara otomatis
berlaku juga kepada negara-negara lain yang memenuhi
syarat untuk mendapatkan perlakuan yang
menguntungkan)
Bagaimana dgn:
CITES, Protokol Montreal dan Konvensi Basel?
-
PASAL III
 Mengenai National Treatment
(non diskriminasi antar produk serupa dari luar
negeri  apabila suatu produk impor telah
memasuki suatu wilayah negara karena diimpor,
maka produk impor ini harus mendapat perlakuan
yang sama, seperti halnya perlakuan pemerintah
terhadap produk dalam negeri yang serupa/produk
lokal)
Bgm dgn negara penandatangan Protokol Montreal dalam
melaksanakan pengurangan konsumsi dan produksi
Ozone Depletion Substance (ODS) secara bertahap
dan diterapkan secara berbeda?
-
PASAL XI  Mengenai Quantitative Restrictions
(melarang pembatasan kuantitatif atas ekspor
dan impor)
CITES, membatasi atas ekspor spesies yang
terancam punah untuk dijual komersial
- kuota ekspor yg dikenakan berbagai negara
- Perjanjian Sanitary And Phytosanitary (Sps) Dan
Perjanjian Trade Barriers To Trade (Tbt), Dll
PERDAGANGAN ITU SENDIRI SEBENARNYA BUKAN
MERUPAKAN PENYEBAB LANSUNG DARI MASALAHMASALAH LINGKUNGAN HIDUP.
JIKA TERNYATA TERDAPAT KASUS BAHWA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEMPERBURUK
KONDISI LINGKUNGAN, PASTI DISANA TELAH
TERDAPAT SUATU DISTORSI KEBIJAKAN PUBLIK
DAN IKLIM EKONOMI
KETERKAITAN ANTARA PERDAGANGAN
INTERNASIONAL DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
menjadi pembahasan dalam
KTT Pembangunan Berkelanjutan
di Johannerburg, Afrika Selatan
26 Agt – 4 Sept 2002
Rencana pembangunan berkelanjutan:
• Meminta negara-negara memperkuat aspek saling dukung
antara perdagangan, lingkungan hidup dan pembangunan
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan

mendorong penyelesaian program kerja Deklarasi Doha
mengenai subsidi, kerjasama perdagangan, lingkungan hidup
dan pembangunan, penggunaan AMDAL secara sukarela untuk
mengidentifikasikasi keterkaitan perdagangan, lingkungan hidup
dan pembangunan
• Meminta negara-negara untuk memajukan dukungan saling
menguntungkan antara sistem perdagangan multirateral dan
perjanjian-perjanjian lingkungan multilateral, sejalan dengan
sasaran pembangunan berkelanjutan, melalui dukungan
program kerja yang disepakati WTO, serasa mengakui
pentingnya menjaga integritas dari kedua instrumen tsb
Kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup di negara
maju dan negara berkembang merupakan basis
kerjasama internasional.
Untuk mengatasai penyalahgunaan perlindungan
lingkungan hidup dalam perdagangan internasional,
perlu adanya: harmonisasi standar lingkungan hidup,
membentuk organisasi lingkungan hidup internasional,
dan memperjelas hubungan MEAs (Multilateral
Environmental Agreements) dan WTO
Negara-negara berkembang (termasuk Indonesia)
belum siap mengadopsi standar lingkungan yang
diterapkan oleh negara-negara maju.
Ketidaksiapan dikarenakan:
keterbatasan finansial, sumberdaya
manusia dan prioritas pada pembangunan
menyebabkan:
penerapan standar yang berbeda tidak
dapat dihindarkan
Variasi instrumen pengaturan untuk mengatasi
masalah lingkungan hidup:
•
•
•
•
•
•
Command and control regulation
Self-regulation
Valuntarism
Education and information instrument
Economic instruments
Free market environmentalism
Download