II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini Perkembangan anak usia dini adalah peletak dasar pada masa keemasan inilah anak usia dini akan mudah menerima stimulus yang diberikan pendidik. Anak akan siap menerima pembelajaran dari lingkunganya untuk mengembangkan kemampuan dirinya karena anak usia dini akan membangun sendiri pengetahuanya. Menurut Jumaris (dalam Sujiono, 2013:54) yang menyatakan bahwa perkembangan terdahulu akan menjadi contoh untuk perkembangan selanjutnya oleh sebab itu apabila terjadi hambatan maka perkembangan selanjutnya akan mendapat hambatan. Anak usia dini sosok individu yang sedang mengalami masa yang sangat cepat dalam rentang perkembangannya, karena anak usia dini adalah peniru yang ulung apa yang mereka lihat pasti mereka tiru untuk itu dalam mempersiapkan untuk kehidupan selanjutnya dibutuhkan proses pembelajaran yang dapat menstimulus perkembangan anak. 9 Menurut Sujiono (2007:4) yang menjelaskan bahwa anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dari penjelasan di atas maka dibutuhkan proses pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan karakteristik anak usia dini itu sendiri sesuai tahapan perkembangannya. Pada hakikatnya pembelajaran anak usia dini itu tidak terlepas dengan bermain, karena dengan bermain anak akan menstimulasi semua perkembangannya dengan baik dan anak akan dapat mempersiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya, oleh karena itu perkembangan anak harus diberikan secara optimal agar tidak menghambat perkembangan selanjutnya. B. Hakikat Perkembangan Motorik Anak Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak, keterampilan motorik diperlukan untuk mengendalikan tubuh. Anak yang berusia 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada usia itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak yang sedang berkembang cepat. Pada masa usia taman kanak-kanak perkembangan kemampuan anak sangat terlihat juga, salah satunya perkembangan motoriknya. Hildebrand (dalam Kamtini, 2005:124) mengemukakan ada dua macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasi otot kasar dan keterampilan otot halus. 10 Proses tumbuh kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses kemampuan gerak anak. Perkembangan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui permainan yang dapat mereka lakukan. Oleh Karena itu, peningkatan keterampilan motoriknya terutama motorik halus anak berhubungan erat dengan bermain yang merupakan aktivitas utama anak usia dini. Pada prinsipnya perkembangan anak memilki berbagai perkembangan yang dimilikinya salah satunya koordinasi motorik. Perkembangan ini merupakan koordinasi antara mata dan tangan yang harus berkembang dengan baik, seiring dengan kematangan syaraf dan pengalaman yang dimiliki oleh anak maka perkembangan motorik anak dapat berkembang atau terkoordinasi dengan baik. Menurut Hurlock (2002:151) berdasarkan berbagai pandangan para ahli tentang hakikat dan prinsip perkembangan motorik menyatakan bahwa prinsip perkembangan motorik sebagai berikut: a. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf perkembangan. Bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah (area) sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam urat syaraf tulang belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak, maka 11 gerak reflek pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbangkan dibiarkan berkembang dengan sendiri. b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik, upaya untuk mengajarkan gerakan terampil bagi anak-anak akan sia-sia. c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan Pola perkembangan yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan masa digantikan dengan kegiatan spesifik, dan secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang tepat. Beberapa prinsip yang telah dijelaskan oleh Hurlock di dalam buku perkembangan anak bahwa salah satu prinsip perkembangan motorik yaitu perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan syaraf, dimana perekembangan tersebut harus diberikan stimulus atau rangsangan sesuai dengan tahap perkembangan, salah satunya perkembangan motorik halus anak, perkembangan ini merupakan salah satu perkembangan yang hendaknya dikembangkan dengan baik dan memberikan kebutuhan anak tersebut harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak masing-masing atau dengan kebutuhan anak, salah satu kebutuhan anak itu sendiri adalah bermain dengan bermain anak akan menjadi lebih matang yang sebelumnya tidak berkembang dengan baik. 12 C. Perkembangan Motorik Halus Perkembangan motorik halus adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot-otot halus anak, sehingga setiap gerakan sederhana merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot. Motorik halus menurut Arthur S. Rober (dalam Dewi Rosmala, 2005) diartikan sebagai gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot otot halus seperti menggambar, menggunting, dan membentuk. Keterampilan motorik halus yang menggunakan jari jemari, tangan dan pergelangan yang tepat, penguasaan motorik halus anak sama pentingnya dengan motorik kasar. Dari penjelasan di atas, setiap anak memiliki keterampilan yang berbeda, anak akan mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal hendaknya mendapatkan stimulasi tepat, di setiap fase anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Semakin banyak stimulus atau kegiatan yang diberikan semakin banyak pula anak akan mengeksplor perkembangannya. Menurut Magil (dalam Sumantri, 2005:143) yang menyatakan bahwa keterampilan ini melibatkan koordinasi (syaraf otak) yang memerlukan ketepatan untuk berhasilnya keterampilan ini. Motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus untuk mencapai 13 pelaksanaan keterampialan yang berhasil. Melalui gerakan motorik halus yang dapat dilakukan sendiri dengan berbagai kegiatan seperti menggambar, menggunting, mengayam, meronce dan menggunting. Motorik halus anak akan berkembang dengan baik, sangat berpengaruh pada stimulus yang diberikan, seperti yang kita ketahui motorik halus ini untuk mempersiapkan anak untuk menulis dengan tepat dan benar. 1. Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Karakteristik perkembangan motorik halus anak dapat dijelaskan dalam Sumantri (2005:149) sebagai berikut: a. Pada saat anak berusia tiga tahun Pada saat anak berusia tiga tahun kemampuan gerakan halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya tetapi gerakan itu sendiri masih kikuk. b. Pada usia empat tahun Pada usia empat tahun koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna. c. Pada usia lima tahun Pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata. Anak juga telah mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti kegiatan proyek. d. Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun Pada akhir masa kanak-kanak usia enam tahun ia telah belajar bagaimana menggunakan jari jemarinya dan pergelangan tangannya untuk menggerakkan ujung pensilnya Dari penjelasan diatas karakteristik anak itu beragam, oleh karena itu kegiatan dalam pembelajaran akan beragam pula sesuai tingkat perkembangan anak, seperti perkembangan motorik halus anak dengan 14 memberikan pembelajaran yang tidak sesuai tingkat usianya maka anak tersebut tidak akan berkembang dengan baik. 2. Tujuan dan Fungsi Mengembangkan Motorik Halus Tujuan motorik halus di usia 4-5 tahun adalah: a) Anak mampu mengembangkan kemapuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. b) Anak mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda. c) Anak mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan. d) Anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus tujuan mengembangkan motorik halus untuk anak usia 4-5 tahun adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis. Sumantri (2005) Sedangkan fungsi mengembangkan ketrampilan motorik halus adalah untuk mendukung aspek perkembangan lainya seperti kognitif, bahasa, sosial karena pada hakikatnya setiap tahap perkembagan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. 15 3. Keterampilan Motorik Halus Anak Keterampilan motorik atau otot-otot halus menyangkut dengan koordinasi gerakan jari-jari tangan dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh anak. Menurut Hurlock (2002:157) Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan yang dapat di identifikasikan melalui kebiasaan sebagai setiap bentuk yang berulang dengan cepat dan lancar tersusun dari pola gerakan yang dapat dikenal. Hal penting dalam mempelajari keterampilan motorik : a. Kesiapan belajar Apabila pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar, maka keterampilan yang dipelajari dengan waktu dan usaha yang sama oleh orang yang sudah siap, akan lebih unggul ketimbang oleh orang yang belum siap belajar. b. Kesempatan belajar Banyak anak yang tidak berkesempatan belajar untuk tidak mempelajari keterampilan motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut hal yang demikian akan melukai anaknya. c. Kesempatan berpraktek Anak harus diberi waktu untuk berpraktek sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan. 16 d. Model yang baik Dalam mempelajari keterampilan motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu keterampilan dengan baik anak harus dapat mencontoh model yang baik . e. Bimbingan Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan, sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. f. Motivasi Motivasi belajar penting untuk mempertahankan minat dari ketertinggalan. Untuk mempelajari keterampilan, sumber motivasi umum adalah kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari kegiatan tersebut, kemandirian, dan gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya, serta kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. g. Setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu Tidak ada hal-hal yang sifatnya umum perihal keterampilan tangan dan keterampilan kaki, melainkan setiap jenis keterampilan mempunyai perbedaan tertentu, sehingga setiap keterampilan harus dipelajari secara individu. Sebagai contoh memegang sendok untuk makan akan berbeda dengan memegang krayon untuk mewarnai. 17 h. Keterampilan sebaiknya dipelajari satu demi satu Mencoba mempelajari berbagai macam keterampilan motorik secara serempak, khususnya apabila menggunakan kumpulan otot yang sama akan membingungkan anak dan akan menghasilkan keterampilan yang tidak sesuai serta merupakan pemborosan waktu dan tenaga. Apabila sesuatu keterampilan sudah dikuasai, maka keterampilan lain dapat dipelajari tanpa menimbulkan kebingungan. Dari penjelasan di atas, keterampilan motorik anak yang meliputi berbagai hal dalam keteampilan motorik anak yang hendaknya dipelajari oleh guru agar dapat mengembangkan keterampilan motorik anak. Anak hendaknya diberi berbagai kesempatan belajar, kesempatan untuk berkarya dan kesempatan untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak sejak dini dan memberikan pengalaman langsung kepada anak. Pendidik harus memberikan model pembelajaran yang baik contohnya dengan bermain karena dengan bermain anak akan mempraktekkan langsung dengan begitu anak akan menstimulus perkembangannya terutama perkembangan motorik halusnya. Pendidik harus memberikan membimbing kepada anak didiknya sebaik mungkin dari mereka yang tidak bisa menjadi bisa dari yang tidak tau apa-apa berubah menjadi mempunyai pengetahuan yang luas karena anak belajar dari yang dia dapat dari pendidiknya agar mereka lebih percaya diri dan merasa dihargai segala hasil kegiatan yang dilakukan oleh anak tersebut. 18 4. Pendekatan Mengembangkan Motorik Halus Pendidik hendaknya perlu menekankan pentingnya bermain atau mengembangkan motorik dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan lainya, terdapat dua hal yang tidak dapat dilupakan pertama adalah pemahaman akan pentignya hubungan kegiatan tersebut dengan mengembangkan daya pikir dan daya cipta anak, kedua adalah bila anak tidak dapat bergerak bebas dan kesempatan bermainya terabaikan maka anak tersebut tumbuh kembangnya akan tidak optimal dengan baik. Selanjutnya pendekatan yang dapat mengambangkan motorik halus anak hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a) Berorientasi pada kebutuhan anak Anak usia dini adalah masa yang sedang membutuhkan stimulasi secara tepat untuk mencapai seluruh aspek perkembangan anak, baik fisik maupun psikis dengan demikian ragam jenis main dalam pembelajaran hendaknya menyesuaikan kebutuhan anak dengan berbagai aspek perkembangan pada masing masing anak. b) Belajar sambil bermain Upaya menstimulasi yang diberikan pendidik terhadap anak usia dini hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan bagi anak dengan menggunakan pendekatan bermain. 19 c) Kreatif dan inovatif Aktivitas kreatif dan inovatif dapat dilakukan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, dan menemukan hal hal baru. d) Lingkungan kondusif Lingkungan harus diciptakan sedemikian menarik sehingga anak akan betah. Pendidik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak untuk bermain. Penataan ruang harus menyesuaikan dengan kondisi ruang gerak anak untuk bermain adanya interaksi anatara teman sebaya. Sebagai guru harus mengerti bagaimana cara mengembangkan motorik halus anak dan melatih berbagai kemampuan anak dengan menciptakan pembelajaran yang menarik sesuai dengan tahapan usia anak dan berdasarkan kebutuhan anak. Memberikan kesempatan bagi anak untuk melatih motorik halus dengan berkreatifitas membuat berbagai bentuk. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak untuk itu sebagai guru harus tau bagaimana mengembangkan motorik halus anak dengan cara memberikan pembelajaran yang menarik dan memberikan kesempatan bagi anak untuk bermain sesukanya. Memberikan APE yang mendukung perkembangan motorik halus anak seperti bermain playdough, dengan bermain playdough anak akan membuat playdoug dari awal pencampuran adonan, hingga anak dapat membuat berbagai bentuk sesuai keinginan anak dengan pencampuran bahan-bahan 20 playdough, anak bisa melatih kemampuan motorik halusnya untuk kesiapan belajar anak, dari bermain playdough kemampuan anak tercapai dengan baik terutama kemapuan motorik halusnya, bukan hanya playdough banyak kegiatan seperti menggunting, meronce, melipat, menggambar dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat menstimulus perkembangan motorik halus anak. D. Media Pembelajaran Anak Usia Dini Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah perantara atau pengantar. Media pembelajaran adalah sumber sumber belajar selain guru inilah disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh pendidik. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2011:3) Mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahunan, keterampilan, atau sikap. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh yang besar terhadap alat-alat indra anak. Penggunaan media akan lebih menjamin terjadinya pemahaman dan yang lebih baik terhadap isi pelajaran. Media pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pembelajaran ke dalam suasana rasa senang dan gembira di mana ada keterlibatan emosianal dan mental. 21 1. Jenis Jenis Media Pembelajaran Proses belajar mengajar ada 2 unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembalajaran, jenis, tugas dan respon yang diharapkan siswa dikuasai setelah pembelajaran berlangsung. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagi alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang tata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) Mengemukkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap sisiwa. Penggunaan media pembalajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektipan proses pembalajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Kegiatan bermain sangatlah mutlak bagi anak belajar sambil bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat membantu perkembangan motorik halus anak. Konsep pembelajaran yang konkrit sehingga tidak hanya bermain tetapi juga untuk melatih motorik halus 22 anak, tidak hanya itu dalam bermain anak dapat diajarkan cara bekerja sama dengan temanya adanya interaksi yang didalamnya ada proses sosialisasi dengan teman sebaya. Munadi (2013:55-56) menyatakan bahwa ada tiga jenis media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru disekolah yaitu : a. Media Visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media tang tidak dapat diproyeksikan (nonprojekted visual). b. Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya. c. Media audo visual merupakan kombinasi dari media audio dan media audio visual atau media pandang dengar. Untuk itu pembelajaran harus berpusat pada perkembangan anak dan kebutuhan anak sehingga pembelajaran dapat menjadi menyenangkan bagi anak, sehingga anak dapat menjadi aktif, kreatif, dan dapat mengembangkan motorik halusnya dengan baik. Guru hendaknya dapat membuat anak tidak bosan dengan media yang membuat anak jenuh. Guru tidak hanya mendikte atau memberikan pembelajaran dengan menggunakan media yang hanya itu-itu saja. Guru hendaknya 23 memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangan seluruh aspek perkembanganya dan menyediakan alat permaianan yang menarik antara lain: a. Media Playdough Playdough adalah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudah di bentuk oleh anak yang berguna untuk melatih kegiatan koordinasikan jari jemari tangan dengan mata pada motorik halus anak usia dini. Bermain playdough anak bisa membuat berbagai bentuk geometri, membuat buahbuahan, membuat kue, membuat hewan-hewanan dari bahan tersebut, anak bisa memilih warna yang mereka sukai, untuk melatih motorik halus anak. Dipaparkan Rahayu, (2010:55–56), bahan dan cara membuat Playdough yaitu : 1. Bahan yang harus dipersiapkan: (1) tiga gelas tepung, (2) satu setengah gelas garam, (3) tiga sendok makan minyak goring, (4) satu gelas air, dan (5) satu sendok makan pewarna makanan. 2. Cara membuat: (1) campurkan seluruh bahan dalam mangkuk atau wadah berukuran besar, tambahkan pewarna makanan hingga warnanya sesuai dengan yang diinginkan, dan (2) simpan dalam wadah kedap udara. 24 3. Membuat berbagai model mainan dari Playdough 1. Bahan dan Peralatan: (1) bahan :Playdough yang sudah dibuat, (2) peralatan: mesis mainan dari origami, dan alat bantu lainnya, dan (3) kelengkapan lain: karton, mika, atau piring-piringan dari kertas untuk alas meletakkan hasil membentuk Langkah bermain : (1) Playdough dibentuk model mainan secara langsung dengan tangan. Misalnya : bentuk buah apel, belimbing, jambu, pisang, manggis, anggur, dan lainnya, (2) hasil yang telah dibentuk selanjutnya dirapikan, dihaluskan, dan dihias dengan menggunakan alat bantu yang disediakan, dan (3) setelah selesai hasil yang telah dibuat anak diletakkan di atas dasaran karton atau alas lainya. 1) Manfaat Bermain Playdough Pada dasarnya dengan bermainlah anak bisa belajar, bermain playdough adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk perkembangan otak anak, bermain playdough tidak hanya memberikan kesenangan. Disamping dapat mengembangkan motorik halus anak, adapun manfaat dengan bermain playdough yaitu : 1. Kemampuan sensorik Salah satu cara untuk mengenalkan sesuatu adalah melalui sentuhan dengan bermain playdough anak belajar tentang tekstur dan bagaimana menciptakan sesuatu bentuk dan keterampilan lain. 25 2. Kemampuan berpikir Bermain playdough bisa mengasah kemampuan berpikir anak. Dengan memberikan latihan kepada anak dan memberikan contoh bagaimana bermain dan menciptakan sesuatu dengan playdough. 3. Kemampuan emosi Bermain playdough dengan bermain anak dapat meningkatkan kontor emosinya, dalam segala hal. Sabar dalam membuat, membentuk dari bermain playdough. 4. Kemampuan sosial Bermain playdough dengan teman-temanya anak mempunyai kesempatan untuk berinteraksi. Karena seorang anak pada dasarnya berpikir self center (terpusat pada diri sendiri), namun dengan melakukan aktivitas dengan bermain bersama maka akan belajar bahwa dengan bermain bersama juga sangat menyenangkan. b. Menggambar Gerakan motorik halus anak seperti menggambar akan diperlukan anak saat ia bersekolah nanti. Namun demikian, kemampuan seseorang anak untuk melakukan gerakan motorik tertentu tak akan sama dengan anak lain walaupun meraka usianya sama. Sebagian besar anak usia 4-5 tahun sangat senang menggambar, kegiatan tersebut anak akan dapat mengekspresikan apapun yang dilihatnya dalam bentuk gambar, 26 walaupun gambar yang dihasilkan masih berupa coret-coretan sederhana, akan tetapi coretan tersebut memilki arti. Cara menggambar masing masing anak beragam, tetapi pada umumnya saat menggambar salah satu tangannya akan memegang kertas, sedangkan tangan satunya memegang alat gambar seperti pensil atau krayon. Semakin anak menguasai gerakan tangannya pada saat menggambar, maka ia menjadi semakin bisa “mengerimakan” tangannya artinya memahami batas gerakan yang dapat dilakukan oleh tangannya. c. Meronce Meronce adalah merangkai pada seutas benang atau tali sehingga menghasilkan suatu karya yang indah salah satu kegiatan menyenangkan ini dapat menggunakan bahan bekas dan yang ada dilingkungan sekitar. Barmin (2009:53) mengatakan bahwa meronce merupakan kegiatan yang mencerminkan wujud penghargaan terhadap keindahan benda-benda yang ada di alam dan dapat mengembangkan perkembangan motorik halus. Selain itu juga merupakan penghargaan anak terhadap benda yang dipakainya. Bahan roncean yang digunakan bisa seperti benda roncean dengan bahan bekas, dengan manik-manik dan biji-bijian. Kegiatan meronce ini salah satunya untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak serta merangsang kemampuan kreatifitas anak. Kegiatan meronce ini juga memiliki beberapa tahap untuk mengaplikasikannya seperti meronce berdasarkan warna ini adalah tahapan pertama atau tahapan yang paling rendah dalam 27 kegiatan meronce, meronce berdasarkan bentuk ini satu langkah maju untuk anak mengenal berbagai macam bentuk roncean. 2. Fungsi Media Pembelajaran Hamalik (1997), fungsi media pembelajaran yaitu : a. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif b. Penggunaan media merupakan bagian internal dalam sistem pembelajaran. c. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. d. Penggunaan dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dalam membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas. e. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan. Dari penjelasan di atas fungsi media itu beragam selain bisa memudahkan pendidik untuk menyediakan media apa saja yang harus pendidik lakukan, ada banyak kegiatan yang dapat guru pelajari dalam mengembangkan motorik halus anak antaranya bermain playdough, menggambar, dan meronce yang telah dijelaskan di atas. 28 Penyediaan media pendidik atau guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik untuk anak dan pendidik hendaknya menyesuaikan tingkat perkembangan anak didiknya agar pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik lebih efektif dan seluruh aspek perkembangan anak terutama perkembangan motorik halus anak usia dini. E. Penelitian yang Relavan 1. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Niluh Sri Murdiani, 2011 dengan judul “Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar Dalam Meningkatkan Motorik Halus Anak Di Kelompok B TK Jaya Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan balinggi Kabupaten Parigi Moutong” (Program Studi PG PAUD Universitas Taduloko). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya, kemudian ditarik kesimpulan. Adapun subjek penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Jaya Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong yang berjumlah 25 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan pemberian tugas. Pengolahan data dilakukan dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh kegiatan mewarnai gambar dalam meningkatkan motorik halus anak dimana terdapat 80% anak yang memiliki kemampuan motorik halus yang baik, ada 16% anak yang memiliki kemampuan motorik halus cukup, dan ada 4% anak yang memiliki kemampuan morik halus kurang. Dengan demikian dapat 29 disimpulkan bahwa motorik halus anak meningkat melalui kegiatan mewarnai gambar sebagai kegiatan pembelajaran dengan cara memberikan gambar dan menugaskan anak untuk mewarnai gambar tersebut. 2. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Siti Nurhajiyah, 2012 dengan judul “Peningkatan Motorik Halus Melalui Aktivitas Menggambar Pada Kelompok B2 di TK Aba Bogoran Trirenggo Bantul” (Program Studi PG PAUD Universitas Negeri Yogyakarta). Jenis penelitian ini adalah pengembangan deskriftif kualitatif, teknik pengumpulan datanya yang digunakan berupa portofolio. Instrument penelitian menggunakan instrument panduan observasi dan praktik langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motorik halus anak yang signifikan pada anak melalui aktivitas menggambar. Hal ini dibuktikan dari ketiga teknik pengumpulan data hasil rata-rata pre test yang diperoleh sebagian besar adalah nilai rerata 3 sebanyak 15 anak dari total 30 siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menggambarkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B2 TK ABA Bogoran Trirenggo Bantul dan disarankan agar aktivitas menggambar lebih banyak dikembangkan di TK umum lainnya agar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 3. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Partiyem, 2014 dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Kegiatan Bermain Plastisin Kelompok B PAUD Istiqomah Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang” (Program Studi Pendidikan Guru Dalam 30 Jabatan Universitas Bengkulu). Jenis Penelitian ini penelitian tindakan kelas dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang terdiri dari lembar observasi guru dan lembar observasi anak, dokumentasi, serta penugasan. Data yang diperoleh menggunakan rumus statistik. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh informasi bahwa pada sebesar 77,5%. Hal ini membuktikan bahwa dengan kegiatan bermain plastisin dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 4. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nurul Khotimah, 2011 dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui menggunting Dan Menempel Di Kelompok B Tk Muslimat 2 Jombang” (Program Studi Pendidikan Guru PAUD Universitas Negeri Surabaya). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, metode pengumpulan data yang menggunakan observasi penelitian ini katakan berhasil bila aktivitas anak mencapai 80%. Disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa melelui menggunting dan menempel dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak dikelompok B TK Muslimat 2 Jombang. F. Kerangka Pikir Lima aspek perkembangan yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dalam UU No 58 tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yaitu nilai-nilai moral agama, fisik motorik yang didalamnya ada motorik kasar dan halus, kognitif, bahasa, dan sosial emosional lima aspek perkembangan tersebut hendaknya di stimulus dengan 31 baik. Karakteristik anak usia dini itu beragam salah satunya memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat dan bersifat eksploratif, untuk memenuhi itu semua dibutuhkan pembelajaran dengan bermain yang menyenangkan bagi anak karena pada hakikatnya pembelajaran anak usia dini itu adalah dengan bermain. Salah satunya perkembangan motorik halus anak harus distimulasi sejak dini agar anak mendapat kesempatan dalam mempersiapkan anak untuk menulis dengan tepat dan benar. Perkembangan motorik halus adalah keterampilan tangan yang menggunakan jari jemari, tangan dan mata, keterampilan ini sangat dibutuhkan anak usia dini untuk mempersiapkan anak untuk menulis dengan benar, stimulus hendaknya sesuai tahapan perkembangan anak, dalam hal ini perkembangan motorik halus anak peran pendidik dalam memberikan stimulus dalam kesiapan menulis anak sangat penting dalam gaya mengajar, media pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan menarik untuk anak agar anak bisa berekplorasi dengan media yang telah diberikan. Pembelajaran kepada anak hendaknya berprinsip belajar sambil bermain dengan bermain pembelajaran yang menjadi lebih menarik dan akan menstimulasi semua perkembanganya. Salah satunya dalam menggunakan media, media sesuatu yang memudahkan bagi guru untuk mengoptimalkan perkembangan anak terutama motorik halusnya. 32 Ada banyak kegiatan atau media yang dapat digunakan oleh guru antara lain dengan bermain playdough dengan bermain playdough anak akan diberi kesempatan dalam pembuatan playdough dari awal hingga membentuk playdough. Bermain playdough adalah salah alat bantu pembelajaran berupa adonan mainan yang terbuat dari tepung yang mudah di bentuk oleh anak yang berguna untuk melatih kegiatan koordinasikan jari jemari tangan dengan mata pada motorik halus. Bermain playdough, dapat juga dengan menggambar didalam menggambar anak akan dilatih cara memegang pensil atau krayon untuk membuat coretcoretan tetapi bermakna untuk anak, mencap dengan pelepah pisang, berlatih cara mengunting dengan tepat dengan kegiatan seperti ini beragam cara untuk melatih kesiapan anak untuk menulis dan anak akan lebih menyukai pembalajarannya secara tidak langsung anak sudah melatih jari jemari anak, ketika anak sudah merasa menyukai pembalajaranya maka kemampuan anak akan lebih berkembangan secara optimal. Berdasarkan paparan di atas maka dengan bermain anak akan belajar dan penyediaan media pembelajaran memiliki pengaruh yang besar terhadap salah satu perkembangan anak yaitu perkembangan motorik halus anak Kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut : 33 Perkembangan motorik halus anak meningkat Perkembangan motorik halus rendah Memanfaatkan berbagai media pembelajaran seperti media playdough, menggambar dan meronce Gambar 1 Kerangka berpikir studi deskriptif tentang penggunaan media pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia dini Berdasarkan bagan kerangka berpikir di atas dalam penelitian deskriptif kuantitatif ini peneliti berasumsi bahwa kegiatan bermain dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini. G. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan media pembelajaran di PAUD Serasi Mawar Bandar Lampung?