kemakmuran, penyelamatan sda untuk - acch-kpk

advertisement
KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK
KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF
Oleh
Dirjen Mineral dan Batubara
DISAMPAIKAN DALAM INTERNATIONAL BUSINESS INTEGRITY CONFERENCE 2016
Jakarta, 17 November 2016
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
OUTLINE
1. PENDAHULUAN




POTENSI MINERAL DAN BATUBARA
CAPAIAN KINERJA 2016
KONTRIBUSI PERTAMBANGAN TAHUN 2016
GOOD MINING PRATICE
2. KONSERVASI






REGULASI
PRINSIP KONSERVASI
EKSPLORASI DAN KONSERVASI
ALUR PIKIR KONSERVASI
KRONOLOGIS PENATAAN IUP
KLASIFIKASI PENATAAN IUP
3. TANTANGAN DAN STRATEGI
4. PENUTUP
2
RPIIT
1.1 POTENSI MINERAL DAN BATUBARA
Kualitas
Kalori Rendah
Kalori Sedang
Kalori Tinggi
Kalori Sangat Tinggi
Total
No
Komoditas
Hipotetik
1.978,83
16.882,22
889,19
13,61
19.763,85
Sumberdaya (Juta Ton)
Tereka
Tertunjuk
Terukur
9.650,04
10.432,15
12.258,65
22.413,42
17.441,12
24.286,35
2.804,47
2.186,22
3.243,11
1.276,46
394,02
459,49
36.144,39
30.453,51
40.247,60
Sumberdaya
(Juta Ton)
Bijih
Sumber: Badan Geologi (2015)
Cadangan
(Juta Ton)
Logam
Bijih
Logam
18.284
108,7
2.719
25
Nikel
3.711
54,4
1.155
21
3
Perak
14.468
0,8
15.11
1.949
4
Bauksit
1.347
648,5
585
239
5
Bijih Besi
712
401,8
65,5
39,8
6
Pasir Besi
2.121
443,7
173,8
25,4
7
Mangan
15
6,3
4,4
2,8
8
Seng
670
7,5
19,8
2,2
9
Timah
3.945
2,3
1.322
0,284
10
Emas Primer
8.357
0,007
2.807
0,0025
1
Tembaga
2
Total
34.319,67
81.023,11
9.122,99
2.143,58
126.609,35
Cadangan (Juta Ton)
Terkira
Terbukti
Total
6.203,69
3.271,78
9.475,47
16.485,65
3.858,21
20.343,86
545,20
974,33
1.519,53
761,51
163,31
924,82
23.996,05
8.267,63
32.263,68
KETERANGAN
 Perlu adanya eksplorasi yang lebih intensif
 Peningkatan pemanfaatan batubara untuk
kebutuhan domestik terutama sebagai sumber
energi (listrik)
 Potensi mineral tersebar namun dengan jumlah
yang terbatas
 Perlu strategi peningkatan nilai tambah
1.2 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016
PNBP
Target : Rp 13 T
Realisasi : Rp 16 T
Target : frekuensi 0,49
Realisasi : frekuensi 0,24
Target : Rp 30,1 T
Realisasi : Rp 21,64 T
DBH
Investasi
Kekerapan
Kecelakaan
Tambang
Target : 6.509 Juta USD
Realisasi : 5.527,53 Juta USD
Produksi
Batubara
Target : 419 Juta Ton
Realisasi : 253,04 Juta Ton
CAPAIAN
KINERJA DJMB
Target : 6.700 Ha
Realisasi : 3.438Ha
Reklamasi
Lahan
DMO
Dana
Comdev
Target : Rp 1.507 Miliar
Realisasi : Rp 644,51 Miliar
PKP2B/ IUP/ IUP OPK
TKA
: 165 orang (sesuai rekomendasi)
TARGET : 307 orang
Target : 4 Unit
Realisasi : 1 Unit
Peningkatan
Nilai Tambah
KK/ IUP/ IUP OPK
TKA
: 157 orang (sesuai rekomendasi)
TARGET : 832
Produksi
Mineral
Target : 86 Juta Ton
Realisasi : 69,54 Juta Ton
KOMODITAS
TARGET
REALISASI
Tembaga (Ton)
310.000
102.000
Emas (Ton)
75
36
Perak (Ton)
231
139
Timah (Ton)
50.000
29.000
Produk Olahan
Nikel (Ton)
651.000
327.829
Nikel Matte
80.000
36.822
5
1.3 KONTRIBUSI PERTAMBANGAN TAHUN 2016
PNBP Mineral dan Batubara Terhadap PNBP SDA Non Migas
1,95%
1,78% 0,15%
Mineral dan Batubara
11,21%
Kehutanan
84,92%
Perikanan
Panas Bumi
6 K/L Lain
15.07%
BATUBARA
84.93%
MINERAL
PNBP Mineral dan Batubara
6
1.3 KONTRIBUSI PERTAMBANGAN TAHUN 2016
PDB (Milyar Rupiah)
PDB Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian
Triwulan I
201.689,00
Harga Berlaku
2016
Triwulan II
210.746,10
223.175,80
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi
81.286,30
90.895,70
95.494,60
2. Pertambangan Batubara dan Lignit
43.117,90
40.019,90
43.988,20
3. Pertambangan Bijih Logam
16.941,10
18.421,50
21.313,30
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
60.343,70
61.409,00
62.379,70
Industri Pengolahan
614.139,60
631.682,00
640.054,20
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas
71.232,40
66.206,30
66.787,30
2.941.771,30
3.084.775,50
3.216.799,00
PRODUK DOMESTIK BRUTO
Triwulan III
Sumber: BPS (2016)
Dari data BPS PDB Harga Berlaku berdasarkan Lapangan Usaha (status 8 Nov 2016) ada 17 jenis klasifikasi lapangan usaha sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
7
REGULASI
Tahapan Penambangan :
1. Penentuan Sumberdaya dan Cadangan
2. Kajian Kelayakan
3. Konstruksi
4. Penambangan, Pengangkutan dan
Penjualan
5. Penutupan Tambang
6. Pasca Tambang dan PPM
Lindungan
Lingkungan
K3
Good Mining Practice
Implementasi
Prinsip Konservasi
Nilai Tambah
Optimalisasi Manfaat Tambang
untuk Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat
8
STANDARDISASI
1.4 TATA KELOLA PERTAMBANGAN YANG BAIK
(GOOD MINING PRACTICE)
RPIIT
2.1 KRONOLOGIS REGULASI KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
2000
2009
2010
2000
KEPMEN ESDM NO. 1453K/2000
Pasal 9 lampiran
2009
UU NO. 4 TAHUN 2009
Pasal 2) asas pertambangan yaitu manfaat,kepentingan bangsa, akuntabilitas, berkelanjutan
Pasal 6) kebijakan konservasi
Pasal 39) IUP Operasi Produksi harus ada upaya konservasi
Pasal 96) salah satu kriteria Good Mining Practice IUP dan IUPK harus ada upaya konservasi
Pasal 141) pengawasan pemerintah harus mencakup konservasi
2010
PP NO. 22 TAHUN 2010
Pasal 22) Penetapan WIUP dalam WUP harus memenuhi kaidah konservasi
PP NO 23/24 TAHUN 2010
Pasal 89) Pengendalian Produksi untuk konservasi minerba
PP NO. 55 TAHUN 2010
Pasal 25) lingkup pengawasan konservasi oleh Inspektur Tambang
PP NO. 78 TAHUN 2010
Pasal 4) Prinsip-Prinsip Konservasi
DRAFT PERMEN
2016
2.2 PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI
1. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara
sesuai ketentuan yang berlaku
2. Penambangan yang optimum dan sesuai Good Mining Practice
3. Penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian
yang efektif dan efisien
4. Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal, mineral
kadar rendah, dan mineral ikutan serta batubara kualitas rendah
5. Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang
tidak tertambang serta sisa pengolahan dan pemurnian
2.3 EKSPLORASI DAN KONSERVASI
PROGRAM EKSPLORASI
Biaya eksplorasi besar, sumberdaya terdata dengan baik
BIAYA ?
Strategi Pengusahaan  Neraca Sumberdaya-Cadangan
SUMBERDAYA
STRATEGI
PENGUSAHAAN
CADANGAN
PRODUKSI
PRODUKSI
 Produksi besar, pendapatan besar,
umur cadangan pendek
 Produksi kecil, pendapatan kecil,
umur cadangan panjang,
potensi kehilangan momentum.
PENDAPATAN
(PAD, PAJAK, dll)
KONSERVASI
STRATEGI
PEMERINTAH
2.4 ALUR PIKIR KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
(TATANAN MAKRO)
Penetapan WIUP
dalam WUP
• Mempertimbangkan kaidah
konservasi
Penetapan WIUPK
dalam WUPK
Penetapan WPN
sebagai daerah
konservasi
• WPN yang ditetapkan untuk
konservasi dapat diusahakan
setelah melewati jangka waktu
tertentu dan berubah statusnya
menjadi WUPK
2.5 KRONOLOGIS PENATAAN IUP NASIONAL
2011
2014
2012 - 2013
Mei
Juli
Per 1 Juli 2011
Proses penataan IUP
IUP C&C
3.778
IUP C&C
6.004
IUP NON
C&C
5.884
IUP NON C&C
4.913
Total
9.662
1 Mei 2011
Rekonsiliasi Tahap I
(evaluasi dok.
perizinan)
Total (Des 2013)
10.917
Rekonsiliasi Tahap II OktNov 2012 (evaluasi
perizinan, wilayah,
kewajiban keuangan,
lingkungan Sertifikat
C&C)
Apr
Feb-Jun
Per 15 Apr
2014
Penyerahan
IUP Non C&C
Kab/Kota ke
Pem. Prov di
Bali
Korsupwas
KPK
12 Provinsi
2015
Mar-Okt
Korsupwas
KPK
19 Provinsi
IUP C&C
(I-XVII)
6.374
IUP C&C
6.042
IUP NON
C&C
4.880
IUP NON
C&C
3.948
Total
10.922
Total
10.332
2016
Nov
IUP C&C
(I-XIX)
6.496
IUP NON
C&C
3.603
Total
10.099
Keterangan :
12 Provinsi : Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Bangka
Belitung, Maluku Utara, Sulawesi Tanggara dan Sulawesi Selatan
19 Provnsi : Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Lampung, Banten, Maluku, Papua,
Papua Barat, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, NTT, NTB, Sulut, Sulbar dan Gorontalo
2.6 KLASIFIKASI STATUS IUP MINERBA
SK HABIS *)
6.708 IUP
10.099
IUP
SK AKTIF
3.391 IUP
C&C
3.827 IUP
NON C&C
2.881 IUP
C&C
2.668 IUP
NON C&C
723 IUP
Keterangan:
*)SK habis masa berlaku dihitung sampai dengan Desember 2016.
15
2.7 ALUR PIKIR KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
(TATANAN MIKRO)
Tabel Pengawasan Konservasi (Pasal 25 PP 55 Tahun 2010)
No
1
2
3
Perusahaan
Sumberdaya
(I/I/M)
Cadangan
(Pb/Pr)
Rencana
Produksi
Stockpile
Produk
Penjualan
Rm
Rp
Rt
Tak
Tertambang
Sisa
Pengolahan
Mineral
Ikutan
Mineral
kadar
rendah
Btbara
kalori
rendah
Mineral
marginal
Tebal
Min
SR
CoG
RPIIT
3. TANTANGAN DAN STRATEGI
3.1 TANTANGAN
1. Tumpang tindih dengan wilayah status hutan
2. Penetapan Batas Wilayah Administrasi Provinsi
dan Kabupaten
3. Tumpang tindih perijinan komoditas yang sama
4. Kurangnya infrastruktur pendukung
Pertambangan dan ketersediaan Energi
3. TANTANGAN DAN STRATEGI
3.2 STRATEGI
1. Koordinasi dengan Kementerian Kehutanan terkait
penyelesaian status hutan
2. Koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri
terkait penyelesaian Batas Administrasi
3. Penyelesaian Penataan IUP dalam rangka Penyiapan
WIUP
4. Implementasi Prorgam 35 ribu MW sd 2019
JENIS PELAYANAN DI BKPM
1. IUP Eksplorasi
2. IUP OP dan perpanjangannya
3. Pengakhiran IUP karena pengembalian
4. IUP OP K Pengangkutan/Penjualan dan perpanjangannya
5. IUP OP K Pengolahan/Pemurnian dan perpanjangannya
6. Izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan
7. IUP OP untuk penjualan
8. Izin Prinsip Pengolahan/Pemunian
9. IUJP dan perpanjangannya
10. Perubahan Status PMDN menjadi PMA
11. Perubahan Status PMA menjadi PMDN
USULAN
1. IUP HULU
2. IUP HILIR
3. IUP PENUNJANG
KEGUNAAN MOMI
ANALISA TUMPANG TINDIH
MONITORING MELALUI CITRA SATELIT
INTEGRASI PETA DENGAN K/L
MONITORING
KEGIATAN
PASCATAMBANG
(REKLAMASI)
PENATAAN LAHAN
REBOISASI
ANALISA DATA STATISTIK
MONITORING PEMBANGUNAN
SMELTER
RPIIT
4. PENUTUP
1. Aspek-aspek yang perlu dilakukan guna menjawab tantangan penerapan konsep-konsep
konservasi di industri pertambangan antara lain:
a.
Melaksanakan kegiatan penambangan yang optimum dan sesuai Good Mining Practice
b.
Penggunaan metode dan teknologi pengolahan dan pemurnian yang efektif dan efisien
c.
Pengelolaan dan/atau pemanfaatan cadangan marginal, mineral kadar rendah, dan
mineral ikutan serta batubara kualitas rendah
d.
Pendataan sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara yang tidak tertambang serta
sisa pengolahan dan pemurnian
2. Pemerintah berupaya untuk membuat kebijakan nasional pertambangan minerba yang
melibatkan sektor lain, mengingat permasalahan pertambangan yang muncul selama ini dan
menjadi hambatan investasi adalah terkait peraturan keuangan, tata ruang, status lahan dan
kehutanan, dan lain-lain.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga iklim investasi yang kondusif serta kepastian berusaha
mengingat industri pertambangan mineral dan batubara merupakan bidang usaha padat modal
dan berisiko tinggi sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah.
www.minerba.esdm.go.id
25
Download