BAB 2 Kajian Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Penelitian sebelumnya terdiri dari penelitian yang telah dilakukan peneliti lain sebelumnya. Tujuan disajikan beberapa penelitian sebelumnya adalah sebagai materi pembanding dan juga sebagai materi tambahan serta tolak ukur untuk penelitian skripsi ini. Penelitian sebelumnya akan disajikan ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 : Penelitian Sebelumnya Sumber : Hasil Penelusuran Peneliti No Nama Peneliti Lokasi, Metode Tahun Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian Pembelajaran 1. Smirnova & Nuzha Improving presentasi melalui Undergraduate online (Learning Sociology Management Students' System) lebih Presentation Saint Skills through Petersbug, Reflective Russia, 2013 efektif Kualitatif dibandingkan Deskriptif pembelajaran Learning in an melalui face-to- Online face, karena ketika Learning belajar melalui Environment online, seseorang akan lebih percaya diri sehingga 7 8 dapat menunjukkan kemampuan sebenarnya Dalam iklan obat Direct To Consumer (DTC) di televisi, tetap 2. Effect of dibutuhkan presentation presentasi. Michael S. modality in Wogalter, direct-to- Rensellaer Eric F. consumer Polythecnic Shaver & (DTC) Institute, Michael J. prescription United Kalsher drug television States, 2014 Meskipun melalui iklan sudah Kualitatif ditampilkan audio Deskriptif dan visual. Tetapi untuk mengurangi resiko advertisements kesalahpahaman penggunaan obat, maka tetap diperlukan presentasi untuk menjelaskannya. The Role of 3. Penelitian ini Employee University menunjukkan Darja Relations in the of Maribor, bahwa tingkat Topolšek & Level of Faculty of internal integrasi Andreja Internal Logistics, Čurin Integration Slovenia, fungsi pemasaran between 2012 tergantung pada Kuantitatif antara logistik dan Logistics and tingkat efisiensi Marketing hubungan antar- 9 Functions: the fungsional dari Case of semua karyawan Slovenian yang ada di dalam Retail perusahaan Companies tersebut Center Director cenderung menggunakan gaya komunikasi nurturing. Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya pengaruh 4. Winda Puspasari Pengaruh Gaya positif tertinggi Komunikasi terhadap Center Director Universitas kepuasaan Terhadap Kristen komunikasi saat Kepuasan Petra, Komunikasi Surabaya, menggunakan Karyawan 2014 gaya komunikasi Kuantitatif Center Director Malang Town bersifat nurturing. Square Terdapat pengaruh positif juga jika gaya komunikasi bersifat collaborative dan controlling digunakan oeh Center Director, sementara pengaruh negative 10 bila Center Director menggunakan gaya komunikasi yang bersifat authoritarian. Brand world class mall yang dimiliki oleh Grand City Surabaya, belum Strategi tidak dapat Marketing dikatakan bahwa Communication Fanny 5. Justicia Winawati Grand City Universitas Surabaya dalam Kristen Membangun Petra Brand Sebagai Surabaya, World Class 2014 Mall belum teroptimalisasi Kualitatif dengan baik, Deskriptif karena dalam aspek personality, Grand City Surabaya memiliki alasan tersendiri untuk tidak menggunakan brand ambassador. Berdasarkan jurnal yang ada di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya komunikasi sangat penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Gaya komunikasi yang dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan persuasif adalah presentasi. Penelitian ini meneliti tentang strategi Stairway Music Ensemble dalam presentasi materi kepada klien. Di bawah PT. Cerita Bahagia terdapat banyak sekali perusahaan musik lainnya yang menjadikan persaingan di antara perusahaan musik semakin 11 ketat. Melihat hal tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk meneliti tentang bagaimana strategi presentasi Stairway Music Ensemble ketika berhadapan dengan klien dalam acara pernikahan. 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Interpersonal Joseph A. DeVito (2013) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah “Interpersonal communication is the communication that takes place between two person who have an established relationship , the people are in some way ‘connected’ ”. Jika dicermati definisi DeVito di atas menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal itu dilihat dari tingkat keintimannya atau kedekatan proses komunikasi itu. Definisinya terutama menekankan pada jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal itu yang hanya dibatasi sebanyak dua orang dan sudah memiliki hubungan pribadi yang sangat dekat. Oleh karena itu komunikasi interpersonal terutama terjadi dalam hubungan sebagai berikut: “Interpersonal communication would thus include what take place between a son and his father, an employer and an employee, two sisters, a teacher and a student, two lovers, two friends, and so on.” Mulyana (2009) menyatakan “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal”. Sedangkan Menurut Beebe & Beebe dalam Widya (2013), Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang yang mempunyai sifat, nilai-nilai pendapat, sikap, pikiran dan perilaku yang khas dan berbeda-beda. Selain itu komunikasi antarpribadi juga menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima diantara pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Jadi komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih yang disertai dengan efek 12 atau umpan balik. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan sebagai komunikasi yang paling efektif karena feedback dapat dilihat secara langsung. 2.2.1.1 Ciri komunikasi Interpersonal Suranto (2011) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain: a. Arus pesan dua arah Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya. Arus pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan b. Suasana nonformal Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal. Berarti apabila komunikasi terjadi di sebuah instansi berarti komunikasi yang terjadi tidak berlangsung kaku berpegang pada hierarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan secara individu yang bersifat pertemanan. c. Umpan balik segera Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara tatap muka, maka umpan balik dapat diketahui dengan segera. d. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik fisik maupun psikologis. 13 Psikologis maksudnya menunjukkan keintiman hubungan antarindividu. e. Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun non verbal. Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi. 2.2.1.2 Efektifitas Komunikasi Interpersonal Devito (2013) mengatakan bahwa efektifitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan (empathy), yaitu sikap keterbukaan positif (openness), (positiviness), sikap empati suportif (suportiveness) dan kesamaan (equality). a. Keterbukaan (openness) Keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi antar pribadi yaitu: 1. Komunikator antar pribadi yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak untuk berinteraksi. Hal ini bukan berarti orang yang diajak berinteraksi harus dengan segera membuka semua riwayat hidupnya, harus ada kesediaan untuk membuka diri dan mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. 2. Kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang men-jemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. 14 Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain 3. Menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Komunikator bertanggung jawab dan memiliki perasaan dan pemikirannya. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan milik adalah memang anda dan anda bertanggung jawab atasnya. b. Empati (empathy) Kemampuan memproyeksikan diri kepada peranan orang lain maupun mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Dengan kerangka empati ini maka seseorang akan memahami posisinya dengan begitu tidak akan memberikan penilaian pada perilaku atau sikap orang lain sebagai perilaku atau sikap yang salah atau benar. c. Sikap positif (positiviness) Dalam komunikasi interpersonal kualitas ini paling sedikitnya terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur, yaitu komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang, komunikasi interpersonal akan terpelihara baik jika suatu perasaan positif terhadap orang lain itu dikomunikasikan, suatu perasaan positif dalam situasi umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerjasama. d. Sikap suportif (suportiveness) Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat Komunikasi yang sikap terbuka mendukung dan (supportiveness). empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) 15 deskriptif, bukan evaluatif. (2) spontan, bukan strategik, dan (3) provisional, bukan sangat yakin. e. Kesamaan (equality) Dalam setiap situasi, bisa terjadi ketidaksamaan. Salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar sama dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. 2.2.2 Mendengarkan dalam Komunikasi Interpersonal 2.2.2.1 Definisi Mendengarkan Mendengarkan dapat diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan Mendengarkan (stimulus), (listening) telinga menyangkut (aural). penerimaan rangsangan dan karenanya berbeda dengan mendengar (hearing) sebagai proses fisiologis. Mendengarkan adalah salah satu skill komunikasi yang terpenting (Devito, 2013). 2.2.2.2 Proses Mendengarkan Menurut Devito (2013), proses mendengarkan terdiri dari 5 tahap yaitu : a. Penerimaan Mendengarkan (listening) dimulai mendengar (hearing), proses penerimaan pesan yang dikirim oleh pembicara. 16 Mendengar (hearing) adalah tahap pertama dari mendengarkan (listening). Setelah tahap penerimaan , anda tidak hanya mengingat apa yang dikatakan (secara verbal dan non verbal) tetapi juga apa yang diabaikan. b. Pemahaman Pemahaman adalah tahap dimana anda mempelajari apa yang dikatakan oleh pembiaara. Tahap dimana anda memahami pemikiran dan emosi yang diekspresikan. Pemahaman tanpa tahap selanjutnya tidak akan menghasilkan hasil yang seimbang. c. Mengingat Mendengarkan yang efektif bergantung pada mengingat. Dalam grup kecil atau public speaking, anda dapat mengingat dengan cara menuliskan pesan-pesan yang disampaikan. d. Evaluasi Evaluasi terdiri dari menilai pesan dengan berbagai cara. Proses evaluasi sering berjalan tanpa kesadaran. Dalam situasi lainnya, evaluasi merujuk kepada analisis kritikal. e. Menanggapi Menanggapi terdiri dari dua tahap ; menanggapi langsung ketika pembicara sedang berbicara (immediate feedback) dan menanggapi setelah pembicara berhenti berbicara (delayed feedback). Ketika pembicara sedang berbicara dan anda menganggukkan kepala atau tersenyum, 17 itu adalah menanggapi cara langsung (immediate feedback). Ketika anda berkomentar di jejaring sosial, anda menangapi secara tidak langsung (delayed feedback). 2.2.2.3 Mendengarkan secara efektif Anda mendengarkan untuk berbagai alasan dan tujuan yang berbeda, prinsip-prinsip yang ada terapkan dalam mendengarkan secara efektif haruslah berbeda dari satu situasi ke situasi yang lain. Berikut ini adalah dimensi untuk mendengarkan secara efektif menurut Devito (2013) : a. Mendengarkan secara empatik dan objektif Menurut Rodgers dan Farson dalam Devito (2013), jika anda ingin memahami apa yang dimaksud dan dirasakan seseorang, anda perlu mendengar secara empati. Berempati kepada orang lain artinya ikut merasakan apa yang dirasakan mereka, melihat dunia seperti yang mereka lihat. Dengan berempati, anda bisa memahami maksud orang lain sepenuhnya. b. Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis Mendengarkan secara efektif melibatkan tanggapan baik yang bersifat tidak menilai (non-judgemental) maupun tidak kritis. Kita perlu mendengarkan tanpa menilai, dengan pikiran terbuka dan berusaha memahami. Tetapi, kita juga perlu mendengarkan secara kritis dengan tujuan melakukan evaluasi atau penilaian. c. Mendengarkan secara dangkal dan mendalam Dalam mendengarkan, kita harus sangat peka terhadap berbagai tingkat makna. Jika anda menanggapi komunikasi tingkat dasar, anda kehilangan kesempatan untuk membuat 18 kontak yang lebih berarti dengan perasaan dan kebutuhan sebenarnya dari orang yang bersangkutan. 2.2.3 Komunikasi Verbal dan Non Verbal 2.2.3.1 Komunikasi Verbal Bahasa verbal merupakan sarana utama bagi individu untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita (Mulyana,2010). Komunikasi verbal atau sering disebut pesan verbal pada dasarnya merupakan pesan yang berupa kata atau kata-kata yang bermakna bagi individu atau kelompok masyarakat (Lukas dan Suharsono,2013). 2.2.3.2 Komunikasi Non Verbal Komunikasi Nonverbal dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi atau penyampaian pesan yang berupa semua bentuk isyarat bukan kata-kata (Lukas dan Suharsono,2013). Berbagai bentuk komunikasi nonverbal, yaitu : a. Bahasa Tubuh Bahasa tubuh merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal. Ketika orang berkomunikasi biasanya sering mengabaikan bahasa tubuh yang memang munculnya sering tanpa kita sadari dan spontan. Tetapi jangan lupa bahwa lawan bicara biasanya lebih peka atau sangat memerhatikan hal ini. Bahasa tubuh akan memengaruhi keberhasilan proses komunikasi. Dalam banyak hal sering tanpa disadari bahwa timbulnya rasa senang, simpati, benci ataupun kurang menghargai justru muncul dari sikap kita atau bahasa tubuh kita. b. Tatapan atau Pandangan Mata Gerakan mata memiliki arti atau makna yang beraneka ragam, mulai dari senang, sedih, perhatian, kesungguhan, keraguan, sikap sinis, persetujuan sampai 19 pada hal-hal yang bersifat seksual. Dalam kehidupan sosial tidak jarang interaksi berawal dari tatapan atau pandangan mata yang sering disebut padangan mata pertama. Dalam konteks bisnis, pandangan mata dapat bermakna suatu keseriusan atau kesungguhan dalam menjalin hubungan dengan mitranya. c. Senyuman Dalam konteks interaksi sosial sehari-hari, senyuman sangat membantu efektivitas interaksi. Sebagai contoh, ketika kita pergi ke pasar, tentu akan merasa lebih senang jika penjaga toko melayani dengan penuh perhatian, ramah dan murah senyum. d. Sentuhan Dalam aktivitas sehari-hari baik di lingkungan, di kantor, dan terutama dalam aktivitas bisnis interaksi dengan sentuhan memiliki arti yang sangat luas. Interaksi tersebut dapat diartikan sebagai bentuk persahabatan, persetujuan, dukungan dan pengukuhan. e. Perubahan Bentuk Wajah Secara garis besar, ekspresi wajah itu antara lain meliputi rasa keriangan, kekesalan, kemarahan, kebencian, kekaguman, ketakutan, keterkejutan, kegugupan, dipermalukan, dan kesedihan. Perubahan bentuk wajah dalam proses interaksi (komunikasi) terkadang tanpa disadari oleh pelakunya dan bersifat spontan. Oleh karena itu biasanya perubahan bentuk wajah dianggap sebagai bentuk respons yang sesungguhnya. 2.2.4 Presentasi 2.2.4.1 Pengertian Presentasi Presentasi merupakan kegiatan komunikasi, juga merupakan kegiatan komunikasi yang penyampaian pesannya dibantu 20 dengan alat-alat bantu audio-visual seperti transparansi, overhead projector, LCD projector, video-projector, dan tvprojection. Pengertian presentasi secara umum dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi secara lisan kepada kelompok besar yang sifat interaksi antara khalayak dan pembicara berbeda dengan bentuk komunikasi lisan lainnya. Dalam kegiatan komunikasinya, umumnya dibantu dengan alat-alat audio-visual. Jenis-jenis presentasi itu adalah briefing, rapat orientasi, program pelatihan dan laporan penelitian (Iriantara, Subarna, Rochman, 2011). Presentasi adalah kegiatan menunjukkan sesuatu kepada seseorang, sehingga apa yang disampaikan tersebut dapat diperiksa atau dipertimbangkan oleh orang yang mengikutinya. Mempresentasikan suatu hal yang penting dalam bentuk yang logis dan ringkas, akan menimbulkan atau menciptakan komunikasi yang efektif (Santosa, 2005). Jadi, presentasi adalah komunikasi tatap muka antara pembawa presentasi dengan audiens. Pembawa presentasi menyampaikan ide pikirannya atau pesan yang disesuaikan dengan keperluan audiens. Dengan berbicara di depan audiens, presentasi bertujuan untuk menarik perhatian audiens dan mengajak audiens untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. 2.2.4.2 Presentation in Global WorkPlace Beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan presentasi : (Goodall,2011) 1. Choosing : The Goal For Your Presentation Langkah pertama untuk mempersiapkan presentasi yang sukses adalah menentukan tujuan dan hasil yang diinginkan 21 merupakan panduannya. Dalam buku “Business and Professional Communication in the Global Workplace”, ada lima (5) komponen yang perlu diperhatikan dalam memilih tujuan presentasi yang baik, yaitu : a. Selecting a Speech Purpose and Type of Your Presentation Terdapat dua jenis presentasi: a) Presentasi Informatif Menjelaskan atau menggambarkan fakta-fakta dan informasi secara obyektif dengan tujuan untuk memberikan pelajaran kepada audiens tentang suatu topik. Pembicara menyajikan informasi dengan cara yang informatif, tidak memaksa audiens untuk membuat keputusan, mengambil tindakan, atau mengubah sebuah tindakan. b) Presentasi Persuasif Tujuan dari presentasi persuasif adalah untuk memimpin anggota dan audiens untuk membuat keputusan, mengubah pikiran mereka, atau mendorong mereka untuk mengambil tindakan. b. Developing an Audiens Profile Sebuah langkah awal dalam membuat sebuah presentasi adalah mengembangkan profil audiens, yaitu dengan cara : a) Menentukan harapan dan kebutuhan para audiens. Penilaian audiens harus mencakup jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut : 1. Kebutuhan audiens 2. Harapan audiens 3. Riwayat audiens 4. Otoritas audiens 22 5. Riset audiens b) Menetapkan hasil yang diinginkan untuk setiap audiens. c) Menentukan cara terbaik untuk membangun kredibilitas dengan para audiens. d) Menetapkan kriteria mana yang dapat mengukur keberhasilan presentasi. c. Establishing Outcomes Hasil adalah apa yang ingin pembicara capai sebagai hasil dari presentasi yang dilakukan. Apa yang pembicara ingin audiens ketahui , percaya dan lakukan setelah presentasi mendengar informatif, presentasi maka tersebut. Dalam pembicara harus menyiapkan ke arah mendidik atau menginformasikan. Jika pembicara menemukan tujuannya adalah untuk meyakinkan atau membujuk audiens, maka pembicara perlu mempertimbangkan hasil presentasi persuasif. d. Establishing Credibility Kedua jenis presentasi, informatif dan persuasif, bergantung pada kredibilitas pembicara agar benarbenar efektif. Kredibilitas berasal dari status pembicara, perasaan, percaya diri, dan kepercayaan dengan audiens . Jika pembicara memiliki kredibilitas tinggi, audiens kemungkinan akan merasa bahwa mereka dapat mempercayai informasi yang disajikan kepada mereka, dan bahwa mereka dapat mempercayai pembicara untuk memberikan semua fakta penting. Jika pembicara menunjukkan kredibilitas yang rendah, pesannya sulit diterima oleh audiens. 23 Beberapa cara yang digunakan untuk pengukuran kredibilitas, sebagai berikut: 1. Education Pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan formal yang dimiliki, lokakarya, seminar dan kursus yang pernah diambil, termasuk pelatihan khusus yang pernah didapat. Gelar dan penghargaan juga termasuk dalam kategori ini. Jika reseume kita terlalu luas, kita bisa mengambil bagian pentingnya saja. Hal ini untuk menghindari terjadiny kebosanan dari para audiens pada saat mendengarkan pembacaan resume. 2. Expertise Keahlian meliputi jangka waktu pembicara bergerak dalam suatu bidang pada suatu perusahaan. keahlian, Ketika sangat berbicara mengenai memungkinkan untuk menyertakan konferensi, proyek, penelitian, artikel dan buku yang pernah ditulis serta pengalaman yang secara langsung berkaitan dengan topik yang ingin dibawakan yang tentunya pembicara berpartisipasi langsung dan memberikan konstribusi yang signifikan. 3. Empathy Empati melibatkan kepada menunjukkan audiens, audiens perasaan menunjukkan bahwa ingin sikap pembicara menghormati pikiran para audiens dan selalu menghormati pengalaman yang mereka miliki dalam kaitannya dengan topik. 24 4. Enthusiasm Antusiasme menyangkut semangat yang ditunjukkan pada presentasi dan saat bagaimana pembicara secara aktif melibatkan audiens. Biasanya tercermin pada nada suara, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh. Antusiasme itu dapat menular dan membantu memengaruhi audiens. Ketika hal tersebut berhasil dilakukan kredibilitas sebagai pembicara dapat meningkat. 5. Appearance Terakhir, berpenampilan pada saat acara. Penampilan tidak hanya pada perasaan yang disukai atau tidak, tetapi sering menjadi salah satu perhatian pertama audiens sebagai bahan evaluasi. Penampilan termasuk pada pilihan berpakaian, rambut, makeup, kuku, sepatu, kebiasaan, dan lain lain. Ini mencakup semua isyarat fisik nonverbal yang dikirim ke audiens sebelum, selama, dan setelah pembicara menyampaikan informasi. e. Developing Criteria to Measure Success Membuat pembicara list dapat kriteria mengukur yang memungkinkan keberhasilan dalam mencapai tujuan. List yang dibuat bisa berupa umpan balik yang diterima pada saat sukses atau gagal dalam presentasi. Penting adanya untuk menetapkan hasil yang terukur sehingga pembicara tahu apakah 25 presentasi berhasil atau tidak. Metode S.M.A.R.T memungkinkan anda untuk menyesuaikan hasil dengan kriteria keberhasilan yang spesifik, terukur, tercapai, realistis, dan terikat waktu. 1. Spesific Berpikir tentang siapa, apa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimanan suatu proses terjadi. Tujuan yang spesifik dapat menjawab segala pertanyaan 2. Measurable Bagaimana anda mengukur kemajuan anda? Bagaimana informasi mengukur yang kita audiens sampaikan? menghargai Ini akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan di antara audiens dan pembicara. 3. Achievable Tentukan hasil yang memungkinkan untuk dicapai yang sesuai dengan tujuan. Jika tujuan pembicara adalah untuk memberikan informasi, adalah tidak realistis mengharapkan hasilnya berdampak pada kenaikan penjualan yang signifikan. Sebuah goal yang memungkinkan untuk dicapai dapat meningkatkan kepercayaan di antara audiens dan pembicara. 4. Realistic Pastikan tujuan yang telah ditentukan realistis. Untuk menjadi realistis, anda perlu yakin bahwa anda memiliki semua peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk meraih hasil. Berusaha 26 meningkatkan loyalitas customer dengan persentasi yang informatif yang berfokus pada membagikan informasi yang realistis daripada berjuang pada meningkatkan investasi sebesar 25 persen bukanlah hal tepat. 5. Time bound Menetapkan waktu untuk pencapaian keberhasilan. Hasil terlihat jelas dalam waktu yang pendek: beberapa hari, minggu, atau sebulan paling lama. Sedangkan tujuan membutuhkan waktu yang lebih panjang. 2. Creating : The Business Presentation Setelah menetapkan tujuan dan penilaian audiens, saatnya dimulai tahap penyajian presentasi. Ketika membuat presentasi, persuasif atau informatif, adalah penting untuk mengikuti struktur pembuatan presentasi yang baik. Komponen pembuatan presentasi yang baik mencakup: 1. Memiliki sebuah tujuan yang jelas 2. Memiliki sebuah pernyataan yang dapat mendukung 3. Menunjukkan pratinjau 4. Menyertakan poin utama dan subpoin 5. Memberikan dukungan untuk setiap titik 6. Transisi dari satu titik utama ke poin berikutnya 7. Menggunakan cara pengenalan yang efektif 3. Coordinating: The Business Presentation Komunikasi memerlukan kesadaran untuk peduli terhadap kebutuhan dan harapan orang lain. Ketika perusahaan mengatakan "orang lain", berarti audiens lebih dari sekedar 27 audiens langsung, hal ini merujuk kepada semua orang yang mungkin dipengaruhi oleh aktivitas komunikasi. Koordinasi komunikasi juga memungkinkan untuk mendapatkan wawasan penting (umpan balik) yang kita tidak bisa kerjakan sendirian. Akhirnya, koordinasi komunikasi kita berarti memastikan setiap orang yang harus disertakan dalam aktivitas komunikasi dan diinformasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan. 4. Delivering: The Business Presentation Hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian presentasi: a) Latihan Penyampaian berbicara pesan tidak penyajian. terbatas Kebanyakan pada orang merasa lebih percaya diri jika mereka berlatih presentasi formal setidaknya tiga kali sebelum penyampain presentasi. b) Kefasihan Kefasihan mengacu pada artikulasi yang halus dan pemilihan kata-kata yang mudah dimengerti pada saat presentasi. Dengan latihan, kefasihan secara natural akan meningkat. c) Kealamian Kealamian mengacu pada keaslian pada saat presentasi disampaikan. Pembicara yang alami dapat menarik audiens ke dalam pesan, dan membuat audiens merasa bahwa mereka 28 merupakan bagian dari presentasi. Mereka fasih dalam subjek dan nyaman berbicara tentang hal itu. d) Kelincahan Kelincahan adalah mengacu pada energi dan antusiasme yang digunakan dan dihasilkan dengan audiens pada saat presentasi. 2.2.4.3 Beberapa Hal yang Memengaruhi Keberhasilan Presentasi Menurut Lukas dan Suharsono (2013), hal yang memengaruhi keberhasilan presentasi adalah sebagai berikut : 1. Menguasai teknik dan seni presentasi, yang diantaranya menghafal, membaca, menggunakan catatan dan berbicara langsung (spontan). 2. Mempersiapkan diri dengan baik, diantaranya tidak menampakkan rasa gugup, mengatur volume suara, menjaga posisi kepala tetap tegak, memandang ke arah audiens, menghindari kebiasaan buruk, memperhatikan waktu yang telah ditentukan, memerhatikan reaksi audiens, gaya berbicara, menggunakan bahasa yang efektif, dan menciptakan kesan positif. 3. Pakaian yang rapi dan serasi 4. Sikap dan gaya yang mengesankan 5. Ekspresi wajah (gesture) yang menyenangkan 6. Tata krama yang baik 2.2.5 Hambatan Komunikasi Seringkali proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik karena munculnya hambatan-hambatan sebagai penyebabnya. Menurut Lukas dan Suharsono (2013), beberapa kemungkinan hambatan komunikasi tersebut adalah sebagai berikut : 29 1.Hambatan Amanat (Pesan) Pada dasarnya komunikasi adalah proses menyampaikan pesan atau amanat dari komunikator ke komunikan. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana pesan atau amanat itu jelas sehingga mudah diterima isi amanatnya. Kejelasan amanat ini penting agar tidak menimbulkan keraguan dan salah tangkap (mengerti) serta salah dalam respons atau tindakannya. Pesan atau amanat harus betul-betul dimengerti oleh komunikator atau komunikan agar dapat efektif. 2. Kesulitan pada Komunikan Dalam proses komunikasi, komunikan adalah pihak yang menerima pesan. Keberhasilan komunikasi terkait erat dengan respons komunikan terhadap pesan itu. Komunikasi akan berhasil jika terdapat respons dari komunikan yang sesuai dengan pesan yang disampaikan komunikator. Beberapa hambatan berkaitan dengan komunikan antara lain: a. Sikap Ini berkaitan dengan minat, semangat terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Sikap komunikan dapat dilihat dari respons terhadap pesan. b. Kepentingan Komunikan Pada dasarnya pesan akan lebih berhasil apabila dapat memenuhi kepentingan komunikan, yang menjadi persoalan dalam konteks ini adalah bagaimana komunikator memenuhi kebutuhan komunikannya. c. Struktur Komunikan dari Sudut Sosial Budaya Komunikan memiliki struktur sosial dan budaya yang beraneka ragam dan tersebar pada wilayah bahkan tidak terbatas. Agar komunikasi dapat berhasil dengan baik, maka pesan yang disampaikan perlu dirancang dengan baik dan disesuaikan dengan kelompok sasarannya. 30 3. Kesulitan pada Media Komunikasi Kesulitan disini yang dimaksudkan terutama adalah kesulitan teknis pada komunikasi massa dengan menggunakan media komunikasi. Yang menjadi persoalaan disini adalah belum meratanya kualitas dan sarana pelayanan media komunikasi. Secara sosiologis dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan informasi yang jelas, maka diperlukan media komunikasi yang baik kualitasnya sehingga mampu menangkap suara dan gambar dengan baik. 4. Kesulitan pada Sosio-Budaya Komunikator harus menyesuaikan keadaan sosial budaya komunikan dalam membawakan dan menyampaikan pesan. 31 2.3 Kerangka Pemikiran Strategi Presentasi Stairway Music Ensemble Komunikasi Interpersonal Presentation in Global Workplace 1. Choosing : The Goal For Your Presentation 2. Creating : The Business Presentation 3. Coordinating: The Business Presentation 4. Delivering: The business Presentation Klien Acara Pernikahan Gambar 2.1 – Kerangka Pemikiran 32