Presentation Title Here

advertisement
Manajemen Penyakit
Berbasis Wilayah
[email protected]
Teori Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah
Manajemen ad/: proses operasional untuk mencapai
tujuan organisasi dengan terlebih dahulu melakukan
analisis informasi, Fakta atau eviden
Dalam bidang kesehatan, manajemen penyakit
merupakan fungsi organisasi pemerintah daerah
kabupaten/kota  DKK atau lembaga Nonpemerintah.
Idealnya diselenggarakan secara bersama keseluruh
komponen sistem terkait, tdk hanya o/ DKK
• Tujuan pemerintah kota menyejahterakan
rakyat serta meningkatkan kualitas sumber
daya manusia wilayahnya
• Fungsi DKK  menyehatkan penduduk,
meningkatkan derajat kesehatan,
membebaskan penduduk dari ancaman
penyakit menular & tdk menular, serta
membebasakan penduduk dari ancaman
pencemaran lingkungan
Menajemen tanggung jawab bersama
Tugas Dinas Kesehatan
Salah 1, tujuan pemenrintahan kota/kab yang
dilaksanakan DKK adalah membebaskan
penduduk dari penularan/transmisi penyakit
dgn cara menghilangkan sumber penyakit,
melakukan penyehatan lingkungan, dan
meningkatkan perilaku hidup sehat penduduk
serta memberikan kekebalan terhadap
serangan penyakit
Kemampuan yg hrs dimiliki:
• Kemampuan perencanaan yg baik (evidence
fakta informasi, dpt diperoleh dari surveilans)
• Pelaksanaan pengendalian penyakit dgn baik,
maupun faktor risiko penyakit.
• Evidence hasil penelitian, praktek klinik,
nilai2 dimasyarakat/penderita
Manajemen yg komprehensif dengan
serangkaian upaya yi/:
• Tata laksana (manajemen) kasus/penderita
dengan baik (menegakkan diagnosis penyakit,
pengobatan,&penyembuhan, dalam sebuah
komunitas penduduk dlm sebuah wilayah 
kasus prioritas wilayah administrasi
• Tata laksana fx risiko/pengendalian fx risiko.
Tata laksana penderita & fx risiko
Evaluasi
(audit
Perencanaan
Satu Kesatuan
Pelaksanaan
Pembiayaan
Pelaksanaan
• Pada tata laksana fx risiko, bisa dilakukan
tanpa pengendalian kasus (ada atau tidak ada
kasus) NAMUN,
• Monitoring atau surveilans terhadap kasus
HARUS TETAP di lakukan
Contoh
• Apabila dlm 1 wilayah yg paling menonjol
/prioritas kasus malaria (yg mengganggu
indeks pembangunan manusia dan
produktivitas), maka semua sumberdaya yg
ada di integrasikan u/ mencari, mengobati
kasus malaria secara proaktif, sekaligus
mengendalikan berbagai fx risiko kejadian
malaria.
Mengapa perlu manajemen penyakit
berbasis wilayah?
• Diperlukan upaya pengendalian kasus
penyakitx, serta fx risiko u/ mencegahnya.
(fenomena berkesinambungan)
– tugas pengendalian penyakit ad/ tanggung jawab
wilayah otonom
• Dlm kehidupan sehari-hari, sering dijumpai
kondisi lingk yg buruk yang memiliki potensi
bahaya penyakit
Mengapa perlu manajemen penyakit
berbasis wilayah?
• Dalam sebuah wil administrasi diperlukan
keterpaduan dlm mengendalikan penyakit,
perencanaan maupun sumber daya u/
menangani berbagai masalah yg di anggap
prioritas
• Tiap wil otonom lazimnya memiliki sistem
kesehatan kab/kota. diperkuat o/ perda
Dilakukan secara terpadu:
Program yg
dituangkan dlm
perencanaan
harus
memperhatikan
teori simpul
Fx risiko
(var penduduk/perilaku
+var Lingkungan
Sumber
Penyakit
Manajemen Kasus
(perencanaan,pembiayaan,
pelaksanaan & evaluasi)
Kasus
Berdasarkan Evidence
Terpadu
Patogenesis penyakit dlm perspektif lingkungan dan
kependudukan dpt di gambarkan dalam teori simpul
Manajemen Penyakit
Udara
Air
Pangan
Vektor
Manusia
Sumber
Agen
Penyakit
Komunitas
(perilaku, umur,
gender,genome)
Sehat
sakit
Agent Penyakit
5
Institusi lintas sektor/politik,
iklim,topografi, suhu, dll
1
2
3
4
Manajemen simpul 1
• Sumber penyakit:
• Upaya yg dapat dilakukan : Preventif &
Promotif
– Pencarian kasus (aktif &pasif)
– Melakukan diagnosis scr cepat & Tepat pd kasus
– Pengobatan hingga sembuh
– Subtitusi , perawatan alat (tdk menular)
Ex: kasus malaria dan kusta
Manajemen simpul 2
• Pengendalian pada media penularan :
– Pengendalian vektor
– Penyehatan makanan
– Penyehatan air
– Pembersihan udara dlm ruang
– Pengobatan (transmiter manusia)
Manajemen simpul 3
• Pengendalian proses pajanan (kontak pada
komunitas)
– Upaya perbaikan perilaku hidup sehat
– Penggunaan APD
– Imunisasi
Manajemen simpul 4
• Pengobatan Penderita sakit  klinis
Manajemen simpul 5
• Manajemen kelompok var berperan lainnya
• ex: terkait dng yg tdk/sulit dikendalika
• Lingk  penanaman bakau o/ dinas
kehutanan agar nyamuk anapoles tdk
menuju ke perumahan
Banyak institusi dlm kenyataan
berperan dlm memengaruhi dinamika
hub interaktif antara lingk dan
kependudukan
Manajemen penyakit berbasis wilayah
dalam perspektif sistem
• Definisi WHO intinya mengatakan bahwa ilmu
& praktik kesmas ad/ total sistem
• Artinya untuk melaksanakan pendekatan
kesmas dlm suatu wilayah, maka terlebih
dahulu harus dilihat komponen sistem yang
memiliki keterkaitan dengan penyakit yg
dihadapi
Sistem
• Ad/: tatanan yg menggambarkan adanya
rangkaian berbagai komponen yg memiliki hub
serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi
yg bekerja/berjalan dlm jangka waktu tertentu
dan terencana.
• Semua komponen/unit tsb pada dasarnya
merupakan sebuah sistem yg memiliki output yg
sama, yakni masyarakat bebas penderitaan
penyakit ttt u/ mencapai kualitas sumber daya
manusia yg prima
Komponen inti & komponen mitra
Komponen intiorganisasi jajaran
kesehatan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
DKK
RS
Puskesmas
KKP
Praktik pelayanan kesehatan swasta
LSM bidang kesehatan
Balai pelayanan kesehatan (kalau ada)
Posyandu
DLL
Komponen mitra program
•
•
•
•
•
•
•
•
•
DPR
Dinas2 non Kesehatan dlm wilayah
Kelembagaan non pemerintah
Kelembagaan luar negeri
Toma/individu
Anggota masyarakat
Petugas/pejabat fungsional
Sukarelawan atau kader
dll
Diperlukan Networking tergantung
permasalahan kesehatan yg di hadapi.
Model sistem dlm manajemen
penyakit berbasis wilayah
• Untuk menggambarkan totalitas sistem
menurut definisi WHO (2008), dpt digunakan
Model Sistem Dinamik
• Langkah2:
– Mempelajari dan membuat konsep transmisi
(patogenesis & evidence)
– Pemodelan dengan teori simpul libatkan
sektor2 terkait terutama dlm pemecahan masalah
Peran & Fungsi Manajemen dlm
pengendalian penyakit
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Perencanaan kabupaten/penetapan sasaran
Mengendalikan fx risiko penyakit
Mengendalikan kasus (tata laksana) penyakit
Memperdayakan masyarakat
Memberi kekebalan/program perlindungan khusus kalau
ada
Meningkatkan kapasitas institusi
Menggalangkan kerja sama lintas sektor
Pemantauan penyakit & fx risiko penyakit u/ manajemen
Menanggulangi KLB
Melaksanakan kewenangan wajib lainnya
Forum pertemuan periodik
• Selah ditetapkan prioritas penyakit ttt, dan
dikembangkan manajemen penyakit tsb, maka
diperlukan suatu pertemuan periodik tingkat
wilayah ttt.
To be continue
Manajemen Penyakit
Berbasis Wilayah
[email protected]
[email protected]
Prioritas  manajemen penyakit
Perencanaan
perencanaan pembiayaan terpadu berdasarkan fakta terpercaya
(integrated health planning and budgeting)
1
2
3
• Menetapkan misi dan tujuan
• Perumusan strategi (analisis situasi saat ini &
mengembangkan berbagai strategi
• Implementasi strategi (alokasi sumber daya
& kewajiban mencapai tujuan melalui
strategi yg telah di tetapkan
Fakta terpercaya
Surveilans epid
yang terpadu
Informasi Surveilans/informasi yg terpadu mencakup :
Insiden &
prevalensi
Faktor risiko
Populasi at risk
Fx risiko yg
sifatnya
spesifik lokal
Kerja sama antarwilayah
Panyakit menular
tdk mengenal batas
wilayah
2 wil berbatasan yg
memiliki problem
penyakit sejenis
harus melakukan
sikronisasi program
Mekanisme sistem surveilans
Sebagian hasil
surveilan tdk hrs
diteruskan ke pusat
cukup di tembuskak di
provinsi dan pusat
untuk perencanaan
straregik
Endemik
Wajib
melakukan
surveilans
Apabila
terjadi
Wabah/KLB
Standar
pelayanan
minimal
dlm KLB
Dibantu provisi
dan pusat dan
berkoordinasi
dng
kabupaten/kota
Prinsip kesmas dalam manajemen penyakit
berbasis wilayah
Senantiasa berbasis
komunitas
• Satu wilayah atau
• Memiliki kesamaan risiko kesehatan
Berorientasi pencegahan
• Merupakan ciri utama kesmas
Community
involvement/community
participation
• Keterlibatan masy dpt dilakukan baik pada
pengendalian simpul 1-4
Ilmu & metode kesmas
• Kerja sama lintas ilmu, lintas sektor dan
kemitraan
Terorganisir/oerganized
• Diorganisir dengan baik
Metode dalam manajemen
penyakit penyakit berbasis wilayah
Analisis spasial dalam
manajemen penyakit
berbasis wilayah
Audit manajemen
penyakit berbasis
wilayah
Analisis spasial dalam manajemen penyakit
berbasis wilayah
Spasial???
Spasial= ruang jg
waktu dgn segala
macam makhluk
hidup maupun
benda mati didlm
nya.
• Iklim,suhu, topografi,
cuaca, kelembapan,
Selain ruang
waktu,
mempunyai arti
dibatasi oleh
komunikasi dan
atau transportasi
Sedangkan data
spasial posisi,
ukuran &
kemungkinan hub
topografi (bentuk
& tata letak dr
semua objek yg
ada di muka bumi.
MPBW memerlukan bentuk/teknik analisis spasial dlm
melakkan upaya manajemen fx risiko berbagai penyakit dlm
sebuah wilayah/spasial
• Berbagai data baik data kondisi lingkungan maupun
distribusi penduduk dengan berbagai atributnya
merupakan data & informasi wilayah spasial
• Data lingkungan, yang merujuk pada data
lokasi/mewakili hasil pengukuran rutin pada tempat2
pengukuran , analisis dan observasi yg diambil scr
sistematis maupun random, data dr sebuah emisi
adalah data spasial
Analisi spasial
• Umumnya merupakan pembuka jalan bagi
studi lebih detail & akurat, menawarkan
pendekatan alternatif untuk menghasilkan,
mengutamakan dan menganalisis data untuk
mencari sebab akibat serta faktor risiko
penyakit berkenaan.
NB: telah tersedia data surveilans yg dilakukan secara
sistematik dan periodik, serta menggabungkannya dengan
data dasar sistem informasi geografis
Kapan analisis spasial sebaiknya
digunakan???
• Penyakit “baru” yg belum diketahui secara
jelas berbagai faktor risikonya
• Penyidikan fx risiko “baru” dari sebuah
penyakit lama dalam satu wilayah.
Analisis spasial dlm MPBW, dirumuskan sebagai uraian dan analisis kejadian penyakit
serta menghubungakan dengan data spasial yg diperkirakan merupakan fx risiko
kesehatan, baik lingkungan maupun sosialekonomi dan perilaku masy setempat dlm
sebuah wilayah spasil sbg dasar manajemen penyakit/kajian lebih lanjut.
Beberapa teknik dlm analisis
spasial
• Pengukuran  diukur langsung dng skala, dng garis
lurus, melengkung/luas.
• Analisis topografi, deskripsi dan analisis hub spasial
antar variabel.  hub geografis
• Analisis jejaring  menginvestigasi alur atau aliran
jejaring
• Teknik analisis permukaan
• Statistik spasial con: tren pengelompokan
penyakit, pemetaan penyakit, studi korelasi geografi
To be continue
Manajemen Kasus ad/: suatu
kegiatan tata laksana penderita
penyakit ttt yg meliputi upaya
penegakan diagnosa, pengobatan,
rujukan , perawatan untuk
kesembuhan, menghindarkan
kematian & kecacatan
Pada dasarnya
Manajemen
penyakit
berbasis wilayah
=
Manajemen
kasus (penyakit)
Yg dilakukan
secara
terintegrasi
dengan
manajemen
faktor risiko
atau
manajemen
kesmas
Bagai mana mengetahui manajemen berjalan baik???
Pengertian audit MPBW
• Meliputi 2 yi/: audit MPBW & manajemen fx risiko
Audit MPBW ad/: proses sistemmatis, periodik &/ sewaktu, yg dilakukan u/
mengukur kinerja suatu kegiatan dibanding dgn standar & tujuan yg telah
ditetapkan untuk menentukan adanya penyimpangan atau kekurangan dan
mencari penyebabnya sehingga dpt segera dilakukan perbaikan
Bagaimana manajemen fx risiko penyakit tersebut dilaksanakan dilihat dng
cara bagaimana pengendalian simpul 1-3, yakni semuaatribut/variabel
kependudukan dilakukan dng baik atau tdk
• Manajemen fx risiko adalah tata laksana suatu kegiatan yg meliputi semua variabel yang
berperan pada kejadian penyakit pada kelompok masy dng mengikuti standar yg telah
ditetapkan
• Menjadi acuan, sehingga dpt merujuk kpd pertanyaan pengendalian fx risiko tersebut
dikendalikan dng pendekatan prinsip2 kesehatan masy atau tidak
Bagaimana dng simpul 4 & 5?
Simpul
4
tata laksana kasus, dimana rujukannya ad/ SOP yg
telah ditetapkan
Simpul
5
meliputi variabel prediktor seperti kelembapan, ling,
topografi, suhu ling, & iklim (sebagai bahan p
rediksi terjadinya penyakit
Kapan audit dpt dilaksanakan?
Bagian dari
pengawasan
Periodik/sewaktu
(insidentil)
Keadaan tidak
timbul masalah
, dilaksanakan
scr berkala
tanpa adanya
indikasi
Dlm hal audit PERLU di rencanakan , sedangkan audit sewaktu/insidentil
dilakukan apabila ada indikasi ttt berupa ditemukannya suatu kekurangan dlm
proses/tdk tercapainya tujuan kegiatan
Langkah2 penyusunan rencana &
pelaksanaan audit
• Tentukan tujuan audit
• Pengorganisasian (sasaran)
• Rencana pelaksanaan
Tujuan audit
• Meningkatkan dan menjaga mutu
pelaksanaan kegiatan
Ruang Lingkup audit
• Kompprehensif dari tahap input, proses,
output dan autcome
Sasaran audit
• Pelaksana kegiatan manajemen baik secara
kelembagaan maupun individu
Sasaran audit Manajemen fx risiko
(kesmas)
Pelaksanaan audit MPBW
• Penanggung jawab pelaksanaan audit di
tingkat kabupaten ad/: Dinas Kes Kab/kota &
propinsi
• Pelaksanaan audit dpt/perorangan yg
diakngkat & bertanggung jawab kpd kepala
dinas kab/kota & provinsi
• Laporan audit disajikan dan disahkan dlm
rapat yg dihadiri o/kepala dinas dibantu tim
epid, para mitra/ stakeholders dll
Waktu ?
• Pelaksanaan min = 1x/tahun atau ada indikasi ttt
• Waktu u/ penyelenggaraan audit, dari
pengumpulan data sampai rekomendasi tdk
lebih dari 14 hari.
• Insidental audit dilaksanakan dng beberapa
alasan mis: krn KLB, peningkatan kasus,
perubahan ling, ada indikasi penyimpangan
pencapaian cakupan kegiatan.
• Audit kesmas  KLB
To be continue
surveilans epidemiologi berbasis
wilayah
• Dpt dilakukan apabila ada indikasi mis, KLB.
Download