ph9601ses pemeriksaan sampel penvakit

advertisement
letnu leknis l-Ln,Qsionol don Penelin 2002
PH9601SES PEMERIKSAAN SAMPEL PENVAKITPENYAKIT PARASIT DARAH DI LABORATORIUM
PARASITOLOGI BALITVET
LILTS SOLIHAT
Balai Penelitian Veteriner, Jl. R E Martadinatu :Vo. 30 . P O Box .i2 BOGOR
RINGKASAN
Jenis-jenis penyakit parasit darah %anp penting di Indonesia antara lain
Trypanosomiasis. Babesiosis . Anaplasmosis dan Leucoc\tozoonosis. Sampel-sampel penyakit
parasit darah yang diterima di Laboratorium Parasitologi Nang dikirim dari daerah atau
perusahaan komersil melalui Laboratorium Diagnostik dicatat dalam buku agenda di bagian
administrasi Parasitologi . Sampel-sampel tersebut didistribusikan ke masing-masing bagian di
unit Laboratorium Parasitologi sesuai dengan jenis pemeriksaan Nang diminta. Dua metoda
Nang
digunakan
adalah
pemeriksaan
pemeriksaan
penyakit
parasit
darah
mikrohematokritl .tlicrohaematocrit Centrilugation Technique dan pemeriksaan prearat ulas
Pemeriksaan Alicrohuematocrit ('entrijugation
darah dengan pe"arnaan Giemsa 10%.
Technique dilakukan hama untuk mendiagnosa penyakit SIURA atau Trypanosomiasis dan
sampel yang diperiksa berupa darah segar yang ditampung dalam. tabung yang mengandung
antikoagulan . Pemeriksaan preparat ulas darah dilakukan untuk mempermudah identitikasi
jenis-jenis parasit darah berdasarkan morti>logi menurut literatur. Sampel-sampel ulas darah
Nang diterima di laboratorium Parasitologi periode Januari - Desember 2001 antara lain berasal
dari hewn sapi sebanyak tujuh preparat . kuda terdiri dari 37 preparat dan dua sampel berupa
darah segar. Sedangkan sampel yang berasal dari aNam berjumlah 35 preparat ulas darah. Dari
jumlah 81 sampel penyakit parasit darah . hanya ditemukan dua sampel preparat ulas darah
ayam positif LeucocvtoZoon caullervi
Kata kunci : Parasit darah . .t1H('T preparat ulas darah. Leucoc.vto=oon cuullervi
PENDAHULUAN
Parasit darah merupakan salah satu penyebab penyakit ternak yang
cukup penting dan bersifat endemik sehingga dapat menimbulkan kerugian
ekonomi cukup besar antara lain berupa penurunan berat badan . kehilangan
tenaga kerja dan kematian ternak . Jenis-jenis penyakit parasit darah yang
penting di Indonesia antara lain trypanosomiasis. babesiosis . anaplasmosis . dan
leucocytozoonosis .
Penyakit trypanosomiasis atau SURRA di Indonesia disebabkan oleh
parasit darah Trypanosoma evansi merupakan salah satu penyakit ternak yang
penting dan dapat menular dari hewan satu ke hewan lainnya (Adiwinata &
Dachlan . 1969) . Penyakit SURRA merupakan penyakit yang dapat bersifat
akut ataupun kronis (Evans. 1880). Penyakit ini akan bersifat endemik apabila
ditemukan vektor yaitu lalat dari genus Tahanus spp. (Nieschultz . 1930) .
Penyakit jni ditandai dengan adanya anemia. odema dan demam . Hewan yang
dapat diserang antara lain : sapi . kerbau. kuda . unta . gajah. kambing. domba.
77
lemn lekms fbngsional Aon Penelin 2002
anjing . kucing. babi clan hewan liar lainnya . Kasus SURRA sudah sering
dilaporkan di b-gberapa daerah di Indonesia clan wabah SURRA yang terbesar
yang menyerang sapi clan kerbau terjadi pada tahun 1968 - 1969 di Jawa
Tengah. yang menimbulkan banyak kematian (Adiwinata clan Dachlan . 1969).
Pada tahun 1988 terjadi lagi wabah di Madura yang mengakibatkan kematian
pada sapi. kerbau clan kuda (Sukanto dkk . . 1988) . Kuda merupakan hewan
yang sangat peka terhadap infeksi T. evunsi . dengan angka kematian
(mortalitas) bisa mencapai 100% (Rodenwald clan Douwes. 1921). Gejala
klinis yang umum pada kuda adalah kenaikan suhu tubuh setelah infeksi diikuti
dengan parasitaemia (Rodenwald clan Douwes. 1921).
Sedangkan babi
biasanya kurang peka terhadap SURRA . namun pernah ditemukan adanya
infeksi T. evunsi pada babi-babi peliharaan di sekitar Bogor (Kraneveld clan
Mans. oer. 1947) . Dengan ditandai gejala-gejala seperti gatal-gatal . gelisah clan
diare . Dalam penelitian lain diketahui bahwa kerbau-kerbau yang terinfeksi
mempunyai level parasitaemia yang lebih lama clan tinggi dibanding sapi
(Partoutomo . 1995) .
Babesiosis atau disebut piroplasmosis adalah parasit yang terletak di
dalam sel darah merah clan penularannya melalui vektor caplak Boophilus.
Kejadian babesiosis di Indonesia pertama kali dilaporkan ketika ada wabah
yang menyerupai Texas Fever pada tahun 1846 (De Does . 1905). Jenis Jenis
babesiosis yang umum ditemukan di Indonesia adalah Babesia bigemina clan
Babesia bovis, yang biasa menyerang sapi (Ronohardjo dkk .. 1985 : Wilson clan
Ronohardjo. 1984) . Parasit darah ini dapat menyerang hewan vetebrata baik
domestik maupun liar . Gejala klinis babesiosis pada umumnya ditandai
dengan suhu rektum sampai 41 .5°C . kelemahan . urine berwarna merah
(hemoglubinuria) . anemia yang biasanya diikuti dengan ikterus . Sedangkan
pada kasus babesiosis yang disebabkan oleh B. bovis disamping tanpa-tanda di
atas. juga disertai ataxia. konvulsi clan paralisis kemudian diikuti dengan koma
clan kematian .
Anaplasmosis merupakan penyakit protozoa yang dapat bersifat akut
clan kronis yang ditandai dengan adanya demam . anemia. ikterus clan
kekurusan tanpa hemoglobinuria . Hewan yang diserang oleh parasit ini adalah
sapi. kerbau. unta. babi . domba. kambing . anling clan hewan liar. Di Indonesia
anaplasmosis disebabkan oleh Anaplasma mcirginale . pertamakali ditemukan
pada kerbau (Blieck & Kaligis . 1912). Penyakit ini ditularkan melalui vektor
caplak yaitu Boophilus microplus yang tersebar luas di Kepulauan Indonesia
(Zwart. 1959) .
Kejadian anaplasmosis yang menyerang sapi juga telah
dilaporkan (Wilson clan Ronohardjo. 1984: Ronohardjo dkk .. 1985). Di daerah
tropis clan sub-tropis pada umumnya A . marginale bersifat endemik (Sukanto .
1992) .
Jenis parasit darah yang sangat merugikan hewan unggas khususnya
ayam adalah Leucocvtoroon spp . Penyakit leucocytozoonosis yang menyerang
ayam pertama kali dilaporkan oleh Mathis clan Leger (1909) di Tonkin . Asia
78
Tenni Teknis Fungsmnol .\'on Penefin ?00:
Tenggara . Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah penurunan
produksi telur . kekerdilan dan kematian . Di Indochina telah dikenal beberapa
spesies antara lain L. caullervi dan L . sabrazesi (Mathis dan Leger. 1909 :
Mathis dan Leger. 1910). sedangkan L. andrewsi pada ayam di South Carolina,
Amerika. (Atchley . x1951) . Di Indonesia ditemukan dua jenis parasit
leucocytozoon yaitu L. caullervi dan L. subruzesi (Soekardono. 1980) .
Penyakit ini ditularkan melalui vektor serangga yaitu Culicoides urakawae.
dengan gejala-gejala klinis antara lain mati mendadak dengan didahului oleh
perdarahan . muntah darah bercampur lendir . anemia dengan feses berwarna
hijau. kematian terjadi karena collapse . pertumbuhan terganggu. produksi
menurun atau sama sekali berhentitanpa ada gejala klinis yang jelas. Ke-empat
jenis parasit darah tersebut dapat diperiksa antara lain dengan dua metoda .
yaitu:
pemeriksaan
mikrohematokritlVicrohuetnutocrit
Centrifugation
Technique (MHCT) dengan metoda Woo (1969) . khususnya untuk
Trypanosomu spp. dan pemeriksaan preparat ulas darah . untuk ke-empat
parasit darah tersebut .
Makalah ini mengemukakan mengenai hasil pemeriksaan sampel
penyakit parasit darah yang diterima di Laboratorium Parasitologi . Balitvet
periode Januari - Desember 2001 .
Proses penanganan sampel sampai di
laboratorium juga diuraikan dalam makalah ini .
MATERI DAN METODE
Sampel untuk pemeriksaan penyakit parasit darah yang diterima di
Laboratorium Parasitologi antara lain berupa preparat ulas darah dan darah
segar. Sampel-sampel tersebut berasal dari hewan sapi . kuda dan ayam yang
dikirim dari daerah atau perusahaan komersil melalui Laboratorium Diagnostik
Balitvet.
A. Penanganan Sampel di unit Parasitologi
I .
2.
3.
Setiap sampel yang masuk ke Laboratorium Parasitologi dicatat dalam
buku agenda oleh petugas di bagian administrasi . formulir permintaan
pengujian/pemeriksaan dari Laboratorium Diagnostik diganti dengan
formulir permintaan pemeriksan intern Parasitologi .
Dalam formulir intern tersebut kode sampel dari Laboratorium
Diagnostik diganti dengan kode khusus intern . misalnya "I/Pro .No"
kode untuk pemeriksaan sampel di bagian Laboratorium Protozoologi .
"I/V .No" kode untuk pemeriksaan di laboratorium basah dan "I/E .No."
kode untuk pemeriksaan sampel di laboratorium ektoparasit.
Sampel dimasukkan ke dalam suatu wadah dan didistribusikan ke
masing-masing laboratorium sesuai dengan permintaan pengujian untuk
di proses lebih lanjut .
79
l enru l eknis
4.
5.
6.
hungsional \on Penelhl 2002
Hasil pemeriksaan yang tertulis dalam formulir intern Parasitologi
dicatat
kembali
dalam formulir permintaan pengujian dari
Laboratorium Diagnostik oleh petugas administrasi yang ditandatangani
oleh Ketua Kelti (Penanggung jawab Laboratorium Parasitologi) .
peneliti (staf yang mengidentifkasii memeriksa spesimen) dan teknisi
(petugas yang mempersiapkan spesimen untuk diperiksa oleh peneliti) .
Formulir hasil pemeriksaan sementara tersebut dikirim ke Laboratorium
Diagnostik dan salinannya disimpan sebagai arsip di bagian
administrasi Parasitologi .
Kepala Unit Diagnostik membuat salinan hasil pemeriksaan sampel
yang ditandatangani oleh Ketua Kelti Parasitologi .
B. Pewarnaan preparat ulas darah dengan Giemsa 10%
Prinsip pewarnaan Giemsa adalah mewarnai seluruh sel-sel darah dan
sel-sel parasit dalam sel darah merah . untuk mempermudah identifikasi jenisjenis parasit darah berdasarkan morfologi menurut literature (Mira Shah-Fisher
. 1972 : Banner Bill Morgan dan
& Dr R . Ralph Say . 1989 : MS Hotstad ei al
Philip A Hawkins . 1952).
Prosedur pewarnaan ulas darah tipis (GOW Kruse dan MH Pritchard,
1924)
a.
b.
c.
Preparat ulas darah difiksasi dengan methanol absolut
Preparat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
Preparat dicelupkan ke dalam larutan Giemsa 10% yang telah
dilarutkan dengan buffer Giemsa pH 7.2 selama 30 menit.
d . Preparat dicuci dengan air kran dan diangin-anginkan .
e. Preparat ditetesi minyak imersi dan diperiksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 1000x : (okuler l Ox dan objektif IOOx).
Prosedur pembuatan buffer Giemsa pH 7,2 (GOW Kruse dan MH
Pritchard, 1924), dengan modifikasi :
NaCl . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7.65 g
KH2P0; . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0.21 g
Na2HP04 anhydrous . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0.724-L_
Aquadest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1000 ml
pH ditepatkan dengan menggunakan larutan HCI 10%
Larutan Giemsa (Merck, No. katalog 9204)
Stok Giemsa
pengenceran 1 : 10.
80
dilarutkan
dalam
buffer Giemsa
pH
7 .2
dengan
Tenni 7eknic Fnngsional Aon Penelin ?00?
Larutan pewamaan Giemsa dibuat secukupnya karena hanya untuk
sekali pakai
Stok Giemsa disimpaxr pada suhu 4°C dalam lemari es.
C. Pemeriksaan MHCT
Pemeriksaan MHCT yang dilakukan adalah menurut Woo (1969).
Sampel yang diperiksa berupa darah segar hewan tersangka sakit . Metoda ini
dilakukan hanya untuk diagnosa penyakit SURRA .
Prinsip dari metoda
mikrohematokrit ini adalah pemisahan sel darah merah dan plasma setelah
proses sentrifugasi . Suatu lapisan yang terletak di antara keduanya disebut
"buffy coat" adalah tempat ditemukannya Ti-vpanosoma spp .
Cara pemeriksaan MHCT
a.
'
c.
d.
e.
f
Sampel darah yang ditampung dalam tabung yang mengandung
antikoagulan EDTA dimasukkan ke dalam tabung mikrohematokrit
kira-kira :', ; bagian dari isi tabung kapiler tersebut.
Salah sate ujung tabung m krohematokrit ditutup dengan critos(-,l
sumbat .
Buka penutup 'plate' tempat tabung kapiler dan letakkan tabung befisi
darah pada 'plate' dengan bagian ujung kapiler yang disumbat berada di
luar. kemudian 'plate' ditutup kembali .
Putar alat sentrifus mikrohematokrit selama 5 menit dengan kecepatan
12 .000 rpm .
Tabung kapiler ditempatkan pada gelas preparat khusus yang ada celah
di tengahnya . kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan
pembesaran : Okuler I Ox dan objektif 20x atau I Ox.
T. evansi diperiksa dengan cara mengarahkan lensa mikroskop di atas
"buffy coat" .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap kegiatan yang dilakukan dicatat dalam buku sesuai dengan jenis
kegiatannya .
DI laboratorium parasit darah (Protozoologi . Parasitologi)
mempunvai lima jenis buku kegiatan antara lain:
a. Buku catatan pemakaian alat untuk pemrosesan spesimen.
b. Buku catatan pemakaian alat mikroskop Olympus BH-2.
c . Buku catatan pemakaian alat sentrifus mikrohematokrit .
d . Buku catatan cara pembuatan larutan Giemsa & PBS .
e . Buku catatan kegiatan hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium
Protozoologi
7einn Teknis Fungsionu7 \ on Pew,, ,, .'tg)-
Tabe I I
umlah
Sampel
Hasil pemeriksaan penyakit parasit darah pada sampel %ang
diterima di Laborator]«m Protozoologi . Kelti Parasitologi
periode Januari - Desember 2001 .
Jenis
Hewan
39
Kuda
35 -
Avam
U
_
Hasil P_em_eriksaan Sam el
as DarahUJenis Parasit
MHCT I
0/37 _
2/35
-
_U
L . cuullervi
i
0/2
Jenis
arastU
-
Data yang tercantum pada Tabel I merupakan hasil pemeriksaan
sampel penyakit parasit darah yang diterima dar] Manajer Diagnostik Balitvet
untuk diperiksa di Laboratorium Parasitologi periode Januar] - Desember
2001 . Data tersebut bukan merupakan gambaran hasil pemeriksaan sampel
penyakit parasit darah dari seluruh Indonesia .
Dar] Tabel I dapat dilihat bahwa dari total 81 sampel darah selama
kurun waktu satu tahun tidak ditemukan kasus penyakit parasit darah pada
hewan besar seperti sapi clan kuda. tap] ditemukan parasit darah L . cuullervi
pada dua bush sampel preparat ulas darah avam .
L . cuullervi adalah suatu parasit darah
penvebab penyakit
leucocytozoonosis _vang merupakan penyakit menular pada unggas clan bersifat
endemik (Majalah Peternakan & Pertanian . 1984) . Leucocytozoon adalah
protozoa vang termasuk dalam kelas : Sporozoa : Subklas : Telosporidia : Ordo :
Haemosporidia : Famili : Haemoprotidae . Dalam famil] ini clikenal ada dua
genus yaitu Leucocytozoon clan Haemoproteus . Leucocytozoonosis tersebar
luas di negara-negara Asean clan di Jepang .
Beberapa penelitian telah
dilakukan di Malaysia clan Jepang (Omar. 1968. Akiba . 1960) .
Avam akan tertular penyakit. apabila avam tersebut digigit oleh
Cldlcoldes yang di dalam lidahnya mengandung sporozoit-sporozoit (spora dari
Leucocytozoon) .
Menurut penelitian Akiba (1960) . avam yang diinfeksi
dengan sporozoit dari czdicoides sampai 12 hari setelah infeksi belum
menunjukkan gejala-gejala klinis . Kematian secara mendadak terjadi terutama
pada har] ke 13 dengan tanda-tanda haemorrhagis terutama paru-paru clan
peritonium . perdarahan terjad] karena pecahnva shizont-shizont (kantongkantong yang menganclung parasit-parasit bentuk kecil) dalam jumlah yang
besar. Kematian berikutnva terjad] sampa] kira-kira 16 hari setelah infeksi
dengan tanda-tanda utama seperti pucat . feses hijau clan kolaps .
Metoda pemeriksaan _vang paling banyak digunakan di Laboratorium
Protozoologi untuk penyakit parasit darah adalah pewarnaan preparat ulas
darah dengan G]emsa 10% . sedangkan pemeriksaan mikrohematokrit
dilakukan hanya pada pemeriksaan 2 buah sampel darah asal hewan kuda. Hal
ini disebabkan karena sampel yang clatang ke Laboratorium umumnya berupa
82
lemrn leknis fangsional .\on Penelm ?001
preparat ulas darah. Pemeriksaan hematokrit hanya akan dilakukan jika sampel
Yang datang berupa darah segar yang sudah diberi antikoagulan . Tidak satupun
ditemukan parasit darah pada hewan sapi dan kuda. hal ini disebabkan karena
pemeriksaan preparat ulas darah kurang sensitif (Sukanto . 1992). Ada dua
jenis metoda yang lebih sensitif daripada metoda ulas darah yaitu MHCT dan
inokulasi pada mencit . tetapi MHCT lebih cocok untuk keperluan diagnosa di
lapangan . Kendala-kendala yang ditemukan pada waktu pemeriksaan preparat
ulas darah antara lain ulasan darah pada preparat kurang baik (terlalu tebal)
atau kadang-kadang sulit membedakan bentuk parasit yang sebenarnya dengan
butiran-butiran yang nampak seperti kotoran yang terdapat pada ulasan darah
tersebut . sehingga menyulitkan pemeriksaan . Ketelitian dan pengalaman yang
cukup kiranya dapat mengatasi hal-hal tersebut . Metoda preparat ulas darah ini
masih tetap dipakai oleh para pet&liti balk di dalam maupun luar negeri karena
murah . praktis dan sederhana.
KESIMPULAN
l . Sampel dicatat dalam buku agenda dan didistribusikan ke laboratorium
basah . protozoologi dan ektoparasitologi
2 . Dari 81 sampel hanya dua sampel preparat ulas darah ayam dinyatakan
positif terhadap L. caulleryi .
3 . Dua metoda yang lebih sensitif daripada preparat ulas darah yaitu MHCT
dan inokulasi ke mencit .
4. MHCT lebih cocok untuk diagnosa lapangan dan metoda preparat ulas
darah tetap dipakai karena praktis dan ekonomis .
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr . Suhardono. MVSc . .
dan Dr. Sri Muharsini . staf dan rekan teknisi di Laboratorium Parasitologi atas
segala saran dan bimbingannya . sehingga makalah ini dapat diselesaikan .
DAFTAR BACAAN
ADIWINATA. T . & DACHLAN . A. . 1969 . A brief note on SURRA in
Indonesia . ELVEKA Fol . Vet. . 3 : 1 1 - 1-5 .
AKIBA. K.. 1960 . Studies on the leucocytozoon found in the chicken in Japan
II . On the transmission of L. caulleryi by Culicoides arakawae .
Japanese journal of veterinary science 22 : 309 - 317 .
ATCHLEY. F O . 1951 . Leucocytozoon andrewsi . from chickens observed in
a survey of blood parasites in domestic animals in South-Carolina . J.
Parasit . 37 . 483 - 488 .
83
lenm Teknis Fungsional %on Penelin 1001
BLIECK. L . and KALIGIS . J A .. 1912 . Pseudokustkoorts en Anaplasmosis bij
buffels of Java. Veearts Bladen 24 : 253 - 260 .
DE DOES. 1905 . Piroplasmosen in Nederlandsh - Indie . Geneesk . Tijdschr .
45 : 515 - 525 .
EVANS. G . 1880. Report on 'Surra' disease in the Dera Ismail Khan district .
Punjab Govt . MiIit . Dept. No. 493 . 446 .
HOFSTAD . M .S.. CALNEK.B.W .. HELMBOLDT . C .F . . REID. W .M . and
YODER . H.W . . Jr. "Diseases of Poutlry" . The IOWA State University
Press . . Ames. 6th . Ed.. 1972 .
KRANEVELD . F.C . and MANSJOER. ~M . 1947 . Surra bij varkens. Ned . Ind .
Blad . V . Diergeneeskd . 54 : 254 - 261 .
KRUSE. G O W and PRITCHARD . M H .
preservation of animal parasites . p. 98.
Majalah
1924 .
The collection and
Laporan percobaan lapangan
Peternakan & Pertanian . 1984 .
mengenai penggunaan Diameton untuk pencegahan dan pengobatan
leucocytozoonosis pada ayam petelur . Edisi Januari . 1984 . No. 1 Th.
X11 . 1984.
MATHIS. C . and LEGER . M .. 1909 . Leucocvtozoon de la poule.
Rend . Soc . Biol . Pari s 67 : 470 - 472 .
Compt .
MATHIS. C . and LEGER. M . . 1910. Nouvelles recherches sur Leucocvtozoon
Nahruzesi et Leucocvtozoon caidlervi de la poule domestique du
Tonkin. Bull . Soc .Pathol . Exot. 3. 504 - 510 .
MORGAN . B B and HAWKINS . P A . 1952 . Veterinary Protozoology.
Burgess Publishing Company . USA . Ed. 1952 .
NIESCHULTZ . 1930 . Surraubertragungsuersuche auf Java and Sumatra .
Veeartsenijk Mededeed . V .h . Departm . V . Landb . N . e n Handel . 75.
Utrecht : Deminken en Zoon,ti-. 1%'.
Haemoprotozoon infections of poultry in Malaysia .
Kujiun veterinuire I ( 3)) . 109 - 124 .
OMAR . A R. 1968 .
PARTOUTOMO. S . 1995 . Studies on the epidemiology of T. evansi in Java.
PhD . Thesis . Dept . Biomedical and Trop. Vet. Science. James Cook
University . Australia.
RODENWALD. E and DOUWES . J B. 1921 . Over de toepassing van Bayer
205 bij Surra van het paard in Nederlandsch-Indie . Ned. Ind .Blad. v .
Diergeneeskd teearts . :Wededeeling No. 38 : 3 - 79 .
RONOHARDJO . P . . WILSON . A J . and HIRST . R G.. 1985 . Current
Livestock disease status in Indonesia . Penvukit Hewan 27 : 317 - 326 .
Temu Teknis fbngsional \'on Penelin ?00 :
SHAH-FISHER . M . and SAY . R R . 1989 . Manual of tropical veterinary
parasitology . CAB International pp. 290 . 354 . 392 . 414 .
SOEKARDONO. S . 1980 .
Infeksi leucocytozoon pada ayam di Jawa Barat.
Laporan penelitian pada .fakultas kedokteran hewan Institut Pertanian
Bogor. 34 hal .
SUKANTO . 1992. Petunjuk diagnosa parasit darah trypanosoma. babesia dan
anaplasma .
Proyek kerjasama Balitvet - ODA (1986 - 1992).
PuslithangNak. Badan Lithang Pertanian. 13 - 16 .
SUKANTO . I P. PAYNE . R C dan GRAYDON. R. 1988. Trypanosomiasis di
Madura : survai parasitologik dan serologik . Penyakit Hewan . 20: 85 87 .
S
WILSON . A J and RONOHARDJO . P . 1984 . Some factors affecting the
control of bovine anaplasmosis with special reference to Australia and
Indonesia . Prer . Get. Med. 2: 121 - 134.
WOO . P T K.. 1969 . Evaluation of the haematocrit centrifuge and other
techniques for field diagnosis of human trypanosomiasis and filariasis .
Can. J. Zoo l. . 47: 921 - 923 .
ZWART . D. 1959 . A research into the presence of blood parasites in cattle at
Merauke (Dutch New Guinea) . Tijdschr. Diergeneesk. 84: 90 - 98.
Download