PENYAKIT TULAR VEKTOR VAKSIN MALARIA: Perkembangan dan Tantangan Lasbudi P. Ambarita* *Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Baturaja Jl. A.Yani KM. 7 Kemelak Baturaja Sumatera Selatan 32111 Tanggal 25 April diperingati sebagai hari malaria sedunia. Sekjen PBB Ban Ki-Moon dalam peringatan hari malaria sedunia 2010 menyatakan perlunya upaya proteksi malaria yang efektif dan terjangkau serta tersedianya pengobatan bagi penduduk yang beresiko tertular malaria.1 Pada even tahunan ini pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, peneliti dan pemerhati malaria mengulas balik pencapaian yang telah diraih dalam mengendalikan malaria serta menetapkan langkah strategis pengendalian di masa mendatang. Salah upaya strategis pengendalian malaria yang saat ini tengah intensif dikembangkan oleh para peneliti dunia adalah pengembangan vaksin malaria. Raja Microsoft sekaligus salah satu orang terkaya di dunia turut mendanai program pengembangan vaksin malaria. Seperti dikutip dari BBC (26/1/2010) ia menyatakan, “vaksin yang kami buat saat ini sudah memasuki fase percobaan terakhir yaitu fase ketiga. Kemungkinan vaksin ini bisa tersedia dalam waktu tiga tahun lagi, tapi untuk vaksin yang efektif sepenuhnya kemungkinan baru ada 5-10 tahun lagi.2 Tantangan utama dalam pengembangan vaksin malaria yang Sumber gambar : efektif adalah kemampuan http://www.malariavaccine.org/malvacmemberikan perlindungan terhadap lifecycle.php berbagai bentuk parasit malaria.3 Tantangan utama lainnya adalah para peneliti vaksin malaria belum memahami respons imun spesifik (specific immune responses) kaitannya dengan perlindungan terhadap parasit. Oleh karena parasit malaria bersifat sangat kompleks, maka arah pengembangan vaksin dilakukan dengan beberapa pendekatan yang berbeda. Banyak yang percaya bahwa beberapa pendekatan ini mampu mencapai tingkat kemanjuran (efficacy) yang tinggi.4 Pada awal pengembangan vaksin, upaya yang dilakukan terfokus pada fase praeritrosit, yaitu periode parasit dalam bentuk sporozoit yang masuk ke dalam pembuluh darah dan menuju organ hati, yang selanjutnya mengalami perkembangan hingga matang dan memulai proses multiplikasi. Saat ini, para peneliti vaksin mencoba mengembangkan tiga jenis kandidat vaksin, yaitu; vaksin pra-eritrosit (pre-erythrocytic vaccine), vaksin fasedarah (blood-stage vaccine) dan vaksin penghambat penularan (transmission-blocking vaccine). Kandidat vaksin pra-eritrosit Kandidat vaksin pra-eritrosit ditujukan untuk melindungi terjadinya infeksi awal malaria, yaitu masa dimana parasit masuk atau berkembang dalam sel-sel hati penderita. Vaksin ini akan merangsang respons imun yang tidak hanya mencegah terjadinya infeksi namun juga mampu menyerang sel hati yang terinfeksi jika memang telah terjadi penularan. Kandidat vaksin ini mencakakup : 54 - rekombinan ataupun protein hasil rekayasa genetika ataupun antigen yang berasal dari permukaan parasit ataupun yang berasal dari sel hati yang terinfeksi. DNA vaksin yang mengandung informasi genetik untuk memproduksi antigen di dalam resipien vaksin. Vaksin ini adalah parasit hidup yang telah dilemahkan dalam bentuk sporozoit dan merupakan komponen utama vaksin. Kandidat vaksin fase-darah Kandidat vaksin fase-darah ditujukan kepada parasit malaria dalam bentuk yang paling destrukif, yaitu masa terjadinya replikasi parasit dalam sel-sel darah merah malaria. Jenis vaksin ini tidak ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi, namun vaksin diharapkan dapat menurunkan jumlah parasit dalam darah, dan dengan demikian akan mengurangi tingkat keparahan penyakit. Bukti-bukti sebelumnya mengindikasikan bahwa seseorang yang sering mengalami sakit malaria maka dalam tubuhnya akan terbentuk imunitas alami dalam kurun waktu tertentu. Target vaksin yang mengandung antigen ataupun protein yang berasal dari permukaan parasit (fase darah/merozoit) adalah merangsang tubuh untuk membentuk imunitas alami sehingga meminimalisir resiko terkena sakit. Kandidat vaksin penghambat penularan Kandidat vaksin penghambat penularan bertujuan menghambat siklus hidup parasit dengan menginduksi antibodi yang akan menghalangi parasit untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk sesaat setelah menghisap darah orang yang telah divaksinasi. Vaksin ini tidak dapat mencegah seseorang untuk tidak tertular malaria, dan tidak juga mengurangi gejala penyakit. Peran krusialnya adalah membatasi penyebaran infeksi oleh nyamuk terhadap orang yang sehat. Harapan yang ingin dicapai dari vaksin ini adalah mengurangi angka kematian dan angka kesakitan malaria khususnya pada komunitas yang beresiko atau tinggal di daerah endemis malaria. Referensi: 1. World Malaria day - A Day to Act, ditelusuri dari : http://www.rollbackmalaria.org/worldmalariaday/index.html (diakses 18 Mei 2010) 2. Vaksin Malaria Muncul 3 Tahun lagi, ditelusuri dari : http://health.detik.com/read/2010/01/26/123314/1286206/763/vaksin-malariamuncul-3-tahun-lagi (diakses 18 Mei 2010) 3. UM School of Medicine Findings May Help Efforts to Produce an Effective Malaria Vaccine, ditelusuri dari : http://www.umm.edu/news/releases/effective_malaria_vaccine.htm (diakses 18 Mei 2010) 4. Malaria vaccine approaches, ditelusuri dari : http://www.malariavaccine.org/malvacapproaches.php (diakses 18 Mei 2010) 55