SIDANG TUGAS AKHIR: ANALISA STRUKTUR RANGKA SEPEDA FIXIE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Andra Berlianto (2107 100 161) Abstrak Kekuatan rangka merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam perancangan sepeda Penelitian dilakukan dengan membandingkan kontur distribusi tegangan dan deformed shape pada setiap rangka Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh perubahan posisi top tube dan seat tube terhadap distribusi tegangan dan deformed shape pada setiap rangka Rangka terbaik (nilai tegangan relatif lebih kecil dan merata) adalah rangka normal dan rangka modifikasi 5 Latar Belakang Sepeda merupakan salah satu alat transportasi yang populer, murah, praktis, dan ramah lingkungan Sepeda fixie merupakan salah satu jenis sepeda yang populer dan mendapat perhatian di kalangan masyarakat, terutama anak muda Kekuatan komponen (terutama rangka) merupakan faktor penentu dari keberhasilan suatu perancangan (sepeda) selain ergonomi dan estetika Perumusan Masalah Titik berat penelitian ini adalah pengaruh perubahan geometri terhadap distribusi tegangan dan deformed shape pada rangka sepeda akibat pembebanan yang sama Perubahan geometri dari rangka akan mempengaruhi kontur distribusi tegangan dan deformed shape pada rangka Pengukuran beban dari massa pengendara pada titik kontak menjadi input pembebanan pada software Finite Element Analysis (FEA) Geometri normal rangka sepeda (yang dijadikan acuan pengukuran) menjadi baseline pada penelitian ini Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh variasi perubahan geometri rangka terhadap distribusi tegangan dan deformed shape yang terjadi pada rangka sepeda Menghasilkan referensi bagi analis yang tertarik pada perancangan rangka sepeda dan metode elemen hingga Batasan Masalah Kondisi pembebanan pada rangka adalah pembebanan statis (kondisi elastis) Postur tubuh pengendara yang digunakan dalam penelitian ini adalah postur tubuh orang Indonesia yang umum Posisi pengendara pada penelitian ini adalah posisi pengendaraan normal dengan asumsi pembebanan yang simetris Sambungan las setiap joint dianggap sempurna dan satu kesatuan material yang sama dengan rangka Jenis rangka sepeda yang digunakan pada pengukuran adalah sepeda fixie Perangkat lunak FEA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ANSYS/Mechanical APDL Ver 12.0 Tegangan Tegangan material reaksi body gaya internal per unit luasan melawan beban yang diaplikasikan Finite Element Method Displacement Regangan Tegangan Teori kegagalan MSST (Maximum Shear Stress Theory) DET (Distorsion Energy Theory) Tresca Von Mises Elemen Shell 8 Node Elemen khusus untuk model struktur yang relatif tipis Terdiri dari 8 node untuk setiap elemen Setiap node memiliki 5 derajat kebebasan ANSYS Mechanical Fungsi umum: Membangun model / import CAD Mengaplikasikan beban operasional Mengaplikasikan boundary condition Mengetahui respon fisik Optimasi dan perbaikan desain Melakukan tes prototype Solution • Menentukan elemen, real constant, dan material • Modeling • Meshing Preprocessor (PREP7) •Menentukan constrain (BC’s) •Mengaplikasikan beban • Evaluasi hasil analisis Post-Processor (POST1) Titik Pengambilan Data Batang kemudi (simetri) Saddle Pedal (simetri) Perubahan geometri rangka tidak mengubah lokasi titik pengukuran Perlengkapan yang digunakan Satu set meja (disesuaikan dengan geometri sepeda) Tiga unit timbangan badan Tiga unit timbangan tepung Tiga unit luncuran Perlengkapan yang digunakan Ilustrasi Pengambilan Data Bagian-bagian (komponen) dari Rangka Sepeda Variasi Geometri Rangka Rangka Normal Rangka Modifikasi 1 Variasi Geometri Rangka Rangka Modifikasi 2 Rangka Modifikasi 3 Variasi Geometri Rangka Rangka Modifikasi 4 Rangka Modifikasi 5 Variasi Geometri Rangka Rangka Modifikasi 6 Rangka Modifikasi 7 Daerah Pengamatan Prosedur Penelitian Mengumpulkan informasi tentang sepeda fixie Menyusun perlengkapan sesuai dengan geometri sepeda yang dimodelkan Mencatat data dan menghitung prosentase tiap titik pengukuran Memodelkan rangka sepeda pada software CAD Mengukur data massa pengendara Melakukan analisa pada software FEA untuk semua model Menyatakan hasil analisa dalam bentuk grafik Distribusi massa pengendara No Tangan (x) (kg) Tangan (y) (kg) Badan (x) (kg) Badan (y) (kg) Kaki (x) (kg) Kaki (y) (kg) 1 -2.09 -6 2.25 -29 0.8 -6 2 -2.2 -6 2.8 -29 1.04 -6 3 -2.1 -6 1.9 -29 1.05 -6 … … … … … … … 12 -2.2 -6 2.75 -30 0.8 -6 Rata² -2.0792 -6 2.1917 -28.8333 0.9517 6 Std dev 0.1054 0 0.2465 0.7177 0.2018 0 % Total 3.923 11.3208 4.1352 54.4025 1.7956 11.3208 Pembebanan pada Rangka F1X : komponen gaya horizontal (tangan) F1Y : komponen gaya vertikal (tangan) F2X : komponen gaya horizontal (badan) F2Y : komponen gaya vertikal (badan) F3X : komponen gaya horizontal (kaki) F3Y : komponen gaya vertikal (kaki) Pembebanan pada Rangka Berat Pengendara = 65 kg Satuan gaya dalam Newton Tangan Badan Kaki F1X F1Y F2X F2Y F3X F3Y 25.006 72.162 26.359 346.779 11.446 72.162 Boundary Conditions (Constrain) •Pada ujung fork: •Pada drop outs: Contoh Kontur Distribusi Tegangan Ekuivalen (Von Mises) Pada Rangka Normal Contoh Kontur Distribusi Tegangan Geser XY pada Rangka Normal Contoh Kontur Distribusi Tegangan Geser YZ pada Rangka Normal Contoh Kontur Distribusi Tegangan Geser XZ pada Rangka Normal Contoh Kontur Displacement pada Rangka Normal Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Seat Stays Pertama) Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Seat Stays Kedua) Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Top Tube Pertama) Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Top Tube Kedua) Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Top Tube Ketiga) Komparasi Tegangan Von Mises (Posisi Top Tube Keempat) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Seat Stays Pertama) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Seat Stays Kedua) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Top Tube Pertama) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Top Tube Kedua) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Top Tube Ketiga) Komparasi Tegangan Geser XY (Posisi Top Tube Keempat) Komparasi Displacement (Posisi Seat Stays Pertama) Komparasi Displacement (Posisi Seat Stays Kedua) Komparasi Displacement (Posisi Top Tube Pertama) Komparasi Displacement (Posisi Top Tube Kedua) Komparasi Displacement (Posisi Top Tube Ketiga) Komparasi Displacement (Posisi Top Tube Keempat) Kesimpulan Untuk σyield = 480 MPa, semua model rangka dapat menerima beban yang diberikan (aman) Tegangan tertinggi tercatat pada rangka modifikasi 3 di daerah pengamatan 8 Alternatif desain yang baik adalah rangka normal (σeq-max = 60.941 MPa di daerah pengamatan 2) dan rangka modifikasi 5 (σeq-max = 64.143 MPa di daerah pengamatan 2) Jika model rangka modifikasi 3 dan modifikasi 7 tidak disertakan, Tegangan ekuivalen tertinggi tercatat pada rangka modifikasi 2 (σeq-max = 136.428 MPa di daerah pengamatan 5) Semakin lebar jarak antara joint 5 dan joint 6, semakin besar nilai tegangan dan displacement yang terjadi serta semakin besar variasinya pada setiap daerah pengamatan, dan sebaliknya Saran Penelitian tentang tegangan yang terjadi pada bentuk batang kemudi yang bervariasi Penelitian tentang tegangan yang terjadi untuk modifikasi desain yang lain (tipe rangka, penampang batang, lengkungan, dan sebagainya) Penelitian tentang tegangan yang terjadi untuk posisi pengendara yang meninggalkan saddle (berdiri) TERIMA KASIH Mohon Kritik dan Saran