dasar-dasar humas

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling
pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah
sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan
konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan
melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik
institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target
tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci,
mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil
apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang
ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu.
Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat,
memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masingmasing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan
sebaik-baiknya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public
relations merupaka suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini, dimana orangorangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam bidang industri, perusahaan,
pendidikan, pemerintahan, kerokhanian, social ekonomi, politik perburuan dan
sebagainya.
Banyak orang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat
bagi organisasi atau lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan penerapan
humas itu sendiri, penerapan humas terkadang cenderung tidak terintegrasi dengan
bagian yang lain, dan tidak terencana dengan baik , padahal humas tidak beda dengan
fungsi manajemen yang lainnya, yang memerlukan perencanaan, pengorganisasian,
aksi dan evaluasi, dalam arti kerja humas haruslah terencana dengan baik, dan
dirumuskan tujuannya serta ditentukan tingkat keberhasilannya.
Pendekatan public relations memang tidak harus dilihat semata-mata sebagai
aparat kelembagaan, seperti dalam wujud Bagian Humas atau Biro Humas. Yang
utama, memang, penerapannya sebagai metode komunikasi oleh tiap karyawannya.
Mengingat diperlukan waktu panjang untuk mengusahakan tiap karyawan mampu
menerapkan public relations sebagai metode komunikasi dalam kehidupan dan
kegiatan sehari-harinya, hadirnya public relations sebagai lembaga di lingkungan
pemerintah kabupaten dan kota masih diperlukan.
Selain dua pendekatan itu, masih dimungkinkan pendekatan ketiga yakni peran
humas dirangkap top manager atau perangkat pemerintah lain. Kemungkinan lainnya,
pemerintah mempekerjakan konsultan jasa di bidang public relations yang berada di
luar struktur pemerintahan, terus-menerus atau secara insidental.
Dalam era ini humas sebagai salah satu fungsi manajemen dalam lingkungan
pemerintah kabupaten atau kota perlu tetap dipertahankan bahkan harus ditingkatkan
perannya. Peningkatan perannya dengan jalan memperbarui dan menyesuaikan
konsep humas pemerintah yang selama ini kita kenal, dan menerapkan konsep public
relations dalam manajemen modern selaras tuntutan dan tantangan era Orde
Reformasi, era Masyarakat Informasi dan era Otonomi Daerah
1.2 Rumusan masalah
a.
Pengertian humas
b.
Tujuan Dan Fungsi humas
c.
Hubungan eksternal organisasi
d.
Bentuk-Bentuk Penulisan Humas
1.3 Tujuan
a.
Untuk mengetahui pengertian dari humas
b.
Untuk mengetahui apa tujuan dan fungsi humas
c.
Untuk mengetahui bagaimana hubungan eksternal organisasi
d.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk penulisan humas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Public Relations/Humas
Banyak para ahli komunikasi yang mengemukakan pengertian public
relations, diantaranya adalah Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations, yaitu:
Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian.” ( Jefkins 1996:9 )
Definisi di atas menjelaskan bahwa public relations merupakan suatu kegiatan
komunikasi yang terencana dan memiliki tujuan-tujuan spesifik yang hendak dicapai.
Publik sasarannya bukan hanya yang berada di dalam perusahaan, tetapi juga yang
berada di luar perusahaan.
Public relations dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hubungan
masyarakat (humas). Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Public Relations mengemukakan pengertian humas sebagai berikut:
Public relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap
sikap-sikap
publik,
seseorang/sebuah
mengidentifikasi
perusahaan
terhadap
kebijakan-kebijakan
publiknya,
menyusun
dan
prosedur
rencana
serta
menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan
penerimaan publik.” ( Public Relations News dalam Kasali 2000:7 )
Definisi
tersebut
mengemukakan
kedudukan
public
relations
dalam
menjalankan fungsi manajemen dalam perusahaan adalah sama pentingnya dengan
pemasaran, keuangan, produksi, dan sumber daya manusia.
Dari definisi-definisi public relations atau humas di atas, diketahui adanya
suatu kegiatan internal dan eksternal yang terencana, bertujuan untuk memperoleh
citra baik, saling pengertian, saling mempercayai, saling menghargai, kemauan/itikad
baik, dan toleransi dari publik.
2.2. Tujuan Dan Fungsi Public Relations/Humas
Public relations dalam suatu perusahaan dikatakan berfungsi apabila public
relations itu menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan berbeda dari jenis kegiatan
lainnya di dalam perusahaan.
Berikut pendapat F. Rahmadi dalam bukunya Public Relations dalam Teoti
dan Praktek, mengenai fungsi utama public relations, yaitu:
Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern,
dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik
dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga/organisasi.” ( Rahmadi 1993:21 )
Seorang praktisi PR harus mampu menciptakan dan memelihara hubungan
baik dengan publik internal dan eksternal. Fungsi ke dalam misalnya mengusahakan
terciptanya lingkungan kerja dimana seluruh karyawan merasa tenang dan puas akan
kebijakan-kebijakan perusahaan sehingga para karyawan bisa bekerja dengan baik.
Fungsi ke luar misalnya dengan memperhatikan dan melayani kepentingan publik
eksternal agar kesan baik terhadap perusahaan tetap terjaga.
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, MA ( 2002:35 ) mengatakan fungsi public
relations adalah sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal
maupun internal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari
organisasi/perusahaan
organisasi/perusahaan.
kepada
publik
dan
menyalurkan
opini
publik
kepada
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi/perusahaan demi kepentingan umum.
2.3. Ruang Lingkup Public Relations
Ruang lingkup kegiatan public relations ada dua yaitu internal dan eksternal.
Adapun tujuan dan tugas public relations berdasarkan ruang lingkup kegiatannya
adalah:
1) Internal Public Relations
Griswold mengatakan, “Mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan
kerja adalah tujuan internal public relations.”
Berdasarkan tujuan internal public relations di atas, maka tugas yang harus
dilakukan oleh seorang praktisi PR adalah sebagai berikut:
Menyelengarakan komunikasi yang sifatnya persuasif dan informatif. Ia harus
mengadakan analisa tentang policy kepegawaian (personnel policy), termasuk
gaji/upah, honorarium, dan kesejahteraan karyawan lainnya; menganalisa apa yang
telah dilaksanakan di dalam internal public relations; mengadakan survei tentang
“attitudes” para karyawan terhadap instansinya, kebijakan instansi itu dan kegiatankegiatannya.” ( Abdurrachman 2001:35 )
Jadi, tugas seorang praktisi PR untuk ruang lingkup internal adalah
menciptakan iklim komunikasi yang bersifat persuasif dan informatif, menganalisis
masalah kepegawaian, dan tanggapan atau perilaku karyawan terhadap kebijakan dan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2) External Public Relations
Oemi Abdurrachman menyebutkan, “salah satu tujuan external public relations
adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan/instansi
hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu.” ( Abdurrachman
2001:38 )
Adapun tugas external public relations, yaitu:
a. Menilai sikap dan opini publik terhadap kepemimpinan, terhadap para pegawai, dan
metode yang digunakan.
b. Memberi advice (nasehat) dan counsel pada pimpinan tentang segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan public relations mengenai perbaikan-perbaikan, kegiatankegiatan, dan lain-lain.
c. Memberikan penerangan-penerangan yang objektif, agar publik tetap informed tentang
segala aktivitas dan perkembangan perusahaan.
d. Menyusun staf yang efektif untuk bagian itu.
2.4. Hubungan Eksternal Organisasi
Publik
Eksternal
adalah
public
yang
berada
di
luar
organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan informasi untuk dapat membina
hubungan baik. Sama juga halnya dengan public internal maka public eksternal juga
menyesuaikan diri dengan bentuk atau sifat, jenis dan karakter dari organisasi yang
bersangkutan.Dengan demikian maka yang menjadi public kesternal suatu organisasi
akan berbeda dengan organisasi lainnya.
Publik Eksternal Dan Bentuk Hubungan Eksternal Perusahaan
a.
Publik Eksternal suatu Perusahaan
Dengan adanya public eksternal dalam lingkup kegiatan PR tersebut
memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public
eksternal. Sifat hubungannya disebut hubungan eksternal (Eksternal Relations).
Beberapa bentuk hubungan eksternal dalam organisasi/perusahaan :
1. Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
2. Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
3. Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
4. Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
5. Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
6. Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
7. General Relations (Hubungan dengan Umum)
1. PRESS RELATIONS (Hubungan Dengan Pihak Pers)
Press Relations yang dimaksud di sini tidak terbatas hanya pada menjalin
hubungan dengan media cetak saja, tetapi mengandung pengertian yang lebih luas
yaitu menjalin hubungan dengan media massa, baik cetak maupun elektronik.
Menurut Frank Jefkins hubungan pers (Press Relations) adalah upaya untuk
mempublikasikan sesuatu pesan atau informasi yang maksimum untuk menciptakan
pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan.
Tujuan pokok hubungan pers sebenarnya adalah menciptakan pengetahuan dan
pemahaman, bukan hanya menyebarkan infrmasi atau pesan demi citra yang baik saja
di hadapan khalayak. Dengan memahami prinsip-prinsip hubungan pers dilihat dari
sisi kehumasan bisa berdampak sangat positif sebab media massa mampu menguasai
informasi dan dapat memenangkan setiap peraingan. Oleh karena peranan media
massa yang strategis press relations memegang kunci yang amat penting dalam
sebuah lembaga kehumasan, baik di lingkungan pemerintah, BUMN, swasta, bahkan
untuk kepentingan pribadi.
Media massa dianggap memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak
dan menimbulkan citra bagi pihak yang diberitakannya. Opini dan citra khalayak bisa
muncul sangat positif, bisa pula sangat negatif. Citra pisitif muncul karena isi pesan
yang positif sedangkan citra negatif muncul karena citra yang munculpun negatif.
Karena itulah peranan pers sangat besar bagi sebuah lembaga atau perusahaan, begitu
pula bagi individu atau perorangan.
Munculnya berita di media massa sangat bergantung pada kepiawaian seorang
petugas humas atau PRO dalam menyiasati media massa. Oleh karena itu seorang
PRO harus mampu menguasai prinsip-prinsip kehumasan dan Press Relations yang
baik.
Sebagai media komunikasi massa, pers, radio dan televisi dinilai memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak. Dengan ciri keserempakannya, pers di
negara-negara maju sudah dianggap sebagai kekuatan keempat setelah eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
Prinsip-Prinsip Hubungan Pers
Menurut Frank Jefkins ada 6 prinsip hubungan pers yang baik:
1. Memahami dan melayani media, seorang PR harus mampu menjalin
kerjasama dengan pihak media, harus mampu menciptakan suatu hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan.
2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Seorang PRO harus
harus selalu siap menyediakan waktu atau materi-materi yang akurat kapan
saja jika dibutuhkan.
3. Menyediaka salinan naskah yang baik; seperti foto-foto yang menarik dan
jelas, dengan tekologi multimedia yang up to date.
4. Bekerjasama dalam menyediakan materi; pejabat PR dan wartawan dapat
bekerja sama dalam mempersiapkan naskah wawancara atau temu pers dengan
tokoh-tokoh tetentu.
5. Menyediakan fasilitas verifikasi; pejabat PR memberi kesempatan kepada
wartawan untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap
materi yang mereka terima. Contoh konkretnya para wartawan diijinkan
melihat fasilitas atau kondisi organisasi yang hendak diberitaka.
6. Membangun hubungan personal yang kokoh; hal ini akan tercipta dan
terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerjasama, dan sikap
saling menghormati profesi masing-masing.
Menurut Frazier Moore, ada 12 prinsip membina hubungan yang baik dengan
pers:
1. Keterbukaan dan kejujuran
2. Selalu terbuka menerima pers (media massa)
3. Jangan mencampuraduk berita dengan iklan
4. Jangan melebih-lebihkan perusahaan atau mewarnai fakta
5. Selalu menyiapkan diri untuk dikutip dalam berita dan barhati-hatilah dalam
menyampaikan pernyataan
6. Hindari pernyaataan off the record tetapi kalau perlu perjelas dengan
pernyataan "tidak untuk dipublikasikan; jangan mendiskriminasikan atau
menganakemaskan salah satu media"
7. Jangan mengeluh karena kesalahan kecil dalam pencetakan
8. Jangan membuat bingung wartawan, jika tidak mengetahui suatu permasalahan
katakan saja apa adanya.
9. Jangan menyalahkan redaktur jika sebuah berita tidak dimuat
10. Jangan melangkahi wartawan dengan mengadu kepada atasannya
11. Ketahui dulu minat seorang wartawan dan siapkan faktanya
12. Bantulah wartawan dengan segala jenis berita sesuai fakta
Menurut Soemirat dan Ardianto, upaya membina media relations, perlu
dilakukan kegiatan antara lain:
Press conference (konferensi pers) yaitu jumpa pers dengan memberikan
informasi secara simultan/berbarengan oleh seorang pejabat pemerintah atau swasta
pada sekelompok wartawan. Hal ini dilakukan apabila ada peristiwa penting di suatu
organisasi/perusahaan dan dilakukan atas inisiatif sendiri atau atas permintaan dari
wakil-wakil media massa.
Press breafing yaitu pemberian informasi yang diselenggarakan secara reguler
oleh pejabat PR dalam kegiatani ini disampaikan informasi-informasi mengenai
kegiatan yang baru terjadi kepada media massa, diadakan sesi tanya jawab.
Press tour yaitu kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu peruahaan atau
lembaga untuk meninjau proyek-proyek pembangunan dan pengembangan atau
pembentukan cabang.
Press Release yaitu siaran pers sebagai publisitas untuk menyebarkan berita.
Special events yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang dianggap
penting dan menarik banyak orang untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut, seperti
peresmian gedung baru, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran,
lokakarya, open house, dan sebagainya, biasanya mengundang media massa untuk
meliputnya.
Press luncheon yaitu mengadakan jamuan makan bagi para wakil media massa
sehingga mereka dapat bertemu guna mendengarkan perkembangan lembaga atau
perusahaan.
Press interview yaitu wawancara yang bersifat pribadi tanpa dihadiri banyak
wartawan.
Hal-Hal Penting Berkaitan Dengan Pers Dalam Kegiatan Press Relations
Menurut Frank Jefkins ada beberapa hal penting yang wajib diketahui bagi
praktisi Public Relations dalam kegiatan Press Relations, di antaraya:
1.
Kebijakan keredaksian
2.
Frekuensi penerbitan
3.
Tenggat terbit
4.
Proses produksi
5.
Daerah sirkulasi
6.
Khalayak pembaca
7.
Metode distribusi
2. GOVERNMENT RELATIONS (Hubungan dengan pihak pemerintah)
Sebuah organisasi/perusahaan tidak bisa tidak dalam proses operasionalnya
memerlukan kerjasama dengan instansi pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk
membina goodwill dan hubungan yang harmonis yang pada gilirannya akan banyak
membantu memperlancar jalannya organisasi/perusahaan.
Menurut Effendy, seorang pelaksana hubungan dengan pemerintah mempunyai
dua jenis kegiatan:
1) Menguasai peraturan-peraturan pemerintah
Suatu organisasi/perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun, merupakan
subsistem dari sistem pemeritahan suatu negara tempat ia beroperasi. Sebagai
subsistem, suatu organisasi/perusahaan harus menyesuaikan diri dengan sistem, bila
tidak maka dengan sendirinya ia akan dilarang untuk beroperasi.
Sistem yang dianut suatu pemerintah tercermin dalam peraturan-peraturan,
mulai dari derajat yang tertinggi sampai yang terendah; Undang-undang Dasar 1945
sebagai sumber dari seluruh ketentuan, Tap MPR, Undang-undang (UU), Peraturan
Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Kepres), Peraturan Menteri, dan peraturanperaturan lainnya yang berperingkat lebih rendah seperti Peraturan Direktur Jnderal,
Peraturan Gubernur, Peraturan Walikota/Bupati dan sebagainya.
Sehubungan dengan itu seorang petugas bidang humas dituntut untuk memiliki
buku, risalah, catatan dan lain-lain yang berkaitan dengan peraturan dan ketentuan
pemerintah. Seorang kepala bagian humas juga perlu menetapkan seorang petugas
untuk menangani hal tersebut secara khusus, karena data seperti itu harus
dikompilasikan secara berkesinambungan dan disusun sedemikian rupa sehingga
apabila pimpinan organisasi membutuhkannya dapat dilayani secara cepat dan tepat.
Seorang kepala bagian humas harus menguasai peraturan-peraturan yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah
untuk
mencegah
terjadinya
organisasi/perusahaan yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah.
kegiatan
2) Membina Hubungan dengan Pemerintah
Yang dimaksud membina hubungan dengan pemerintah adalah mengakrabkan
diri dengan pimpinan instansi pemerintah setempat, setidaknya dengan humas instansi
bersangkutan. Tujuannya adalah untuk memperlancar hubungan kerja bilamana suatu
saat diperlukan dan mempermudah penyelesaian masalah jika suatu saat terjadi salah
pengertian.
Instansi pemerintah terdiri dari atas berbagai jenis, misalnya kantor
pemerintahan, kantor pajak, kantor polisi, bank, kantor telepon, PLN dan sebagainya.
Pebinaan hubungan baik dengan pemerinth dapat dilakukan dengan:
a)
Melakukan anjangsono atau kunjungan kerja
b)
Mengirimkan kalender, agenda berkala organisasi/perusahaan dan bahan
publikasi lainnya
c)
Mengirimkan kartu ucapan selamat hari raya
d)
Mengirimkan ucapan selamat hari ulang tahun/hari jadi pemeintah setempat
e)
Menyampaikan ucapan belasungkawa
f)
Membantu penanganan musibah
g)
Dan lain-lain
Dengan kegiatan-kegiatan tersebut seorang kepala bagian humas akan dikenal,
bahkan akan dianggap sahabat, karena telah menunjukkan perhatian kepada mereka.
Karena seseorang akan menaruh pehatian kepada kita apbila disentuh hatinya.
Seorang petugas humas yang andal dituntuk untuk memiliki dedikasi yang tinggi dan
memiliki gagasan yang banyak untuk membina hubungan dengan pemerintah.
3. COMMUNITY RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat/komunitas sekitar)
Komunitas sekitar lokasi kegiatan organisasi (seperti pabrik, bengkel atau
kantor) diibaratkan Jefkins sebagai tetangga. Bila diperlakukan dengan baik maka
akan menjadi kawan dan bila diperlakukan buruk bisa menjadi lawan. "Politik
bertetangga baik" tentu menjadi solusi untuk menjaga agar tetangga organisasi itu
tetap menjadi kawan. Hanya masalahnya konsep tetangga yang baik itu tentu berbeda
dalam pandangan organisasi dan komunitas. Bagi organisasi, sifat caritatif (amal)
dengan memberikan bantuan mungkin dipandang memadai untuk membangun
hubungan bertetangga yang baik. Namun bagi komunitas tentu bukan sekedar itu.
Bertetangga yang baik itu bisa juga dalam bentuk memberi prioritas bagi warga
sekitar untuk bekerja di organisasi/perusahaan.
Dalam konsep komunitas yang sudah mengalami pergeseran, hubungan antara
organisasi/perusahaan dan komunitas lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung
jawab sosial organisasi. Menurut Daugherty (2003), tanggung jawab sosial itu
merupakan perkembangan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tunututan
lingkungan serta implementasi program untuk menangani isu-isu sosial. Banyak
organisasi/perusahaan yang disorot lantaran misalnya dalam proes produksinya
mengabaikan aspek lingkungan hidup.
Konsep-konsep community relations tradisional filantropi perusahaan tidak lagi
bisa lagi mencakup kegiatan operasi saat ini yang dilakukan oleh berbagai perusahaan
di seluruh dunia. Menurut Godeke ada 5 faktor yang mempengaruhi perubahan
hubungan antara organisasi dengan komunitasnya:
1. Globalisasi sebagai akibat dari ekspansi bisnis yang mendunia, usaha swasta dan
ekonomi pasar
2. Peningkatan harapan konsumen khususnya dan masyarakat pada umumnya yang
mengharapkan dunia bisnis bisa dan seharusnya memenuhi kebutuhan yang
sebelumnya ditangani pemerintah
3. Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang makin berdaya karena
teknologi informasi dan mendapatkan kepercayaan publik
4. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang menekankan pada transpansi,
akuntabilitas, keberlanjutan
5. Pasar untuk tenaga kerja berbakat yang bergerak menuju pemberian hukuman
bagi perusahaan yang mengabaikan masalah-masalah kemasyarakatan dan
menghargai perusahaan-perusahaan yang makin hari makin banyak yang berusaha
menjawab tantangan perubahan tersebut.
Public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik dengan
masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Yang
dimaksud
dengan
community
disini
adalah
masyarakat
sekitar/masyarakat
setempat/tetangga.
• Kegiatan community relations yang harus dilaksanakan, misalnya :
1. Memberikan beasiswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat
sekeliling perusahaan.
2. Mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalakan pendidikan.
3. Mendirikan asrama-asrama bagi mereka yang memerlukan
4.
Mendirikan tempat ibadah.
5.
Mengadakan pembagian makanan, dll.
4. SUPPLIER RELATIONS (Hubungan dengan pemasok)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan
dengan para investor agar segala kebutuhan organisasi/perusahaan/instansi dapat
diterima dengan baik. Karna dari tangan pemasoklah barang-barang yang mau kita
pasarkan bisa sampai ke tangan para bkonsumen. Jadi kita harusw pandai atau jeli
menjalin hubungan baik denga para pemasok.
5. CONSUMER RELATIONS (Hubungan dengan pelanggan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan
baik dengan para konsumen agar produk yang kita buat dapat diterima dengan baik
oleh para konsumen. Salah satu kegiatan mengadakan hubungan baik dengan
consumer sama dengan costumer yaitu dengan pelayanan melalui iklan, karena
disamping mempromosikan hasil produksi perusahaan yang tentunya memberikan
keuntungan di pihak perusahaan juga ada keuntungannya bagi pihak consumer yaitu
bagi pihak consumer merupakan input tentang bagaimana barang tersebut digunakan
dan apa keuntungannya jika consumer menggunakan barang tersebut.
• Kegiatan Costumer Relations diantaranya adalah :
1.
Memberikan ucapan selamat hari raya kepada pelanggannya.
2. Memberikan ucapan selamat tahun baru untuk nasabah.
3. Pemberian kalender
4. Pemberian buku telepon
5. Melakukan publisitas
6. Memberikan informasi kegiatan periklanan
7. Memberikan potongan harga, dll
6. EDUCATIONAL RELATIONS (Hubungan dengan bidang pendidikan)
Kegiatan public relations dalam rangka mengatur dan membina hubungan baik
dengan lembaga-lembaga pendidikan. Misalnya:
1. Memberikan sumbangan dana untuk pendidikan
2. Memberikan sumbangan untuk pembangunan sekolah
3. Memberikan beasiswa
4. Menjadi bapak asuh bagi siswa berprestasi, dsb.
7. GENERAL RELATIONS (Hubungan dengan masyarakat umum)
Mengatur dan membina hubungan baik dengan public umum sehingga
produk/jasa dari perusahaan kita dapat menjadi perhatiannya dan selanjutnya public
umum ini dapat menjadi konsumen/pelanggan kita.
2.5. BENTUK-BENTUK PENULISAN HUMAS
Press Release
Press Release adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public
Relations (Humas) suatu organisasi/perusahaan yang disampaikan kepada pengelola
pers/redaksi media massa (televisi, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan
dalam media massa tersebut.
Press Release merupakan merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak
dilakukan oleh praktisi PR untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar
dan majalah) dan media massa elektronik (televisi dan radio).
Penulisan Press Release yang baik dilakukan seperti halnya menulis berita
langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai
dengan membuat lead/teras berita/kepala berita sebagai paragraf pertama berita yang
mengandung unsur 5W 1H (What: Apa yang terjadi?, Where: Di Mana terjadinya?,
When:Kapan terjadinya?, Who:Siapa yang terlibat dala peristiwa tersebut? Why:
Mengapa peristiwa itu terjadi? dan How: bagaimana berlangsungnya peristiwa
tersebut?)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan Press Release:
a.
Menyebutkan identitas lembaga/instansi/perusahaan pengirim Press Release
secara jelas
b.
Menyebutkan identitas petugas/pejabat yang mengirim Press Release
c.
Mencantumkan tanggal pengiriman Press Release
d.
Mencantumkan sifat surat tersebut, sehingga ada kejelasan waktu pemuatannya
e.
Tulis Press Release dalam dua spasi
f.
Press Release hendaklah diberi judul
g.
Press Release dimasukkan ke dalam amplop, kecuali apabila dikirim melalui
faksimili atau internet
h.
Sertakan surat pengantar/permohonan
Feature
Menurut Umar Nur Zain Feature adalah tulisan khas yang sifatnya bisa
menghibur, mendidik, memberi informasi dan sebagainya mengenai aspek kehidupan
dengan gaya yang bervariasi. Bentuknya bisa berupa tulisan ringan, tajuk rencana,
tulisan opini, sketsa, laporan dan sebagainya.
Penyampaian suatu informasi terkadang tidak cukup disampaikan melalui Press
Release sehingga perlu disajikan lebih lengkap dan rinci. Penyampaian informasi
yang lebih lengkap biasanya dibuat dalam bentuk Feature/tuturan/karangan khas.
Feature tidak selalu berbentuk tulisan, tetapi juga bisa berupa kaset, CD, maupun foto.
Menurut Slamet Suseno struktur penulisan Feature berbeda dengan Press
Release. Press Release ditulis dengan pola piramida terbalik sedangkan Feature ditulis
dengan pola kerucut terbalik yang terdiri dari lead/kepala berita, jembatan di antara
lead dan tubuh, dan terakhir penutup.
Lead feature berisi informasi penting untuk mengarahkan perhatian pembaca
pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimulainya tulisan.
Jembatan sebagai perantara antara Lead dan tubuh. Jembatan mengambarkan
sesuatu yang masih terkait dengan Lead tetapi sudah mulai masuk ke tubuh tulisan;
melukiskan identitas dan situasi dari sesuatu yang akan dituturkan nanti
Tubuh feature berisi situasi dan proses, disertai penjelasan mendalam tentang
mengapa dan bagaimananya.
Penutup feature berisi pesan untuk mengakhiri feature, diharapkan mengandung
pesan yang mengesankan.
Menurut Suseno ada 3 jenis Feature yaitu:
1.
News Feature; biasanya berisi tentang proses timbulnya suatu kejadian, biasanya
merupakan sebuah hasil sampingan dari sebuah Hard News.
2.
Feature Pengetahuan; Feature yang isinya lebih ilmiah, topik yag dibahas
mendalam dan rinci.Ciri Feature ini antara lain pandangan yang disampaikan
lebih objektif, mendalam, disertai alasan-alasan dan penjelasan ilmiah.
3.
Human Interest Feature; Biasanya membicarakan sisi kehidupan orang yang
sedang menjadi pelaku berita.
Artikel
Artikel adalah tulisan yang berisi fakta menganai suatu masalah yang dikaitkan
dengan berbagai masalah yang diikuti dengan pendirian subjektif yang disertai
argumentasi berdasarkan keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung
pendirian itu. Biasanya pendirian ini diungkapkan oleh pakar bidang keilmuan
tertentu atau pendapat pejabat eksekutif yang berwenang.
Artikel merupakan tulisan yang tidak memiliki struktur, penulisan bebas
menuangkan permasalahan yang sedang dibahas, kemudian menyambungkan dengan
pendiriannya yang bersifat subjektif.
Advertorial
Advertorial merupakan gabungan dari kata Advertising dan editorial; yang
berarti gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas mempromosikan sesuatu,
sedangkan tajuk membentuk opini, apabila keduanya digabung akan memberikan
daya dukung yang kuat dalam membentuk opini publik, terutama membentuk citra
yang baik atas subjek tulisan tersebut di mata publik.
Penulisan advertorial di majalah dan surat kabar biasanya berupa penaymapaian
pesan yang dilengkapi dengan data, bagan, foto, statistik, ilustrasi, dan sebagainya.
Uuntuk produk-produk tertentu seperti obat biasanya dilengkapi komentar konsumen
pemakai
produk
tersebut;
yang
mengkonsumsi/menggunakannya.
mengungkapkan
penilaian
positif
setelah
Special Events
Special Events terdiri dari dua kata yaitu special yang berarti sesuatu yang
khusus, tidak umum, istimewa. Event artinya suatu kejadian, atau peristiwa khusus
baik yang terjadi secara internal, lokal, maupun nasional bahkan internasional. Jadi
special events merupakan peristiwa khusus atau istimewa yang dirancang secara
khusus dalam program kehumasan yang dikaitkan dengan event tertentu .
Fungsi special events adalah:
2.
Untuk
memberikan
informasi
secara
langsung
(bertatap
muka)
dan
mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui
program kerja atau acara-acara yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan
event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program kerja kehumasan tertentu
3.
Sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, yang
pada akhirnya masyarakat sebagai target sasarannya akan memperoleh
pengenalan, pengetahuan, dan pengertian yang mendalam dan diharapkan dapat
menciptakan citra positif terhadap perusahaan/lembaga yang diwakilinya.
Untuk melaksanakan program special events biasnya melihat kalender tahunan,
selanjutnya melihat daftar acara tahunan, kemudian menyusun rencana kerja,
kemudian menyusun special event baik meyangkut perusahaan ataupun produk yang
ingin dipublikasikan. Misalnya pada acara peringatan Hari ulang tahun kemerdekaan,
tanggal 17 Agustus, Bulan Suci Ramadhan, hari-raya besar keagamaan; Idul Fitri,
Hari Natal, Tahun baru dan sebagainya.
Bentuk-bentuk special event antara lain:
a.
Festival: seperti festival seni, olahraga, kuliner dan sebagainya.
b.
Parade: Mengadakan pawai kendaraan yang dilengkapi atribut dan poster
lembaga/perusahaan atau produk tertentu dalam menghadapi hari besar atau
saat-saat tertentu.
c.
Fair: Biasanya berupa pameran, bazaar, pertunjukan dan sebagainya, seperti
yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Jakarta selalu menyelenggarakan
Jakarta Fair.
d.
Seminar: Seminar dilaksanakan dengan menentukan tema tertentu yang aktual
dan
relevan
dengan
lembaga/perusahaan.
permasalahan-permasalahan
yang
ada
di
e.
Open House: Dilaksanakan berupa penyampaian informasi kepada khalayak
mengenai perkembangan terbaru dari lembaga/instansi dengan menampilkan
produk-produk/kebijakan terbaru.
Hal-hal penting yang mendukung keberhasilan pelaksanaan special events:
1.
Penyusunan jadwal, mulai dari persiapan, dukungan dana, kesiapan, fasilitas.
2.
Personel yang terkait, bagaimana kesiapan dari pemandu acara (master of
ceremony), pengunjung yang hadir, pihak sponsor, businesss relations dari
lembaga atau instansi tertentu, pihak donatur, dermawan dan perorangan yang
disesuaikan dengan maksud, tujuan dan tema dari special itu.
3.
Tujuan dari special events, biasanya berkaitan dengan kepentingan tertentu
seperti:
a. Pengenalan (awareness) dan meningkatkan pengetahuan (knowledge)
terhadap lembaga/perusahaan dan produk yang ingin ditampilkan.
b. Suatu proses publikasi melalui komunikasi timbal balik untuk
memperoleh publisitas yang positif.
c. Memperlihatkan itikad baik dari lembaga, memberikan kesan positif
tentang lembaga kepada publiknya, seperti produk tertentu yang akan
dipasarkan.
d. Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat.
e. Memperoleh rekanan atau pelanggan baru melalui acara special events
yang dirancang secara menarik,informatif dan kreatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam suatu institusi atau perusahaan komunikasi sangat penting peran seorang
publik relation sebagai sarana dalam menjalin hubungan dengan pihak intern maupun
ekstern. berhasil atau gagalnya suatu institusi / perusahaan sangat tergantung pada
bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja dan pihak
luar yang terkait dalam proses perkembangan institusi ataupun perusahaan tersebut
sehingga tercipta citra yang baik dimata pihak intern dan ekstern perusahaan.
Hubungan-hubungan eksternal oeganisasi yaitu:
1. Press Relations (Hubungan dengan pihak pers)
2. Government Relations (Hubungan dengan pihak pemerintah)
3. Community Relations (Hubungan dengan masyarakat sekitar)
4. Supplier Relations (Hubungan dengan para rekanan/pemasok)
5. Costumer Relations (Hubungan dengan para pelanggan)
6. Consumer Relations (Hubungan dengan pada konsumen)
7. Educational Relations (Hubungan dengan bidang pendidikan)
8. General Relations (Hubungan dengan Umum)
Bentuk-bentuk penuisan dalam Humas yaitu:
a. Press Releas
b. Feature
c. Artikel
d. Adveterial
e. Special Events
Download