MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 TAHUN 2014 Mata Pelajaran Bahasa Jerman SMA/SMK UNTUK GURU PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 Copyright © 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa ijin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Jerman | i SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2014 mulai dilaksanakan pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal. Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013, maka kepada semua guru dan kepala sekolah di semua sekolah, serta pengawas diberikan pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuk semua mata pelajaran. Mengingat jumlah peserta pelatihan yang sangat besar, maka pelatihan ini melibatkan semua stakeholder pendidikan, baik di Pusat maupun Daerah. Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam memberikan kontribusi dan mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Jakarta, Maret 2014 Kepala SYAWAL GULTOM NIP 196202031987031002 Bahasa Jerman | ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Panduan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Panduan ini merupakan panduan wajib dalam rangka pelatihan calon instruktur, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun Ajaran 2014/2015 akan dilaksanakan oleh semua sekolah untuk kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas, mulai dari kelas I sampai dengan kelas XII. Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Pada tahun 2014 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Buku 1 Panduan untuk Narasumber Nasional dan Instruktur Nasional dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas. Jakarta, Maret 2014 Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik UNIFAH ROSYIDI NIP. 19620405 198703 2 001 Bahasa Jerman | iii DAFTAR ISI SAMBUTAN ii KATA PENGANTAR Iii DAFTAR ISI iv Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 2 1.1 Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 4 1.2 SKL, KI, KD, dan Strategi Perubahan Kurikulum 2013 19 1.3 Pendekatan, Model-Model, dan Penilaian Pembelajaran Pada Kurikulum 29 2013 Materi Pelatihan 2: Analisis Buku Guru dan Buku SIswa 55 2.1 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa 56 Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 66 3.1 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-Model Pembelajaran Bahasa 67 Jerman 3.2 Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Jerman 92 3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 101 Materi Pelatihan 4: Praktik Pembelajaran Terbimbing 107 4.1 Analisis Video Pembelajaran 109 4.2 Rambu-Rambu Penyususnan RPP 115 4.3 Peer-Teaching 124 4.4 Prinsip-Prinsip Pelakasanaan Pembelajaran 128 Bahasa Jerman | iv MATERI PELATIHAN 1: KONSEP KURIKULUM 2013 (8 JP) 1.1 RASIONAL dan ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 1.2 SKL, KI, dan KD, dan STRATEGI PERUBAHAN KURIKULUM 2013 1.3 PENDEKATAN, MODEL-MODEL, dan PENILAIAN PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 MATERI PELATIHAN 1: KONSEP KURIKULUM 2013 Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum 2013 yang dikembangkan berbasis kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013. Kompetensi yang dicapai 1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013. 2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013. 3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Inggris. 4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. Indikator 1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa depan. 2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan Standar Penilaian. 3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD. 4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013. 5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik. 6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, DL). 7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar. Langkah Kegiatan Mengamati Diskusi Presentasi hasil Penyimpulan hasil tayangan video kelompok diskusi kelompok diskusi kelompok (Peserta dibagi dan komentar cuplikan contoh pembelajaran Kurikulum 2013 > = > dalam 5 kelompok) 2013 >= > dari kelompok lain (20 menit/ >= > dan rangkuman hasil 2013 kelompok) Materi 1 - Konsep Kurikulum | 2 LK-1.1 LEMBAR KERJA ANALISIS KURIKULUM 2013 Tujuan: Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi implementasi Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013. Langkah Kerja: 1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait dengan Standar Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54), Standar Isi (Permendikbud No. 64), Standar Proses (Permendikbud No. 65), dan Standar Penilaian (Permendikbud No. 66). 2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil diskusi pada kolom yang tersedia. 3. Presentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil diskusi. 4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain. No 1 Pertanyaan Jawaban Mengapa perlu adanya pengembangan Kurikulum? 2 Apa saja elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 3 Bagaimana strategi implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran ? 3 Apa perbedaan kompetensi peserta didik pada Kurkulum 2006 dan Kurikulum 2013 4 Bagaimana pendekatan dan model-model pembelajaran dalam Kurikulum 2013 5 Bagaimana penilaian pembelajaran dalam Kurikulum 2013? Materi 1 - Konsep Kurikulum | 3 HO-1.1/1.2 Submateri Pelatihan 1.1: Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. 2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik internal maupun eksternal. a. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya adalah perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarna. Akan tetapi, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. b. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. Tantangan masa depan antara lain globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, Materi 1 - Konsep Kurikulum | 4 beban siswa terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Adapun perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain menyangkut perkembangan di bidang neurologi, psikologi, observation based (discovery) learning dan collaborative learning. Fenomena negatif yang dihadapi peserta didik saat ini di antaranya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan dalam ujian (menyontek). c. Penyempurnaan Pola Pikir Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan akan dapat terwujud apabila terjadi perubahan pola pikir yang meliputi perubahan dalam proses pembelajaran seperti di bawah ini. 1) Dar berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa. 2) Dar satu arah menuju interaktif. 3) Dar isolasi menuju lingkungan jejaring. 4) Dar pasif menuju aktif-menyelidiki. 5) Dar maya/abstrak menuju konteks dunia nyata. 6) Dar pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim. 7) Dar luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan. 8) Dar stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru. 9) Dar alat tunggal menuju alat multimedia. 10) Dar hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. 11) Dar produksi massa menuju kebutuhan pelanggan. 12) Dar usaha sadar tunggal menuju jamak. 13) Dar satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak. 14) Dar kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan. 15) Dar pemikiran faktual menuju kritis. 16) Dar penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan. d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Penyusunan Kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan, ditentukanlah kurikulumnya yang terdiri atas kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Kemudian disusunlah silabus. Pada kurikulum 2013 ini, silabus disusun oleh pusat. Satuan pendidikan dan guru lebih diberi kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknik penyusunan yang sangat memberatkan guru. e. Pendalaman dan Perluasan Materi Berdasarkan analisis hasil PISA 2009 ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga), sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Materi 1 - Konsep Kurikulum | 5 Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang Matematika dan IPA untuk peserta didik kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang Matematika, lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance. Untuk bidang IPA pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan pencapaian yang diperoleh di bidang Matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut (advanced). Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang dipaparkan di atas. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Soal-soal dalam TIMSS dan PIRLS yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu: - low mengukur kemampuan sampai level knowing, - intermediate mengukur kemampuan sampai level applying, - high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan - advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information. Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional. 3. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut. a. Isi atau konten kurikulum, yaitu kompetensi, dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata Materi 1 - Konsep Kurikulum | 6 pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif. c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK. d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap, sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi). e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar, yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai Kompetensi Inti. f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasar pada prinsip akumulatif serta saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut. h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD untuk mata pelajaran dan kelas tersebut. 4. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. a. Pembelajaran intrakurikuler berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini. 1) Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. 2) Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru. 3) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted). 4) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi, yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental yang dikembangkan melalui proses pendidikan tidak langsung (indirect teaching). Materi 1 - Konsep Kurikulum | 7 5) Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 6) Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru. 7) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/ konsep), dan mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain). 8) Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok, atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik. 9) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif, dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. b. Pembelajaran ekstrakurikuler. Pembelajaran ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai dan hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler. 5. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut. a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. b. Kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Berdasarkan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun, Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. c. Kurikulum berdasarkan model kurikulum berbasis kompetensi yang ditandai dengan adanya pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 8 d. Kurikulum berdasarkan prinsip bahwa setiap sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi. e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. j. Kurikulum berdasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik. 6. Struktur Kurikulum SMA/MA dan SMK/MAK Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester, sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum SMA/MA terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan b. kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X dan 20 jam per minggu untuk kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik. Struktur ini menempatkan peserta didik sebagai subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 9 a. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK/MAK) Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah tertera dalam tabel berikut ini. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU X XI XII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 24 24 24 18 20 20 42 44 44 48 48 48 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah) Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah) Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu (SMK/MAK) Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 10 b. Struktur Kurikulum SMA/MA MATA PELAJARAN Kelompok A dan B (Wajib) Kelas X XI XII 24 24 24 C. Kelompok Peminatan Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam I 1 Matematika 3 4 4 2 Biologi 3 4 4 3 Fisika 3 4 4 4 Bahasa Jerman 3 4 4 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial II 1 Geografi 3 4 4 2 Sejarah 3 4 4 3 Sosiologi 3 4 4 4 Ekonomi 3 4 4 Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4 2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4 3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4 4 Antropologi 3 4 4 Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4 Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu 68 72 72 Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per minggu 42 44 44 Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus, setelah akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya. Mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih harus diikuti semua oleh peserta didik. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masingmasing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Materi 1- Konsep Kurikulum | 11 Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut. 1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya, tetapi masih dalam satu Kelompok Peminatan lainnya, atau 2) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan lainnya. Di kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut. 1) Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya, tetapi masih dalam Kelompok Peminatan lainnya, atau 2) Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya. Khusus untuk Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan di atas, di Kelas X peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut. 1) Satu pilihan wajib mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya (Arab, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari mata pelajaran wajib Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, atau 2) Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya, atau 3) Satu mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, atau 4) Satu mata pelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu Mata pelajaran di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau 5) Dua mata pelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih satu mata pelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing Lainnya atau satu mata pelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu-ilmu Sosial. Catatan: 1) Mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya ditentukan oleh SMA/MA masing-masing sesuai dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 12 2) SMA/MA yang tidak memiliki Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, Antropologi, atau salah satu mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya sebagai pilihan mata pelajaran yang dapat diambil peserta didik dari Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial. 3) Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu bahasa asing tertentu atau mata pelajaran tertentu dianjurkan untuk memilih mata pelajaran yang sama sejak tahun X sampai tahun XII. 4) Sangat dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga Kelompok Peminatan. 5) Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan tinggi yang akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi terkait. c. Struktur Kurikulum SMK/MAK Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi Informasi dan Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan dan Kelautan; f) Bisnis dan Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni Pertunjukan. Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket keahlian, sekolah harus mempertimbangkan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan pada saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3 berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Materi 1- Konsep Kurikulum | 13 Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas: 1) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1); 2) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2); 3) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama. Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (Tiga Tahun) Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu X XI XII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2 2 2 8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 24 24 24 Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24 JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 48 48 48 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C (Peminatan) Keterangan: Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian. Materi 1- Konsep Kurikulum | 14 Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (empat Tahun) Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu X XI XII XIII Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4. Matematika 4 4 4 4 5. Sejarah Indonesia 2 2 2 2 6. Bahasa Inggris 2 2 2 2 Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 2 2 2 2 8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 3 9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 2 24 24 24 24 24 24 24 24 48 48 48 48 Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian. B. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 1. Jenis perubahan Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan mencakup konstruksi holistik, didukung oleh semua materi atau mata pelajaran dan terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran meliputi materi yang berbasis kompetensi sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan dan mengakomodasi konten lokal, nasional, dan internasional. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran meliputi: a. berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup a) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan; b) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta; serta c) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; Materi 1- Konsep Kurikulum | 15 b. penggunaan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Perubahan proses pembelajaran di jenjang pendidikan SD adalah pembelajaran tematik terpadu, di SMP pembelajaran tematik terpadu untuk mata pelajaran IPA dan IPS serta mata pelajaran, sedangkan di jenjang SMA mata pelajaran; dan c.pengutamaan discovery learning dan project based learning. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup: berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, serta rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan. 2. Elemen perubahan Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Elemen Perubahan Elemen Ceskripsi SD Kompetensi Lulusan SMP SMA SMK Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yangmeliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan. dan pengetahuan Kedudukan mata Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran pelajaran (ISI) dikembangkan dari kompetensk Pendekatan (ISt) Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik Terpadu Mata dalam semua mata Pelajar pelajaran Mata Pelajaran Vokasinal an Gambar: Elemen Perubahan Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK dalam kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran (ISI) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mata pelajaran untuk mata pelajaran lainnya, di SMA mata pelajaran, dan di SMK vokasional. Selanjutnya, elemen utama perbaikan kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi sikap terdiri atas sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang Materi 1- Konsep Kurikulum | 16 beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi pengetahuan (KI-3) untuk mencapai insan yang berilmu dan kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencapai insan yang cakap dan kreatif. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi mencakup: a) mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi; b) bahasa sebagai penghela; c) tematik terpadu untuk SD; d) penguatan IPA dan IPS di SMP; e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan lembaga lainnya, serta dengan perkembangan di berbagai negara. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran mencakup: a) lintasan taksonomi Anderson untuk pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan Krathwohl untuk sikap; b) pendekatan saintifik; c) inquiry dan discovery learning; d) project based learning, dan e) cooperative learning. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam penilaian mencakup: tes, portofolio, pedoman observasi, dan tes performansi. Keseimbangan perkembangan soft skills dan hard skills pada tiap jenjang pendidikan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. ™ PengetahuanuntukMemhangun Soft SUIIs dan Hani Skills1 Gambar: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills peserta didik sejak jenjang SD, SMP, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi seperti yang diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills di jenjang Perguruan Tinggi. Di Perguruan Tinggi, ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude. Materi 1- Konsep Kurikulum | 17 0 Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 SP Periuasan dan pendaiairan taksonomi dalanr, proses pencapaian kompetensi KurikuEum 2006 KurtkuEum 2013 Creatirqj Evaluatin g Evaluatin g Analyzin g Actualizing Communicating Organizii^/ Interna till ng Associating Analyzin g Applying i aiHfa valuing Expert-. menting Applying IJ Understa nding P Tt Characterizing/ Responding Knowing/ Accepting Rememberin g Kriowleo fge (BEootn) Questionin ug Observin g sitfif (Dyers) i i 1 -f SMP/I "I SM P Understanding BE Knowing/ Remember ing Alt it ude Know ~ (edge (Kraih'.v (Blooni) ohi) Gambar: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 Berdasarkan gambar di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl meliputi: accepting, responding, valuing, organizing/internalizing, dan characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning, experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating, dan creating. Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Karakteristik penguatan pada proses pembelajaran mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c) Materi 1- Konsep Kurikulum | 18 mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio pembelajaran siswa. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 19 HO-1.2 Submateri Pelatihan 1.2 SKL, KI, Dan KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMA/MA/SMK/MAK/SMALB*/Paket C Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. 1. Cakupan Kompetensi Lulusan Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu.Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai DOMAIN Elemen S SMA/MA/SMK/MAK/ S S SMALB Paket C SIKAP Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan Individu KETERAMPILAN beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah Alam pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta perdamaian Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang Konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat, mencipta Materi 1- Konsep Kurikulum | 20 PENGETAHUAN Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik DOMAIN SD SMP SMA/MA/SMK/MAK/SMALB Paket C SIKAP Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya KETERAMPILAN Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar + Mencipta pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret PENGETAHUAN Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban Cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut. a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi. c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Materi 1- Konsep Kurikulum | 21 Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1) perkembangan psikologis anak, 2) lingkup dan kedalaman materi, 3) kesinambungan, dan 4) fungsi satuan pendidikan. Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan dinyatakan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB*/Paket C apabila memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan seperti diuraikan dalam tabel di bawah ini. Aspek Sikap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. 2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Materi 1- Konsep Kurikulum | 22 Berikut ini Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman SMA/MA. KELAS: X KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan. 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman. 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman. 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerja sama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi. 2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif, interaktif, kerja sama, dan imajinatif dalam menghargai budaya dan karya sastra. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3.1 Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya. 3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya. 3.3 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) yang sesuai konteks penggunaannya. 3.4 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin instruksi dan terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana tentang cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) Materi 1 - Konsep Kurikulum | 23 dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra. KELAS: XI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman. 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman. 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai dalam melaksanakan komunikasi fungsional. 2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif, interaktif, kerjasama, dan imajinatif dalam menghargai budaya dan karya sastra. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3.1 Memahami cara meminta perhatian, mengecek pemahaman, meminta izin. 3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya. 3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) yang sesuai konteks penggunaannya. 3.4 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk meminta perhatian, mengecek pemahaman, meminta Materi 1- Konsep Kurikulum | 24 abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan izin, memuji, dan cara meresponnya terkait topik keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan cara memberitahu dan menanyakan fakta dan perasaan serta sikap dalam meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan informasi terkait topik keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra._ KELAS XII KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KOMPETENSI DASAR 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman. 2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman. 2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama, dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi fungsional 2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif, interaktif, kerjasama, dan imajinatif dalam menghargai budaya dan karya sastra. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan 3.1 Memahami cara mengungkapkan persetujuan/ ketidaksetujuan, harapan, dan doa serta cara meresponnya terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya. Materi 1- Konsep Kurikulum | 25 humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) dan wisata (Reise). 3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan wisata (Reise) sesuai konteks penggunaannya. 3.4 Menilai secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra . d. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan persetujuan/ketidaksetujuan, harapan, dan doa serta cara meresponnya terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhanauntuk mengungkapkan cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) dan wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. 4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan informasi terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigun/ Hobby) dan wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai dengan konteks. 4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra. 3. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Bahasa Jerman untuk kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/Paket C Tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi Bahasa dalam Permendikbud No 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi mencakup: Materi 1- Konsep Kurikulum | 26 Tingkat Kompetensi 5 Tingkat Kelas X-XI Kompetensi - Memiliki kemampuan transaksional, dan fungsional sebagai wahana komunikasi dan transaksional, dan fungsional. pengembangan potensi akademik dalam ragam wacana fungsional - Memiliki kemampuan memilih dan melaksanakan tindakan dan strategi seperti mendeskripsikan, menarasikan, menceritakan kembali, memaparkan dan membuat laporan komunikasi secara lisan dan tulis. sederhana terkait topik Identitas diri (Kennenlernen), Kehidupan sekolah (Schule), Keluarga (Familie), dan menggunakan bahasa dalam konteks sosiokultural sebagai Kehidupan sehari-hari (Alltagsleben). - Keterampilan mendengarkan, wahana untuk penanaman nilai karakter bangsa. berbicara, membaca, dan menulis. - Nilai-nilai sosiokultural dan karakter - Menerapkan unsur-unsur kebahasaan secara akurat dan berterima. - Memahami teks-teks sastra Jerman. XII - Wacana interpersonal, berkomunikasi interpersonal, - Memiliki kemampuan 6 Ruang Lingkup Materi - Memiliki kemampuan berkomunikasi interpersonal, transaksional, dan fungsional yang efektif. - Memiliki kemampuan memilih dan melaksanakan tindakan dan strategi komunikasi secara lisan dan tulis. - Memiliki kemampuan menggunakan bahasa dalam konteks sosiokultural sebagai wahana untuk penanaman nilai karakter bangsa - Menerapkan unsur-unsur kebahasaan secara akurat dan berterima - Memahami teks-teks sastra Jerman. bangsa. - Bunyi, kosakata, tata bahasa, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca dan pemarkah wacana. - Teks-teks karya sastra Jerman - Wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional sebagai wahana komunikasi danpengembangan potensi akademik dalam ragam wacana fungsional seperti mendeskripsikan, menarasikan, menceritakan kembali, memaparkan dan membuat laporan sederhana terkait topik Kegiatan pada waktu senggang/Hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan Wisata (Reise) - Keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis - Nilai-nilai sosiokultural dan karakter bangsa - Bunyi, kosakata, tata bahasa, tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda baca dan pemarkah wacana - Teks-teks karya sastra Jerman. Materi 1- Konsep Kurikulum | 27 B. Strategi Implementasi dan Evaluasi Kurikulum 2013 1. Strategi Implementasi a. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan dilakukan atas prinsip: 1) sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan pendidikan, bukan daftar mata pelajaran, 2) guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik (community of educators), mengembangkan kurikulum secara bersama-sama, 3) pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan dipimpin langsung oleh kepala sekolah, dan 4) pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah. b. Manajemen Implementasi 1) Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. 2) Pemerintah bertangung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum dan melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3) Pemerintah propinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 4) Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait. c. Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas: 1) Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan: a) Juli 2013: Kelas I, IV terbatas pada sejumlah SD/MI (30%), seluruh kelas VII (SMP/MTs), dan kelas X (SMA/MA, SMK/MAK). Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di seluruh wilayah NKRI. Untuk SD akan dipilih 30% SD dari setiap kabupaten/kota di setiap propinsi. b) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Tahun 2014 adalah tahun kedua implementasi. Seperti tahun pertama, SD sebanyak 30% sehingga secara keseluruhan implementasi kurikulum 2013 di jenjang SD pada tahun kedua sudah mencakup 60% SD di seluruh wilayah NKRI. Pada tahun kedua ini hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK yang belum melaksanakan kurikulum. c) Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013. 2) Pelatihan guru, kepala sekolah, dan pengawas berlangsung mulai tahun 2013 hingga 2016. Pelatihan guru, kepala sekolah, dan pengawas adalah untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 dan dilakukan sebelum Kurikulum 2013 diimplementasikan. Prinsip ini menjadi prinsip utama implementasi Kurikulum 2013. Guru, kepala sekolah, dan pengawas di wilayah sekolah terkait yang akan mengimplementasikan kurikulum adalah mereka yang sudah terlatih. Dengan demikian, ketika Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada tahun pembelajaran 2015-2016, seluruh guru, kepala sekolah, dan pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum. 3) Pengembangan buku babon dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Sejalan dengan strategi implementasi, penulisan dan percetakan serta distribusi buku babon akan Materi 1- Konsep Kurikulum | 28 selesai seluruhnya pada awal tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada prinsipnya, ketika implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku babon sudah tersedia di setiap sekolah. Buku babon terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk guru. Isi buku babon guru sama dengan buku babon peserta didik dengan tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Adapun pedoman pembelajaran dan penilaian hasil belajar secara rinci tercantum dalam buku pedoman pembelajaran dan penilaian. 4) Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru), terutama untuk SMA/MA dan SMK/MAK, dimulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 menyaratkan penataan administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu, dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Dengan penerapan pelatihan ini, implementasi Kurikulum tidak hanya berkenaan dengan upaya realisasi ide dan rancangan kurikulum, tetapi juga pembenahan pada pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan. 5) Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga 2016. Strategi implementasi Kurikulum 2013 menghindari pelatihan one-shot training sebagai strategi implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pelatihan yang dilakukan untuk para guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang pelaksanaan, paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi. Pada akhir tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah tidak lagi merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Permasalahan lapangan yang muncul adalah yang dapat diselesaikan melalui kolaborasi guru, kepala sekolah, dan pengawas di bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota. 2. Evaluasi Kurikulum Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process), pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam kompetensi inti yang dijadikan organising element dalam mengikat kompetensi dasar mata pelajaran. Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilakukan sebagai berikut. a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan kurikulum. b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan efektivitas, kelayakan, kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum. Evaluasi terhadap pelaksanaan implementasi kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin dan bergiliran. Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki kelemahan kurikulum agar lebih efektif lagi di masa yang akan datang. Materi 1- Konsep Kurikulum | 29 HO-1.3a Materi 1.3: Pendekatan, Model-Model, dan Penilaian Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 Submateri 1.3a: Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 A. Esensi Pendekatan Ilmiah Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang Deduktif Induktif memenuhi Umum Spesifik kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran Penalaran deduktif deduktif melihat (deductive fenomena reasoning). umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Pendekatan deduktif dan induktif Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik Spesifik Umum dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ini merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis. B. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang 'mengapa', ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang 'bagaimana', serta ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang 'apa'. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) serta kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif mlalui penguatan sikap, skills). keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi Materi 1 - Konsep Kurikulum | 30 Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi/eksperimen; d. mengasosiasi; dan e. mengkomunikasikan. Kelima pengalaman belajar pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut. Tabel 1: Keter <aitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan Langkah Pembelajaran Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat Mengumpulkan informasi/ eksperimen - Melakukan eksperimen - Membaca sumber lain selain buku teks - Mengamati objek/ kejadian/aktivitas - Wawancara dengan narasumber Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/ mengolah informasi -Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. -Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 31 Pengalaman belajar tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut ini. 1. Mengamati (Observasi) Kegiatan belajar dalam mengamati bertujuan untuk menciptakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful learning). Aktivitas yang dapat dilakukan ketika mengamati di antaranya menyajikan media atau obyek secara nyata untuk menarik perhatian peserta didik ke topik/subtopik yang akan dipelajari dan merasa tertantang untuk menggali informasi lebih dalam tentang topik/subtopik itu. Kegiatan yang akan dilakukan peserta didik harus dipersiapkan dengan cermat dan matang agar tidak mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan oleh guru dalam kegitan mengamati. a. Menentukan objek apa yang akan diamati. b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diamati. c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diamati, baik primer maupun sekunder. d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diamati. e. Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. g. Menyiapkan alat/instrumen pengamatan. Alat atau instrumen yang digunakan dalam dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, atau alat mekanikal (mechanical device). 2. Menanya Pengalaman belajar selanjutnya adalah menanya. Pada Kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari peserta didik. Menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Menanya dalam proses belajar memiliki beragam fungsi, di antaranya: 1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran; 2) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; 3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya; 4) menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan; Materi 1- Konsep Kurikulum | 32 5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; 6) mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan; 7) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok; 8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul; dan 9) melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Apabila peserta didik mengalami kesulitan untuk mengajukan pertanyaan, guru harus memancing mereka untuk bertanya, misalnya dengan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru harus memenuhi kriteria: singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi. Pertanyaan yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan kognitif yang akan disentuh, dari yang rendah ke yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang Pengetahuan ■ Apa ... (Was...?) lebih rendah (knowledge) ■ Siapa ... (Wer...?) ■ Kapan ... (Wann ...?) ■ Di mana ... (Wo ...?) ■ Sebutkan ... (Bitte schreibt die Verbformen in die Tabelle?) ■ Jodohkan atau pasangkan ... (Ordnet zu.) ■ Persamaan kata ... (Was ist das auf Englisch/Indonesisch ?) ■ Golongkan ... (ITragt die Informationen in die Tabelle ein) ■ Dll. Pemahaman (comprehensio ■ Bedakanlah ... (Was ist der Unterschied...) ■ Sempurnakanlah ... (Was fehlt?) n) ■ Bandingkan ... (Was ist gleich oderfast gleich?) ■ Ubahlah...( Variiert den Satz/Dialog) Materi 1- Konsep Kurikulum | 33 ■ Berikanlah interpretasi... (Was bedeutet der Titel?) ■ Simpulkan ... (Erzahlt den Text in 5 /... Satze) Penerapan ■ Gunakanlah ... (Bildet nach dem Beispiel...) (application) ■ Klasifikasikanlah ... (Klassifiziere...!) ■ Buatlah ... (Bildet nach dem Beispiel...) ■ Demonstrasikanlah ... (Spielt den Dialog!) ■ Carilah hubungan ... ■ Tulislah contoh ... ■ Siapkanlah ... ■ Tunjukkanlah ... Kognitif yang Analisis ■ Analisislah ... (Was seht ihr auf dem Bild?) lebih tinggi (analysis) ■ Mengapa ... (Warum ...?) ■ Identifikasikan ... (Identifiziert...) ■ Kemukakan bukti-bukti... ■ Tunjukkanlah sebabnya ... ■ Berilah alasan-alasan ... Sintesis ■ Bentuk ... (Bildet die Satze im Perfekt!) (synthesis) ■ Susunlah ... (Macht einen Satz./Wortsalat) ■ Tulislah ... (Schreibt einen Brief/eine Email/eine Postkarte/eine Zusammenfassung/...) ■ Ramalkanlah ... ■ Ciptakanlah ... ■ Rancanglah ... ■ Bagaimana kita dapat memecahkan ... ■ Apa yang terjadi seandainya ... ■ Bagaimana kita dapat memperbaiki... ■ Kembangkan ... Evaluasi ■ Berilah pendapat... (Wie findest du ...?) (evaluation) ■ Setujukah anda ...(Seid ihr damit einverstanden oder dagegen?) ■ Alternatif mana yang lebih baik ...(Welche ist besser? A, B, oder C?) ■ Berilah alasan... (Was ist der Grund?/ Was sind die Grunde) ■ Bandingkan ... (Vergleicht!) ■ Bedakanlah ... ■ Kritiklah ... ■ Nilailah ... 3. Mengumpulkan informasi/eksperimen (mencoba) Aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan pada pengalaman belajar ini antara lain: a. melakukan eksperimen, b. membaca sumber lain selain buku teks, c. mengamati objek/ kejadian/aktivitas, dan d. wawancara dengan narasumber. Materi 1- Konsep Kurikulum | 34 Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Untuk kelancaran pelaksanaan percobaan, guru (1) hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan, (2) bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan, (3) harus memperhitungkan tempat dan waktu, (4) menyiapkan kertas kerja sebagai petunjuk pelaksanaan percobaan, (5) mendiskusikan topik/subtopik yang akan dijadikan eksperimen, (6) membimbing peserta didik selama melakukan percobaan, dan (8) mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, (9) membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan umpan balik yang membangun. Aktivitas mencoba dalam pembelajaran bahasa Jerman, misalnya: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai; (2) mempelajari makna kata-kata baru berkaitan dengan tema/subtema; (3) mengamati struktur yang dipelajari berkaitan dengan tema/subtema; (4) melakukan percobaan (menggunakan kata-kata, struktur, dan informasi-informasi yang dipelajari dalam dialog); (5) mencatat ujaran-ujaran/struktur yang baru dipelajari, menganalisisnya, dan menyajikan data (informasi utama, struktur, makna kata); (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. 4. Mengasosiasi/mengolah informasi (Associating) Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah "menalar" dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah juga tetap memiliki manfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan terjemahan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini. a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 35 c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi). d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. g. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. 5. Mengkomunikasikan Pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar mengkomunikasikan. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif fungsi guru lebih bersifat direktif atau sebagai manajer belajar, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan teknik ini akan tumbuh rasa aman dalam diri peserta didik, sehingga mereka siap menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa jika peserta didik diberi tugas, mereka akan bekerja sebaik-baiknya ketika berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori "Zone of Proximal Development" atau ZPD. Istilah "Proximal" yang digunakan di sini bisa bermakna "next". Menurut Vygotsky, setiap manusia (dalam konteks ini disebut peserta didik) mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut dapat teraktualisasi dengan cara menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan tetapi, di antara potensi dan aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat wilayah abu-abu. Guru berkewajiban menjadikan wilayah "abu-abu" yang ada pada peserta didik itu dapat teraktualisasi dengan cara belajar kelompok. Seperti terlihat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah dalam ZPD yang disebut dengan "cannot yet do", "can do with help", dan "can do alone". ZPD merupakan wilayah "can do with help" yang sifatnya tidak permanen. Proses pembelajaran mampu menarik peserta didik dari zona tersebut dengan cara kolaborasi atau pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif memiliki beberapa karakteristik utama, di antaranya: Materi 1 - Konsep Kurikulum | 36 a. guru dan peserta didik saling berbagi informasi. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan menimba ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar daripada memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Contoh: Ketika guru mengajarkan topik "Essen und Trinken", peserta didik yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan subtema ini diberi kesempatan untuk berbagi ide dan pengalaman, dan mengarahkan komunikasi antarpeserta didik ke subtema; b. guru berbagi tugas dan kewenangan. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinkan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati sesama, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis, serta memupuk dan menggalakkan mereka untuk mengambil peran secara terbuka dan bermakna; c. guru sebagai mediator. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar; dan d. kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi, serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul "keseragaman" di dalam heterogenitas peserta didik. Teknik-teknik dalam pembelajaran kolaboratif Banyak teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini. a. JP = Jigsaw Procedure. Teknik ini dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan agar masing-masing anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan. Tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian berdasar pada rata-rata skor tes kelompok. b. STAD = Student Team Achievement Divisions. Pada teknik ini peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian berdasar pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik. c. CI = Complex Instruction. Penekanan pada teknik ini adalah dalam pelaksanaan suatu proyek yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan Materi 1 - Konsep Kurikulum | 37 semua peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Teknik ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. d. TAI = Team Accelerated Instruction. Teknik ini merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Akan tetapi, jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. e. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan teknik pembelajaran ini setiap kelompok terdiri atas dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. f. LT = Learning Together. Pada teknik ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. g. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada teknik ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. h. GI = Group Investigation. Pada teknik ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian berdasar pada proses dan hasil kerja kelompok. i. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada teknik ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis, dan keselarasan. Penilaian berdasar pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. j. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Teknik pembelajaran ini menekankan pada pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Peserta didik Materi 1 - Konsep Kurikulum | 38 saling menilai kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya. Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran kolaboratif karena internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia. Penggunaan internet makin mendesak karena perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin. Daftar Pustaka Allen, L. (1973). An examination of the ability of third grade children from the Science Curriculum Improvement Study to identify experimental variables and to recognize change. Science Education, 57, 123-151. Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The development and validation of the test of basic process skills. Paper presented at the annual meeting of the National Association for Research in Science Teaching, French Lick, IN. Quinn, M., & George, K. D. (1975). Teaching hypothesis formation. Science Education, 59, 289296. Science Education, 62, 215-221. Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some factors affecting the use of the science process skill of prediction by elementary school children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155166. Tomera, A. (1974). Transfer and retention of transfer of the science processes of observation and comparison in junior high school students. Science Education, 58, 195-203. Materi 1- Konsep Kurikulum | 39 HO-1.3b Submateri 1.3b: Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/PjBL) A. Konsep/Definisi PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau masalah sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Penekanan PjBL terletak pada aktifitas peserta didik untuk menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya sesuai dengan tipe belajarnya. Hal itu berdasar pada fakta bahwa masing-masing peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda karena adanya perbedaan tipe pembelajar. PjBL merupakan strategi pembelajaran yang sesuai untuk kurikulum dengan pendekatan yang berorientasi pada keaktifan pembelajar (student centered), mempertimbangkan perbedaan individu dalam kelas, dan mengedepankan pembelajaran kooperatif. Berdasarkan konsep di atas, PjBL memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, 2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, 3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang diajukan, 4. peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, 5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, 6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, 7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan 8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan. B. Langkah-Langkah Operasional Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram di bawah ini yang diadaptasi dari Keser & Karagoca (2010). Diagram 1: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek Materi 1- Konsep Kurikulum | 40 Berikut ini penjelasan langkah-langkah dalam diagram di atas. 1. Penentuan tema/topik/judul proyek. Guru memandu peserta didik untuk memilih tema/topik/judul proyek berdasarkan tugas proyek yang diberikan guru. Topik proyek/masalah yang dipilih harus sesuai dengan kurikulum dan dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Panduan dari guru masih sangat diperlukan karena pembelajar bahasa Jerman di SMA/MA/SMK/MAK di Indonesia termasuk pembelajar pemula dengan catatan bahwa peserta didik tetap diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakan, baik secara kelompok maupun mandiri, asalkan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. 2. Mendesain Rancangan Proyek (Design a Plan for the Project). Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa "memiliki" proyek yang akan dikerjakan. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung proyek, serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule). Peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4. Pelaksanaan proyek. Peserta didik melaksanakan rancangan yang sudah dibuat. Guru berperan sebagai mentor/moderator dan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan, serta bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Untuk mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang dilakukan. 5. Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek. Peserta didik bersama kelompoknya menyusun laporan pelaksanaan proyek yang sekaligus menjadi bahan yang dapat dipresentasikan/dipublikasikan di depan publik. 6. Evaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience). Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Materi 1- Konsep Kurikulum | 41 C. Peran Guru dan Peserta Didik Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) merencanakan dan mendesain pembelajaran, b) menyusun strategi pembelajaran, c) mencari keunikan siswa, d) menilai siswa secara objektif dengan menggunakan berbagai macam teknik dan instrumen penilaian, dan e) membuat portofolio pekerjaan siswa. Adapun peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir, b) melakukan riset sederhana, c) mempelajari ide dan konsep baru, d) belajar mengatur waktu dengan baik, e) melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok, f) mengaplikasikan pengalaman belajar lewat tindakan, dan g) melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll). D. Sistem Penilaian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu dan meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan mengidentifikasi, dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: 1. kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu penyelesaian proyek, serta penulisan laporan; 2. relevansi: kesesuaian dengan mata pelajaran, mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran; serta 3. keaslian: produk yang dibuat peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap pelaksanaan proyek. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil proyek juga dapat disajikan dalam bentuk poster, foto, atau bahan tayang. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Materi 1- Konsep Kurikulum | 42 HO-1.3c Submateri 1.3c: Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) A. Konsep/Definisi Problem-Based Learning Process Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri, serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk a memecahkan masalah-masalah kontekstual. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk "belajar bagaimana belajar" dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dalam dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Dalam model PBL ini permasalahan yang diajukan oleh guru atau diusulkan oleh peserta didik berfungsi sebagai kajian, penjajakan pemahaman, contoh, bagian yang tidak terpisahkan dari proses, atau sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran guru, peserta didik, dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini. Guru sebagai Pelatih o Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran). o Memonitor pembelajaran. o Probing (menantang peserta didik untuk berpikir). o Menjaga agar peserta didik terlibat. o Mengatur dinamika kelompok. o Menjaga berlangsungnya proses. Peserta Didik sebagai Problem Solver o Peserta yang aktif. o Terlibat langsung dalam pembelajaran. o Membangun pembelajaran. Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi o Menarik untuk dipecahkan. o Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari. B. Tujuan dan hasil dari model PBL Penerapan model PBL dalam pembelajaran bertujuan untuk: 1. mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, 2. mengembangkan keterampilan memecahkan masalah secara efektif, efisien, menarik, terintegrasi, fleksibel, dan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, Materi 1- Konsep Kurikulum | 43 3. menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah, 4. menjadikan belajar sebagai kebiasaan, serta 5. mampu bekerja sama dalam mencari solusi. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah penting untuk menjembatani ketimpangan antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas di luar sekolah yang dapat dikembangkan melalui pendekatan ini untuk mencapai tujuan di atas di antaranya: 1. kerja sama dalam menyelesaikan tugas, 2. pengamatan dan dialog, 3. pelibatan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu. 4. belajar mandiri (self directed learning): Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah bimbingan guru. Diharapkan, melalui penerapan model PBL ini akan dihasilkan peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain, serta memiliki kemandirian untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. C. Acuan Dasar Acuan yang menjadi dasar penerapan PBL dalam pembelajaran menurut Kurikulum 2013 sebagai berikut. 1. Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat. 2. Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan panutannya. 3. Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional. 4. Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri. 5. Umpan balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman. 6. Keterampilan umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 44 7. Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai. 8. Constructive Investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik. 9. Autonomy: proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting. D. Langkah-langkah Operasional Implementasi PBL dalam Proses Pembelajaran Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai basis model dilaksanakan dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan bobot atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan dengan mata pelajaran yang bersangkutan. 1. Konsep Dasar (Basic Concept) Guru sebagai fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan memahami arah dan tujuan pembelajaran. Selain itu, hal ini diperlukan untuk memastikan peserta didik memperoleh kunci utama materi pembelajaran sehingga tidak ada kemungkinan materi yang terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika peserta didik mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara mendalam. 2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Pada langkah ini guru menyampaikan skenario atau permasalahan yang akan dibahas peserta didik dalam kelompoknya dan berbagai kegiatan yang akan mereka lakukan selama pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada tahap adalah: a. pertama: brainstorming dilakukan dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan tentang masalah dalam tema yang disampaikan untuk menggali berbagai macam alternatif pendapat; b. kedua: melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus; c. ketiga: menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari permasalahan yang dibahas; d. keempat: guru memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik. Jika tujuan yang diinginkan oleh guru belum disinggung oleh peserta didik, guru mengusulkannya dengan memberikan alasan; e. kelima: pada akhir langkah peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. 3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas masalah yang sedang diinvestigasi, seperti buku, halaman web, atau Materi 1- Konsep Kurikulum | 45 pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap ini adalah agar peserta didik mengetahui cara mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang sedang didiskusikan serta mengetahui cara mengumpulkan informasi yang relevan dan dapat dipahami untuk kemudian dipresentasikan di kelas. 4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge) Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik, dengan dibantu oleh guru, berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Langkah selanjutnya adalah presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. 5. Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek, yaitu pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Adapun penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 46 HO-1.3d Submateri 1.3c: Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) A. Konsep/Definisi Sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran, discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry dan problem solving. Perbedaannya terletak pada permasalahan yang dihadapkan ke peserta didik. Pada inkuiri, masalahnya bukan rekayasa sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian. Problem solving lebih menekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Adapun pada pembelajaran discovery, masalah yang diberikan ke peserta didik adalah masalah yang direkayasa oleh guru. Materi atau bahan yang akan dipelajari tidak disampaikan dalam bentuk final, tetapi masih setengah jadi. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final. Peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri, kemudian mengorganisir atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Mereka dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti: menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan, serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41). Karakteristik paling jelas dalam discovery learning ialah sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah berkurang. Hal ini tidak berarti guru menghentikan bimbingannya setelah problema disajikan, tetapi bimbingan yang diberikan dikurangi sehingga peserta didik memiliki tanggung jawab lebih besar untuk belajar sendiri. Guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik agar sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145). Tujuan penerapan pembelajaran model discovery adalah untuk mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif, teacher oriented menjadi student oriented, dan modus ekspository (peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru) menjadi modus discovery (peserta didik menemukan informasi sendiri). Bruner menekankan pentingnya partisipasi aktif setiap peserta didik dan pengenalan perbedaan kemampuan di antara mereka. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Materi 1- Konsep Kurikulum | 47 B. Langkah-Langkah Operasional Implementasi Discovery Learning dalam Pembelajaran Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai berikut: 1. Persiapan a. Menentukan tujuan pembelajaran. b. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya). c. Memilih materi peserta didikan. d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipeserta didiki peserta didik. f. Mengatur topik-topik peserta didikan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan pendekatan discovery learning di kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan selama kegiatan belajar-mengajar, yaitu: a. stimulasi/pemberian rangsangan (stimulation). Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Bruner menyarankan stimulasi dengan teknik bertanya, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyiapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi. Oleh karena itu, guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai, b. pernyataan/identifikasi masalah (problem statement). Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan topik. Kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang mereka hadapi merupakan teknik yang berguna untuk membangun kebiasaan menemukan suatu masalah, c. pengumpulan data (data collection). Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang dilakukan ketika eksplorasi berlangsung. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar-tidaknya hipotesis. Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar-tidaknya hipotesis. Peserta didik dituntut untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya, Materi 1- Konsep Kurikulum | 48 d. pengolahan data (data processing). Data yang telah terkumpul kemudian diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi—bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu—serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Pengolahan data disebut juga pengkodean (coding)/kategorisasi. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk membentuk konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis, e. pembuktian (verification). Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar-tidaknya hipotesis yang dinyatakan dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak, dan f. menarik kesimpulan/generalisasi (generalization). Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. C. Sistem Penilaian Dalam pendekatan discovery learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes. Penilaian mencakup penilaian kognitif, proses, sikap, dan penilaian hasil kerja peserta didik. Tes tertulis dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif. Untuk menilai proses, sikap, dan hasil kerja peserta didik, guru dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian seperti pada uraian materi tentang penilaian. Materi 1- Konsep Kurikulum | 49 HO-1.3e Submateri 1.3e: Penilaian Pembelajaran Pada Kurikulum 2013 A. Konsep/Definisi Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input -proses - output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak struksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 karena asesmen ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Penilaian autentik cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual dan memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembalajaran di SMA/SMK/MA/MAK. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan Pada Standar Nasional Pendidikan merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk menjamin (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Materi 1- Konsep Kurikulum | 50 B. Prinsip dan Pendekatan Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. 2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana. 3. menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 4. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. 5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak. 6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya. 7. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. C. Karakteristik Penilaian Pada Kurikulum 2013 1. Belajar tuntas: untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mempelajari materi/submateri untuk kompetensi berikutnya apabila belum tuntas/belum menguasai kompetensi sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. 2. Otentik: memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah, menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 3. Berkesinambungan: tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). 4. Berdasarkan acuan kriteria: kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. Materi 1- Konsep Kurikulum | 51 5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi: teknik penilaian yang dipilih dapat berupa penilaian tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri. D. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup: kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/ kompetensi program, dan proses. Adapun teknik dan instrumen yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan adalah sebagai berikut. 1. Penilaian Kompetensi Sikap Teknik penilaian kompetensi sikap di antaranya observasi, penilaian diri, penilaian "teman sejawat" (peer evaluation), dan jurnal. a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 3. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan dinilai melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 52 b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Instrumen yang akan digunakan dalam penilaian harus memenuhi persyaratan: a. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; b. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan c. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. E. Jenis-Jenis Penilaian Dalam Kurikulum 2013 Penilaian peserta didik yang dilakukan pada kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. 1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. 2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. 4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. 5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. 7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. 8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Materi 1- Konsep Kurikulum | 53 Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. 10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. 11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 karena asesmen ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian Penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 mengikuti mekanisme dan prosedur yang diatur dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian dan No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurilulum 2013. 1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri. 2. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional. 3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: a. menyusun kisi-kisi ujian; b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen; c. melaksanakan ujian; d. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan e. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian. 5. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar. 6. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial. 7. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah. Penjelasan penerapan konsep penilaian proses dan hasil belajar dapat Anda pelajari selengkapnya pada lampiran IV Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 54 Daftar Pustaka Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI Coutinho, M. & Malouf, D. (1993). Performance assessment and children with disabilities: Issues and possibilities. Teaching Exceptional Children, 25 (4), 63-67. Cumming, J. J., & Maxwell, G. S. (1999). Contextualizing Authentic Assessment. Assessment in Education, 6 (2), 177-194. Dantes, Nyoman. (2008). Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk Dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi (Makalah disampaikan pada In House Training (IHT) SMA N1 Kuta Utara). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Gatlin, L., & Jacob, S. (2002). Standards-based digital portfolios: A component of authentic assessment for preservice teachers. Action in Teacher Education, 23(4), 28-34. Grisham-Brown, J., Hallam, R., & Brookshire, R. (2006). Using authentic assessment to evidence children's progress toward early learning standards. Early Childhood Education Journal, 34(1), 45-51. Salvia, J., & Ysseldyke, J. E. (2004). Assessment in special and inclusive education (9th ed.). New York: Houghton Mifflin. Wiggins, G. (1993). Assessment: Authenticity, context and validity. Phi Delta Kappan, 75(3), 200214. Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian pendidikan. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Materi 1 - Konsep Kurikulum | 55 MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS BUKU GURU dan BUKU SISWA ■ MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS BUKU GURU dan BUKU SISWA Buku Siswa dan Buku Guru merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku Siswa dan Buku Guru telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud No. 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru). Buku Siswa merupakan buku sumber belajar bagi peserta didik yang memuat judul bab dan informasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Kemudian, pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa -baik ekperimen maupun noneksperimen/ diskusi—, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik. Buku Guru merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian, serta pedoman penggunaan Buku Siswa. Buku Guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan Buku Siswa. Pada materi pelatihan ini Anda akan melakukan analisis terhadap Buku Guru dan Buku Siswa berdasarkan aspek kesesuaian dengan KI dan KD, kecukupan dan kedalaman materi, serta kesesuaian dengan pendekatan pembelajaran dan penilaian. Kompetensi yang dicapai 1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran, strategi pembelajaran dan penilaian pada Buku Siswa dan Buku Guru. 2. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 3. Mendeskripsikan kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan pendekatan saintifik, standar proses, dan standar penilaian. 4. Mendeskripsikan Buku Guru dan Buku Siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi. 5. Memahami strategi penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Indikator 1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang terdapat dalam Buku Siswa. 2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pembelajaran, dan penilaiannya yang terdapat dalam Buku Guru. 3. Mengidentifikasi kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. 4. Menjelaskan alasan hasil identifikasi kesesuaian Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 56 5. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses, dan standar penilaian. 6. Menganalisis kesesuaian isi Buku Guru dengan pendekatan saintifik, standar proses, dan standar penilaian. 7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada Buku Siswa dan Buku Guru. 8. Menjelaskan kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru. 9. Memberikan rekomendasi penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru berdasarkan hasil analisis. Langkah Kegiatan Mendiskusikan Dalam hasil analisis Buku kelompok mengkaji isi materi Menganalisis struktur, dan pola isi Buku Siswa pikir keilmuan (LK-2.1) dalam Buku Siswa Buku dan Buku Guru. dan Siswa dan Buku >= > Guru berdasarkan kesesuaiannya dengan pendekatan Guru saintifik dan standar (LK-2.2). proses. 0 Mendiskusikan Mendiskusikan hasil analisis untuk Presentasi hasil analisis Buku Siswa dan Buku Guru hasil analisis Buku membuat < = > rekomendasi tentang penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru. Siswa dan Buku < = > Guru dalam kesesuaiannya dengan standar penilaian. Analisis Buku Siswa menggunakan LK - 2.1: Analisis Buku Siswa Analisis Buku Guru menggunakan LK - 2.2: Analisis Buku Guru Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 57 Lembar Kegiatan Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakan melakukan analisis buku sesuai dengan petunjuk pada lembar kegiatan Analisis Buku Siswa dan Buku. Guru Buku Siswa dan Buku Guru dan Buku Guru merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam pembelajaran. Buku Siswa dan Buku Guru disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Siswa dan Buku Guru. A. Buku Siswa Buku Siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal berikut, yaitu: judul bab dan infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa -baik ekperimen maupun noneksperimen/diskusi—, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik. Penggunaan Buku Siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan mengkaji bagian pengantar bab atau subbab, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia, mendiskusikan hasil kegiatan, dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang ada di buku. Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman konsep dan diakhiri dengan soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual. B. Buku Guru Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan penilaian, serta pedoman penggunaan Buku Siswa. Buku Guru terdiri dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan Buku Siswa. Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan metode, penjelasan tentang media dan sumber belajar, serta prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran. Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada Buku Siswa. Pada umumnya bagian ini berisi: peta konsep untuk materi pada bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan materi, alokasi waktu dan rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya pada bagian ini terdapat uraian pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari tujuan pembelajaran, alternatif kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. Bagian penilaian berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan informasi pembahasan soal pada Buku Siswa. Pada Buku Guru juga terdapat informasi tentang cara berkomunikasi dengan orang tua/wali. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 58 LK 2.1 ANALISIS BUKU SISWA PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU SISWA A. Kompetensi: 1. Memahami isi Buku Siswa sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran. 2. Memahami strategi menggunakan Buku Siswa dalam kegiatan pembelajaran. 3. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran. B. Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku siswa peserta dapat: 1. Mendeskripsikan isi Buku Siswa yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran. 2. Mendeskripsikan isi Buku Siswa yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar. 3. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dengan SKL, KI, dan KD, serta menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis. C. Panduan kegiatan: 1. Kerjakanlah secara berkelompok. 2. Pelajari format Analisis Buku Siswa. 3. Siapkan SKL, KI, dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran. 4. Cermatilah Buku Siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti kegiatan siswa dan evaluasi. 5. Lakukanlah analisis terhadap Buku Siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada format dengan cara: a. mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis, b. memberikan tanda cek (V) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik, c. menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut, d. berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis, e. jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna Buku Siswa untuk proses pembelajaran, dan f. jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 59 FORMAT ANALISIS BUKU SISWA JudulBuku Kelas Jenjang Topik Komponen Buku Deskripsi pada buku Kualifikasi Kurang Cukup Alasan Tindak lanjut Baik A. Sistematika Judul sesuai dengan KD yang harus dicapai Urutan subtopik/ materi sesuai dengan KD dan sistematika keilmuan Komponen penilaian sesuai dengan tuntutan penilaian autentik B. Uraian Materi Pendahuluan bab memotivasi siswa untuk belajar Cakupan materi setiap sub topik/ subbab memenuhi kebutuhan pencapaian KD Kegiatan pada buku memfasilitasi pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan Tugas Deskripsi rekomendasi hasil Analisis Buku Siswa: Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 60 R- 2.1 RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU SISWA Rubrik penilaian Analisis Buku Siswa digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan terhadap Buku Siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Langkah-langkah penilaian hasil analisis: 1. Cermati format penilaian Analisis Buku Siswa serta hasil analisis peserta yang akan dinilai. 2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut. PERINGKAT NILAI KRITERIA Amat Baik ( AB) 90 < AB < 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa Baik (B) 80 < B < 90 dilaksanakan Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis Cukup (C) 70 < C < 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis Kurang(K) < 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis 3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga menghasilkan nilai hasil Analisis Buku Siswa. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 61 LK- 2.2 ANALISIS BUKU GURU PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU GURU A. Kompetensi: 1. Memahami isi Buku Guru sebagai panduan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran. B. Tujuan: melalui kegiatan analisis Buku Guru peserta dapat: 1. mendeskripsikan isi Buku Guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran, 2. mendeskripsikan isi Buku Guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar, dan 3. mendeskripsikan kesesuaian isi Buku Guru dengan SKL, KI, dan KD, serta menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis. C. Panduan kegiatan: 1. Kerjakanlah secara berkelompok. 2. Pelajari format Analisis Buku Guru. 3. Siapkan SKL, KI, dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran. 4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya. 5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada format dengan cara: a. mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru, b. memberikan tanda cek (V) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik, dan c. menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut. 6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis: a. jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut, dan b. jika sesuai dengan kebutuhan, buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran. 7. Setelah melakukan analisis Buku Siswa dan Buku Guru, diskusikan keterkaitan kedua buku tersebut. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 62 FORMAT ANALISIS BUKU GURU Judul Buku : ................................................................................ Kelas : ............................................................................... Jenjang :................................................................................ Topik :............................................................................... Kegiatan Guru Kualifikasi Isi buku yang relevan Kurang Cukup Alasan Baik dengan kegiatan guru Menentukan KI dan KD yang berkaitan 2. Menentukan alokasi 3. waktu Merumuskan indikator 4. Merumuskan tujuan pembelajaran 5. Menentukan cakupan materi pembelajaran 6. Menentukan pendekatan 7. Menentukan model 8. Menentukan strategi 9. Menentukan metode 10. Menentukan media, sumber dan alat 11. Mendeskripsikan langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan, model, dan metode. B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Menilai Pengetahuan - Contoh instrumen - Pembahasan 2. Menilai Sikap - Contoh instrumen - Rubrik 3. k lanjut A. Perencanaan Pembelajaran 1. Tinda Menilai Keterampilan Contoh instrumen Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 63 - Rubrik 4. Portofolio 5. Penilaian Diri 6. Penilaian Antarteman 7. Informasi Pengayaan Belajar 8. Informasi hubungan guru dan Orang tua Deskripsi rekomendasi hasil analisis Buku Guru Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 64 R - 2.2 RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU GURU Rubrik penilaian Analisis Buku Guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan terhadap Buku Guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Langkah-langkah penilaian hasil analisis: 1. Cermati format penilaian Analisis Buku Guru sertahasil analisis peserta yang akan dinilai. 2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut. PERINGKAT NILAI KRITERIA Amat Baik ( AB) 90 < AB < 100 Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa dilaksanakan Baik (B) 80 < B < 90 Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis Cukup (C) 70 < C < 80 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis Kurang(K) < 70 Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis 3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga menghasilkan nilai hasil Analisis Buku Guru. Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 65 MATERI PELATIHAN 3: PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN 3.2 PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN 3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR MATERI PELATIHAN 3: PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN Salah satu elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 adalah proses pembelajaran, yang meliputi: 1. berorientasi pada karakteristik kompetensi: a) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, b) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan c) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; 2. menggunakan pendekatan saintifik dan karakteristik kompetensi sesuai jenjang; serta 3. mengutamakan discovery learning dan project based learning. Elemen selanjutnya yang berubah adalah penilaian hasil belajar yang mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif, dan hasilnya segera diikuti dengan tindak lanjut yang sesuai. Penilaian dilakukan berbasis tes dan nontes (portofolio). Cara menilai proses dan output adalah dengan menggunakan penilaian autentik. Penilaian dalam rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan. Pada materi pelatihan ini Anda akan mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangkan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, dan mengolah nilai untuk rapor. A. Kompetensi 1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. 2. Memahami model-model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning) dan penilaiannya. 3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar. B. Indikator 1. Merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Bahasa Jerman. 2. Membuat contoh penerapan model-model pembelajaran pada pembelajaran Bahasa Jerman dan penilaiannya. 3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian. 4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada pembelajaran Bahasa Jerman. 5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 67 C. Langkah Kegiatan 1. Perancangan Pembelajaran Kerja Kelompok menelaah HO contoh penerapan model Presentasi hasil Kerja kelompok menyusun >= > contoh model pembelajaran pembelajaran Penyimpul kerja kelompok >= > dan dikomentari oleh kelompok lain an hasil > = > diskusi kelompok dan rangkuman hasil 2. Perancangan Penilaian Diskusi kelompok Kerja Kelompok perancan gan penilaian sikap, pengetahuan, & >= > menyusun contoh instrumen Presentasi >= > penilaian yg baik hasil kerja kelompok dan Penyimpul >= > an hasil diskusi dikomentari kelompok oleh kelompok dan lain rangkuman keterampilan hasil 3. Pelaporan Hasil Penilaian Diskusi kelompok Presentasi hasil Kerja Kelompok menyusun pengolahan contoh laporan hasil penilaian hasil penilaian >= > kerja kelompok dan dikomentari Penyimpulan >= > hasil diskusi kelompok oleh kelompok dan lain rangkuman hasil Kegiatan diskusi menggunakan LK-3.1: Perancangan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 68 LK- 3.1a LEMBAR KERJA KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAINTIFIK A. Kompetensi : Mampu merancang kegiatan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik. B. Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang kegiatan contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Jerman. C. Langkah Kegiatan : 1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran bahasa Jerman. 2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia. 3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda. 4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda, jika ada masukan dari kelompok lain. Kompetensi Dasar : Topik /Tema Sub Topik/Tema Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu : Tahapan Pembelajaran Kegiatan Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Mengasosiasikan Mengkomunikasikan Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 69 LK - 3.1b LEMBAR KERJA PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN A. Kompetensi : Mampu merancang penerapan model-model pembelajaran B. Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran Bahasa Jerman. C. Langkah Kegiatan : 1. Mencermati lembar kerja perancangan model pembelajaran. 2. Memilih salah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai dengan salah satu model. 3. Mengisi Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang dipilih. 4. Mempresentasikan hasil rancangan model pembelajaran yang telah dipilih. 5. Memperbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan. Catatan: Pada lembar kerja ini disediakan dua format model pembelajaran (Problem Based Learning dan Discovery Learning). Jika Anda merancang model lainnya, silakan sesuaikan sintak model yang Anda pilih. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 70 FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN Model Discovery Learning Kompetensi Dasar : 3.......................... 4.......................... Topik Sub Topik Tujuan Alokasi Waktu : 1x TM TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1. Stimulation (simulasi/Pemberian rangsangan) 2. Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah) 3. Data collection (pengumpulan data) 4. Data processing (pengolahan Data) 5. Verification (pembuktian) 6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Model Pembelajaran Problem Based Learning Kompetensi Dasar : 3.. 4.. Topik Sub Topik Tujuan Alokasi Waktu 1x TM FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 71 R-3.1a-b RUBRIK PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL PEMBELAJARAN Rubrik perancangan penerapan saintifik dan perancangan model pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik dan contoh rancangan model pembelajaran bahasa Jerman. Langkah-langkah penilaian hasil analisis 1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b. 2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan. Penilaian LK- 3.1a PERINGKAT Amat Baik NILAI 90 < AB < 100 (AB) KRITERIA 1. Identitas: topik, sub topik, KD, dan tujuan pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar. 2. Kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan sesuai dengan topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu. 3. Kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan lengkap, sistematis dan logis atau benar. Baik (B) 80 < B < 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai. Cukup(C) 70 < C < 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai. Kurang(K) < 70 Ketiga aspek kurang sesuai. Penilaian LK- 3.1b PERINGKAT Amat Baik NILAI 90 < AB < 100 (AB) KRITERIA 1. Identitas: topik, sub topik, KD, dan tujuan pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar. 2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan topik/sub topik, KD, tujuan, dan alokasi waktu. 3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap, sistematis, dan logis (sesuai dengan sintak atau tahapan pembelajaran). Baik (B) 80 < B < 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai. Cukup(C) 70 < C < 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai. Kurang(K) < 70 Ketiga aspek kurang sesuai. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 72 HO-3.1a MATERI PELATIHAN 3.1a: PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah pada proses pembelajaran yang bernafaskan konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, menalar, menyaji, dan mencipta (Permendikbud No. 65 tahun 2013). Berikut ini contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Bahasa Jerman dengan pengalamanpengalaman belajar seperti yang dituntut oleh Kurikulum 2013. A. Mengamati (Pengamatan) Dalam kegiatan mengamati peserta didik diajak untuk melihat, menyimak, mendengar, dan membaca hal-hal yang penting dari benda atau objek yang disajikan melalui media audio, visual, audio-visual, atau realia. Perhatian, konsentrasi, dan rasa ingin tahu peserta didik coba dipusatkan pada hal-hal yang berkaitan dengan tema, sehingga mereka siap untuk melangkah ke tahap-tahap pembelajaran berikutnya. Selain itu, pengetahuan awal atau skemata peserta didik tentang tema yang akan dibahas juga digali pada tahap ini. Kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam kegiatan belajar ini di antaranya adalah melatih kesungguhan, ketelitian, konsentrasi, dan strategi untuk mencari informasi. Contoh: pada pertemuan awal peserta didik diminta mengamati lingkungan sekitarnya dan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan Jerman. Salah satu teknik yang dapat digunakan pada tahap ini adalah teknik Assoziogramm. Pada proses mengamati ini, siswa diarahkan agar menyebutkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Jerman hingga muncul salah satu tokoh terkenal dari sana, misalnya Miroslav Klose. Kemudian guru menampilkan gambar tokoh tersebut dan siswa diminta untuk melengkapi data diri tokoh. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 73 Name: http://i1.top.de/474/152474,h 402,pd 1,w 4 02/miroslav- Wohnort: B. Menanya Pada tahap ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang gambar, benda, atau objek yang sudah diamati. Contoh: Setelah memperhatikan tayangan gambar di atas, seorang peserta didik bertanya, "Frau Indah, tinggal di mana bahasa Jermannya apa?", kemudian peserta didik lainnya ada yang bertanya "Frau Indah, ganteng bahasa Jermannya apa?". Di sini tampak jelas pentingnya pengalaman belajar mengamati karena menjadi pengantar bagi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan tema. Pada pengalaman belajar ini, peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan secara bertahap, mulai dari mengulangi pertanyaan guru, pertanyaan dengan bantuan guru, sampai ke tingkat mereka mampu mengajukan pertanyaan sendiri. Pengalaman belajar 'menanya' sangat diperlukan oleh peserta didik agar mampu berpikir dan bertindak secara cerdas untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Contoh: Lehrerin : Ich heifie Indah. Wie heifit du? Schuler 1 : Roni. Lehrer : Sekarang coba tanya nama temanmu. Wie... ? Schuler 1 : Wie heifit du? Schulerin 1 : Lena. Lehrerin : Sehr gut. Ayo, teruskan. Schulerin 1 : Wie heifit du? Setelah beberapa peserta didik mencoba bertanya menggunakan ujaran tersebut, peserta didik selanjutnya dapat melanjutkan tanpa bantuan dari guru. Apabila semua peserta didik sudah dapat menggunakan ujaran itu, guru melanjutkan pelajaran ke ujaran-ujaran berikutnya yang berkaitan dengan tema "Identitas Diri", seperti ujaran untuk menanyakan tempat tinggal, asal, usia, dan hobi. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 74 C. Mengumpulkan informasi/eksperimen Pengalaman belajar ini bertujuan untuk menggali dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang tema yang sedang dibahas. Kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya membaca lebih banyak buku, mengamati fenomena/objek/kejadian dengan lebih teliti, melakukan eksperimen, atau mewawancarai narasumber. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya menjadi dasar pengalaman belajar memroses informasi untuk menemukan keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan itu, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan itu. Kompetensi yang dikembangkan melalui pengalaman belajar ini diantaranya sikap jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, berkomunikasi secara santun, mengumpulkan informasi melalui caracara yang ilmiah, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat. Dalam pembelajaran bahasa Jerman, aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik pada tahap ini, misalnya: mengamati atau menyimak gambar atau media lain (video) yang mendukung pemahaman tentang tema, membuka kamus atau bertanya kepada teman untuk mencari makna kata-kata baru, mewawancarai teman/guru/warga sekolah tentang tema yang sedang dibahas, atau berlatih berdialog menggunakan ujaran-ujaran yang telah dipelajari. Contoh: sambil menyimak tayangan video yang menayangkan perkenalan antara dua orang, peserta didik mencatat kata-kata baru, ujaran-ujaran, dan informasi-informasi yang berkaitan dengan tema (nama, alamat, asal, usia, dan hobi). Untuk menarik perhatian peserta didik, guru dapat membagikan kartu-kartu kecil (Kartchen) kepada setiap peserta didik untuk menulis hal-hal yng berkaitan tema yang ada dalam kaset/video. D. Mengasosiasikan/mengolah informasi Pengalaman belajar selanjutnya adalah mengasosiasi atau mengolah informasi yang telah dikumpulkan. Peserta didik mencoba menghubung-hubungkan informasi yang ada untuk mencapai pemahaman yang komprehensif mengenai tema/subtema yang dibahas. Pengolahan informasi dapat bersifat menambah keluasan dan kedalaman, mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat memiliki yang berbeda atau bertentangan. Contoh pengolalahan informasi dalam pembelajaran bahasa Jerman: tema Identitas Diri, subtema Memperkenalkan Orang Lain. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi mengenai orang lain melalui wawancara langsung. Kemudian mereka mendiskusikan hasil wawancara di dalam kelompok. Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk melengkapi informasi yang akan dipresentasikan di depan kelas atau melalui media lain (misalkan: poster). Apabila mereka menemui kesulitan dalam membuat bahan presentasi (misalnya tidak tahu bahasa Jermannya untuk suatu kata), mereka dapat mencari tahu bahasa Jermannya dalam kamus atau menanyakannya kepada guru bahasa Jerman. Kemampuan peserta didik yang dikembangkan adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, menerapkan prosedur, serta kemampuan berpikir induktif dan deduktif untuk mencari kesimpulan. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 75 E. Mengkomunikasikan Pengalaman belajar mengkomunikasikan dalam pembelajaran bahasa Jerman dapat berupa komunikasi lisan atau tertulis, seperti laporan, poster, paparan/tayangan dan mempresesentasikannya di depan kelas. Peserta didik dituntut untuk memublikasikan temuan/kajiannya dalam beragam media, misalnya melalui presentasi dalam forum diskusi, dipajang di majalah dinding kelas/sekolah, dimuat dalam majalah sekolah atau media massa, baik cetak maupun online. Contoh mengkomunikasikan tugas: memilih salah satu informasi dari dalam tabel dan mempresentasikannya di depan kelas. Cara lain untuk mempresentasikan tugas ini adalah melalui Ratenspiel: Wer ist das? (mundlich) atau Steckbrief (schriftlich). Kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam pengalaman belajar ini adalah sikap jujur, teliti, toleransi, menghargai pendapat orang lain, berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 76 HO-3.1b MATERI PELATIHAN 3.1b: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN A. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning/PjBL) Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dalam PjBL yang sudah dijelaskan pada materi pelatihan 1.3b, berikut ini contoh aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik pada setiap langkah. 7. Menentukan masalah Guru memandu peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dicari solusinya melalui projek yang akan dikerjakan. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan tema-tema dalam KI dan KD serta berasal dari kehidupan sehari-hari yang dekat dengan peserta didik. Panduan dari guru ini masih sangat diperlukan karena pembelajar bahasa Jerman di SMA/MA di Indonesia termasuk pembelajar pemula dengan catatan bahwa peserta didik tetap diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya, baik secara kelompok maupun mandiri, asalkan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. Contoh: tema kehidupan sekolah (Schulleben), projek perbedaan sekolah di Indonesia dan Jerman. 8. Mendesain Rancangan Proyek (Design a Plan for the Project) Perancangan projek dilakukan bersama antara guru dan peserta didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian projek. Contoh: projek akan dilaksanakan selama 2 minggu, peserta didik bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang, produk projek dapat berbentuk bahan tayang/laporan singkat/ majalah dinding/lainnya. 9. Menyusun Jadwal (Create a Schedule) Peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan projek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan projek, (2) membuat deadline penyelesaian projek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan projek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 10.Pelaksanaan projek Melaksanakan rancangan yang sudah dibuat. Guru berperan sebagai mentor/moderator dan sebagai salah sumber belajar, serta bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap langkah. Untuk mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. 11.Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 77 Peserta didik bersama kelompoknya menyusun produk projek yang dapat dipresentasikan/ dipublikasikan di depan publik. 12.Evaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience) Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Catatan: Contoh RPP dengan model pembelajaran berbasis projek (PjBL) dapat dilihat pada materi 4 tentang Penyusunan RPP. B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu mengamati tayangan/gambar/foto/teks yang disajikan. Kemudian mereka mencatat masalah-masalah yang muncul. Selanjutnya guru berusaha untuk merangsang peserta didik agar berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada dan mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda. Guru kemudian memberi peserta didik tugas yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan, antara lain di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Penugasan yang diberikan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri di luar kelas/sekolah. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan kompetensi inti, kemampuan dasar, dan materi pembelajaran. 1. Tahap-Tahap Model Pembelajaran PBL Bahasa Jerman Kelas X Semester dua (Tema Kehidupan Sekolah/Schulleben) KD 1 : Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam: semangat belajar KD 2.4 : Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif, interaktif, kerja sama, dan imajinatif dalam menghargai budaya dan karya sastra. KD 3.1 : Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih, meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks penggunaannya. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 78 KD 4.1 : Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin instruksi dan terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks dan budaya secara unsur benar dan sesuai konteks. a. Tahap 1: Konsep Dasar (Basic Concept)/Orientasi peserta didik kepada masalah KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK Kegiatan oendahuluan: a. Mengucapkan salam dan menyapa: - Guten Morgen! Wie geht es euch ? a. Merespon salam dan sapaan dari guru: • Guten Morgen! Sehr gut. - Wer kommt heute nicht? Danke./Gut, danke./Es geht, danke. Und Ihnen? • Santi ist krank. b. Mereview materi/kegiatan pembelajaran yang lalu: b. Secara berpasangan peserta didik Warm habt ihr letzte Woche in Deutsch gelernt? mereview materi sebelumnya dengan Erzahlt eure Partnerin/euren Partner! cara menceritakan pelajaran bahasa (Apabila siswa tidak paham, guru dapat Jerman minggu lalu. menggunakan bahasa Indonesia untuk memudahkan peserta didik memahami instruksi). c. Membimbing peserta didik dan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari hari c. Peserta didik merespon pertanyaan guru • Am Donnerstag. ini. Wann habt ihr Englisch ? • Von 07.00 Uhr bis 08.30. Uhr. Wie lange habt ihr Englisch ? • Am Mittwoch. Wann habt ihr Deutsch? • Zwei Stunden, von 10.15 Uhr bis Wie lange habt ihr Deutsch? 11.45. Uhr. Wer unterrichtet/gibt Deutsch ? • Frau Anni. Pada sesi ini guru dapat memanfaatkan media Jika ada peserta didik dalam bahasa pembelajaran yang ada di kelas, misalnya Indonesia, guru membimbing untuk Stundenplan. mengucapkan dalam bahasa Jerman. d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan d. Siswa diarahkan untuk menyimpulkan tema yang akan dipelajarinya. peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. Nun, woruber sprechen wir? Stundenplan/Facher/iadwal/ Kita akan belajar apa ya kira-kira? pelajaran Wir diskutieren und lernen uber Stundenplan. Kegiatan Inti Selanjutnya guru melakukan beberapa alternatif berikut. a. Menanyangkan Stundenplan von Andrea (dari a. mengamati tayangan sumber lain) melalui tayangan OHP. b. Menanyangkan Stundenplan von Klasse X (dari Buku b. menjawab: Jadwal, Bu/ Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 79 KEGIATAN GURU Siswa) yang digunakan dan bertanya: Was seht ihr? KEGIATAN PESERTA DIDIK Stundenplan/Stundenplan von Andrea. c. Memandu peserta didik mengajukan pertanyaan yang dimaksud. c. Bertanya: „Welche Facher hat Andrea/Klasse X am Montag?" Welche Facher hat Andrea /Klasse X am M on tag? (Pelajaran apa saja yang ada di jadwal Andrea/Klasse X?) d. Memandu peserta didik melakukan tanya-jawab d. Melakukan aktifitas seperti yang sesuai topik: diperintahkan oleh guru. • Jetzt, steht bitte vor der Klasse auf. Vergesst nicht • Berdiri berhadap-hadapan di den Text! Steht bitte gegenseitig in zwei Reihen! depan kelas sambil membawa (Sekarang kalian maju ke depan kelas dan berdiri buku/teks. berhadap-hadapan. Jangan lupa bawa teksnya). • Bertanya-jawab: • Gut, alle haben Partnerin/Partner. Stellt bitte Fragen anhand des Textes! Und wie ist es in Indonesien? (Bagus. Masing-masing sudah punya A: Welche Facher hat Andrea am Montag/Dienstag/Freitag? B: Wissenschaft, Sport, Religion, pasangan. Bertanya-jawablah berdasarkan teks usw. yang kalian miliki. Kemudian bandingkan dengan Welche Facher hat unsere Stundeplan di Indonesia). Klasse am Mittwoch ? (Selama kegiatan berlangsung, guru berkeliling A: Sport, Geschichte, Deutsch, usw. memonitor kegiatan dan membantu apabila ada kesulitan, misalnya kata dalam bahasa Jerman, atau susunan kalimat tanya) e. Memandu peserta didik mengidentifikasi e. Menyimak instruksi. permasalahan (perbedaan mata pelajaran antara sekolah di Jerman dan di Indonesia). • Menayangkan teks lagu berjudul Laurentia (Willkommen, hlmn. 92) dan memutarkan • Mengamati teks dan mendengarkan musiknya. • Ikut bernyanyi lagunya. • Mengajak peserta didik ikut bernyanyi. • Membagi peserta didik ke dalam kelompok- • Menyimak lagu dan membentuk kelompok yang terdiri atas tiga orang (Jika kelompok tiga orang jika peserta didik mendengar kata drei, mereka harus mendengar kata drei. mencari 2 orang teman untuk membentuk kelompok) • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang • Menjawab pertanyaan: bertujuan untuk menggali daya kritis peserta sekolah/jadwal pelajaran di Jeman; didik tentang permasalahan yang berkaitan belum pernah membaca; mata dengan topik (Unsur budaya apa yang ada dalam pelajaran yang ada di Indonesia lagu tersebut? Apakah kalian sudah pernah tetapi tidak ada di Jerman adalah membaca jadwal pelajaran di sekolah-sekolah di PKN, sedangkan yang ada di Jerman? Pelajaran apa saja yang tidak ada di Jerman tetapi tidak ada di Jerman tetapi ada di Indonesia dan juga Indonesia adalah bahasa Latin; sebaliknya? Berapa lama mereka belajar di mereka belajar di sekolah 8 Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 80 KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK sekolah setiap harinya? jam/hari. f. Mengarahkan siswa ke topik yang akan dipelajari dan memberikan bimbingan untuk menentukan masalah, f. Bersama-sama dengan guru menentukan masalah, yakni misalnya dengan bertanya „Bagaimanakah sistem topik „Sistem Pendidikan di pendidikan di Jerman?", "Apa saja persamaan dan Jerman". perbedaan system pendidikan di Jerman dan Indonesia?" b. Tahap 2: Pendefinisian Masalah (Defining t/)eProb/em)/Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar KEGIATAN GURU a. Setelah masalah ditentukan, memotivasi siswa KEGIATAN PESERTA DIDIK a. Menjawab pertanyaan guru: • dari internet/baca buku/dari dengan mengajukan pertanyaan: • "Menurut kalian, dari ma na kita dapat memperoleh informasi terkait masalah televisi/ dari radio/dari teman/dari koresponden/dari tersebut? • "Kalau informasi tersebut diperoleh dari orang, facebook bagaimana kita mendapatkannya?" • "Bagaimana kalau kelompok sekarang ini merupakan kelompok kerja untuk menjawab masalah tersebut? b. Membagi tugas yang ada di dalam amplop ke setiap • bertanya/wawancara/ interview" • „Ya, Bu/Pak." b. Setiap kelompok mengambil satu kelompok dan memastikan semua anggota kelompok aktif terlibat. Di dalam karton berisi kartu kecil bertuliskan: karton dan berdiskusi untuk menentukan ketua, sekretaris serta uraian tugas masing-masing 1. Internet 2. Bucher/Magazine anggota kelompok. 3. Interview 4. Email/Facebook/andere Quelle (Lehrer/Dozent, usw) „Hier habe ich Kartchen"Nehmt bitte einsl c. Menjelaskan sarana yang akan digunakan, misalnya c. Menyimak keterangan guru koneksi internet, komputer, buku, HP, kertas manila, spidol, dll. d. Menentukan batas waktu kerja kelompok dan jadwal presentasi hasil. d. Menyimak keterangan guru e. Menjelaskan teknis pelaksanaan kerja kelompok dan teknis presentasi. e. Mencatat keterangan guru Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 81 c. Tahap 3: Pembelajaran Mandiri (Self Learning)/Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok KEGIATAN GURU KEGIATAN PESERTA DIDIK a. Guru memberikan referensi yang akan dibutuhkan a. Mengumpulkan informasi dari sumber- peserta didik untuk memecahkan masalah. • Internet: httD://www.goethe.de/lrn/Dri/wnd/idl/sua/svs/d eindex.htm • Buku: Buku Siswa bahasa Jerman Kelas X • Wawancara dengan narasumber/ native speaker di pusat kebudayaan/ universitas/lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan dunia pendidikan di Jerman sumberyang sudah ditentukan (Internet, Bucher/Magazine, Interview, Email/ Facebook) dan mendiskusikannya dalam kelompok. b. Guru membimbing siswa dalam pengolahan informasi b. Mengolah informasi sambil memperhatikan (jika diperlukan) dan memastikan semua anggota dan berdiskusi tentang informasi yang kelompok terlibat aktif. didapatnya d. Tahap 4: Pertukaran Pengetahuan (Exchange /rnoiv/ec/ge)/Mengembangkan dan menyajikan produk (hasil karya) dan memamerkannya KEGIATAN GURU a. KEGIATAN PESERTA DIDIK Menjelaskan teknik dan pelaksanaan presentasi: waktu, poin-poin yang harus dilaporkan, ujaran yang digunakan, tanggapan dari kelompok lain, notulen, dan Iain-Iain. b. Menjelaskan instrumen penilaian sikap untuk menilai kelompok yang sedang presentasi. c. Memfasilitasi peserta didik untuk presentasi (menyajikan hasil karya dan memamerkannya). Bentuk presentasi dapat berupa: presentasi di depan kelas secara lisan: dapat memanfaatkan ICT (power point) atau memajang hasil karya pada kertas manila dan dihias sesuai kreativitas peserta didik d. Melakukan penilaian keterampilan a. Menyimak penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting. b. Menyimak penjelasan guru tentang instrumen penilaian sikap c. Menyiapkan presentasi d. Mengkomunikasikan hasil karya kelompok dengan cara presentasi melalui tayangan (powerpoint), memajang di dinding kelas, atau mengunggah hasil karya di media sosial. Kelompok yang tidak presentasi menilai sikap kelompok yang sedang presentasi berdasarkan borang penilaian sikap yang disediakan. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 82 e. Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah/Penilaian (Assessment) KEGIATAN KEGIATAN GURU PESERTA DIDIK a. Menanyakan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan. b. Menanyakan pendapat mereka tentang kegiatan yang sudah dilakukan. c. Memberikan umpan balik atau memberikan penguatan. d. Merangkum pendapat peserta didik. e. Memberikan evaluasi/penilaian kognitif a. Menyebutkan manfaat kegiatan yang telah dilakukan. b. Mengemukakan pendapat tentang kegiatan yang sudah dilakukan (belajar dengan menerapkan langkah-langkah dalam PBL). c. Menyimak umpan balik/penguatan oleh guru d. Menyimak rangkuman yang disampaikan oleh guru. e. Mengerjakan soal. 2. Contoh Penilaian PBL dalam Mata Pelajaran Bahasa Jerman a. Penilaian kognitif Erganze den Text! Ulla telefoniert mit Jan Ulla: Frau Stelzig ist nicht da. ...(0) unterrichtet dann morgen (0) Wer Franzosisch? Jan: Ich glaube, .(1) Ohler. a. was Ulla: Prima. Ich finde Herrn Ohler sehr sympathisch. b. wie findest du Jan: .(3) magst du lieber? c. mag lieber Ulla: Ach, ich mag alle zwei. d—wer Jan: .(4) lernst du gerade? e. wen Ulla: Mathe. f. Herr Jan: Sag mal, .(5) Mathe? Ulla: Oh, Mathe macht SpaR. Jan: Ich ... (6) Physik. Mathe finde ich langweilig. Keterangan: - Tiap nomor memiliki bobot nilai 2. - Nilai maksimal: 10. b. Penilaian sikap Sikap yang akan dinilai dalam contoh di sini adalah santun dan kerja sama. Penilaian dilakukan oleh guru. Aspek: 1. Santun No. 1. 2. 3. 4. Indikator Santun Penilaian Santun Baik budi bahasanya (sopan ucapannya) Menggunakan ungkapan yang tepat Menunjukkan ekspresi wajah yang cerah Berperilaku sopan Kriteria Skor 1: jika terpenuhi satu indikator Kurang (K) Skor 2: jika terpenuhi dua indikator Skor 3: jika terpenuhi tiga indikator Cukup (C) Baik (B) Skor 4: jika terpenuhi semua indikator Sangat Baik (SB) Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 83 No. Aspek: 2. Kerja Sama Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama Kriteria 1. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok Skor 1: jika 1 atau tidak ada indikator yang konsisten ditunjukkan peserta didik Kurang(K) 2. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan Skor 2: jika 2 indikator kosisten ditunjukkan peserta didik 3. Bersedia membantu teman dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan Skor 3: jika 3 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik Baik (B) 4. Rela berkorban untuk teman lain Skor 4: jika 4 indikator konsisten ditunjukkan peserta didik Sangat Baik (SB) Cukup (C) Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil penilaian sikap peserta didik dalam format seperti contoh berikut. Guru membubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No Nama Santun 1 2 3 Kerjasama 4 1 2 3 Jmlh 4 Skor Sikap 1 Andi dst v v 7 Rata Rata 3,50 Ko de Nila i SB Keterangan: 1. Skor maksimal = Jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria = 2 x 4 = 8 2. Skor sikap = Jumlah skor : jumlah sikap yang dinilai = 7 : 2 = 3,50. Skor sikap ditulis dengan bilangan dua desimal. Rentang skor sikap: 1.00 - 4.00 3. Kode nilai/Predikat: 3,25 - 4.00 = SB (Sangat Baik) 2,50-3,24 = B (Baik) 1,75-2,49 = C (Cukup) 1,00-1,74 = K (Kurang) c. Penilaian Keterampilan Berikut contoh tes praktik presentasi/keterampilan berbicara. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas/Semester : X/2 KI : 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 84 KD 4.1: Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta (Kennenlernen) izin dan instruksi dan kehidupan terkait sekolah topik identitas (Schule) diri dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan budaya secara unsur benar dan sesuai konteks. Indikator: Menjelaskan perbedaan sistem pendidikan di Jerman dan di Indonesia khususnya SMA secara benar. Tugas : Erzahlt bitte, wie das Schulsystem in Deutschland ist. Was ist anders? Lembar pengamatan No Nama Kriteria Erfullung der Aufgabenstellung (A) (0) (2.5) (5) Total Skor Formale Richtigkeit, Aussprache (B) (0) (2.5) (5) (A) + (B) 1. 2. 3. 4. 5. Dst. Kriteria: 1) Erfullung der Aufgabenstellung (Penyelesaian tugas): o 5 : Poin-poin tugas yang diberikan, dikerjakan tuntas dan hasilnya sangat bagus/bagus o 2,5 : Poin-poin tugas yang diberikan, dikerjakan tuntas, tetapi terdapat kesalahan-kesalahan kecil dalam pemilihan kosakata. o 0 : Poin-poin tugas yang diberikan tidak dikerjakan tuntas, terdapat kesalahan-kesalahan dalam pemilihan kosakata dan struktur. 2) Formale Richtigkeit und Aussprache - 5 : tidak terdapat/hanya sedikit kesalahan struktur dan pelafalan sangat bagus/ bagus - 2,5 : banyak kesalahan struktur dan pelafalan, tetapi isi presentasi masih dapat dimengerti. - 0 : banyak kesalahan struktur dan pelafalan, sehingga isi presentasi tidak dapat dipahami. Pedoman penilaian keterampilan: Skor maksimal = kriteria 1 + kriteria 2 = 10 Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 85 C. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) 1. Persiapan a. Menentukan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran. Kompetensi Dasar 3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik wisata (Reise) sesuai konteks penggunaannya. Indikator 3.3.1 Mengidentifikasi unsur bahasa 3.3.2 Mengumpulkan unsur bahasa 3.3.3 Mengklasifikasi unsur bahasa 3.3.4 Menganalisis unsur bahasa Tujuan Pembelajaran • Siswa dapat mengidentifikasi bentuk Partizip II dengan benar. • Siswa dapat menyebutkan schwache Verben dalam bentuk Partizip II dengan benar. • Siswa dapat menyebutkan starke Verben dalam bentuk Partizip II dengan benar. • Siswa dapat menentukan penggunaan kata kerja bantu sein atau haben dengan benar. • Siswa dapat menentukan perubahan dari kata kerja dalam bentuk Infinitv ke Partizip II dengan benar. b. Memilih materi pelajaran. Tema : Wisata Materi pokok: Struktur: Perfekt von sein und haben; c. Menentukan topik yang akan dipelajari siswa. Partizip II (schwache und stroke Verben); Perfekt mit haben und sein; d. Mengembangkan bahan belajar berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya. Bahan ajar berupa teks (Aus dem Urlaubstagebuch von Anja Mertens) yang memuat unsur kebahasaan bentuk Perfekt; Funk: him 152). (Studio d Al: Deutsch als Fremdsprache; Katalis, 2009, Jakarta) Teks 6.Tag: 4Juli Was fur ein Tag! Heute bin ich vom Rad gefallen. Kurz vor Wien haben Kinder auf der StraBe Ball gespielt. Plotzlich ist der Ball in mein Rad geflogen. Der Schreck war gro6. Abe es ist nicht viel passiert und ich bin gleich wieder aufgetanden. Thomas hat die Polizei angerufen. Sie ist schnell gekommen, wir haben also nicht viel Zeit verloren. Sie haben ein Protokoll geschrieben und uns geholfen. Dann haben wir erst mal eine Pause gemacht. Nach einer Stunde sind wir weitergefahren. _^ Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 86 2. Pelaksanaan a. Stimulasi/Pemberian rangsangan (Stimulation) Guru dapat memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, membaca bahan ajar, atau aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Misalnya, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan: "Bagaimana cara membentuk kalimat dalam bentuk Perfekt? Tentukan proses pembentukan Partizip II dari Infinitiv, atau Bagaimana penggunaan kata kerja haben atau sein dalam kalimat Perfekt?". b. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem statement) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran. Salah satu masalah yang dipilih kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). c. Pengumpulan data (Data Collection) Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Mereka kemudian mengidentifikasi kata kerja bantu haben, sein, dan bentuk Partizip II dengan cara menggarisbawahi kata-kata tersebut dari teks yang disediakan. d. Pengolahan data (Data Processing) Data yang telah diperoleh kemudian diolah, diklasifikasi, dan ditabulasi untuk ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Misalnya, peserta didik melengkapi tabel untuk mengklasifikasi schwache dan starke Verben dalam Partizip II. Setelah melakukan aktivitas itu, peserta didik diharapkan dapat menemukan aturan penggunaan kata kerja bantu haben dan sein. Partizip II II. Position (haben/ sein) Heute bin ich vom Rad ne eg Infinitiv gefallen. ge +stamm + t/ et Partizip II gefallen Infinitiv Partizip II gespielt Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 87 e. Pembuktian (Verification) Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis berdasarkan hasil data. Untuk membuat kesimpulan/ generalisasi siswa mengecek ulang data yang telah teridentifikasi. f. Generalisasi/Menarik kesimpulan (Generalization) Pada tahap ini peserta didik menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum (generalisasi). Prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi adalah hasil verifikasi data. Peserta didik membuat kesimpulan berdasarkan data yang ada. 3. Penilaian proses dan hasil belajar siswa Penilaian dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau hasil kerja siswa. Penilaian kognitif dilakukan secara tertulis. Penilaian proses, sikap, atau hasil kerja dilakukan dengan pengamatan. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 88 LK-3.2 LEMBAR KERJA PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN Tujuan Kegiatan: Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam pembelajajaran bahasa Indonesia. Langkah Kegiatan: 1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian. 2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya topik/materi yang dipilih sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh kelompok Anda. 3. Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan contoh instrumen untuk masing-masing bentuk penilaian. 4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda. 5. Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan. Format: Identitas Materi Kompetensi Dasar : 3......................................................................................... 4......................................................................................... 2......................................................................................... Topik/Materi Sub Topik/Sub Materi 1. Instrumen Penilaian Sikap Indikator: ......................... a. Observasi: b. Penilaian Diri: c. Antarpeserta Didik: d. Jurnal : 2. Instrumen Penilaian Pengetahuan Indikator : ...................................... Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 89 a. Tes Tertulis - Pilihan Ganda - Uraian b. Tes Lisan c. Tes Penugasan 3. Instrumen Penilaian Keterampilan Indikator: ....................................... a. Tes Praktik b. Tes Proyek - Proyek - Produk c. Portofolio Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 90 R- 3.2 RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan yang meliputi rancangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada penilaian sikap peserta ditugaskan dalam kelompoknya membuat instrumen observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal. Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan membuat intrumen tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian), tes lisan, tugas, sedangkan pada penilaian keterampilan peserta ditugaskan membuat instrumen tes praktik, tes proyek dan tugas portofolio. Langkah-langkah penilaian: 1. Cermati kriteria penilaian produk peserta. 2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda terhadap produk tersebut menggunakan kriteria penilaian nilai sebagai berikut. Penilaian Sikap PERINGKAT Amat Baik ( AB) NILAI 90 < AB < 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup (C) 70 < C < 80 Kurang (K) < 70 Penilaian Pengetahuan PERINGKAT Amat Baik ( AB) NILAI 90 < AB < 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup (C) 70 < C < 80 Kurang (K) < 70 Penilaian Keterampilan PERINGKAT Amat Baik ( AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) NILAI 90 < AB < 100 80 < B < 90 70 < C < 80 < 70 KRITERIA 1. Terdapat identitas instrumen: KD, topik, subtopik dengan lengkap 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap 4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai KRITERIA 1. Terdapat identitas instrumen: KD, topik, subtopik dengan lengkap 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap 4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai KRITERIA 1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap 2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap 4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 91 HO-3.2 MATERI 3.2: PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. A. Penilaian Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Penilaian sikap dapat dilakukan oleh guru cara observasi perilaku peserta didik. Kompetensi sikap pada pembelajaran bahasa Jerman yang harus dicapai peserta didik sudah dirinci pada KD dari KI 1 dan KI 2 (Permendikbud No. 69 tentang Struktur Kurikulum SMA/MA). Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian "teman sejawat" (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian {rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi: contoh dalam pembelajaran bahasa Jerman Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas/Semester : X/l Topik/Subtopik : Memperkenalkan orang lain KD 2.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman. Indikator : • Menunjukkan perilaku jujur ketika berkomunikasi dengan teman. • Menunjukkan disiplin ketika mengerjakan tugas. • Menunjukkan rasa percaya diri ketika memperkenalkan temannya. • Menunjukkan tanggung jawab ketika mengerjakan tugas. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 92 Skor untuk setiap aspek yang diamati: 1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan 2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan, 3. jika sering berperilaku dalam kegiatan 4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan No. Jujur Nama Peser Jumlah Skor ng ta didik Santun Tanggu 1 2 3 4 1 2 jawab 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut: 1 Jum lahiknr Nilai = - -—-xlQ dengan predikat: PREDIKAT NILAI Sangat Baik ( SB) 80 < AB < 100 Baik (B) 70 < B < 79 Cukup(C) 60 < C < 69 Kurang(K) <60 2. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian. Contoh Format Penilaian Diri untuk Tugas Proyek: Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1 Pernyataan YA TIDAK Selama melakukan tugas kelompok saya bekerja sama dengan teman satu kelompok. 2 Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 93 3 Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang. 4 Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas. 3. Penilaian Sikap melalui Penilaian Antarpeserta Didik Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik berupa Lembar Penilaian Antarpeserta didik dalam bentuk daftar cek dan skala penilaian (rating scale). Kalimat pernyataan dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi memunculkan penafsiran makna ganda. Contoh penilaian antarpeserta didik: Lembar Penilaian Antarpeserta Didik Petunjuk: - Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran. - Berikan tanda (V) pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatanmu. - Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu. No Perilaku Dilakukan/muncul YA 1. Mau menerima pendapat teman. 2. Mau bekerja sama dengan teman. 3. Mau berbagi informasi/pengetahuan berkaitan dengan projek. 4. Dapat memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan. TIDAK Keterangan: 1. Skor untuk jawaban "Ya" = 2 dan "Tidak" = 1. Nilai diperoleh dengan rumus: Jumlah skor 2 x Mlai = xlOC jumlah perilaku Jika seorang peserta didik mendapat skor 2-2-1-2, berarti jumlah skornya = 7. Nilai yang diperolehnya adalah = 7 : (2 x 4) x 100 = 87.5 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut. No Nama 1 Ami 2 Ina 3 Roni Aspek sikap h £ s Ju 1 2 3 4 2 2 1 2 7 Nilai 87.5 4 Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 94 4. Penilaian Sikap melalui Jurnal Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal: a. mengukur capaian kompetensi sikap yang penting, b. sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator, c. menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan, d. dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis, e. memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif, f. format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik, dan g. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru. Apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: a. catatan atas pengamatan guru harus objektif, b. pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti, serta c. pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda). Pedoman umum penskoran jurnal: a. Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert, misal: skala 1 sampai dengan 4, b. guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati, c. pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati, d. setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0, e. jumlahkan skor pada masing-masing aspek, f. skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan, dan g. predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian. Contoh Jurnal: Model Pertama Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru). 1. Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan, dan aspek yang diamati. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 95 2. Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh peserta didik, baik kekuatan maupun kelemahannya sesuai dengan pengamatan Anda terkait dengan Kompetensi Inti. Tulislah dengan segera kejadian itu. 3. Untuk setiap peserta didik, setiap kejadian ditulis pada kartu yang berbeda. 4. Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing peserta didik Contoh Format Jurnal Jurnal Aspek yang diamati Nama Peserta Didik: Kejadian Nomor peserta Didik: Tanggal Catatan Pengamatan Guru: Model Kedua Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model pertama (diisi oleh guru). Contoh Format Jurnal Jurnal Nama Peserta Didik :.................... Aspek yang diamati :.................... NO HARI/TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN/ TINDAK LANJUT B. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis dan lisan. Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran bahasa Jerman yang menggunakan pendekatan saintifik, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS, "Higher Order thinking Skill") yang mengukur proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif. Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar bahasa Jerman dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 96 dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji proses pemahaman, guru dapat membuat soal dengan menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah memahami, seperti menerjemahkan, menjelaskan, membandingkan, menjelaskan, mendiskusikan, menceritakan kembali, dan memprediksi. Untuk ranah penerapan, kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya: menunjukkan, mengklasifikasikan, melengkapi, menggunakan, dan menilai. C. Penilaian Keterampilan Kompetensi keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, atau penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau konsepkonsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling buruk. 1. Penilaian Proyek Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Penilaian dapat menggunakan instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tugas proyek. Contoh penilaian proyek Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Nama Proyek : Schoner Sonntag Alokasi Waktu : 2 minggu Guru Pembimbing: Aishah Nama Siswa: Andi NIS: 201307xxx Kelas: X No. Aspek yang dinilai/Kriteria Skor 1. Judul memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan. (3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum) 3 2. Keterpaduan antarkalimat. (3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang) 2 3. Ketepatan struktur kalimat. (3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat) 2 4. Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 = sebagian, 1 =tidak sesuai) 3 Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 97 5. Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 = sudah tepat, 2 = sebagian , 1 = tidak) 2 6. Penyampaian/presentasi (3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang) 3 SKOR MAKSIMUM = 15 Skor Perolehan 15 Nilai = - x100 Nilai = - x100 18 18 2. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian, penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema. Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio. a. Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi. b. Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan. c. Sesekali peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap. d. Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru. e. Catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 98 Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 99 LK- 3.3 LEMBAR KERJA PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN PETUNJUK KEGIATAN A. Tujuan Kegiatan:Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar. B. Langkah Kegiatan: 1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar SMA. 2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk mata pelajaran bahasa Jerman selama satu semester. 3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya. 4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi. 5. Masukkan ke dalam format rapor. R-3.3 RUBRIK PENGOLAHAN NILAI BAHASA JERMAN UNTUK RAPOR Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam pengolahan nilai rapor. Langkah-langkah penilaian hasil analisis: 1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3. 2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta pelatihan. PERINGKA T Amat NILAI 90 < AB < 100 Baik (AB) Baik (B) KRITERIA Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan tepat, deskripsi capaian kompetensi tiga macam penilaian sesuai dengan data nilai 80 < B < 90 Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan tepat,dua deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai Cukup(C) 70 < C < 80 Kurang(K) < 70 Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, dua deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, satu deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 100 HO-3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan 2) dinyatakan pula bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk: 1. nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu, 2. deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dan 3. penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi Peserta Didik. Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus-menerus) untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Fungsi penilaian oleh pendidik pada dasarnya adalah untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan Laporan Kemajuan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik. Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan orang tua peserta didik dan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pencapaian kompetensi peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala 1-4 (kelipatan 0.33) yang dapat dikonversi ke dalam predikat A - D, sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1: Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap _(Berdasarkan Permendikbud No. 81A Tahun 2013)_ PREDIKAT NILAI KOMPETENSI PENGETAHUAN KETERAMPILAN A 4 4 A- 3.66 3.66 B+ 3.33 3.33 B 3 3 B- 2.66 2.66 C+ 2.33 2.33 C 2 2 C- 1.66 1.66 D+ 1.33 1.33 D 1 1 SIKAP SB B C K Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 101 Penilaian yang dilakukan untuk mengisi Laporan Pencapaian Kompetensi ada 3 (tiga) macam, yaitu: 1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas: 1) Nilai Harian (NH) 2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) 3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD). d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS. e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut. f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan. g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai, seperti pada tabel 2 untuk membantu guru dalam menentukan nilai. Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan No. Nilai Predikat 1. 3,66 < Nilai < 4,00 A 2. 3,33 < Nilai < 3,66 A- 3. 3,00 < Nilai < 3,33 B+ 4. 2,66 < Nilai < 3,00 B 5. 2,33 < Nilai < 2,66 B- 6. 2,00 < Nilai < 2,33 C+ 7. 1,66 < Nilai < 2,00 C 8. 1,33 < Nilai < 1,66 C- 9. 1,00 < Nilai < 1,33 D+ 10. 0,00 < Nilai < 1,00 D h. Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara : 1) Menggunakan skala nilai 0 sd 100. 2) Menetapkan pembobotan dan rumus. 3) Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik. 4) Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan UAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik. 5) Rumus: Jumlah Nilai (NH, NUTS, NUAS) x 4 Jumlah nilai maksimal Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 102 6) Contoh: Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk NH : NUTS : NUAS (jumlah perbandingan pembobotan = 4. Peserta didik A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman sebagai berikut: NH NUTS NUAS Nilai Rapor = Nilai Rapor Nilai Konversi Deskripsi 70 = masih 60 kurang = 80 2. Penilaian Keterampilan = {(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4 = (140+60+80) : 4 = 280: 4 = 70 = (70 : 100) x 4Mata = 2,8Pelajaran = Baik (Pendidik). a. Penilaian keterampilan dilakukan oleh Guru = sudah menguasai kompetensi dengan baik namun b. Penilaian keterampilandiperoleh melalui penilaian seluruh kinerja yang terdiri atas: 1) Nilai Praktik perlu peningkatan dalam .... (dilihat dari Nilai Harian yang 2) Nilai Portofolio 3) Nilai Proyek baik atau pengamatan dalam penilaian proses). c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD. d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti penilaian Pengetahuan pada tabel2. e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara: 1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan 2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100. 3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik. 4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek karena lebih mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik. 5) Rumus: Jumlah Nilai (Praktik, Portofolio, Projek)x 4 Jumlah nilai maksimal 6) Contoh Penghitungan Pembobotan: 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah perbandingan pembobotan = 4 Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 103 Peserta didik A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman sebagai berikut : Nilai Praktik = 80 Nilai Portofolio = 75 Nilai Proyek = 80 Nilai Rapor = (2x800 + (1x75) + (1x80) X 4 400 = (160+75+80) X 4 400 = (315:400) X 4 = 3,15 = B+ sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek, Nilai Rapor masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas-tugas Nilai Konversi dalam satu portofolio. Deskripsi namun 3. Penilaian Sikap a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik) b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen: 1) Penilaian observasi 2) Penilaian diri sendiri 3) Penilaian antarpeserta didik 4) Jurnal catatan guru c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD) d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif seperti pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap No. Skor Predikat 1 Skor < 1,33 Kurang(K) 2 1,33 < Skor < 2,33 Cukup(C) 3 2,33 < Skor < 3,33 Baik (B) 4 3,33 < Skor < 4,00 Sangat Baik (SB) e. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara : 1) menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4, contoh: 1. = sangat kurang; 2. = kurang konsisten; 3. = mulai konsisten; 4. = konsisten; 2) menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan, dan Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 104 3) pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik. 4) Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Penilaian Diri Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena lebih lebih mencerminkan proses perkembangan perilaku peserta didik yang otentik. 5) Contoh: Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian Diri Sendiri : Nilai Antarteman : Nilai Jurnal Guru (jumlah perbandingan pembobotan = 5). 6) Rumus penghitungan: Jumlah nilai (Observasi, diri sendiri, antar teman, jurnal) x4 Jumlah Nilai maksimal Peserta didik A dalam mata pelajaran Bahasa Jerman memperoleh: Nilai Observasi =4 Nilai diri sendiri Nilai antarpeserta didik = 3 =3 Nilai =4 Jurnal = {(2x4)+(1x3)+(1x3)+(1x4)} : 20 x 4 = (18:20) x 4 = 3, Nilai 6 = 3,6 = Sangat Baik Rapor Nilai = Memiliki sikap Sangat Baik selama dalam proses Konversi Deskripsi pembelajaran. Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 105 MATERI PELATIHAN 4 PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING 4.1 ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN 4.2 PENYUSUNAN RPP 4.3 PEER TEACHING 4.4 PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATERI PELATIHAN 4: PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran ( peerteaching) Kompetensi yang Dicapai 1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual. 2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual 3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional maupun, intelektual. Indikator 1. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran. 2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP. 3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan saintifik 4. Meleaah RPP sesuai dengan criteria. 5. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian autentik menggunakan RPP yang telah disusun. 6. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain. Langkah Kegiatan 1. Analisis Video Mengamati tayangan video pembelajaran 2. Penyusunan RPP Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 107 Mendiskusikan Telah RPP hasil rambu-rambu Kerja Kelompok penyusunan menyusun RPP RPP untuk satu KD yang >= > Presentasi kerja kelompok RPP lain dan merevisi telah direvisi RPP berdasarkan sesuai yang dan hasil telaah penyimpulan standar Proses hasil diskusi 3. Peer Teaching Mempraktikkan Diskusi tentang instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran pembelajaran sesuai >= > dengan RPP yang telah disusun melalui peer teaching Penyimpulan Melakukan refleksi >= > terhadap pelaksanaan peer teaching hasil diskusi dan < > rangkuman hasil peer teaching Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 108 LK-4.1 MATERI 4.1: ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN LEMBAR KERJA ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN PETUNJUK KEGIATAN A. Kompetensi : Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik. B. Tujuan Kegiatan : Melalui pengamatan video pembelajaran, peserta mampu menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. C. Langkah Kegiatan: 1. Pelajari RPP yang dipakai untuk pembelajaran dalam video. 2. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model dalam video. 3. Berikan tanda centang (V) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan ketersediaan setiap aspek. 4. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran. 5. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan Anda berkaitan dengan kesesuaian RPP dengan pembelajaran yang disajikan pada video. 6. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-teaching. Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 109 FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas Topik/Sub Topik Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam 2 3 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi 4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran 5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan 1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik 2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. Kegiatan Inti Penguasaan materi pembelajaran 1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 3 4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak) Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 3 Menguasai kelas 4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan 5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat 6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 7 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect) 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 110 Penerapan Pendekatan Sainitifik 1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengamati 2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana 3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi 4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan 5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran 1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang bervariasi 2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran 3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran 4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran 5 Menghasilkan pesan yang menarik Pelaksanaan Penilaian Autentik 1 Melaksanakan Penilaian Sikap 2 Melaksanakan Penilaian Pengetahuan 3 Melaksanakan Penilaian Ketrampilan 4 Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 5 Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian autentik. 6 Ketersediaan pedoman penskoran Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar 2 Merespon positif partisipasi peserta didik 3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran 1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Kegiatan Penutup Penutup pembelajaran 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 111 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan materi pelajaran 3 Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah Kesimpulan Hasil Analisis Video: R- 4.1 PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta terhadap tayangan video pembelajaran. Langkah-langkah penilaian hasil analisis: 4. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai. 5. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut. PERINGKAT Amat Baik ( AB) NILAI KRITERIA 90 < AB < 100 Hasil analisis tepat,catatan logis Baik (B) 80 < B < 90 Hasil analisis tepat, catatan kurang logis Cukup(C) 70 < C < 80 Hasil analisis kurang tepat, catatan logis Kurang(K) < 70 Hasil analisis kurang tepat, catatan tidak logis Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 112 LK- 4.2 FORMAT TELAAH RPP 1. Berilah tanda cek (V) pada kolom skor (1, 2, 3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda 2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah. Nama Guru :..................................................... Mata pelajaran :..................................................... Topik/Sub topik :..................................................... No Pembelajaran A Hasil Penelaahan dan Skor Komponen Rencana Pelaksanaan Identitas Mata Pelajaran 1 Tida k ada 1. Terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran/subtema, jumlah pertemuan B. Perumusan Indikator Tida k Sesu 2 Catatan 3 Kurang Lengka p Sudah Lengkap Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruh nya Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruh nya Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruh nya ai 1. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3. Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan. 4 Kesesuaian rumusan dengan aspek ketrampilan Perumusan Tujuan Pembelajaran C. Tida k Sesu ai 1 Kesesuaian dengan Indikator 2 Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, Behaviour, Condition, dan Degree D. Pemilihan Materi Ajar Tida k Sesu ai 1. 2. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Keruntutan uraian materi ajar E. Pemilihan Sumber Belajar Sesuai Sesuai Sebagi Seluruh k an nya MateriSesu 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 113 Tida ai 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran F. Pemilihan Media Belajar Tidak Sesua i 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran 3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Metode Pembelajaran G. Tidak Sesua i 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik 3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik Skenario Pembelajaran H. Tidak Sesua i 1. Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas 2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan) 3 Kesesuaian dengan metode pembelajaran 4. Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/ keruntutan materi 5. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi I. Rancangan Penilaian Otentik Tidak Sesua i 1 Kesesuaian bentuk, tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi 2. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen Penilaian Sikap 3. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen Penilaian Pengetahuan Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruhn ya Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruhn ya Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruhn ya Sesuai Sebagi an Sesuai Seluruhn ya 4. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen Penilaian Ketrampilan Jumlah skor terhadap RPP secara umum: Masukkan Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 114 R- 4.2 RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan fasilitator untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP dimasukan ke dalam nilai portofolio peserta. Langkah-langkah penilaian RPP 1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai. 2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (V) pada kolom pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau dinilai. 3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran. 4. Setelah selesai melakukan penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh. 5. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini. Mata Pelajaran lumlahskor Nilai = --X1001°/c 90 PERINGKAT Amat Baik ( AB) NILAI 90 < AB < 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup(C) 70 < C < 80 Kurang(K) < 70 Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 115 HO-4.2 RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Hakikat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasipeserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertadidik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtopik yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013). B. Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 2. Partisipasi aktif peserta didik. 3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. 4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. 6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. C. Komponen dan Sistematika RPP RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 komponenkomponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini. Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 116 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : Matapelajaran : Kelas/Semester: Materi Pokok: Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1 ._(KD pada KI-1) 2 ._(KD pada KI-2) 3 ._(KD pada KI-3) Indikator: • 4 ._(KD pada KI-4) Indikator: Catatan: KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung. C. Tujuan Pembelajaran D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu: a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup (...menit) 2. Pertemuan Kedua: a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup (...menit), dan seterusnya. H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Materi 4 - Praktik Pembelajaran Terbimbing | 117 HO-4.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN Satuan Pendidikan SMA ... Mata Bahasa Jerman Pelajaran XII/Ganjil Kelas/Seme Kegiatan Pada Waktu Senggang/Hobi (Freizeitsbeschaftigung/Hobby) 3 JP ster dan 7 hari kegiatan terstruktur 1 dan 2 Materi Pokok Alokasi A. Kompetensi Inti Waktu 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Pertemuan 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja ke sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1.3. Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) sesuai konteks penggunaannya. Indikator: 3.3.1 Mengidentifikasi gambar/foto yang menunjukkan aktifitas waktu senggang/hobi beberapa orang 3.3.2 Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan pada saat wawancara tentang kegiatan waktu senggang 4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan informasi terkait topik kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dengan memperhatikan kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks. Indikator: 4.3.1 Melakukan kegiatan proyek untuk mengungkapkan informasi tentang kegiatan pada waktu senggang/hobi 4.3.2 Membuat laporan hasil penyelesaian proyek C. Tujuan Pembelajaran Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 118 unsur 1. Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, dan mengasosiasi struktur teks terkait topik kegiatan waktu senggang yang sesuai konteks penggunaannya, peserta didik dapat membuat produk proyek dan mempresentasikan hasil wawancara. 2. Melalui diskusi dan kolaborasi terkait topik kegiatan waktu senggang, peserta didik dapat lebih percaya diri, bertanggungjawab, peduli, santun, bisa bekerjasama dengan yang lain, cinta damai, dan menunjukan sikap dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia D. Materi Pembelajaran 1) Redemittel tentang kegiatan waktu senggang Was ist dein Hobby? Was sind ihre Hobbys? Was macht ihr gern in der Freizeit? Was machst du gern in der Freizeit? Was machen die Leute gern in der Freizeit? Wiefindest du dein Hobby? Wiefinden deine Eltern dein Hobby? Was brauchst du fur dein Hobby? Ist dein Hobby teuer? Wann machst du dein Hobby? 2) Projektarten : Videosequenz PowerPoint Reportage Poster/Plakat Wandzeitung Rollenspiel E. Pendekatan/Model/Teknik Pembelajaran : • Pendekatan saintifik • Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL) • Observasi/Pengamatan • Demonstrasi • Diskusi • Penugasan • Tanya jawab • Presentasi F. Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN PERTAMA Kegiatan Deskripsi Kegatan Pembelajaran Pendahuluan ■ Memberi salam dan mengecek kehadiran peserta didik ■ Penyampaian manfaat dan tujuan pembelajaran serta kompetensi yang akan dicapai pada akhir pembelajaran Materi 4 - Praktik Pembelajaran Terbimbing | 119 Waktu 15 menit Kegiatan Inti Mengamati: Memperhatikan foto/gambar tentang kegiatan waktu senggang Menanya: Mengajukan pertanyaan tentang foto/gambar Mengumpulkan informasi: - Menggali informasi yang berkaitan dengan foto/gambar Mengolah informasi: - Mendiskusikan alat/bahan/bentuk proyek dan presentasi - Bertanya jawab dan berdiskusi menggunakan ujaran-ujaran yang berkaitan denga tema. 105 menit Penutup 1. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mengulang ujaran-ujaran yang sudah dilatihkan. 2. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya. 15 Menit ■ Memberi salam dan mengecek kehadiran peserta didik. ■ Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran serta kompetensi yang akan dicapai pada akhir pembelajaran. ■ Mengingatkan peserta didik tentang kriteria dan aturan presentasi hasil proyek. 20 menit Mengkomunikasikan 95 menit PERTEMUAN KEDUA Pendahuluan Inti Peserta didik mempresentasikan hasil (produk) proyek mereka. Penutup Guru bersama peserta didik: - menarik simpulan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan, - melakukan refleksi tentang manfaat dan kesulitan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan. G. Alat/Media Pembelajaran/Sumber belajar. 1. Alat/Media Pembelajaran: o Gambar/Foto o Lembar Kerja 2. Sumber Belajar: o Rosana, H. dan Syarief, W., (2013). Gru6 Dich. o Marbun E.M., Hardjono T., Nainggolan S., (2010). Kontakte Deutsch 1, Jakarta: Katalis. o www.hueber.de/erste-schritte/ H. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian proyek Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Nama Proyek : Schoner Sonntag Alokasi Waktu : 2 minggu Guru Pembimbing: Aishah Nama : Andi NIS: 201307xxx Kelas: X Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 120 20 menit No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aspek yang dinilai/Kriteria Skor Judul memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan. (3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum) Keterpaduan antarkalimat. (3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang) Ketepatan struktur kalimat. (3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat) Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 = sebagian, 1 =tidak sesuai) 3 Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 = sudah tepat, 2 = sebagian , 1 = tidak) Penyampaian/presentasi (3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang) 2 SKOR MAKSIMUM = 15 2 2 3 3 Skor Perolehan 15 Nilai = - X1 0 0 N i l a i = - X1 0 0 18 18 Rubrik Penilaian Proyek No. 1. Aspek yang dinilai/Kriteria Skor Judul sudah memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan. (3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum) Keterpaduan antarkalimat. (3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang) 1-3 3. Ketepatan struktur kalimat. (3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat ) 1-3 4. Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 = sebagian, 1 =tidak sesuai) 1-3 5. Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 = sudah tepat, 2 = sebagian , 1 = tidak) 1-3 6. Penyampaian/presentasi (3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang) 1-3 2. SKOR MAKSIMUM = Skor Perolehan Nilai =---------------------x100 18 Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 121 1-3 18 Contoh Penilaian Produk Mata Ajar : Nama Proyek : Alokasi Waktu : Nama Peserta didik : Kelas/SMT : No Tahapan Skor ( 1-3 )* 1 Tahap Perencanaan : a. Pemilihan bahan/alat (3=tepat, 2=cukup, 1=kurang) b. Pembagian tugas (3=merata, 2=cukup merata,1=tidak merata) 2 Tahap Pelaksanaan : a. Teknik pengolahan presentasi (3=menarik, 2=cukup menarik, 1=kurang menarik) b. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan) (3=3 poin terlaksana, 2=2poin terlaksana, 1=1 poin terlaksana) c. Waktu penyelesaian proyek (3=lebih cepat, 2=sesuai jadwal, 1=tidak tepat waktu) 3 Tahap Akhir (Hasil Produk) a. Kesesuaian produk dengan instruksi (3=sesuai, 2=kurang sesuai,1=tidak sesuai) b. Kerapian (3=rapi, 2=cukup rapi, 1=tidak rapi) TOTAL SKOR Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 3, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya. 1) Contoh lembar penilaian Observasi a) Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong Aspek yang dinilai Nama Peserta Didik Aktif dalam kerja kelompok 1 2 3 4 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan 1 2 3 4 Suka menolong teman 1 2 3 4 Rela berkorban untuk kepentingan teman 1 Andi Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 122 2 3 4 Petunjuk pengisian: Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh peserta didik dengan criteria sebagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan, meskipun tidak selalu 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Rentang jumlah skor 13-16 : Nilai AB (amat baik) 9-12 : Nilai 5-8 : Nilai B C (baik) (cukup) 0- 4 : Nilai K (kurang) b) Pedoman Observasi Sikap Toleransi Aspek yang dinilai Nama Menghormati Peserta Didik Menghormati Menerima Menerima perbedaan suku, perbedaan kekuranga agama, ras, dan gender pendapat n pendapat teman orang lain Andi 1 4 2 1 3 2 3 4 4 1 1 2 2 3 3 4 Petunjuk pengisian: Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh peserta didik dengan kriteria sebagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan, meskipun tidak selalu 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan Rentang jumlah skor : 13-16 Nilai:AB (amat baik) 9 - 12 Nilai:B (baik) 5 - 8 Nilai:C (cukup) 0 - 4 Nilai:K (kurang) Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 123 LK-4.3 LEMBAR KERJA PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Peer teaching) PETUNJUK A. Kompetensi : Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. B. Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang sesuai. C. Langkah Kegiatan: 1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek yang dinilai. 2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP. 3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru. 4. Berikan tanda centang (V) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap penyajian pembelajaran. 5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran. R-4.3 RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat pee rteaching. Langkah Kegiatan: 1. Berikan tanda cek (V) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran. 2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran. 3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK. 4. Tentukan nilai menggunakan rumus sbb: Mata Pelajaran Jumlah VA Nilai = --—-xlOO% 48 PERINGKAT Amat Baik ( AB) NILAI 90 < AB < 100 Baik (B) 80 < B < 90 Cukup(C) 70 < C < 80 Kurang(K) < 70 Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 124 FORMAT PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Peserta Asal Sekolah Mata Pelajaran Kelas Topik/Subtopik Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan A. Kegiatan Pendahuluan 1. Apersepsi dan Motivasi a. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam. b. Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya. c. Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi. d. Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. e. Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran. 2. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan a. Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik b. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi. B. Kegiatan Inti 1. Penguasaan materi pembelajaran a. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. b. Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata. c. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. d. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak). 2. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan b. dicapai. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. c. Menguasai kelas. d. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan. e. Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif f. peserta didik dalam mengemukakan pendapat. Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 125 peserta didik sesuai dengan materi ajar. g. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. h. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect). i. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan. 3. Penerapan Pendekatan Saintifik a. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan peserta didik untuk mengamati. b. Memancing peserta didik untuk bertanya apa, mengapa dan bagaimana. c. Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengumpulkan informasi. d. Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan. e. Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya. 4. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar bervariasi. b. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran. c. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar. d. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran. e. Menghasilkan pesan yang menarik. 5. Pelaksanaan Penilaian Autentik a. Melaksanakan Penilaian Sikap. b. Melaksanakan Penilaian Pengetahuan. c. Melaksanakan Penilaian Ketrampilan. d. Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian kompetensi. e. Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik. f. Ketersediaan pedoman penskoran. 6. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran a. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, b. peserta didik, dan belajar. Merespon positif partisipasi peserta didik. Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 126 c. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. d. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif. e. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar. 7. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran a. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar b. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar C. Kegiatan Penutup 1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik merangkum materi pelajaran 2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan 3 materi pelajaran Memberikan tes lisan atau tulisan 4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio 5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan Jumlah Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 127 HO-4.3 PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. A. Kegiatan Pendahuluan Aktivitas guru dalam kegiatan pendahuluan di antaranya: 1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari; 3. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan 4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. B. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. 1. Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 128 2. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. 3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 4. Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. C. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 129 Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. Sumber: Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 130