materi-pelatihan-1-4-bahasa-jerman

advertisement
MATERI PELATIHAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 TAHUN 2014
Mata Pelajaran Bahasa Jerman SMA/SMK
UNTUK GURU
PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
Copyright © 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi
Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa ijin tertulis
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bahasa Jerman | i
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2014 mulai
dilaksanakan pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya
untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di
masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan eksternal pada bidang
pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi
globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan
melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi
terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata pelajaran
diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti.
Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat
asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum
2013.
Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013, maka kepada semua guru dan kepala sekolah
di semua sekolah, serta pengawas diberikan pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Pelatihan sudah dimulai
pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuk semua mata pelajaran. Mengingat jumlah
peserta pelatihan yang sangat besar, maka pelatihan ini melibatkan semua stakeholder pendidikan, baik di
Pusat maupun Daerah.
Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Akhirnya,
kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam memberikan kontribusi dan mempersiapkan
pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk
mencerdaskan bangsa Indonesia.
Jakarta, Maret 2014
Kepala
SYAWAL GULTOM
NIP 196202031987031002
Bahasa Jerman | ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Panduan Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Panduan ini merupakan panduan wajib dalam rangka pelatihan calon instruktur, dan guru
untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun Ajaran
2014/2015 akan dilaksanakan oleh semua sekolah untuk kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Pada Tahun
Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas, mulai dari kelas I sampai
dengan kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai
pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP) telah
menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Pada
tahun
2014
pelatihan
dilakukan
bagi
pengawas
SD/SMP/SMA/SMK,
kepala
sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut,
Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Buku 1 Panduan untuk Narasumber Nasional dan Instruktur
Nasional dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kelas, mata
pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas
dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di jajaran
BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala sekolah, dan guru
yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
Jakarta, Maret 2014
Kepala Pusat Pengembangan Profesi
Pendidik
UNIFAH ROSYIDI
NIP. 19620405 198703 2 001
Bahasa Jerman | iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR Iii
DAFTAR ISI iv
Materi Pelatihan 1: Konsep Kurikulum 2013 2
1.1 Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 4
1.2 SKL, KI, KD, dan Strategi Perubahan Kurikulum 2013 19
1.3 Pendekatan, Model-Model, dan Penilaian Pembelajaran Pada Kurikulum 29 2013
Materi Pelatihan 2: Analisis Buku Guru dan Buku SIswa 55
2.1 Analisis Buku Guru dan Buku Siswa 56
Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian 66
3.1 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-Model Pembelajaran Bahasa 67 Jerman
3.2 Perancangan Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa Jerman 92
3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran dalam Rapor 101 Materi Pelatihan 4: Praktik
Pembelajaran Terbimbing 107
4.1 Analisis Video Pembelajaran 109
4.2 Rambu-Rambu Penyususnan RPP 115
4.3 Peer-Teaching 124
4.4 Prinsip-Prinsip Pelakasanaan Pembelajaran 128
Bahasa Jerman | iv
MATERI PELATIHAN 1:
KONSEP KURIKULUM 2013 (8 JP)
1.1 RASIONAL dan ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
1.2 SKL, KI, dan KD, dan STRATEGI PERUBAHAN KURIKULUM 2013
1.3 PENDEKATAN, MODEL-MODEL, dan PENILAIAN PEMBELAJARAN
PADA KURIKULUM 2013
MATERI PELATIHAN 1: KONSEP KURIKULUM 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Kurikulum 2013 yang dikembangkan berbasis kompetensi
sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)
warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan elemen
perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta pendekatan pembelajaran
dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Kompetensi yang dicapai
1. Memahami secara utuh rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013.
2. Memahami SKL, KI, dan KD serta strategi implementasi Kurikulum 2013.
3. Mendeskripsikan konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Inggris.
4. Mendeskripsikan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Indikator
1. Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan masa
depan.
2. Menjelaskan empat elemen perubahan Kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, Standar Proses, dan
Standar Penilaian.
3. Menjelaskan keterkaitan antara SKL, KI, dan KD.
4. Mengidentifikasi strategi implementasi Kurikulum 2013.
5. Menjelaskan konsep pendekatan saintifik.
6. Menjelaskan konsep model-model pembelajaran (PBL, PJBL, DL).
7. Menjelaskan konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
Mengamati
Diskusi
Presentasi hasil
Penyimpulan hasil
tayangan video
kelompok
diskusi kelompok
diskusi kelompok
(Peserta dibagi
dan komentar
cuplikan
contoh
pembelajaran
Kurikulum 2013
>
=
>
dalam 5
kelompok) 2013
>=
>
dari kelompok
lain (20 menit/
>=
>
dan rangkuman
hasil 2013
kelompok)
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 2
LK-1.1
LEMBAR KERJA ANALISIS KURIKULUM 2013
Tujuan:
Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi implementasi
Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep Kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan (Permendikbud No. 54), Standar Isi (Permendikbud No. 64), Standar Proses
(Permendikbud No. 65), dan Standar Penilaian (Permendikbud No. 66).
2. Diskusikan dalam kelompok dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut, tuliskan jawaban hasil diskusi
pada kolom yang tersedia.
3. Presentasikan hasil diskusi. Setiap kelompok menyajikan salah satu jawaban pertanyaan hasil diskusi.
4. Berikan komentar terhadap hasil presentasi kelompok lain.
No
1
Pertanyaan
Jawaban
Mengapa perlu adanya pengembangan
Kurikulum?
2
Apa saja elemen perubahan dalam
Kurikulum 2013
3
Bagaimana strategi implementasi Kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran ?
3
Apa perbedaan kompetensi peserta didik
pada Kurkulum 2006 dan Kurikulum 2013
4
Bagaimana pendekatan dan model-model
pembelajaran dalam Kurikulum 2013
5
Bagaimana penilaian pembelajaran dalam
Kurikulum 2013?
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 3
HO-1.1/1.2
Submateri Pelatihan 1.1:
Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
1. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan yang memberikan
kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Oleh
karena itu, tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia
berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang
telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
internal maupun eksternal.
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu pada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal
lainnya adalah perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan
menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarna. Akan tetapi, apabila tidak memiliki
kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
Tantangan masa depan antara lain globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Kompetensi
masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, menjadi warga
negara yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda, dan memiliki kesiapan untuk bekerja. Persepsi masyarakat antara lain
terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif,
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 4
beban siswa terlalu berat dan kurang bermuatan karakter. Adapun perkembangan pengetahuan
dan pedagogi antara lain menyangkut perkembangan di bidang neurologi, psikologi, observation
based (discovery) learning dan collaborative learning. Fenomena negatif yang dihadapi peserta
didik saat ini di antaranya perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan kecurangan
dalam ujian (menyontek).
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan akan dapat terwujud apabila terjadi
perubahan pola pikir yang meliputi perubahan dalam proses pembelajaran seperti di bawah ini.
1)
Dar berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
2)
Dar satu arah menuju interaktif.
3)
Dar isolasi menuju lingkungan jejaring.
4)
Dar pasif menuju aktif-menyelidiki.
5)
Dar maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
6)
Dar pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
7)
Dar luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
8)
Dar stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
9)
Dar alat tunggal menuju alat multimedia.
10) Dar hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
11) Dar produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
12) Dar usaha sadar tunggal menuju jamak.
13) Dar satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
14) Dar kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
15) Dar pemikiran faktual menuju kritis.
16) Dar penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan Kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan, ditentukanlah kurikulumnya yang terdiri atas kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Kemudian disusunlah silabus. Pada kurikulum 2013 ini, silabus disusun oleh
pusat. Satuan pendidikan dan guru lebih diberi kesempatan mengembangkan proses
pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu
yang banyak dan memerlukan penguasaan teknik penyusunan yang sangat memberatkan guru.
e. Pendalaman dan Perluasan Materi
Berdasarkan analisis hasil PISA 2009 ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang
dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai
pelajaran sampai level 3 (tiga), sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang
mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam).
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 5
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang Matematika dan IPA untuk peserta didik kelas
2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang Matematika, lebih dari 95%
peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara di Taiwan hampir
50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan advance.
Untuk bidang IPA pencapaian peserta didik kelas 2 SMP juga tidak jauh berbeda dengan
pencapaian yang diperoleh di bidang Matematika. Hasil studi pada tahun 2007 dan 2011
menunjukkan bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level
menengah, sementara hampir 40% peserta didik Taiwan mampu mencapai level tinggi dan lanjut
(advanced).
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP seperti yang
dipaparkan di atas. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV
hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu
mencapai level tinggi dan advance. Soal-soal dalam TIMSS dan PIRLS yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing,
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying,
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang
lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional.
3. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum diarahkan pada
pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian
kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untuk
Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut.
a. Isi atau konten kurikulum, yaitu kompetensi, dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari
peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 6
pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap
kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap,
sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif
tinggi).
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar, yaitu semua
KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai Kompetensi Inti.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan berdasar pada prinsip akumulatif serta saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
g. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu
mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema
atau mata pelajaran di kelas tersebut.
h. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD untuk mata pelajaran dan kelas
tersebut.
4. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
ekstrakurikuler.
a. Pembelajaran intrakurikuler berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1) Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
2) Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema, sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
3) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
4) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi, yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental yang dikembangkan melalui proses pendidikan
tidak langsung (indirect teaching).
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 7
5)
Pembelajaran
kompetensi
untuk
konten
yang
bersifat
developmental
dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
6) Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi di
kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum
tersembunyi
(hidden
curriculum)
karena
sikap
yang
dikembangkan
dalam
proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
7) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan,
menentukan
keterkaitan,
membangun
cerita/
konsep),
dan
mengkomunikasikan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).
8) Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi
yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta
didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok, atau kelas sesuai dengan
hasil analisis jawaban peserta didik.
9) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif, dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan.
b. Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan
wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib
dinilai dan hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.
5. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut.
a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya
merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
b. Kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan,
jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Berdasarkan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib
Belajar 12 Tahun, Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum
adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama
12 tahun.
c. Kurikulum berdasarkan model kurikulum berbasis kompetensi yang ditandai dengan adanya
pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 8
d. Kurikulum berdasarkan prinsip bahwa setiap sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dirumuskan dalam Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap peserta didik
(mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum berdasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. k. Penilaian hasil
belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian
hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau
sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
6. Struktur Kurikulum SMA/MA dan SMK/MAK
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran,
posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau
tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester, sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum SMA/MA terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran wajib yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan
b. kelompok mata pelajaran peminatan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib sebanyak 9
(sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok mata pelajaran
peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X dan 20 jam per minggu untuk kelas
XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat akademik. Struktur ini menempatkan
peserta didik sebagai subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan
minatnya.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 9
a. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah (SMA/MA/SMK/MAK)
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah tertera dalam tabel berikut ini.
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER
MINGGU
X
XI
XII
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4.
Matematika
4
4
4
5.
Sejarah Indonesia
2
2
2
6.
Bahasa Inggris
2
2
2
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
2
2
2
8.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3
9.
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
24
24
24
18
20
20
42
44
44
48
48
48
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah)
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh per Minggu
(Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah)
Jumlah Jam Pelajaran Yang Harus Ditempuh Perminggu
(SMK/MAK)
Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu.
Satu jam belajar adalah 45 menit.
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain,
diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 10
b. Struktur Kurikulum SMA/MA
MATA PELAJARAN
Kelompok A dan B (Wajib)
Kelas
X
XI
XII
24
24
24
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
I
1
Matematika
3
4
4
2
Biologi
3
4
4
3
Fisika
3
4
4
4
Bahasa Jerman
3
4
4
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II
1
Geografi
3
4
4
2
Sejarah
3
4
4
3
Sosiologi
3
4
4
4
Ekonomi
3
4
4
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
III
1
Bahasa dan Sastra Indonesia
3
4
4
2
Bahasa dan Sastra Inggris
3
4
4
3
Bahasa dan Sastra Asing Lainnya
3
4
4
4
Antropologi
3
4
4
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
6
4
4
Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu
68
72
72
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per minggu
42
44
44
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Kelompok Peminatan terdiri atas Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan
Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya. Sejak kelas X peserta didik sudah harus memilih kelompok
peminatan yang akan dimasuki. Pemilihan peminatan berdasarkan nilai rapor di SMP/MTs
dan/atau nilai UN SMP/MTs dan/atau rekomendasi guru BK di SMP/MTs dan/atau hasil tes
penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA/MA dan/atau tes bakat minat oleh psikolog
dan/atau rekomendasi guru BK di SMA/MA. Pada akhir minggu ketiga semester pertama peserta
didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya berdasarkan rekomendasi para guru dan
ketersediaan tempat duduk. Untuk sekolah yang mampu menyediakan layanan khusus, setelah
akhir semester pertama peserta didik masih mungkin mengubah pilihan peminatannya.
Mata pelajaran yang terdapat dalam suatu Kelompok Peminatan yang dipilih harus diikuti semua
oleh peserta didik. Setiap Kelompok Peminatan terdiri atas 4 (empat) mata pelajaran dan masingmasing mata pelajaran berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X dan 4 jam pelajaran untuk kelas XI
dan XII.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 11
Setiap peserta didik memiliki beban belajar per semester selama 42 jam pelajaran untuk kelas X
dan 44 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII. Beban belajar ini terdiri atas Kelompok Mata
Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok Mata Pelajaran Peminatan
dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16 jam pelajaran untuk kelas XI dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah jam
pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai
berikut.
1) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya, tetapi masih dalam satu
Kelompok Peminatan lainnya, atau
2) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan lainnya.
Di kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam pelajaran yang dapat diambil
dengan pilihan sebagai berikut.
1) Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya, tetapi masih dalam Kelompok
Peminatan lainnya, atau
2) Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
Khusus untuk Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola pilihan di atas, di Kelas
X peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai berikut.
1) Satu pilihan wajib mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari mata pelajaran wajib Kelompok
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, atau
2) Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari mata pelajaran Bahasa Asing
Lainnya, atau
3) Satu mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan satu mata pelajaran dari
Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial,
atau
4) Satu mata pelajaran di kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu Mata pelajaran
di kelompok Ilmu-ilmu Sosial, atau
5) Dua mata pelajaran di salah satu kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau di
kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat memilih
satu mata pelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing Lainnya atau satu mata pelajaran di
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam atau Ilmu-ilmu Sosial. Catatan:
1) Mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya ditentukan oleh SMA/MA masing-masing
sesuai dengan ketersediaan guru dan fasilitas belajar.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 12
2) SMA/MA yang tidak memiliki Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya dapat
menyediakan pilihan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris,
Antropologi, atau salah satu mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lainnya sebagai
pilihan mata pelajaran yang dapat diambil peserta didik dari Kelompok Peminatan Matematika
dan Ilmu Alam atau Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
3) Bagi peserta didik yang menggunakan pilihan untuk menguasai satu bahasa asing tertentu atau
mata pelajaran tertentu dianjurkan untuk memilih mata pelajaran yang sama sejak tahun X
sampai tahun XII.
4) Sangat dianjurkan setiap SMA/MA memiliki ketiga Kelompok Peminatan.
5) Peserta didik di SMA/MA Kelas XII dapat mengambil matakuliah pilihan di perguruan tinggi yang
akan diakui sebagai kredit dalam kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan. Pilihan ini
tersedia bagi peserta didik SMA/MA yang memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi terkait.
c. Struktur Kurikulum SMK/MAK
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada
dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat
peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK
sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B,
dan C. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang
sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi Informasi dan
Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan dan Kelautan; f) Bisnis
dan Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket keahlian, sekolah harus
mempertimbangkan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan pada saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket
Keahlian dilakukan pada semester 3 berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di
SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 13
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
1) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
2) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
3) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan
muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (Tiga Tahun)
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Per Minggu
X
XI
XII
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4.
Matematika
4
4
4
5.
Sejarah Indonesia
2
2
2
6.
Bahasa Inggris
2
2
2
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
2
2
2
8.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3
9.
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
24
24
24
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK)
24
24
24
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
48
48
48
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C (Peminatan)
Keterangan: Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri
(terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 14
Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (empat Tahun)
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Per Minggu
X
XI
XII
XIII
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
4
4
4
4
4.
Matematika
4
4
4
4
5.
Sejarah Indonesia
2
2
2
2
6.
Bahasa Inggris
2
2
2
2
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
2
2
2
2
8.
Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3
3
9.
Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
2
24
24
24
24
24
24
24
24
48
48
48
48
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
(SMK/MAK)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan
Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
B. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
1. Jenis perubahan
Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan mencakup konstruksi holistik, didukung oleh
semua materi atau mata pelajaran dan terintegrasi secara vertikal maupun horizontal. Perubahan
Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran meliputi materi yang berbasis kompetensi sehingga
memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan dan mengakomodasi konten lokal, nasional, dan
internasional. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran meliputi:
a. berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup a) sikap (Krathwohl): menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan; b) keterampilan (Dyers): mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta; serta c) pengetahuan (Bloom &
Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta;
Materi 1- Konsep Kurikulum | 15
b. penggunaan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Perubahan proses
pembelajaran di jenjang pendidikan SD adalah pembelajaran tematik terpadu, di SMP
pembelajaran tematik terpadu untuk mata pelajaran IPA dan IPS serta mata pelajaran, sedangkan
di jenjang SMA mata pelajaran; dan
c.pengutamaan discovery learning dan project based learning.
Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup: berbasis tes dan nontes (portofolio), menilai
proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, serta rapor memuat penilaian
kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.
2. Elemen perubahan
Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan
untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Elemen Perubahan
Elemen
Ceskripsi
SD
Kompetensi Lulusan
SMP
SMA
SMK
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yangmeliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan. dan pengetahuan
Kedudukan mata
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran
pelajaran (ISI)
dikembangkan dari kompetensk
Pendekatan (ISt)
Kompetensi dikembangkan melalui:
Tematik
Terpadu
Mata
dalam semua mata
Pelajar
pelajaran
Mata Pelajaran
Vokasinal
an
Gambar: Elemen Perubahan
Berdasarkan gambar di atas, elemen perubahan pada jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK dalam
kompetensi lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan
mata pelajaran (ISI) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi
mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (ISI) kompetensi yang
dikembangkan di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan
saintifik, di SMP tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mata pelajaran untuk mata pelajaran lainnya,
di SMA mata pelajaran, dan di SMK vokasional.
Selanjutnya, elemen utama perbaikan kurikulum 2013 dalam rekonstruksi kompetensi mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi sikap terdiri atas sikap spiritual (KI-1) dan sikap
sosial (KI-2). Sikap spiritual (KI-1) untuk mencapai insan yang
Materi 1- Konsep Kurikulum | 16
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap sosial (KI-2) untuk mencapai insan yang
berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Kompetensi pengetahuan (KI-3)
untuk mencapai insan yang berilmu dan kompetensi keterampilan (KI-4) untuk mencapai insan yang
cakap dan kreatif.
Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 dalam kesesuaian dan kedalaman materi mencakup: a)
mempertahankan, mengurangi, dan/ atau menambah materi; b) bahasa sebagai penghela; c) tematik
terpadu untuk SD; d) penguatan IPA dan IPS di SMP; e) penyesuaian dengan PISA, TIMMS dan
lembaga lainnya, serta dengan perkembangan di berbagai negara. Elemen utama perbaikan
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran mencakup: a) lintasan taksonomi Anderson untuk
pengetahuan, Dyers untuk keterampilan, dan Krathwohl untuk sikap; b) pendekatan saintifik; c) inquiry
dan discovery learning; d) project based learning, dan e) cooperative learning. Elemen utama
perbaikan Kurikulum 2013 dalam penilaian mencakup: tes, portofolio, pedoman observasi, dan tes
performansi.
Keseimbangan perkembangan soft skills dan hard skills pada tiap jenjang pendidikan tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
™ PengetahuanuntukMemhangun Soft SUIIs dan Hani Skills1
Gambar: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun Soft
Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah
adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan
hard skills peserta didik sejak jenjang SD, SMP, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi seperti yang
diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak
atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan
ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun
soft skills dan hard skills di jenjang Perguruan Tinggi. Di Perguruan Tinggi, ranah knowledge lebih
dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attitude.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 17
0
Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013 SP
Periuasan dan pendaiairan taksonomi dalanr, proses pencapaian kompetensi KurikuEum 2006 KurtkuEum
2013
Creatirqj
Evaluatin
g
Evaluatin
g
Analyzin
g
Actualizing Communicating
Organizii^/
Interna till ng Associating
Analyzin
g
Applying
i aiHfa
valuing
Expert-.
menting Applying
IJ
Understa
nding
P
Tt
Characterizing/
Responding
Knowing/
Accepting
Rememberin
g Kriowleo
fge
(BEootn)
Questionin
ug
Observin
g
sitfif
(Dyers)
i
i
1
-f
SMP/I
"I
SM
P
Understanding
BE
Knowing/
Remember
ing
Alt it ude
Know
~
(edge
(Kraih'.v
(Blooni)
ohi)
Gambar: Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013
Berdasarkan gambar di atas, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses
pencapaian kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
memadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan
pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson. Taksonomi sikap (attitude) dari
Krathwohl
meliputi:
accepting,
responding,
valuing,
organizing/internalizing,
dan
characterizing/actualizing. Taksonomi keterampilan (skill) dari Dyers meliputi: observing, questioning,
experimenting, associating, dan communicating. Taksonomi pengetahuan (knowledge) dari Bloom
degan revisi oleh Anderson meliputi: knowing/remembering, understanding, applying, analyzing,
evaluating, dan creating.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Karakteristik penguatan
pada proses pembelajaran mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar, mencipta, dan mengkomunikasikan dengan
tetap memperhatikan karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak
pembelajaran untuk semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu
(discovery learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran
mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi, b) menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan), c)
Materi 1- Konsep Kurikulum | 18
mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran siswa.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 19
HO-1.2
Submateri Pelatihan 1.2 SKL, KI, Dan KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013
A. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMA/MA/SMK/MAK/SMALB*/Paket C
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan
sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka
capai setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu.Pendekatan kompetensi
lulusan menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan
membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik,
bagaimana cara mengajarkan, dan kapan diajarkannya.Cakupan kompetensi lulusan satuan
pendidikan berdasarkan elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1: Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN
Elemen
S
SMA/MA/SMK/MAK/ S S SMALB Paket
C
SIKAP
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
Individu
KETERAMPILAN
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial
toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
Alam
pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
perdamaian
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta
Abstrak
membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
Konkret
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat,
mencipta
Materi 1- Konsep Kurikulum | 20
PENGETAHUAN
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi
Objek
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek
manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN
SD SMP SMA/MA/SMK/MAK/SMALB
Paket C
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan peradabannya
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban
Cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut.
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Pencapaian pribadi tersebut
dilakukan melalui proses mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret.Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 21
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap
tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1) perkembangan psikologis anak,
2) lingkup dan kedalaman materi,
3) kesinambungan, dan
4) fungsi satuan pendidikan.
Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
dinyatakan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB*/Paket C apabila memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan seperti
diuraikan dalam tabel di bawah ini.
Aspek
Sikap
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Keterampilan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui
kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 22
Berikut ini Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman SMA/MA.
KELAS: X
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai
bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam
semangat belajar.
2. Menghayati dan
mengamalkan
perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama,
toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif, dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan.
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan
komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan teman.
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerja sama, dan cinta
damai, dalam melaksanakan komunikasi.
2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif,
interaktif, kerja sama, dan imajinatif dalam menghargai budaya
dan karya sastra.
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
3.1 Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terima kasih,
meminta maaf, meminta izin, memberi instruksi dan
memperkenalkan diri serta cara meresponnya terkait topik identitas
diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya
yang sesuai konteks penggunaannya.
3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta, perasaan dan
sikap, serta meminta dan menawarkan barang dan jasa terkait topik
identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya
yang sesuai konteks penggunaannya.
3.3 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan, struktur teks, dan
unsur budaya terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan
kehidupan sekolah (Schule) yang sesuai konteks penggunaannya.
3.4 Memahami secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya yang
terdapat dalam karya sastra.
4. Mengolah, menalar, dan
menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan
diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan maaf,
meminta izin instruksi dan terkait topik identitas diri (Kennenlernen)
dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks, dan budaya secara benar dan sesuai
konteks.
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana tentang cara memberitahu
dan menanyakan fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan
menawarkan barang dan jasa terkait topik identitas diri
(Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule)
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 23
dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur
budaya secara benar dan sesuai konteks.
4.3 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan
identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule)
dengan memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur
budaya secara benar dan sesuai konteks.
4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan unsur
kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya sastra.
KELAS: XI
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.
1.1Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman
sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat belajar.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan
teman.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan teman.
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli,
kerjasama, dan cinta damai dalam melaksanakan
komunikasi fungsional.
2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif,
interaktif, kerjasama, dan imajinatif dalam menghargai
budaya dan karya sastra.
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.1 Memahami cara meminta perhatian, mengecek
pemahaman, meminta izin.
3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta,
perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan
barang dan jasa terkait topik keluarga (Familie) dan
kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur
budaya yang sesuai konteks penggunaannya.
3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan,
struktur teks, dan unsur budaya terkait topik keluarga
(Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) yang
sesuai konteks penggunaannya.
3.4 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan dan
budaya yang terdapat dalam karya sastra.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
meminta perhatian, mengecek pemahaman, meminta
Materi 1- Konsep Kurikulum | 24
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
izin, memuji, dan cara meresponnya terkait topik
keluarga (Familie) dan kehidupan sehari-hari
(Alltagsleben) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara
benar dan sesuai konteks.
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
mengungkapkan cara memberitahu dan menanyakan fakta
dan perasaan serta sikap dalam meminta dan
menawarkan barang dan jasa terkait topik keluarga
(Familie) dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan
budaya secara benar dan sesuai konteks.
4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk
mengungkapkan informasi terkait topik keluarga (Familie)
dan kehidupan sehari-hari (Alltagsleben) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan
unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan
unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya
sastra._
KELAS XII
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya
KOMPETENSI DASAR
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa
Jerman sebagai bahasa pengantar komunikasi
internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam
melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan
teman.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan teman.
2.3 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, peduli, kerjasama,
dan cinta damai, dalam melaksanakan komunikasi
fungsional
2.4 Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif,
interaktif, kerjasama, dan imajinatif dalam menghargai
budaya dan karya sastra.
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
3.1 Memahami cara mengungkapkan persetujuan/
ketidaksetujuan, harapan, dan doa serta cara
meresponnya terkait topik kegiatan pada waktu
senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan wisata
(Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan,
struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 25
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
3.2 Memahami cara memberitahu dan menanyakan fakta,
perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan
barang dan jasa terkait topik kegiatan pada waktu
senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) dan wisata
(Reise).
3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan,
struktur teks, dan unsur budaya terkait topik kegiatan pada
waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan
wisata (Reise) sesuai konteks penggunaannya.
3.4 Menilai secara sederhana unsur kebahasaan dan budaya
yang terdapat dalam karya sastra .
d. Mengolah, menalar, menyaji, dan
mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri serta
bertindak secara efektif dan kreatif,
dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk
mengungkapkan persetujuan/ketidaksetujuan, harapan,
dan doa serta cara meresponnya terkait topik kegiatan
pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/Hobby)
dan wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar
dan sesuai konteks.
4.2 Menyusun teks lisan dan tulis sederhanauntuk
mengungkapkan cara memberitahu dan menanyakan
fakta, perasaan dan sikap, serta meminta dan menawarkan
barang dan jasa terkait topik kegiatan pada waktu
senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) dan wisata
(Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan,
struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai
konteks.
4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk
mengungkapkan informasi terkait topik kegiatan pada
waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigun/ Hobby) dan
wisata (Reise) dengan memperhatikan unsur kebahasaan,
struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai
dengan konteks.
4.4 Menyusun teks lisan dan tulis sederhana sesuai dengan
unsur kebahasaan dan budaya yang terdapat dalam karya
sastra.
3. Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Bahasa Jerman untuk kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya pada SMA/MA/Paket C
Tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi Bahasa dalam Permendikbud No 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi mencakup:
Materi 1- Konsep Kurikulum | 26
Tingkat
Kompetensi
5
Tingkat
Kelas
X-XI
Kompetensi
- Memiliki kemampuan
transaksional, dan fungsional
sebagai wahana komunikasi dan
transaksional, dan
fungsional.
pengembangan potensi akademik
dalam ragam wacana fungsional
- Memiliki kemampuan
memilih dan melaksanakan
tindakan dan strategi
seperti mendeskripsikan,
menarasikan, menceritakan kembali,
memaparkan dan membuat laporan
komunikasi secara lisan
dan tulis.
sederhana terkait topik Identitas diri
(Kennenlernen), Kehidupan sekolah
(Schule), Keluarga (Familie), dan
menggunakan bahasa
dalam konteks
sosiokultural sebagai
Kehidupan sehari-hari
(Alltagsleben).
- Keterampilan mendengarkan,
wahana untuk penanaman
nilai karakter bangsa.
berbicara, membaca, dan menulis.
- Nilai-nilai sosiokultural dan karakter
- Menerapkan unsur-unsur
kebahasaan secara akurat
dan berterima.
- Memahami teks-teks sastra
Jerman.
XII
- Wacana interpersonal,
berkomunikasi
interpersonal,
- Memiliki kemampuan
6
Ruang Lingkup Materi
- Memiliki kemampuan
berkomunikasi
interpersonal,
transaksional, dan
fungsional yang efektif.
- Memiliki kemampuan
memilih dan melaksanakan
tindakan dan strategi
komunikasi secara lisan
dan tulis.
- Memiliki kemampuan
menggunakan bahasa
dalam konteks
sosiokultural sebagai
wahana untuk penanaman
nilai karakter bangsa
- Menerapkan unsur-unsur
kebahasaan secara akurat
dan berterima
- Memahami teks-teks sastra
Jerman.
bangsa.
- Bunyi, kosakata, tata bahasa,
tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah wacana.
- Teks-teks karya sastra Jerman
- Wacana interpersonal,
transaksional, dan fungsional
sebagai wahana komunikasi
danpengembangan potensi
akademik dalam ragam wacana
fungsional seperti mendeskripsikan,
menarasikan, menceritakan kembali,
memaparkan dan membuat laporan
sederhana terkait topik Kegiatan
pada waktu senggang/Hobi
(Freizeitbeschaftigung/Hobby) dan
Wisata (Reise)
- Keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis
- Nilai-nilai sosiokultural dan karakter
bangsa
- Bunyi, kosakata, tata bahasa,
tekanan kata, intonasi, ejaan, tanda
baca dan pemarkah wacana
- Teks-teks karya sastra Jerman.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 27
B. Strategi Implementasi dan Evaluasi Kurikulum 2013 1.
Strategi Implementasi
a. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan dilakukan atas prinsip:
1) sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan
pendidikan, bukan daftar mata pelajaran,
2) guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik (community of educators),
mengembangkan kurikulum secara bersama-sama,
3) pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan dipimpin langsung oleh kepala sekolah,
dan
4) pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah.
b. Manajemen Implementasi
1) Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
2) Pemerintah bertangung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum dan melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3) Pemerintah propinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4) Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional kepada
guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
c. Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1) Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan:
a) Juli 2013: Kelas I, IV terbatas pada sejumlah SD/MI (30%), seluruh kelas VII (SMP/MTs),
dan kelas X (SMA/MA, SMK/MAK). Ini adalah tahun pertama implementasi dan dilakukan di
seluruh wilayah NKRI. Untuk SD akan dipilih 30% SD dari setiap kabupaten/kota di setiap
propinsi.
b) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI. Tahun 2014 adalah tahun kedua
implementasi. Seperti tahun pertama, SD sebanyak 30% sehingga secara keseluruhan
implementasi kurikulum 2013 di jenjang SD pada tahun kedua sudah mencakup 60% SD di
seluruh wilayah NKRI. Pada tahun kedua ini hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK yang belum melaksanakan kurikulum.
c) Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
2) Pelatihan guru, kepala sekolah, dan pengawas berlangsung mulai tahun 2013 hingga 2016.
Pelatihan guru, kepala sekolah, dan pengawas adalah untuk guru, kepala sekolah, dan
pengawas yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 dan dilakukan sebelum Kurikulum 2013
diimplementasikan. Prinsip ini menjadi prinsip utama implementasi Kurikulum 2013. Guru,
kepala sekolah, dan pengawas di wilayah sekolah terkait yang akan mengimplementasikan
kurikulum adalah mereka yang sudah terlatih. Dengan demikian, ketika Kurikulum 2013 akan
diimplementasikan pada tahun pembelajaran 2015-2016, seluruh guru, kepala sekolah, dan
pengawas di seluruh Indonesia sudah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum.
3) Pengembangan buku babon dari tahun 2013 sampai dengan 2016. Sejalan dengan strategi
implementasi, penulisan dan percetakan serta distribusi buku babon akan
Materi 1- Konsep Kurikulum | 28
selesai seluruhnya pada awal tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada
prinsipnya, ketika implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku
babon sudah tersedia di setiap sekolah. Buku babon terdiri atas buku untuk peserta didik dan
buku untuk guru. Isi buku babon guru sama dengan buku babon peserta didik dengan
tambahan strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Adapun pedoman pembelajaran
dan penilaian hasil belajar secara rinci tercantum dalam buku pedoman pembelajaran dan
penilaian.
4) Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya
sekolah (budaya kerja guru), terutama untuk SMA/MA dan SMK/MAK, dimulai dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 menyaratkan penataan
administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu,
dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja
baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah. Dengan penerapan pelatihan ini,
implementasi Kurikulum tidak hanya berkenaan dengan upaya realisasi ide dan rancangan
kurikulum, tetapi juga pembenahan pada pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan.
5) Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah
implementasi dan upaya penanggulangan dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 hingga 2016.
Strategi implementasi Kurikulum 2013 menghindari pelatihan one-shot training sebagai strategi
implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pelatihan yang dilakukan untuk para
guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang
pelaksanaan, paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi. Pada akhir
tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah
tidak lagi merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Permasalahan lapangan yang muncul adalah yang dapat diselesaikan
melalui kolaborasi guru, kepala sekolah, dan pengawas di bawah supervisi dinas pendidikan
kabupaten/kota.
2. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum. Evaluasi
dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam kompetensi inti yang dijadikan
organising element dalam mengikat kompetensi dasar mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilakukan sebagai berikut.
a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan kurikulum.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan efektivitas, kelayakan,
kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.
Evaluasi terhadap pelaksanaan implementasi kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru
menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan dan dilaksanakan
pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin dan bergiliran. Hasil evaluasi
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki kelemahan kurikulum agar lebih efektif lagi di masa
yang akan datang.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 29
HO-1.3a
Materi 1.3: Pendekatan, Model-Model, dan Penilaian Pembelajaran
Dalam Kurikulum 2013 Submateri 1.3a: Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013
A. Esensi Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah
diyakini
sebagai
titian
emas
perkembangan
dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang
Deduktif Induktif
memenuhi
Umum Spesifik
kriteria
ilmiah,
para
ilmuan
lebih
mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning)
daripada
penalaran
Penalaran
deduktif
deduktif
melihat
(deductive
fenomena
reasoning).
umum
untuk
kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya,
penalaran induktif memandang fenomena atau situasi
spesifik
untuk
kemudian
menarik
simpulan
secara
keseluruhan.
Pendekatan deduktif dan induktif
Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik
Spesifik Umum
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ini merujuk
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Oleh karena itu,
metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.
B. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Dalam
proses
pembelajaran
berbasis
pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu tentang 'mengapa', ranah
keterampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
'bagaimana',
serta
ranah
pengetahuan
menggamit transformasi substansi atau materi
ajar agar peserta didik tahu tentang 'apa'. Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan
antara kemampuan untuk menjadi manusia yang
baik
(soft
skills)
serta
kecakapan
dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif mlalui penguatan sikap,
skills).
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 30
Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/eksperimen;
d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pengalaman belajar pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 1: Keter <aitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Langkah
Pembelajaran
Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang
diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku teks
- Mengamati objek/ kejadian/aktivitas
- Wawancara dengan narasumber
Mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
mengolah
informasi
-Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil
dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
-Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 31
Pengalaman belajar tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut ini.
1. Mengamati (Observasi)
Kegiatan belajar dalam mengamati bertujuan untuk menciptakan kebermaknaan
proses
pembelajaran (meaningful learning). Aktivitas yang dapat dilakukan ketika mengamati di antaranya
menyajikan media atau obyek secara nyata untuk menarik perhatian peserta didik ke topik/subtopik
yang akan dipelajari dan merasa tertantang untuk menggali informasi lebih dalam tentang
topik/subtopik itu. Kegiatan yang akan dilakukan peserta didik harus dipersiapkan dengan cermat
dan matang agar tidak mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Hal-hal berikut ini perlu diperhatikan oleh guru dalam kegitan mengamati.
a. Menentukan objek apa yang akan diamati.
b. Membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkup objek yang akan diamati.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diamati, baik primer maupun sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diamati.
e. Menentukan secara jelas bagaimana pengamatan akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar
berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti menggunakan buku
catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
g. Menyiapkan alat/instrumen pengamatan. Alat atau instrumen yang digunakan dalam dapat berupa
daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan
berkala, atau alat mekanikal (mechanical device).
2. Menanya
Pengalaman belajar selanjutnya adalah menanya. Pada Kurikulum 2013 kegiatan menanya
diharapkan muncul dari peserta didik. Menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan
yang bersifat hipotetik).
Menanya dalam proses belajar memiliki beragam fungsi, di antaranya:
1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik
pembelajaran;
2) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri;
3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari
solusinya;
4) menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan;
Materi 1- Konsep Kurikulum | 32
5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan
memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;
6)
mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan;
7) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok;
8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan
yang tiba-tiba muncul; dan
9) melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
Apabila peserta didik mengalami kesulitan untuk mengajukan pertanyaan, guru harus memancing
mereka untuk bertanya, misalnya dengan mengajukan pertanyaan terlebih dahulu. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru harus memenuhi kriteria: singkat dan jelas, menginspirasi
jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi
kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan
kognitif, dan merangsang proses interaksi.
Pertanyaan yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik
dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan sehingga menggambarkan tingkatan
kognitif yang akan disentuh, dari yang rendah ke yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang
menggambarkan tingkatan kognitif dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan
Subtingkatan
Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif yang
Pengetahuan
■ Apa ... (Was...?)
lebih rendah
(knowledge)
■ Siapa ... (Wer...?)
■ Kapan ... (Wann ...?)
■ Di mana ... (Wo ...?)
■ Sebutkan ... (Bitte schreibt die Verbformen in die
Tabelle?)
■ Jodohkan atau pasangkan ... (Ordnet zu.)
■ Persamaan kata ... (Was ist das auf
Englisch/Indonesisch ?)
■ Golongkan ... (ITragt die Informationen in die Tabelle
ein)
■ Dll.
Pemahaman
(comprehensio
■ Bedakanlah ... (Was ist der Unterschied...)
■ Sempurnakanlah ... (Was fehlt?)
n)
■ Bandingkan ... (Was ist gleich oderfast gleich?)
■ Ubahlah...( Variiert den Satz/Dialog)
Materi 1- Konsep Kurikulum | 33
■ Berikanlah interpretasi... (Was bedeutet der Titel?)
■ Simpulkan ... (Erzahlt den Text in 5 /... Satze)
Penerapan
■ Gunakanlah ... (Bildet nach dem Beispiel...)
(application)
■ Klasifikasikanlah ... (Klassifiziere...!)
■ Buatlah ... (Bildet nach dem Beispiel...)
■ Demonstrasikanlah ... (Spielt den Dialog!)
■ Carilah hubungan ...
■ Tulislah contoh ...
■ Siapkanlah ...
■ Tunjukkanlah ...
Kognitif yang
Analisis
■ Analisislah ... (Was seht ihr auf dem Bild?)
lebih tinggi
(analysis)
■ Mengapa ... (Warum ...?)
■ Identifikasikan ... (Identifiziert...)
■ Kemukakan bukti-bukti...
■ Tunjukkanlah sebabnya ...
■ Berilah alasan-alasan ...
Sintesis
■ Bentuk ... (Bildet die Satze im Perfekt!)
(synthesis)
■ Susunlah ... (Macht einen Satz./Wortsalat)
■ Tulislah ... (Schreibt einen Brief/eine Email/eine
Postkarte/eine Zusammenfassung/...)
■ Ramalkanlah ...
■ Ciptakanlah ...
■ Rancanglah ...
■ Bagaimana kita dapat memecahkan ...
■ Apa yang terjadi seandainya ...
■ Bagaimana kita dapat memperbaiki...
■ Kembangkan ...
Evaluasi
■ Berilah pendapat... (Wie findest du ...?)
(evaluation)
■ Setujukah anda ...(Seid ihr damit einverstanden oder
dagegen?)
■ Alternatif mana yang lebih baik ...(Welche ist besser?
A, B, oder C?)
■ Berilah alasan... (Was ist der Grund?/ Was sind die
Grunde)
■ Bandingkan ... (Vergleicht!)
■ Bedakanlah ...
■ Kritiklah ...
■ Nilailah ...
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen (mencoba)
Aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan pada pengalaman belajar ini antara lain:
a. melakukan eksperimen,
b. membaca sumber lain selain buku teks,
c. mengamati objek/ kejadian/aktivitas, dan
d. wawancara dengan narasumber.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 34
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus
memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta
mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya sehari-hari.
Untuk kelancaran pelaksanaan percobaan, guru (1) hendaknya merumuskan tujuan eksperimen
yang akan dilaksanakan, (2) bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan, (3)
harus memperhitungkan tempat dan waktu, (4) menyiapkan kertas kerja sebagai petunjuk
pelaksanaan percobaan, (5) mendiskusikan topik/subtopik yang akan dijadikan eksperimen, (6)
membimbing peserta didik selama melakukan percobaan, dan (8) mengumpulkan hasil kerja murid
dan mengevaluasinya, (9) membahas hasil kerja peserta didik dan memberikan umpan balik yang
membangun.
Aktivitas mencoba dalam pembelajaran bahasa Jerman, misalnya: (1) menentukan tema atau topik
sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai; (2) mempelajari makna kata-kata baru
berkaitan dengan tema/subtema; (3) mengamati struktur yang dipelajari berkaitan dengan
tema/subtema; (4) melakukan percobaan (menggunakan kata-kata, struktur, dan informasi-informasi
yang dipelajari dalam dialog); (5) mencatat ujaran-ujaran/struktur yang baru dipelajari,
menganalisisnya, dan menyajikan data (informasi utama, struktur, makna kata); (6) menarik
simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
4. Mengasosiasi/mengolah informasi (Associating)
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah "menalar"
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah
proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah juga tetap memiliki
manfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating, bukan terjemahan dari
reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas
menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukkannya menjadi penggalan memori.
Pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya nalar peserta didik dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini.
a. Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah
memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri
maupun dengan cara simulasi.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 35
c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki.
f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
atau pelaziman.
g. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
h. Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
5. Mengkomunikasikan
Pembelajaran kolaboratif merupakan salah satu bentuk pengalaman belajar mengkomunikasikan.
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan
memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja rupa
untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif fungsi guru lebih bersifat direktif atau sebagai manajer belajar,
peserta didiklah yang harus lebih aktif. Dalam situasi kolaboratif, peserta didik berinteraksi dengan
empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan
teknik ini akan tumbuh rasa aman dalam diri peserta didik, sehingga mereka siap menghadapi aneka
perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama.
Hasil penelitian Vygotsky membuktikan bahwa jika peserta didik diberi tugas, mereka akan bekerja
sebaik-baiknya ketika berkolaborasi dengan temannya. Vigotsky merupakan salah satu pengagas
teori konstruktivisme sosial. Pakar ini sangat terkenal dengan teori "Zone of Proximal Development"
atau ZPD. Istilah "Proximal" yang digunakan di sini bisa bermakna "next". Menurut Vygotsky, setiap
manusia (dalam konteks ini disebut peserta didik) mempunyai potensi tertentu. Potensi tersebut
dapat teraktualisasi dengan cara menerapkan ketuntasan belajar (mastery learning). Akan tetapi, di
antara potensi dan aktualisasi peserta didik itu terdapat terdapat wilayah abu-abu. Guru
berkewajiban menjadikan wilayah "abu-abu" yang ada pada peserta didik itu dapat teraktualisasi
dengan cara belajar kelompok.
Seperti terlihat dalam gambar, Vygostsky mengemukakan tiga wilayah dalam ZPD yang disebut dengan
"cannot yet do", "can do with help", dan "can do alone". ZPD merupakan wilayah "can do with help"
yang sifatnya tidak permanen. Proses pembelajaran mampu menarik peserta didik dari zona tersebut
dengan cara kolaborasi atau pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif memiliki beberapa
karakteristik utama, di antaranya:
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 36
a. guru dan peserta didik saling berbagi informasi. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik
memiliki ruang gerak untuk menilai dan menimba ilmu pengetahuan, pengalaman personal,
bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan
kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai
pembimbing dan manajer belajar daripada memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.
Contoh: Ketika guru mengajarkan topik "Essen und Trinken", peserta didik yang mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan subtema ini diberi kesempatan untuk berbagi ide dan
pengalaman, dan mengarahkan komunikasi antarpeserta didik ke subtema;
b. guru berbagi tugas dan kewenangan. Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi
tugas dan kewenangan dengan peserta didik untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinkan
peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati
sesama, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis, serta
memupuk dan menggalakkan mereka untuk mengambil peran secara terbuka dan bermakna;
c. guru sebagai mediator. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan
pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan dan
bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar; dan
d. kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang
tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas
kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi
informasi, serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya.
Dengan cara seperti ini akan muncul "keseragaman" di dalam heterogenitas peserta didik.
Teknik-teknik dalam pembelajaran kolaboratif
Banyak teknik yang dapat dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di
antaranya dijelaskan berikut ini.
a. JP = Jigsaw Procedure. Teknik ini dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu
kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan agar masing-masing
anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan. Tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian berdasar pada rata-rata skor tes kelompok.
b. STAD = Student Team Achievement Divisions. Pada teknik ini peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil. Anggota setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya
adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian
pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik
lainnya. Penilaian berdasar pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta
didik.
c. CI = Complex Instruction. Penekanan pada teknik ini adalah dalam pelaksanaan suatu proyek
yang berorientasi pada penemuan, khususnya dalam bidang sains, matematika, dan ilmu
pengetahuan sosial. Fokusnya adalah menumbuhkembangkan ketertarikan
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 37
semua peserta didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Teknik ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara
peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
d. TAI = Team Accelerated Instruction. Teknik ini merupakan kombinasi antara pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai
anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah
diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Akan tetapi,
jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia
harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan
tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok.
e. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan teknik pembelajaran ini setiap kelompok
terdiri atas dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan
yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila
jawaban tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam
selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling
berpasangan itu berganti peran.
f. LT = Learning Together. Pada teknik ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik
yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas.
Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok.
g. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada teknik ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri,
para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan
tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh
kelompok peserta didik.
h. GI = Group Investigation. Pada teknik ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan
suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok
menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian berdasar pada proses
dan hasil kerja kelompok.
i. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada teknik ini setiap anggota kelompok dituntut
kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan
hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota
kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan
psikis, dan keselarasan. Penilaian berdasar pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.
j. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Teknik pembelajaran ini menekankan
pada pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Peserta didik
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 38
saling menilai kemampuan membaca, menulis, dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun
lisan di dalam kelompoknya.
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran kolaboratif karena internet merupakan
salah satu jejaring pembelajaran dengan akses dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah.
Saat ini internet telah menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik
atau siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia. Penggunaan internet makin mendesak karena
perkembangan pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik
yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang mampu
memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
Daftar Pustaka
Allen, L. (1973). An examination of the ability of third grade children from the Science Curriculum
Improvement Study to identify experimental variables and to recognize change. Science Education,
57, 123-151.
Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M. (1985). The development and validation of the test of basic process skills.
Paper presented at the annual meeting of the National Association for Research in Science Teaching,
French Lick, IN.
Quinn, M., & George, K. D. (1975). Teaching hypothesis formation. Science Education, 59, 289296. Science
Education, 62, 215-221.
Thiel, R., & George, D. K. (1976). Some factors affecting the use of the science process skill of prediction by
elementary school children. Journal of Research in Science Teaching, 13, 155166.
Tomera, A. (1974). Transfer and retention of transfer of the science processes of observation and comparison
in junior high school students. Science Education, 58, 195-203.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 39
HO-1.3b
Submateri 1.3b: Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning/PjBL)
A. Konsep/Definisi
PjBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek atau masalah sebagai sarana
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Penekanan PjBL terletak pada aktifitas peserta didik untuk menerapkan keterampilan meneliti,
menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Strategi pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya sesuai
dengan tipe belajarnya. Hal itu berdasar pada fakta bahwa masing-masing peserta didik memiliki cara
belajar yang berbeda karena adanya perbedaan tipe pembelajar. PjBL merupakan strategi pembelajaran
yang sesuai untuk kurikulum dengan pendekatan yang berorientasi pada keaktifan pembelajar (student
centered), mempertimbangkan perbedaan individu dalam kelas, dan mengedepankan pembelajaran
kooperatif.
Berdasarkan konsep di atas, PjBL memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
2. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
3. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan,
4. peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi
untuk memecahkan permasalahan,
5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
6. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
7. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
8. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
B. Langkah-Langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram di bawah
ini yang diadaptasi dari Keser & Karagoca (2010).
Diagram 1: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
Materi 1- Konsep Kurikulum | 40
Berikut ini penjelasan langkah-langkah dalam diagram di atas.
1. Penentuan tema/topik/judul proyek.
Guru memandu peserta didik untuk memilih tema/topik/judul proyek berdasarkan
tugas proyek yang diberikan guru. Topik proyek/masalah yang dipilih harus sesuai
dengan kurikulum dan dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Panduan
dari guru masih sangat diperlukan karena pembelajar bahasa Jerman di
SMA/MA/SMK/MAK di Indonesia termasuk pembelajar pemula dengan catatan
bahwa peserta didik tetap diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang
akan dikerjakan, baik secara kelompok maupun mandiri, asalkan tidak menyimpang
dari tugas yang diberikan guru.
2. Mendesain Rancangan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa "memiliki" proyek yang akan
dikerjakan. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung proyek, serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule).
Peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk
menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa
peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu
cara.
4. Pelaksanaan proyek.
Peserta didik melaksanakan rancangan yang sudah dibuat. Guru berperan sebagai
mentor/moderator dan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan,
serta bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik selama menyelesaikan
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Untuk mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang dilakukan.
5. Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek.
Peserta didik bersama kelompoknya menyusun laporan pelaksanaan proyek yang
sekaligus menjadi bahan yang dapat dipresentasikan/dipublikasikan di depan publik.
6. Evaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience).
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik
mengembangkan
diskusi
dalam
rangka
memperbaiki
kinerja
selama
proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk
menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 41
C. Peran Guru dan Peserta Didik
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) merencanakan dan mendesain
pembelajaran, b) menyusun strategi pembelajaran, c) mencari keunikan siswa, d) menilai
siswa secara objektif dengan menggunakan berbagai macam teknik dan instrumen penilaian,
dan e) membuat portofolio pekerjaan siswa.
Adapun peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) melakukan riset sederhana, c) mempelajari ide dan
konsep baru, d) belajar mengatur waktu dengan baik, e) melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, f) mengaplikasikan pengalaman belajar lewat tindakan, dan g) melakukan
interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll).
D. Sistem Penilaian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu dan meliputi penilaian ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Penilaian proyek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
mengidentifikasi, dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran
tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1. kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi, mengelola waktu penyelesaian proyek, serta penulisan laporan;
2. relevansi: kesesuaian dengan mata pelajaran, mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran; serta
3. keaslian: produk yang dibuat peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap pelaksanaan
proyek.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil proyek juga dapat disajikan dalam bentuk poster, foto, atau bahan tayang.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 42
HO-1.3c
Submateri 1.3c: Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning/PBL)
A. Konsep/Definisi
Problem-Based Learning Process
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik mendapat
pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri,
serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang
sistemik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
a
memecahkan masalah-masalah kontekstual. Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
model
pembelajaran yang menantang peserta didik untuk "belajar bagaimana belajar" dan bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dalam dunia nyata. Masalah yang diberikan ini
digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Dalam
model PBL ini permasalahan yang diajukan oleh guru atau diusulkan oleh peserta didik berfungsi sebagai
kajian, penjajakan pemahaman, contoh, bagian yang tidak terpisahkan dari proses, atau sebagai stimulus
aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik, dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut
ini.
Guru sebagai Pelatih
o Asking about thinking (bertanya
tentang pemikiran).
o Memonitor pembelajaran. o Probing
(menantang peserta didik
untuk berpikir).
o Menjaga agar peserta didik terlibat. o
Mengatur dinamika kelompok. o Menjaga
berlangsungnya proses.
Peserta Didik sebagai
Problem Solver
o Peserta yang aktif. o
Terlibat langsung
dalam
pembelajaran. o
Membangun
pembelajaran.
Masalah sebagai
Awal Tantangan dan
Motivasi
o Menarik untuk
dipecahkan. o
Menyediakan
kebutuhan yang ada
hubungannya dengan
pelajaran yang
dipelajari.
B. Tujuan dan hasil dari model PBL
Penerapan model PBL dalam pembelajaran bertujuan untuk:
1. mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
2. mengembangkan keterampilan memecahkan masalah secara efektif, efisien, menarik, terintegrasi,
fleksibel, dan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Materi 1- Konsep Kurikulum | 43
3. menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis
yang dijumpai di luar sekolah,
4. menjadikan belajar sebagai kebiasaan, serta
5. mampu bekerja sama dalam mencari solusi. Selain itu, pembelajaran berbasis masalah penting untuk
menjembatani ketimpangan antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih
praktis yang dijumpai di luar sekolah.
Aktivitas-aktivitas di luar sekolah yang dapat dikembangkan melalui pendekatan ini untuk mencapai
tujuan di atas di antaranya:
1. kerja sama dalam menyelesaikan tugas,
2. pengamatan dan dialog,
3. pelibatan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya
tentang fenomena itu.
4. belajar mandiri (self directed learning): Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus
dipelajari dan dari mana informasi harus diperoleh di bawah bimbingan guru.
Diharapkan, melalui penerapan model PBL ini akan dihasilkan peserta didik yang memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi, keterampilan bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain, serta memiliki
kemandirian untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
C. Acuan Dasar
Acuan yang menjadi dasar penerapan PBL dalam pembelajaran menurut Kurikulum 2013 sebagai
berikut.
1. Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan suatu strategi sasaran di
mana proyek sebagai pusat.
2. Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan
panutannya.
3. Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktifitas ini mengintegrasikan tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional.
4. Active-learning: menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk
menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran
yang mandiri.
5. Umpan balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik
yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6. Keterampilan umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan
saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan
masalah, kerja kelompok, dan self-management.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 44
7. Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik
untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang
sesuai.
8. Constructive Investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para
peserta didik.
9. Autonomy: proyek menjadikan aktifitas peserta didik sangat penting.
D. Langkah-langkah Operasional Implementasi PBL dalam Proses Pembelajaran
Pembelajaran suatu materi pelajaran dengan menggunakan PBL sebagai basis model dilaksanakan
dengan cara mengikuti lima langkah PBL dengan bobot atau kedalaman setiap langkahnya disesuaikan
dengan mata pelajaran yang bersangkutan.
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Guru sebagai fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang
diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk
dalam atmosfer pembelajaran dan memahami arah dan tujuan pembelajaran. Selain itu, hal ini
diperlukan untuk memastikan peserta didik memperoleh kunci utama materi pembelajaran sehingga
tidak ada kemungkinan materi yang terlewatkan oleh peserta didik seperti yang dapat terjadi jika
peserta didik mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan dalam
bentuk garis besar saja, sehingga peserta didik dapat mengembangkannya secara mandiri secara
mendalam.
2. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Pada langkah ini guru menyampaikan skenario atau permasalahan yang akan dibahas peserta didik
dalam kelompoknya dan berbagai kegiatan yang akan mereka lakukan selama pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada tahap adalah:
a. pertama: brainstorming dilakukan dengan cara semua anggota kelompok mengungkapkan
pendapat, ide, dan tanggapan tentang masalah dalam tema yang disampaikan untuk menggali
berbagai macam alternatif pendapat;
b. kedua: melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus;
c. ketiga: menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk
mencari referensi penyelesaian dari permasalahan yang dibahas;
d. keempat: guru memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil peserta didik. Jika tujuan yang diinginkan
oleh guru belum disinggung oleh peserta didik, guru mengusulkannya dengan memberikan alasan;
e. kelima: pada akhir langkah peserta didik diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja
yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang
diperlukan untuk menjembataninya.
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat
memperjelas masalah yang sedang diinvestigasi, seperti buku, halaman web, atau
Materi 1- Konsep Kurikulum | 45
pakar dalam bidang yang relevan. Tujuan utama tahap ini adalah agar peserta didik mengetahui cara
mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang
sedang didiskusikan serta mengetahui cara mengumpulkan informasi yang relevan dan dapat
dipahami untuk kemudian dipresentasikan di kelas.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)
Setelah mendapatkan informasi dari berbagai sumber untuk keperluan pendalaman materi secara
mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik, dengan dibantu oleh guru, berdiskusi dalam
kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok.
Langkah selanjutnya adalah presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi
masukan dari pleno, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir.
5. Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek, yaitu pengetahuan (knowledge), kecakapan
(skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester
(UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan
alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Adapun penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan
partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.
Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 46
HO-1.3d
Submateri 1.3c: Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
A. Konsep/Definisi
Sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran, discovery learning mempunyai prinsip yang sama
dengan inquiry dan problem solving. Perbedaannya terletak pada permasalahan yang dihadapkan ke
peserta didik. Pada inkuiri, masalahnya bukan rekayasa sehingga peserta didik harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui
proses penelitian. Problem solving lebih menekankan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Adapun
pada pembelajaran discovery, masalah yang diberikan ke peserta didik adalah masalah yang direkayasa
oleh guru. Materi atau bahan yang akan dipelajari tidak disampaikan dalam bentuk final, tetapi masih
setengah jadi. Pada Discovery Learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk
final. Peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri, kemudian mengorganisir atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan
mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Mereka dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti:
menghimpun
informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan, serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Bruner mengatakan bahwa proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Karakteristik paling jelas dalam discovery learning ialah sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan)
mengajar, bimbingan guru hendaklah berkurang. Hal ini tidak berarti guru menghentikan bimbingannya
setelah problema disajikan, tetapi bimbingan yang diberikan dikurangi sehingga peserta didik memiliki
tanggung jawab lebih besar untuk belajar sendiri. Guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara aktif dan mengarahkan kegiatan
belajar peserta didik agar sesuai dengan tujuan (Sardiman, 2005:145).
Tujuan penerapan pembelajaran model discovery adalah untuk mengubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif, teacher oriented menjadi student oriented, dan modus ekspository (peserta didik
hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru) menjadi modus discovery (peserta didik
menemukan informasi sendiri). Bruner menekankan pentingnya partisipasi aktif setiap peserta didik dan
pengenalan perbedaan kemampuan di antara mereka. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam
Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin, atau ahli matematika. Dan melalui
kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat
bagi dirinya.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 47
B. Langkah-Langkah Operasional Implementasi Discovery Learning dalam Pembelajaran
Langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
c. Memilih materi peserta didikan.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya
untuk dipeserta didiki peserta didik.
f. Mengatur topik-topik peserta didikan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan pendekatan discovery learning di kelas,
ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan selama kegiatan belajar-mengajar, yaitu:
a. stimulasi/pemberian rangsangan (stimulation). Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik
dalam mengeksplorasi bahan. Guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Bruner menyarankan stimulasi dengan teknik bertanya, yaitu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang menyiapkan peserta didik pada kondisi internal yang mendorong
eksplorasi. Oleh karena itu, guru harus menguasai teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada
peserta didik agar tujuan mengaktifkan peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai,
b. pernyataan/identifikasi masalah (problem statement). Setelah dilakukan stimulasi, langkah
selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan topik. Kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah). Permasalahan
yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau hipotesis, yakni
pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang mereka
hadapi merupakan teknik yang berguna untuk membangun kebiasaan menemukan suatu masalah,
c. pengumpulan data (data collection). Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data yang
dilakukan ketika eksplorasi berlangsung. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar-tidaknya
hipotesis. Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar-tidaknya
hipotesis. Peserta didik dituntut untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan
sebagainya,
Materi 1- Konsep Kurikulum | 48
d. pengolahan data (data processing). Data yang telah terkumpul kemudian diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi—bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu—serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Pengolahan data disebut juga pengkodean
(coding)/kategorisasi. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk membentuk konsep
dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut peserta didik akan mendapatkan pengetahuan baru
tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis,
e. pembuktian (verification). Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar-tidaknya hipotesis yang dinyatakan dengan temuan alternatif,
dihubungkan dengan hasil pengolahan data. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian
dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak, dan
f. menarik kesimpulan/generalisasi (generalization). Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil
verifikasi dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan
peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta
pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
C. Sistem Penilaian
Dalam pendekatan discovery learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes.
Penilaian mencakup penilaian kognitif, proses, sikap, dan penilaian hasil kerja peserta didik. Tes tertulis
dapat digunakan untuk menilai ranah kognitif. Untuk menilai proses, sikap, dan hasil kerja peserta didik,
guru dapat menggunakan contoh-contoh format penilaian seperti pada uraian materi tentang penilaian.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 49
HO-1.3e
Submateri 1.3e: Penilaian Pembelajaran Pada Kurikulum 2013
A. Konsep/Definisi
Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian
autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik serta proses dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input -proses - output) tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak struksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan
tuntutan Kurikulum 2013 karena asesmen ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mengeksplorasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan. Penilaian autentik cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual dan memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan
yang lebih autentik. Oleh karena itu, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam
pembalajaran di SMA/SMK/MA/MAK.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas
kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya
dalam bentuk tugas-tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek,
makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari penilaian autentik
adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian
Pendidikan.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan Pada Standar Nasional Pendidikan merupakan salah satu
standar yang bertujuan untuk menjamin (a) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan penilaian
peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial
budaya; dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 50
B. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana.
3. menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
4. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
5. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diakses oleh semua pihak.
6. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
7. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian
pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
C. Karakteristik Penilaian Pada Kurikulum 2013
1. Belajar tuntas: untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta
didik tidak diperkenankan mempelajari materi/submateri untuk kompetensi berikutnya apabila belum
tuntas/belum menguasai kompetensi sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas
adalah peserta didik dapat belajar apapun hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik
yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada
umumnya.
2. Otentik: memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus
mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah, menggunakan berbagai cara dan kriteria
holistik (kompetensi utuh merefleksikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan). Penilaian otentik tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang
dapat dilakukan oleh peserta didik.
3. Berkesinambungan: tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai
perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus
menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas).
4. Berdasarkan acuan kriteria: kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya,
tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal yang ditetapkan
oleh satuan pendidikan masing-masing.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 51
5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi: teknik penilaian yang dipilih dapat berupa penilaian
tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
D. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup: kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta
didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/ kompetensi program, dan proses.
Adapun teknik dan instrumen yang digunakan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan adalah sebagai berikut.
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap di antaranya observasi, penilaian diri, penilaian "teman sejawat"
(peer evaluation), dan jurnal.
a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.
d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,
dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu
atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan dinilai melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas
atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 52
b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.
Instrumen yang akan digunakan dalam penilaian harus memenuhi persyaratan:
a. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan;
dan
c. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan
peserta didik.
E. Jenis-Jenis Penilaian Dalam Kurikulum 2013
Penilaian peserta didik yang dilakukan pada kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.
2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk
membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas
proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik
secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.
5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta
didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD
pada periode tersebut.
7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Materi 1- Konsep Kurikulum | 53
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi
tersebut.
10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu
yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
11. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi
yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.autentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 karena asesmen ini
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
F. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
Penilaian pembelajaran pada Kurikulum 2013 mengikuti mekanisme dan prosedur yang diatur
dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian dan No. 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurilulum 2013.
1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik,
satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian projek, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan dijabarkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
a. menyusun kisi-kisi ujian;
b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c. melaksanakan ujian;
d. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
e. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar.
6. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya.
Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
7. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi
pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
Penjelasan penerapan konsep penilaian proses dan hasil belajar dapat Anda pelajari selengkapnya pada
lampiran IV Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran IV tentang
Pedoman Umum Pembelajaran.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 54
Daftar Pustaka
Ibrahim, M. (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya:
UNESA University Press Anggota IKAPI
Coutinho, M. & Malouf, D. (1993). Performance assessment and children with disabilities: Issues and
possibilities. Teaching Exceptional Children, 25 (4), 63-67.
Cumming, J. J., & Maxwell, G. S. (1999). Contextualizing Authentic Assessment. Assessment in Education, 6
(2), 177-194.
Dantes, Nyoman. (2008). Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan Produk Dalam
Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi (Makalah disampaikan pada In House Training (IHT) SMA
N1 Kuta Utara). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Gatlin, L., & Jacob, S. (2002). Standards-based digital portfolios: A component of authentic assessment for
preservice teachers. Action in Teacher Education, 23(4), 28-34.
Grisham-Brown, J., Hallam, R., & Brookshire, R. (2006). Using authentic assessment to evidence children's
progress toward early learning standards. Early Childhood Education Journal, 34(1), 45-51.
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E. (2004). Assessment in special and inclusive education (9th ed.). New York:
Houghton Mifflin.
Wiggins, G. (1993). Assessment: Authenticity, context and validity. Phi Delta Kappan, 75(3), 200214.
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian pendidikan.
Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Materi 1 - Konsep Kurikulum | 55
MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS
BUKU GURU dan BUKU SISWA
■
MATERI PELATIHAN 2: ANALISIS BUKU GURU dan BUKU SISWA
Buku Siswa dan Buku Guru merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam
pembelajaran. Buku Siswa dan Buku Guru telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud No. 71
Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran (Buku Siswa) dan Buku Panduan Guru (Buku Guru).
Buku Siswa merupakan buku sumber belajar bagi peserta didik yang memuat judul bab dan informasi
kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Kemudian, pada setiap bab dilengkapi dengan
peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa -baik ekperimen maupun noneksperimen/ diskusi—, latihan
soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang meliputi persiapan,
pelaksanaan dan penilaian, serta pedoman penggunaan Buku Siswa. Buku Guru terdiri dari dua bagian, yaitu
petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan pembelajaran pada setiap bab sesuai
dengan Buku Siswa.
Pada materi pelatihan ini Anda akan melakukan analisis terhadap Buku Guru dan Buku Siswa berdasarkan
aspek kesesuaian dengan KI dan KD, kecukupan dan kedalaman materi, serta kesesuaian dengan
pendekatan pembelajaran dan penilaian.
Kompetensi yang dicapai
1. Memahami isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran, strategi pembelajaran dan
penilaian pada Buku Siswa dan Buku Guru.
2. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
3. Mendeskripsikan kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan pendekatan saintifik, standar proses,
dan standar penilaian.
4. Mendeskripsikan Buku Guru dan Buku Siswa dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
5. Memahami strategi penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru pada perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran.
Indikator
1. Menjelaskan isi materi, struktur, dan sistematika keilmuan materi pelajaran dan penilaian yang terdapat
dalam Buku Siswa.
2. Menjelaskan isi materi, struktur, strategi pembelajaran, dan penilaiannya yang terdapat dalam Buku Guru.
3. Mengidentifikasi kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
4. Menjelaskan alasan hasil identifikasi kesesuaian Buku Siswa dan Buku Guru dengan tuntutan SKL, KI, dan
KD.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 56
5. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dengan pendekatan saintifik, standar proses, dan standar
penilaian.
6. Menganalisis kesesuaian isi Buku Guru dengan pendekatan saintifik, standar proses, dan standar
penilaian.
7. Menjelaskan kecukupan dan kedalaman materi pada Buku Siswa dan Buku Guru.
8. Menjelaskan kesesuaian isi Buku Siswa dan Buku Guru.
9. Memberikan rekomendasi penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru berdasarkan hasil analisis. Langkah
Kegiatan
Mendiskusikan
Dalam
hasil analisis Buku
kelompok
mengkaji isi materi
Menganalisis
struktur, dan pola
isi Buku Siswa
pikir keilmuan
(LK-2.1)
dalam Buku Siswa
Buku
dan Buku Guru.
dan
Siswa dan Buku
>=
>
Guru berdasarkan
kesesuaiannya
dengan pendekatan
Guru
saintifik dan standar
(LK-2.2).
proses.
0
Mendiskusikan
Mendiskusikan
hasil analisis untuk
Presentasi hasil
analisis Buku Siswa
dan Buku Guru
hasil analisis Buku
membuat
<
=
>
rekomendasi
tentang
penggunaan Buku
Siswa dan Buku
Guru.
Siswa dan Buku
<
=
>
Guru dalam
kesesuaiannya
dengan standar
penilaian.
Analisis Buku Siswa menggunakan LK - 2.1: Analisis Buku Siswa
Analisis Buku Guru menggunakan LK - 2.2: Analisis Buku Guru
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 57
Lembar Kegiatan
Bacalah informasi berikut, selanjutnya silakan melakukan analisis buku sesuai dengan petunjuk pada lembar
kegiatan Analisis Buku Siswa dan Buku. Guru
Buku Siswa dan Buku Guru
dan Buku Guru merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013 dalam pembelajaran.
Buku Siswa dan Buku Guru disiapkan Pemerintah sesuai dengan Permendikbud nomor 71 Tahun
2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Siswa dan Buku Guru.
A. Buku Siswa
Buku Siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal berikut,
yaitu: judul bab dan infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab. Pada
setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa -baik ekperimen
maupun noneksperimen/diskusi—, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.
Penggunaan Buku Siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan mengkaji
bagian pengantar bab atau subbab, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
tersedia, mendiskusikan hasil kegiatan, dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep
yang ada di buku. Uraian materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman
konsep dan diakhiri dengan soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
B. Buku Guru
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian, serta pedoman penggunaan Buku Siswa. Buku Guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan Buku Siswa.
Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi pembelajaran,
tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan metode,
penjelasan tentang media dan sumber belajar, serta prinsip-prinsip penilaian pada pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada Buku Siswa.
Pada umumnya bagian ini berisi: peta konsep untuk materi pada bab ini, cakupan materi untuk
tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan materi, alokasi waktu dan rincian materi setiap tatap
muka. Selanjutnya pada bagian ini terdapat uraian pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai
dari tujuan pembelajaran, alternatif kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media
pembelajaran. Bagian penilaian berisi informasi tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan informasi pembahasan soal pada Buku Siswa. Pada
Buku Guru juga terdapat informasi tentang cara berkomunikasi dengan orang tua/wali.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 58
LK 2.1
ANALISIS BUKU SISWA
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU SISWA
A. Kompetensi:
1. Memahami isi Buku Siswa sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran.
2. Memahami strategi menggunakan Buku Siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran.
B. Tujuan: Melalui kegiatan analisis buku siswa peserta dapat:
1. Mendeskripsikan isi Buku Siswa yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran.
2. Mendeskripsikan isi Buku Siswa yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar.
3. Menganalisis kesesuaian isi Buku Siswa dengan SKL, KI, dan KD, serta menentukan tindak lanjut
berdasarkan hasil analisis.
C. Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok.
2. Pelajari format Analisis Buku Siswa.
3. Siapkan SKL, KI, dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran.
4. Cermatilah Buku Siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti kegiatan
siswa dan evaluasi.
5. Lakukanlah analisis terhadap Buku Siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada
format dengan cara:
a. mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis,
b. memberikan tanda cek (V) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik,
c. menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut,
d. berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis,
e. jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna Buku Siswa untuk proses pembelajaran, dan
f. jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 59
FORMAT ANALISIS BUKU SISWA
JudulBuku Kelas Jenjang Topik
Komponen Buku
Deskripsi pada
buku
Kualifikasi
Kurang
Cukup
Alasan
Tindak lanjut
Baik
A. Sistematika
Judul sesuai dengan KD
yang harus dicapai
Urutan subtopik/
materi sesuai dengan
KD dan sistematika
keilmuan
Komponen penilaian
sesuai dengan tuntutan
penilaian autentik
B. Uraian Materi
Pendahuluan bab
memotivasi siswa untuk
belajar
Cakupan materi setiap
sub topik/ subbab
memenuhi kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada buku
memfasilitasi
pembelajaran dengan
Pendekatan Saintifik
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian Keterampilan
Tugas
Deskripsi rekomendasi hasil Analisis Buku Siswa:
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 60
R- 2.1
RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU SISWA
Rubrik penilaian Analisis Buku Siswa digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan
terhadap Buku Siswa sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis:
1. Cermati format penilaian Analisis Buku Siswa serta hasil analisis peserta yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan
rentang nilai sebagai berikut.
PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
Amat Baik ( AB)
90 < AB < 100
Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
Baik (B)
80 < B < 90
dilaksanakan
Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C)
70 < C < 80
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang(K)
< 70
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga
menghasilkan nilai hasil Analisis Buku Siswa.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 61
LK- 2.2
ANALISIS BUKU GURU
PETUNJUK PENGISIAN FORMAT ANALISIS BUKU GURU
A. Kompetensi:
1. Memahami isi Buku Guru sebagai panduan bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Merencanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis buku untuk persiapan pembelajaran.
B. Tujuan: melalui kegiatan analisis Buku Guru peserta dapat:
1. mendeskripsikan isi Buku Guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran,
2. mendeskripsikan isi Buku Guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar, dan
3. mendeskripsikan kesesuaian isi Buku Guru dengan SKL, KI, dan KD, serta menentukan tindak lanjut
berdasarkan hasil analisis.
C. Panduan kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok.
2. Pelajari format Analisis Buku Guru.
3. Siapkan SKL, KI, dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran.
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya.
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada
format dengan cara:
a. mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru,
b. memberikan tanda cek (V) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik, dan
c. menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut.
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis:
a. jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus
dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut, dan
b. jika sesuai dengan kebutuhan, buku dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
7. Setelah melakukan analisis Buku Siswa dan Buku Guru, diskusikan keterkaitan kedua buku tersebut.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 62
FORMAT ANALISIS BUKU GURU
Judul Buku : ................................................................................
Kelas : ...............................................................................
Jenjang :................................................................................
Topik :...............................................................................
Kegiatan Guru
Kualifikasi
Isi buku yang
relevan
Kurang
Cukup
Alasan
Baik
dengan
kegiatan guru
Menentukan KI dan KD
yang berkaitan
2.
Menentukan alokasi
3.
waktu
Merumuskan indikator
4.
Merumuskan tujuan
pembelajaran
5.
Menentukan cakupan
materi pembelajaran
6.
Menentukan pendekatan
7.
Menentukan model
8.
Menentukan strategi
9.
Menentukan metode
10. Menentukan media,
sumber dan alat
11. Mendeskripsikan
langkah pembelajaran
sesuai dengan
pendekatan, model, dan
metode.
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.
Menilai Pengetahuan
- Contoh instrumen
- Pembahasan
2.
Menilai Sikap
- Contoh instrumen
- Rubrik
3.
k
lanjut
A. Perencanaan Pembelajaran
1.
Tinda
Menilai Keterampilan Contoh instrumen
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 63
- Rubrik
4.
Portofolio
5.
Penilaian Diri
6.
Penilaian Antarteman
7.
Informasi Pengayaan
Belajar
8.
Informasi hubungan
guru dan Orang tua
Deskripsi rekomendasi hasil analisis Buku Guru
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 64
R - 2.2
RUBRIK PENILAIAN ANALISIS BUKU GURU
Rubrik penilaian Analisis Buku Guru digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta pelatihan
terhadap Buku Guru sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis:
1. Cermati format penilaian Analisis Buku Guru sertahasil analisis peserta yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada setiap komponen sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil analisis menggunakan
rentang nilai sebagai berikut.
PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
Amat Baik ( AB)
90 < AB < 100
Hasil analisis tepat, tindak lanjut logis dan bisa
dilaksanakan
Baik (B)
80 < B < 90
Hasil analisis tepat, tindak lanjut kurang logis
Cukup (C)
70 < C < 80
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut logis
Kurang(K)
< 70
Hasil analisis kurang tepat, tindak lanjut tidak logis
3. Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh komponen sehingga
menghasilkan nilai hasil Analisis Buku Guru.
Materi 2-Analisis Buku Guru dan SIswa | 65
MATERI PELATIHAN 3: PERANCANGAN
PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA JERMAN
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM
RAPOR
MATERI PELATIHAN 3: PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
Salah satu elemen perubahan dalam Kurikulum 2013 adalah proses pembelajaran, yang meliputi:
1. berorientasi pada karakteristik kompetensi: a) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan, b) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyajikan, dan mencipta, dan c) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta;
2. menggunakan pendekatan saintifik dan karakteristik kompetensi sesuai jenjang; serta
3. mengutamakan discovery learning dan project based learning.
Elemen selanjutnya yang berubah adalah penilaian hasil belajar yang mencakup seluruh aspek kompetensi,
bersifat formatif, dan hasilnya segera diikuti dengan tindak lanjut yang sesuai. Penilaian dilakukan berbasis
tes dan nontes (portofolio). Cara menilai proses dan output adalah dengan menggunakan penilaian autentik.
Penilaian dalam rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang
sikap dan keterampilan.
Pada materi pelatihan ini Anda akan mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan perancangan
penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangkan
instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013, dan mengolah nilai
untuk rapor.
A. Kompetensi
1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
2. Memahami model-model pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan
Discovery Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
B. Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran Bahasa Jerman.
2. Membuat contoh penerapan model-model pembelajaran pada pembelajaran Bahasa Jerman dan
penilaiannya.
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian.
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada pembelajaran Bahasa
Jerman.
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 67
C. Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja Kelompok
menelaah HO
contoh
penerapan model
Presentasi hasil
Kerja kelompok
menyusun
>=
>
contoh model
pembelajaran
pembelajaran
Penyimpul
kerja kelompok
>=
>
dan dikomentari
oleh kelompok
lain
an hasil
>
=
>
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok
Kerja Kelompok
perancan
gan
penilaian
sikap,
pengetahuan,
&
>=
>
menyusun
contoh instrumen
Presentasi
>=
>
penilaian yg baik
hasil kerja
kelompok dan
Penyimpul
>=
>
an hasil
diskusi
dikomentari
kelompok
oleh kelompok
dan
lain
rangkuman
keterampilan
hasil
3. Pelaporan Hasil Penilaian
Diskusi
kelompok
Presentasi hasil
Kerja Kelompok
menyusun
pengolahan
contoh laporan
hasil penilaian
hasil penilaian
>=
>
kerja kelompok
dan dikomentari
Penyimpulan
>=
>
hasil diskusi
kelompok
oleh kelompok
dan
lain
rangkuman
hasil
Kegiatan diskusi menggunakan LK-3.1: Perancangan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 68
LK- 3.1a
LEMBAR KERJA
KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN
SAINTIFIK
A. Kompetensi : Mampu merancang kegiatan pembelajaran yang menerapkan
pendekatan saintifik.
B. Tujuan Kegiatan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu merancang kegiatan contoh
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Jerman.
C. Langkah Kegiatan :
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran bahasa Jerman.
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia.
3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda.
4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda, jika ada masukan dari kelompok lain.
Kompetensi Dasar :
Topik /Tema
Sub Topik/Tema
Tujuan Pembelajaran
Alokasi Waktu :
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 69
LK - 3.1b
LEMBAR KERJA PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA
PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN
A. Kompetensi : Mampu merancang penerapan model-model pembelajaran
B. Tujuan Kegiatan : Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning,
Discovery
Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran Bahasa Jerman.
C. Langkah Kegiatan :
1. Mencermati lembar kerja perancangan model pembelajaran.
2. Memilih salah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai dengan salah
satu model.
3. Mengisi Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang dipilih.
4. Mempresentasikan hasil rancangan model pembelajaran yang telah dipilih.
5. Memperbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan.
Catatan: Pada lembar kerja ini disediakan dua format model pembelajaran (Problem Based Learning dan
Discovery Learning). Jika Anda merancang model lainnya, silakan sesuaikan sintak model yang Anda pilih.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 70
FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Model Discovery Learning
Kompetensi Dasar : 3..........................
4..........................
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu : 1x TM
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulation (simulasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen (pertanyaan/
identifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulan
data)
4. Data processing (pengolahan
Data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar : 3..
4..
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
1x TM
FASE-FASE
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 71
R-3.1a-b
RUBRIK
PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL
PEMBELAJARAN
Rubrik perancangan penerapan saintifik dan perancangan model pembelajaran digunakan fasilitator untuk
menilai hasil rancangan peserta dalam merancang contoh penerapan pendekatan saintifik dan contoh
rancangan model pembelajaran bahasa Jerman.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b.
2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan.
Penilaian LK- 3.1a
PERINGKAT
Amat Baik
NILAI
90 < AB < 100
(AB)
KRITERIA
1. Identitas: topik, sub topik, KD, dan tujuan pembelajaran dan
alokasi waktu lengkap dan benar.
2. Kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan,
dan mengkomunikasikan
sesuai
dengan
topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu.
3. Kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan lengkap, sistematis dan
logis atau benar.
Baik (B)
80 < B < 90
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai.
Cukup(C)
70 < C < 80
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai.
Kurang(K)
< 70
Ketiga aspek kurang sesuai.
Penilaian LK- 3.1b
PERINGKAT
Amat Baik
NILAI
90 < AB < 100
(AB)
KRITERIA
1. Identitas: topik, sub topik, KD, dan tujuan pembelajaran dan
alokasi waktu lengkap dan benar.
2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan
topik/sub topik, KD, tujuan, dan alokasi waktu.
3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap, sistematis,
dan logis (sesuai dengan sintak atau tahapan pembelajaran).
Baik (B)
80 < B < 90
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai.
Cukup(C)
70 < C < 80
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai.
Kurang(K)
< 70
Ketiga aspek kurang sesuai.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 72
HO-3.1a
MATERI PELATIHAN 3.1a:
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
JERMAN
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah pada proses pembelajaran yang bernafaskan
konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui
aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu,
keterampilan
diperoleh
melalui
aktivitas
mengamati,
menanya,
menalar,
menyaji,
dan
mencipta
(Permendikbud No. 65 tahun 2013).
Berikut ini contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Bahasa Jerman dengan pengalamanpengalaman belajar seperti yang dituntut oleh Kurikulum 2013.
A. Mengamati (Pengamatan)
Dalam kegiatan mengamati peserta didik diajak untuk melihat, menyimak, mendengar, dan membaca
hal-hal yang penting dari benda atau objek yang disajikan melalui media audio, visual, audio-visual, atau
realia. Perhatian, konsentrasi, dan rasa ingin tahu peserta didik coba dipusatkan pada hal-hal yang
berkaitan dengan tema, sehingga mereka siap untuk melangkah ke tahap-tahap pembelajaran berikutnya.
Selain itu, pengetahuan awal atau skemata peserta didik tentang tema yang akan dibahas juga digali
pada tahap ini.
Kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam kegiatan belajar ini di antaranya adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, konsentrasi, dan strategi untuk mencari informasi. Contoh: pada pertemuan awal
peserta didik diminta mengamati lingkungan sekitarnya dan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan
Jerman. Salah satu teknik yang dapat digunakan pada tahap ini adalah teknik Assoziogramm. Pada
proses mengamati ini, siswa diarahkan agar menyebutkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Jerman
hingga muncul salah satu tokoh terkenal dari sana, misalnya Miroslav Klose. Kemudian guru
menampilkan gambar tokoh tersebut dan siswa diminta untuk melengkapi data diri tokoh.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 73
Name:
http://i1.top.de/474/152474,h
402,pd 1,w 4
02/miroslav-
Wohnort:
B. Menanya
Pada tahap ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang gambar, benda,
atau objek yang sudah diamati. Contoh: Setelah memperhatikan tayangan gambar di atas, seorang
peserta didik bertanya, "Frau Indah, tinggal di mana bahasa Jermannya apa?", kemudian peserta didik
lainnya ada yang bertanya "Frau Indah, ganteng bahasa Jermannya apa?". Di sini tampak jelas
pentingnya pengalaman belajar mengamati karena menjadi pengantar bagi peserta didik untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan tema.
Pada pengalaman belajar ini, peserta didik dilatih untuk mengajukan pertanyaan secara bertahap, mulai
dari mengulangi pertanyaan guru, pertanyaan dengan bantuan guru, sampai ke tingkat mereka mampu
mengajukan pertanyaan sendiri. Pengalaman belajar 'menanya' sangat diperlukan oleh peserta didik agar
mampu berpikir dan bertindak secara cerdas untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Contoh:
Lehrerin : Ich heifie Indah. Wie heifit du?
Schuler 1 : Roni.
Lehrer : Sekarang coba tanya nama temanmu. Wie... ?
Schuler 1 : Wie heifit du?
Schulerin 1 : Lena.
Lehrerin : Sehr gut. Ayo, teruskan.
Schulerin 1 : Wie heifit du?
Setelah beberapa peserta didik mencoba bertanya menggunakan ujaran tersebut, peserta didik
selanjutnya dapat melanjutkan tanpa bantuan dari guru. Apabila semua peserta didik sudah dapat
menggunakan ujaran itu, guru melanjutkan pelajaran ke ujaran-ujaran berikutnya yang berkaitan dengan
tema "Identitas Diri", seperti ujaran untuk menanyakan tempat tinggal, asal, usia, dan hobi.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 74
C. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Pengalaman belajar ini bertujuan untuk menggali dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
tentang tema yang sedang dibahas. Kegiatan yang dapat dilakukan, misalnya membaca lebih banyak
buku,
mengamati
fenomena/objek/kejadian
dengan
lebih
teliti,
melakukan
eksperimen,
atau
mewawancarai narasumber. Informasi yang dikumpulkan selanjutnya menjadi dasar pengalaman belajar
memroses informasi untuk menemukan keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan itu, dan mengambil kesimpulan dari pola yang ditemukan itu.
Kompetensi yang dikembangkan melalui pengalaman belajar ini diantaranya sikap jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, berkomunikasi secara santun, mengumpulkan informasi melalui caracara yang ilmiah, mengembangkan kebiasaan belajar, dan belajar sepanjang hayat.
Dalam pembelajaran bahasa Jerman, aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik pada tahap ini,
misalnya: mengamati atau menyimak gambar atau media lain (video) yang mendukung pemahaman
tentang tema, membuka kamus atau bertanya kepada teman untuk mencari makna kata-kata baru,
mewawancarai teman/guru/warga sekolah tentang tema yang sedang dibahas, atau berlatih berdialog
menggunakan ujaran-ujaran yang telah dipelajari. Contoh: sambil menyimak tayangan video yang
menayangkan perkenalan antara dua orang, peserta didik mencatat kata-kata baru, ujaran-ujaran, dan
informasi-informasi yang berkaitan dengan tema (nama, alamat, asal, usia, dan hobi). Untuk menarik
perhatian peserta didik, guru dapat membagikan kartu-kartu kecil (Kartchen) kepada setiap peserta didik
untuk menulis hal-hal yng berkaitan tema yang ada dalam kaset/video.
D. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Pengalaman belajar selanjutnya adalah mengasosiasi atau mengolah informasi yang telah dikumpulkan.
Peserta didik mencoba menghubung-hubungkan informasi yang ada untuk mencapai pemahaman yang
komprehensif mengenai tema/subtema yang dibahas. Pengolahan informasi dapat bersifat menambah
keluasan dan kedalaman, mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat memiliki yang
berbeda atau bertentangan.
Contoh pengolalahan informasi dalam pembelajaran bahasa Jerman: tema Identitas Diri, subtema
Memperkenalkan Orang Lain. Peserta didik secara berkelompok mengumpulkan informasi mengenai
orang lain melalui wawancara langsung. Kemudian mereka mendiskusikan hasil wawancara di dalam
kelompok. Setiap anggota kelompok berkontribusi untuk melengkapi informasi yang akan dipresentasikan
di depan kelas atau melalui media lain (misalkan: poster). Apabila mereka menemui kesulitan dalam
membuat bahan presentasi (misalnya tidak tahu bahasa Jermannya untuk suatu kata), mereka dapat
mencari tahu bahasa Jermannya dalam kamus atau menanyakannya kepada guru bahasa Jerman.
Kemampuan peserta didik yang dikembangkan adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
menerapkan prosedur, serta kemampuan berpikir induktif dan deduktif untuk mencari kesimpulan.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 75
E. Mengkomunikasikan
Pengalaman belajar mengkomunikasikan dalam pembelajaran bahasa Jerman dapat berupa komunikasi
lisan atau tertulis, seperti laporan, poster, paparan/tayangan dan mempresesentasikannya di depan kelas.
Peserta didik dituntut untuk memublikasikan temuan/kajiannya dalam beragam media, misalnya melalui
presentasi dalam forum diskusi, dipajang di majalah dinding kelas/sekolah, dimuat dalam majalah sekolah
atau media massa, baik cetak maupun online. Contoh mengkomunikasikan tugas: memilih salah satu
informasi dari dalam tabel dan mempresentasikannya di depan kelas. Cara lain untuk mempresentasikan
tugas ini adalah melalui Ratenspiel: Wer ist das? (mundlich) atau Steckbrief (schriftlich).
Kemampuan peserta didik yang dikembangkan dalam pengalaman belajar ini adalah sikap jujur, teliti,
toleransi, menghargai pendapat orang lain, berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, serta kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 76
HO-3.1b
MATERI PELATIHAN 3.1b:
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN
A. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning/PjBL)
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran dalam PjBL yang sudah dijelaskan pada materi
pelatihan 1.3b, berikut ini contoh aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan peserta didik pada
setiap langkah.
7. Menentukan masalah
Guru memandu peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dicari solusinya melalui
projek yang akan dikerjakan. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan tema-tema dalam KI dan
KD serta berasal dari kehidupan sehari-hari yang dekat dengan peserta didik. Panduan dari guru
ini masih sangat diperlukan karena pembelajar bahasa Jerman di SMA/MA di Indonesia termasuk
pembelajar pemula dengan catatan bahwa peserta didik tetap diberi kesempatan untuk
memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya, baik secara kelompok maupun mandiri,
asalkan tidak menyimpang dari tugas yang diberikan guru. Contoh: tema kehidupan sekolah
(Schulleben), projek perbedaan sekolah di Indonesia dan Jerman.
8. Mendesain Rancangan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perancangan projek dilakukan bersama antara guru dan peserta didik. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan
esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian projek. Contoh: projek akan
dilaksanakan selama 2 minggu, peserta didik bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang,
produk projek dapat berbentuk bahan tayang/laporan singkat/ majalah dinding/lainnya.
9. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan projek. Aktivitas
pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan projek, (2) membuat
deadline penyelesaian projek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4)
membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan projek,
dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
10.Pelaksanaan projek
Melaksanakan rancangan yang sudah dibuat. Guru berperan sebagai mentor/moderator dan
sebagai salah sumber belajar, serta bertanggung jawab memonitor aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan projek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap
langkah. Untuk mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
11.Penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 77
Peserta didik bersama kelompoknya menyusun produk projek yang dapat dipresentasikan/
dipublikasikan di depan publik.
12.Evaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
Catatan: Contoh RPP dengan model pembelajaran berbasis projek (PjBL) dapat dilihat pada
materi 4 tentang Penyusunan RPP.
B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu mengamati
tayangan/gambar/foto/teks yang disajikan. Kemudian mereka mencatat masalah-masalah yang muncul.
Selanjutnya guru berusaha untuk merangsang peserta didik agar berpikir kritis dalam memecahkan
masalah yang ada dan mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan pendapat yang berbeda.
Guru kemudian memberi peserta didik tugas yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan, antara
lain di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Penugasan yang diberikan ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar secara mandiri di luar kelas/sekolah. Peserta didik diharapkan dapat
memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan
aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan kompetensi inti,
kemampuan dasar, dan materi pembelajaran.
1. Tahap-Tahap Model Pembelajaran PBL Bahasa Jerman Kelas X Semester dua (Tema Kehidupan
Sekolah/Schulleben)
KD 1 : Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Jerman sebagai bahasa
pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam: semangat belajar KD 2.4 :
Menunjukkan perilaku santun, antusias, kreatif, ekspresif, interaktif, kerja sama,
dan imajinatif dalam menghargai budaya dan karya sastra.
KD 3.1 : Memahami cara menyapa, berpamitan, mengucapkan terimakasih, meminta maaf,
meminta izin, memberi instruksi dan memperkenalkan diri serta cara meresponnya
terkait topik identitas diri (Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya yang sesuai konteks
penggunaannya.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 78
KD 4.1 : Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon perkenalan diri, sapaan, pamitan,
ucapan terimakasih, permintaan maaf, meminta izin instruksi dan terkait topik identitas diri
(Kennenlernen) dan kehidupan sekolah (Schule) dengan memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan budaya secara unsur benar dan sesuai konteks.
a. Tahap 1: Konsep Dasar (Basic Concept)/Orientasi peserta didik kepada masalah
KEGIATAN GURU
KEGIATAN PESERTA DIDIK
Kegiatan oendahuluan:
a. Mengucapkan salam dan menyapa:
- Guten Morgen! Wie geht es euch ?
a. Merespon salam dan sapaan dari
guru:
• Guten Morgen! Sehr gut.
- Wer kommt heute nicht?
Danke./Gut, danke./Es geht,
danke. Und Ihnen?
• Santi ist krank.
b. Mereview materi/kegiatan pembelajaran yang lalu:
b. Secara berpasangan peserta didik
Warm habt ihr letzte Woche in Deutsch gelernt?
mereview materi sebelumnya dengan
Erzahlt eure Partnerin/euren Partner!
cara menceritakan pelajaran bahasa
(Apabila siswa tidak paham, guru dapat
Jerman minggu lalu.
menggunakan bahasa Indonesia untuk
memudahkan peserta didik memahami instruksi).
c. Membimbing peserta didik dan mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari hari
c. Peserta didik merespon pertanyaan
guru
• Am Donnerstag.
ini.
Wann habt ihr Englisch ?
• Von 07.00 Uhr bis 08.30. Uhr.
Wie lange habt ihr Englisch ?
• Am Mittwoch.
Wann habt ihr Deutsch?
• Zwei Stunden, von 10.15 Uhr bis
Wie lange habt ihr Deutsch?
11.45. Uhr.
Wer unterrichtet/gibt Deutsch ?
• Frau Anni.
Pada sesi ini guru dapat memanfaatkan media
Jika ada peserta didik dalam bahasa
pembelajaran yang ada di kelas, misalnya
Indonesia, guru membimbing untuk
Stundenplan.
mengucapkan dalam bahasa Jerman.
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
d. Siswa diarahkan untuk menyimpulkan
tema yang akan dipelajarinya.
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan
atau tugas.
Nun, woruber sprechen wir?
Stundenplan/Facher/iadwal/
Kita akan belajar apa ya kira-kira?
pelajaran
Wir diskutieren und lernen uber Stundenplan.
Kegiatan Inti
Selanjutnya guru melakukan beberapa alternatif
berikut.
a. Menanyangkan Stundenplan von Andrea (dari
a. mengamati tayangan
sumber lain) melalui tayangan OHP.
b. Menanyangkan Stundenplan von Klasse X (dari Buku
b. menjawab: Jadwal, Bu/
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 79
KEGIATAN GURU
Siswa) yang digunakan dan bertanya: Was seht ihr?
KEGIATAN PESERTA DIDIK
Stundenplan/Stundenplan von
Andrea.
c. Memandu peserta didik mengajukan pertanyaan
yang dimaksud.
c. Bertanya: „Welche Facher hat
Andrea/Klasse X am Montag?"
Welche Facher hat Andrea /Klasse X am M on tag?
(Pelajaran apa saja yang ada di jadwal
Andrea/Klasse X?)
d. Memandu peserta didik melakukan tanya-jawab
d. Melakukan aktifitas seperti yang
sesuai topik:
diperintahkan oleh guru.
• Jetzt, steht bitte vor der Klasse auf. Vergesst nicht
• Berdiri berhadap-hadapan di
den Text! Steht bitte gegenseitig in zwei Reihen!
depan kelas sambil membawa
(Sekarang kalian maju ke depan kelas dan berdiri
buku/teks.
berhadap-hadapan. Jangan lupa bawa teksnya).
• Bertanya-jawab:
• Gut, alle haben Partnerin/Partner. Stellt bitte
Fragen anhand des Textes! Und wie ist es in
Indonesien? (Bagus. Masing-masing sudah punya
A: Welche Facher hat Andrea am
Montag/Dienstag/Freitag?
B: Wissenschaft, Sport, Religion,
pasangan. Bertanya-jawablah berdasarkan teks
usw.
yang kalian miliki. Kemudian bandingkan dengan
Welche Facher hat unsere
Stundeplan di Indonesia).
Klasse am Mittwoch ?
(Selama kegiatan berlangsung, guru berkeliling
A: Sport, Geschichte, Deutsch, usw.
memonitor kegiatan dan membantu apabila ada
kesulitan, misalnya kata dalam bahasa Jerman, atau
susunan kalimat tanya)
e. Memandu peserta didik mengidentifikasi
e. Menyimak instruksi.
permasalahan (perbedaan mata pelajaran antara
sekolah di Jerman dan di Indonesia).
• Menayangkan teks lagu berjudul Laurentia
(Willkommen, hlmn. 92) dan memutarkan
• Mengamati teks dan
mendengarkan musiknya.
• Ikut bernyanyi
lagunya.
• Mengajak peserta didik ikut bernyanyi.
• Membagi peserta didik ke dalam kelompok-
• Menyimak lagu dan membentuk
kelompok yang terdiri atas tiga orang (Jika
kelompok tiga orang jika
peserta didik mendengar kata drei, mereka harus
mendengar kata drei.
mencari 2 orang teman untuk membentuk
kelompok)
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
• Menjawab pertanyaan:
bertujuan untuk menggali daya kritis peserta
sekolah/jadwal pelajaran di Jeman;
didik tentang permasalahan yang berkaitan
belum pernah membaca; mata
dengan topik (Unsur budaya apa yang ada dalam
pelajaran yang ada di Indonesia
lagu tersebut? Apakah kalian sudah pernah
tetapi tidak ada di Jerman adalah
membaca jadwal pelajaran di sekolah-sekolah di
PKN, sedangkan yang ada di
Jerman? Pelajaran apa saja yang tidak ada di
Jerman tetapi tidak ada di
Jerman tetapi ada di Indonesia dan juga
Indonesia adalah bahasa Latin;
sebaliknya? Berapa lama mereka belajar di
mereka belajar di sekolah 8
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 80
KEGIATAN GURU
KEGIATAN PESERTA DIDIK
sekolah setiap harinya?
jam/hari.
f. Mengarahkan siswa ke topik yang akan dipelajari dan
memberikan bimbingan untuk menentukan masalah,
f. Bersama-sama dengan guru
menentukan masalah, yakni
misalnya dengan bertanya „Bagaimanakah sistem
topik „Sistem Pendidikan di
pendidikan di Jerman?", "Apa saja persamaan dan
Jerman".
perbedaan system pendidikan di Jerman dan Indonesia?"
b. Tahap 2: Pendefinisian Masalah (Defining t/)eProb/em)/Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar
KEGIATAN GURU
a. Setelah masalah ditentukan, memotivasi siswa
KEGIATAN PESERTA DIDIK
a. Menjawab pertanyaan guru:
• dari internet/baca buku/dari
dengan mengajukan pertanyaan:
• "Menurut kalian, dari ma na kita dapat
memperoleh informasi terkait masalah
televisi/ dari radio/dari
teman/dari koresponden/dari
tersebut?
• "Kalau informasi tersebut diperoleh dari orang,
facebook
bagaimana kita mendapatkannya?"
• "Bagaimana kalau kelompok sekarang ini
merupakan kelompok kerja untuk menjawab
masalah tersebut?
b. Membagi tugas yang ada di dalam amplop ke setiap
• bertanya/wawancara/
interview"
• „Ya, Bu/Pak."
b. Setiap kelompok mengambil satu
kelompok dan memastikan semua anggota
kelompok aktif terlibat. Di dalam karton berisi kartu
kecil bertuliskan:
karton dan berdiskusi untuk
menentukan ketua, sekretaris serta
uraian tugas masing-masing
1. Internet
2. Bucher/Magazine
anggota kelompok.
3. Interview
4. Email/Facebook/andere Quelle
(Lehrer/Dozent, usw)
„Hier habe ich Kartchen"Nehmt bitte einsl
c. Menjelaskan sarana yang akan digunakan, misalnya
c. Menyimak keterangan guru
koneksi internet, komputer, buku, HP, kertas manila,
spidol, dll.
d. Menentukan batas waktu kerja kelompok dan
jadwal presentasi hasil.
d. Menyimak keterangan guru
e. Menjelaskan teknis pelaksanaan kerja kelompok dan
teknis presentasi.
e. Mencatat keterangan guru
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 81
c. Tahap 3: Pembelajaran Mandiri (Self Learning)/Membantu penyelidikan mandiri dan
kelompok
KEGIATAN GURU
KEGIATAN PESERTA DIDIK
a. Guru memberikan referensi yang akan dibutuhkan
a. Mengumpulkan informasi dari sumber-
peserta didik untuk memecahkan masalah.
• Internet:
httD://www.goethe.de/lrn/Dri/wnd/idl/sua/svs/d
eindex.htm
• Buku: Buku Siswa bahasa Jerman Kelas X
• Wawancara dengan narasumber/ native speaker di
pusat kebudayaan/ universitas/lembaga-lembaga lain
yang berkaitan dengan dunia pendidikan di Jerman
sumberyang sudah ditentukan (Internet,
Bucher/Magazine, Interview, Email/
Facebook) dan mendiskusikannya dalam
kelompok.
b. Guru membimbing siswa dalam pengolahan informasi
b. Mengolah informasi sambil memperhatikan
(jika diperlukan) dan memastikan semua anggota
dan berdiskusi tentang informasi yang
kelompok terlibat aktif.
didapatnya
d. Tahap 4: Pertukaran Pengetahuan (Exchange /rnoiv/ec/ge)/Mengembangkan dan
menyajikan produk (hasil karya) dan memamerkannya
KEGIATAN GURU
a.
KEGIATAN PESERTA DIDIK
Menjelaskan teknik dan pelaksanaan
presentasi: waktu, poin-poin yang harus
dilaporkan,
ujaran
yang
digunakan,
tanggapan dari kelompok lain, notulen, dan
Iain-Iain.
b. Menjelaskan instrumen penilaian sikap untuk
menilai kelompok yang sedang presentasi.
c. Memfasilitasi peserta didik untuk presentasi
(menyajikan
hasil
karya
dan
memamerkannya). Bentuk presentasi dapat
berupa: presentasi di depan kelas secara
lisan: dapat memanfaatkan ICT (power point)
atau memajang hasil karya pada kertas
manila dan dihias sesuai kreativitas peserta
didik
d. Melakukan penilaian keterampilan
a. Menyimak penjelasan guru dan mencatat hal-hal
penting.
b. Menyimak penjelasan guru tentang instrumen
penilaian sikap
c. Menyiapkan presentasi
d. Mengkomunikasikan hasil karya kelompok dengan
cara presentasi melalui tayangan (powerpoint),
memajang di dinding kelas, atau mengunggah
hasil karya di media sosial. Kelompok yang tidak
presentasi menilai sikap kelompok yang sedang
presentasi berdasarkan borang penilaian sikap
yang disediakan.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 82
e. Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah/Penilaian (Assessment)
KEGIATAN KEGIATAN
GURU
PESERTA DIDIK
a. Menanyakan manfaat dari kegiatan yang telah
dilakukan.
b. Menanyakan pendapat mereka tentang
kegiatan yang sudah dilakukan.
c. Memberikan umpan balik atau memberikan
penguatan.
d. Merangkum pendapat peserta didik.
e. Memberikan evaluasi/penilaian kognitif
a. Menyebutkan manfaat kegiatan yang telah
dilakukan.
b. Mengemukakan pendapat tentang kegiatan
yang sudah dilakukan (belajar dengan
menerapkan langkah-langkah dalam PBL).
c. Menyimak umpan balik/penguatan oleh guru
d. Menyimak rangkuman yang disampaikan oleh
guru.
e. Mengerjakan soal.
2. Contoh Penilaian PBL dalam Mata Pelajaran Bahasa Jerman a.
Penilaian kognitif
Erganze den Text! Ulla telefoniert mit Jan
Ulla: Frau Stelzig ist nicht da. ...(0) unterrichtet dann morgen
(0) Wer
Franzosisch?
Jan: Ich glaube, .(1) Ohler.
a. was
Ulla: Prima. Ich finde Herrn Ohler sehr sympathisch.
b. wie findest du
Jan: .(3) magst du lieber?
c. mag lieber
Ulla: Ach, ich mag alle zwei.
d—wer
Jan: .(4) lernst du gerade?
e. wen
Ulla: Mathe.
f. Herr
Jan: Sag mal, .(5) Mathe?
Ulla: Oh, Mathe macht SpaR.
Jan: Ich ... (6) Physik. Mathe finde ich langweilig.
Keterangan:
- Tiap nomor memiliki bobot nilai 2.
- Nilai maksimal: 10.
b. Penilaian sikap
Sikap yang akan dinilai dalam contoh di sini adalah santun dan kerja sama. Penilaian dilakukan
oleh guru.
Aspek: 1. Santun
No.
1.
2.
3.
4.
Indikator Santun
Penilaian Santun
Baik budi bahasanya (sopan
ucapannya)
Menggunakan ungkapan yang tepat
Menunjukkan ekspresi wajah yang
cerah
Berperilaku sopan
Kriteria
Skor 1: jika terpenuhi satu indikator
Kurang (K)
Skor 2: jika terpenuhi dua indikator
Skor 3: jika terpenuhi tiga indikator
Cukup (C)
Baik (B)
Skor 4: jika terpenuhi semua indikator
Sangat
Baik (SB)
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 83
No.
Aspek: 2. Kerja Sama
Indikator Kerjasama
Penilaian Kerjasama
Kriteria
1.
Terlibat aktif dalam bekerja
kelompok
Skor 1: jika 1 atau tidak ada
indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik
Kurang(K)
2.
Kesediaan melakukan tugas sesuai
kesepakatan
Skor 2: jika 2 indikator kosisten
ditunjukkan peserta didik
3.
Bersedia membantu teman dalam
satu kelompok yang mengalami
kesulitan
Skor 3: jika 3 indikator konsisten
ditunjukkan peserta didik
Baik (B)
4.
Rela berkorban untuk teman lain
Skor 4: jika 4 indikator konsisten
ditunjukkan peserta didik
Sangat
Baik (SB)
Cukup (C)
Selanjutnya guru membuat rekapitulasi hasil penilaian sikap peserta didik dalam format seperti
contoh berikut. Guru membubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
Nama
Santun
1
2
3
Kerjasama
4
1
2
3
Jmlh
4
Skor
Sikap
1
Andi
dst
v
v
7
Rata
Rata
3,50
Ko
de
Nila
i
SB
Keterangan:
1. Skor maksimal = Jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria = 2 x 4 = 8
2. Skor sikap = Jumlah skor : jumlah sikap yang dinilai = 7 : 2 = 3,50.
Skor sikap ditulis dengan bilangan dua desimal.
Rentang skor sikap: 1.00 - 4.00
3. Kode nilai/Predikat:
3,25 - 4.00 = SB (Sangat Baik)
2,50-3,24 = B (Baik)
1,75-2,49 = C (Cukup)
1,00-1,74 = K (Kurang)
c. Penilaian Keterampilan
Berikut contoh tes praktik presentasi/keterampilan berbicara.
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman
Kelas/Semester : X/2
KI : 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 84
KD 4.1: Menyusun teks lisan dan tulis sederhana untuk merespon
perkenalan diri, sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, permintaan
maaf,
meminta
(Kennenlernen)
izin
dan
instruksi
dan
kehidupan
terkait
sekolah
topik
identitas
(Schule)
diri
dengan
memperhatikan unsur kebahasaan, struktur teks, dan budaya secara
unsur benar dan sesuai konteks.
Indikator: Menjelaskan perbedaan sistem pendidikan di Jerman
dan di Indonesia khususnya SMA secara benar.
Tugas : Erzahlt bitte, wie das Schulsystem in Deutschland ist. Was
ist anders?
Lembar pengamatan
No
Nama
Kriteria
Erfullung der
Aufgabenstellung (A)
(0)
(2.5)
(5)
Total Skor
Formale Richtigkeit,
Aussprache (B)
(0)
(2.5)
(5)
(A) + (B)
1.
2.
3.
4.
5.
Dst.
Kriteria:
1) Erfullung der Aufgabenstellung (Penyelesaian tugas):
o 5 : Poin-poin tugas yang diberikan, dikerjakan tuntas dan hasilnya
sangat bagus/bagus
o 2,5 : Poin-poin tugas yang diberikan, dikerjakan tuntas, tetapi terdapat
kesalahan-kesalahan kecil dalam pemilihan kosakata.
o 0 : Poin-poin tugas yang diberikan tidak dikerjakan tuntas, terdapat
kesalahan-kesalahan dalam pemilihan kosakata dan struktur.
2) Formale Richtigkeit und Aussprache
- 5 : tidak terdapat/hanya sedikit kesalahan struktur dan pelafalan sangat bagus/
bagus
- 2,5 : banyak kesalahan struktur dan pelafalan, tetapi isi presentasi masih dapat
dimengerti.
- 0 : banyak kesalahan struktur dan pelafalan, sehingga isi presentasi tidak dapat
dipahami.
Pedoman penilaian keterampilan:
Skor maksimal = kriteria 1 + kriteria 2 = 10
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 85
C. Model Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
1. Persiapan
a. Menentukan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran.
Kompetensi Dasar
3.3 Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur
budaya terkait topik wisata (Reise) sesuai konteks penggunaannya.
Indikator
3.3.1 Mengidentifikasi unsur bahasa
3.3.2 Mengumpulkan unsur bahasa
3.3.3 Mengklasifikasi unsur bahasa
3.3.4 Menganalisis unsur bahasa Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat mengidentifikasi bentuk Partizip II dengan benar.
• Siswa dapat menyebutkan schwache Verben dalam bentuk Partizip II dengan benar.
• Siswa dapat menyebutkan starke Verben dalam bentuk Partizip II dengan benar.
• Siswa dapat menentukan penggunaan kata kerja bantu sein atau haben dengan benar.
• Siswa dapat menentukan perubahan dari kata kerja dalam bentuk Infinitv ke Partizip II
dengan benar.
b. Memilih materi pelajaran.
Tema : Wisata
Materi pokok: Struktur: Perfekt von sein und haben;
c. Menentukan topik yang akan dipelajari siswa.
Partizip II (schwache und stroke Verben); Perfekt mit haben und sein;
d. Mengembangkan bahan belajar berupa contoh, ilustrasi, tugas, dan sebagainya.
Bahan ajar berupa teks (Aus dem Urlaubstagebuch von Anja Mertens) yang memuat unsur
kebahasaan bentuk Perfekt; Funk: him 152).
(Studio d Al: Deutsch als Fremdsprache; Katalis, 2009, Jakarta)
Teks
6.Tag: 4Juli
Was fur ein Tag! Heute bin ich vom Rad gefallen. Kurz vor Wien haben
Kinder auf der StraBe Ball gespielt. Plotzlich ist der Ball in mein Rad
geflogen. Der Schreck war gro6. Abe es ist nicht viel passiert und ich bin
gleich wieder aufgetanden. Thomas hat die Polizei angerufen. Sie ist
schnell gekommen, wir haben also nicht viel Zeit verloren. Sie haben ein
Protokoll geschrieben und uns geholfen. Dann haben wir erst mal eine
Pause gemacht. Nach einer Stunde sind wir weitergefahren. _^
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 86
2. Pelaksanaan
a. Stimulasi/Pemberian rangsangan (Stimulation)
Guru dapat memulai kegiatan dengan mengajukan pertanyaan, membaca bahan ajar, atau
aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Misalnya, dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan: "Bagaimana cara membentuk kalimat dalam bentuk
Perfekt? Tentukan proses pembentukan Partizip II dari Infinitiv, atau Bagaimana penggunaan
kata kerja haben atau sein dalam kalimat Perfekt?".
b. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem statement)
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda masalah
yang relevan dengan bahan pelajaran. Salah satu masalah yang dipilih kemudian dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
c. Pengumpulan data (Data Collection)
Peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis. Mereka kemudian mengidentifikasi kata kerja bantu haben, sein, dan bentuk
Partizip II dengan cara menggarisbawahi kata-kata tersebut dari teks yang disediakan.
d. Pengolahan data (Data Processing)
Data yang telah diperoleh kemudian diolah, diklasifikasi, dan ditabulasi untuk ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu. Misalnya, peserta didik melengkapi tabel untuk mengklasifikasi
schwache dan starke Verben dalam Partizip II. Setelah melakukan aktivitas itu, peserta didik
diharapkan dapat menemukan aturan penggunaan kata kerja bantu haben dan sein.
Partizip II
II. Position
(haben/
sein)
Heute
bin
ich vom Rad
ne
eg
Infinitiv
gefallen.
ge +stamm + t/ et
Partizip II
gefallen
Infinitiv
Partizip II
gespielt
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 87
e. Pembuktian (Verification)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis berdasarkan hasil data. Untuk membuat kesimpulan/ generalisasi siswa
mengecek ulang data yang telah teridentifikasi.
f. Generalisasi/Menarik kesimpulan (Generalization)
Pada tahap ini peserta didik menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum
(generalisasi). Prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi adalah hasil verifikasi data. Peserta
didik membuat kesimpulan berdasarkan data yang ada.
3. Penilaian proses dan hasil belajar siswa
Penilaian dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau hasil kerja siswa. Penilaian kognitif
dilakukan secara tertulis. Penilaian proses, sikap, atau hasil kerja dilakukan dengan pengamatan.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 88
LK-3.2
LEMBAR KERJA PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
Tujuan Kegiatan: Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang instrumen penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam pembelajajaran bahasa Indonesia.
Langkah Kegiatan:
1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian.
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya topik/materi yang dipilih sesuai
dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh kelompok Anda.
3. Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan contoh instrumen
untuk masing-masing bentuk penilaian.
4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda.
5. Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan.
Format:
Identitas Materi
Kompetensi Dasar
: 3.........................................................................................
4.........................................................................................
2.........................................................................................
Topik/Materi
Sub Topik/Sub Materi
1. Instrumen Penilaian Sikap
Indikator: .........................
a. Observasi:
b. Penilaian Diri:
c. Antarpeserta Didik:
d. Jurnal :
2. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Indikator : ......................................
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 89
a. Tes Tertulis
- Pilihan Ganda
- Uraian
b. Tes Lisan
c. Tes Penugasan
3. Instrumen Penilaian Keterampilan
Indikator: .......................................
a. Tes Praktik
b. Tes Proyek
- Proyek
- Produk
c. Portofolio
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 90
R- 3.2
RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA
Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan yang meliputi
rancangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada penilaian sikap peserta
ditugaskan dalam kelompoknya membuat instrumen observasi, penilaian diri, penilaian antarteman dan jurnal.
Pada penilaian pengetahuan peserta ditugaskan membuat intrumen tes tertulis (Pilihan Ganda dan Uraian),
tes lisan, tugas, sedangkan pada penilaian keterampilan peserta ditugaskan membuat instrumen tes praktik,
tes proyek dan tugas portofolio.
Langkah-langkah penilaian:
1. Cermati kriteria penilaian produk peserta.
2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda terhadap produk tersebut
menggunakan kriteria penilaian nilai sebagai berikut.
Penilaian Sikap
PERINGKAT
Amat
Baik (
AB)
NILAI
90 < AB < 100
Baik (B)
80 < B < 90
Cukup (C)
70 < C < 80
Kurang (K)
< 70
Penilaian Pengetahuan
PERINGKAT
Amat
Baik (
AB)
NILAI
90 < AB < 100
Baik (B)
80 < B < 90
Cukup (C)
70 < C < 80
Kurang (K)
< 70
Penilaian Keterampilan
PERINGKAT
Amat
Baik (
AB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
NILAI
90 < AB < 100
80 < B < 90
70 < C < 80
< 70
KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen: KD, topik, subtopik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen: KD, topik, subtopik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
KRITERIA
1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap
2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar
3. Terdapat empat bentuk instrumen penilaian sikap
4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria pengembangannya
Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang sesuai
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 91
HO-3.2
MATERI 3.2: PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PENILAIAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif
setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran
bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut
disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran bahasa
Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai
peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu/objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang
dalam sesuatu hal. Penilaian sikap dapat dilakukan oleh guru cara observasi perilaku peserta didik.
Kompetensi sikap pada pembelajaran bahasa Jerman yang harus dicapai peserta didik sudah dirinci pada
KD dari KI 1 dan KI 2 (Permendikbud No. 69 tentang Struktur Kurikulum SMA/MA).
Berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik melakukan penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian "teman sejawat" (peer
assessment) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian {rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi: contoh dalam pembelajaran bahasa Jerman
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas/Semester : X/l
Topik/Subtopik : Memperkenalkan orang lain
KD 2.2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.
Indikator :
• Menunjukkan perilaku jujur ketika berkomunikasi dengan teman.
• Menunjukkan disiplin ketika mengerjakan tugas.
• Menunjukkan rasa percaya diri ketika memperkenalkan temannya.
• Menunjukkan tanggung jawab ketika mengerjakan tugas.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 92
Skor untuk setiap aspek yang diamati:
1. jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan
2. jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan,
3. jika sering berperilaku dalam kegiatan
4. jika selalu berperilaku dalam kegiatan
No.
Jujur
Nama
Peser
Jumlah Skor
ng
ta
didik
Santun
Tanggu
1
2
3
4
1
2
jawab
3
4
1
2
3
4
1.
2.
3.
4.
5.
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut:
1
Jum lahiknr
Nilai = - -—-xlQ
dengan predikat:
PREDIKAT
NILAI
Sangat Baik ( SB)
80 < AB < 100
Baik (B)
70 < B < 79
Cukup(C)
60 < C < 69
Kurang(K)
<60
2. Penilaian Sikap melalui Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
Contoh Format Penilaian Diri untuk Tugas Proyek:
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu
yang sebenarnya.
No
1
Pernyataan
YA
TIDAK
Selama melakukan tugas kelompok saya bekerja sama dengan
teman satu kelompok.
2
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 93
3
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang.
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang
mendukung tugas.
3. Penilaian Sikap melalui Penilaian Antarpeserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik berupa Lembar Penilaian Antarpeserta didik dalam bentuk daftar cek dan skala
penilaian (rating scale). Kalimat pernyataan dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
berpotensi memunculkan penafsiran makna ganda.
Contoh penilaian antarpeserta didik:
Lembar Penilaian Antarpeserta Didik
Petunjuk:
- Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran.
- Berikan tanda (V) pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatanmu.
- Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu.
No
Perilaku
Dilakukan/muncul
YA
1.
Mau menerima pendapat teman.
2.
Mau bekerja sama dengan teman.
3.
Mau berbagi informasi/pengetahuan berkaitan dengan projek.
4.
Dapat memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan.
TIDAK
Keterangan:
1. Skor untuk jawaban "Ya" = 2 dan "Tidak" = 1. Nilai diperoleh dengan rumus:
Jumlah skor 2 x
Mlai =
xlOC
jumlah perilaku
Jika seorang peserta didik mendapat skor 2-2-1-2, berarti jumlah skornya = 7. Nilai yang diperolehnya
adalah = 7 : (2 x 4) x 100 = 87.5 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian
menggunakan format berikut.
No
Nama
1
Ami
2
Ina
3
Roni
Aspek sikap
h
£
s
Ju
1
2
3
4
2
2
1
2
7
Nilai
87.5
4
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 94
4. Penilaian Sikap melalui Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan
tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria jurnal:
a. mengukur capaian kompetensi sikap yang penting,
b. sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator,
c. menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan,
d. dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis,
e. memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif,
f. format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik, dan
g. menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian,
jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih
tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang dimiliki rendah,
menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat
mengganggu perhatian dan tugas guru. Apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka
objektivitasnya berkurang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a. catatan atas pengamatan guru harus objektif,
b. pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah
kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti, serta
c. pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda).
Pedoman umum penskoran jurnal:
a. Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert, misal: skala 1 sampai
dengan 4,
b. guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati,
c. pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati,
d. setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi skor 1,
sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0,
e. jumlahkan skor pada masing-masing aspek,
f. skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan, dan
g. predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung
rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian.
Contoh Jurnal: Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru).
1. Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan, dan aspek yang diamati.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 95
2. Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh peserta didik, baik kekuatan maupun kelemahannya
sesuai dengan pengamatan Anda terkait dengan Kompetensi Inti. Tulislah dengan segera
kejadian itu.
3. Untuk setiap peserta didik, setiap kejadian ditulis pada kartu yang berbeda.
4. Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing peserta didik
Contoh Format Jurnal
Jurnal
Aspek yang diamati
Nama Peserta Didik:
Kejadian
Nomor peserta Didik:
Tanggal
Catatan Pengamatan Guru:
Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model pertama (diisi oleh guru). Contoh
Format Jurnal
Jurnal
Nama Peserta Didik :....................
Aspek yang diamati :....................
NO
HARI/TANGGAL
KEJADIAN
KETERANGAN/
TINDAK
LANJUT
B. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis dan lisan. Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal
pilihan ganda dan soal uraian. Pada pembelajaran bahasa Jerman yang menggunakan pendekatan
saintifik, instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS, "Higher Order
thinking Skill") yang mengukur proses analisis, sintesis, evaluasi bahkan sampai kreatif. Untuk menguji
keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar bahasa Jerman dirancang
sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata
kerja operasional
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 96
dalam taksonomi Bloom. Misalnya untuk menguji proses pemahaman, guru dapat membuat soal dengan
menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah memahami, seperti menerjemahkan,
menjelaskan, membandingkan, menjelaskan, mendiskusikan, menceritakan kembali, dan memprediksi.
Untuk ranah penerapan, kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya: menunjukkan,
mengklasifikasikan, melengkapi, menggunakan, dan menilai.
C. Penilaian Keterampilan
Kompetensi keterampilan dapat dilakukan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, atau
penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik. Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau konsepkonsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling
buruk.
1. Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan,
dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Untuk itu, guru perlu menetapkan
hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Penilaian dapat menggunakan instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Aspek yang dinilai disesuaikan dengan tugas proyek.
Contoh penilaian proyek
Contoh Format Penilaian Proyek
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman
Nama Proyek : Schoner Sonntag
Alokasi Waktu : 2 minggu Guru
Pembimbing: Aishah
Nama Siswa: Andi
NIS: 201307xxx
Kelas: X
No.
Aspek yang dinilai/Kriteria
Skor
1.
Judul memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan.
(3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum)
3
2.
Keterpaduan antarkalimat.
(3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang)
2
3.
Ketepatan struktur kalimat.
(3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat)
2
4.
Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 = sebagian, 1
=tidak sesuai)
3
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 97
5.
Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 =
sudah tepat, 2 = sebagian , 1 = tidak)
2
6.
Penyampaian/presentasi
(3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang)
3
SKOR MAKSIMUM =
15
Skor Perolehan 15 Nilai = - x100 Nilai = - x100
18 18
2. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus
perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian,
penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil
belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru
mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi
pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
a. Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar
siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
b. Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.
c. Sesekali peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan, dan
tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan
sikap.
d. Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
e. Catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga
perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes
(bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya
peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian
terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 98
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik.
Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik,
gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
c. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun
portofolio pembelajaran.
d. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai
catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang
dihasilkan.
g. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 99
LK- 3.3
LEMBAR KERJA
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN
PETUNJUK KEGIATAN
A. Tujuan Kegiatan:Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan
hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
B. Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar SMA.
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan untuk mata pelajaran bahasa Jerman selama satu semester.
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya.
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi.
5. Masukkan ke dalam format rapor.
R-3.3
RUBRIK PENGOLAHAN NILAI BAHASA JERMAN UNTUK RAPOR
Rubrik pengolahan ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam
pengolahan nilai rapor.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.3.
2. Berikan nilai pada rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
penilaian Anda terhadap hasil rancangan nilai rapor yang dibuat peserta
pelatihan.
PERINGKA
T
Amat
NILAI
90 < AB < 100
Baik
(AB)
Baik (B)
KRITERIA
Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan tepat, deskripsi capaian kompetensi tiga macam
penilaian sesuai dengan data nilai
80 < B < 90
Hasil rancangan pengolahan penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan tepat,dua deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan
data nilai
Cukup(C)
70 < C < 80
Kurang(K)
< 70
Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, dua
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai
Hasil rancangan pengolahan dua macam penilaian tepat, satu
deskripsi capaian kompetensi sesuai dengan data nilai
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 100
HO-3.3
PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan
dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orang tua dan pemerintah. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1) dan 2) dinyatakan pula
bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas laporan hasil penilaian
oleh pendidik yang berbentuk:
1. nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan serta
keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu,
2. deskripsi sikap diberikanuntuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, dan
3. penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik
dalam bentuk Laporan Pencapaian kompetensi Peserta Didik.
Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus-menerus) untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas. Fungsi penilaian oleh pendidik pada dasarnya adalah untuk menilai
pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan
Laporan Kemajuan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik.
Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan
orang tua peserta didik dan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui kompetensi
peserta didik. Oleh karena itu, Laporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik harus komunikatif, informatif,
dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pencapaian kompetensi
peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala 1-4 (kelipatan 0.33) yang dapat dikonversi
ke dalam predikat A - D, sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B),
Cukup (C), dan Kurang (K) seperti pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1: Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
_(Berdasarkan Permendikbud No. 81A Tahun 2013)_
PREDIKAT
NILAI KOMPETENSI
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
A
4
4
A-
3.66
3.66
B+
3.33
3.33
B
3
3
B-
2.66
2.66
C+
2.33
2.33
C
2
2
C-
1.66
1.66
D+
1.33
1.33
D
1
1
SIKAP
SB
B
C
K
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 101
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi Laporan Pencapaian Kompetensi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
1) Nilai Harian (NH)
2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS)
3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)
c. Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan, dan penugasan
yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).
d. Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah
semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan
sampai dengan saat pelaksanaan UTS.
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester.
Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah Semester
(UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya ditentukan oleh
satuan pendidikan.
g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai, seperti pada tabel 2 untuk
membantu guru dalam menentukan nilai.
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
No.
Nilai
Predikat
1.
3,66 < Nilai < 4,00
A
2.
3,33 < Nilai < 3,66
A-
3.
3,00 < Nilai < 3,33
B+
4.
2,66 < Nilai < 3,00
B
5.
2,33 < Nilai < 2,66
B-
6.
2,00 < Nilai < 2,33
C+
7.
1,66 < Nilai < 2,00
C
8.
1,33 < Nilai < 1,66
C-
9.
1,00 < Nilai < 1,33
D+
10.
0,00 < Nilai < 1,00
D
h. Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara :
1) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
2) Menetapkan pembobotan dan rumus.
3) Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
sekolah dan peserta didik.
4) Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan UAS karena lebih
mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Rumus: Jumlah Nilai (NH, NUTS, NUAS) x 4
Jumlah nilai maksimal
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 102
6) Contoh: Pembobotan 2 : 1 : 1 untuk NH : NUTS : NUAS (jumlah perbandingan pembobotan
= 4.
Peserta didik A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman sebagai berikut:
NH NUTS NUAS Nilai Rapor
=
Nilai Rapor Nilai Konversi Deskripsi 70
=
masih
60
kurang
=
80
2. Penilaian Keterampilan
= {(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4 = (140+60+80) : 4 = 280: 4 = 70
= (70
: 100)
x 4Mata
= 2,8Pelajaran
= Baik (Pendidik).
a. Penilaian keterampilan dilakukan
oleh
Guru
= sudah
menguasai
kompetensi
dengan baik namun
b. Penilaian keterampilandiperoleh
melalui
penilaian seluruh
kinerja yang
terdiri atas:
1) Nilai Praktik
perlu peningkatan dalam .... (dilihat dari Nilai Harian yang
2) Nilai Portofolio
3) Nilai Proyek
baik atau pengamatan dalam penilaian proses).
c. Penilaian Keterampilan dilakukan pada setiap akhir menyelesaikan satu KD.
d. Penentuan Nilai untuk Kompetensi Keterampilan menggunakan rentang nilai seperti penilaian
Pengetahuan pada tabel2.
e. Penghitungan Nilai Kompetensi Keterampilan adalah dengan cara:
1) Menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan
2) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.
3) Pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik
sekolah dan peserta didik.
4) Nilai Praktik disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Nilai Portofolio dan Proyek karena lebih
mencerminkan proses perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.
5) Rumus:
Jumlah Nilai (Praktik, Portofolio, Projek)x 4 Jumlah nilai maksimal
6) Contoh Penghitungan
Pembobotan: 2 : 1 : 1 untuk Nilai Praktik : Nilai Portofolio : Nilai Proyek (jumlah perbandingan
pembobotan = 4
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 103
Peserta didik A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman sebagai berikut :
Nilai Praktik
= 80
Nilai Portofolio
= 75
Nilai Proyek
= 80
Nilai Rapor
= (2x800 + (1x75) + (1x80) X 4 400
= (160+75+80) X 4 400
= (315:400) X 4 = 3,15 = B+
sudah baik dalam mengerjakan praktik dan proyek,
Nilai Rapor
masih perlu ditingkatkan kedisiplinan merapikan tugas-tugas
Nilai Konversi
dalam satu portofolio.
Deskripsi
namun
3. Penilaian Sikap
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
b. Penilaian Sikapdiperoleh menggunakan instrumen:
1) Penilaian observasi
2) Penilaian diri sendiri
3) Penilaian antarpeserta didik
4) Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada sepanjang
proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif seperti pada
tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap
No.
Skor
Predikat
1
Skor < 1,33
Kurang(K)
2
1,33 < Skor < 2,33
Cukup(C)
3
2,33 < Skor < 3,33
Baik (B)
4
3,33 < Skor < 4,00
Sangat Baik (SB)
e. Penghitungan Nilai Sikap adalah dengan cara :
1) menentukan Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 - 4, contoh:
1. = sangat kurang;
2. = kurang konsisten;
3. = mulai konsisten;
4. = konsisten;
2) menetapkan pembobotan dan rumus penghitungan, dan
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 104
3) pembobotan ditetapkan oleh Satuan Pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah
dan peserta didik.
4) Nilai Proses atau Nilai Observasi disarankan diberi bobot lebih besar dari pada Penilaian Diri
Sendiri, Nilai Antarteman, dan Nilai Jurnal Guru karena lebih lebih mencerminkan proses
perkembangan perilaku peserta didik yang otentik.
5) Contoh: Pembobotan 2 : 1 : 1 : 1 untuk Nilai Observasi : Nilai Penilaian Diri Sendiri : Nilai
Antarteman : Nilai Jurnal Guru (jumlah perbandingan pembobotan = 5).
6) Rumus penghitungan:
Jumlah nilai (Observasi, diri sendiri, antar teman, jurnal)
x4
Jumlah Nilai maksimal
Peserta didik A dalam mata pelajaran Bahasa Jerman memperoleh:
Nilai Observasi
=4
Nilai diri sendiri
Nilai antarpeserta didik = 3
=3
Nilai
=4
Jurnal
= {(2x4)+(1x3)+(1x3)+(1x4)} : 20 x 4 = (18:20) x 4 = 3,
Nilai
6 = 3,6 = Sangat Baik
Rapor
Nilai
= Memiliki sikap Sangat Baik selama dalam proses
Konversi
Deskripsi
pembelajaran.
Materi 3 - Perancangan Pembelajaran dan Pelatihan | 105
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1 ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING
4.4 PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATERI PELATIHAN 4: PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang sesuai
dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk memenuhi hal
tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pelaksanaannya. Pada pelatihan
ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan
pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar yang telag ditetapkan melalui pengamatan video,
penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran ( peerteaching)
Kompetensi yang Dicapai
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun intelektual.
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional maupun, intelektual.
Indikator
1. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
2. Mengidentifikasi rambu-rambu penyusunan RPP.
3. Menyusun RPP yang sesuai dengan SKL, KI, dan KD; Standar Proses; dan pendekatan saintifik
4. Meleaah RPP sesuai dengan criteria.
5. Melaksanakan peer teaching yang menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian autentik
menggunakan RPP yang telah disusun.
6. Menilai pelaksanaan peer teaching peserta lain.
Langkah Kegiatan
1. Analisis Video
Mengamati tayangan video pembelajaran
2. Penyusunan RPP
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 107
Mendiskusikan
Telah RPP hasil
rambu-rambu
Kerja Kelompok
penyusunan
menyusun RPP
RPP
untuk satu KD
yang
>=
>
Presentasi
kerja kelompok
RPP
lain dan merevisi
telah direvisi
RPP berdasarkan
sesuai
yang
dan
hasil telaah
penyimpulan
standar Proses
hasil diskusi
3. Peer Teaching
Mempraktikkan
Diskusi tentang
instrumen
penilaian
pelaksanaan
pembelajaran
pembelajaran sesuai
>=
>
dengan RPP yang
telah disusun melalui
peer teaching
Penyimpulan
Melakukan refleksi
>=
>
terhadap
pelaksanaan peer
teaching
hasil diskusi dan
<
>
rangkuman hasil
peer teaching
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 108
LK-4.1
MATERI 4.1: ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
LEMBAR KERJA ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
PETUNJUK KEGIATAN
A. Kompetensi : Mampu mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan
saintifik.
B. Tujuan Kegiatan : Melalui pengamatan video pembelajaran, peserta mampu menganalisis
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
C. Langkah Kegiatan:
1. Pelajari RPP yang dipakai untuk pembelajaran dalam video.
2. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model dalam
video.
3. Berikan tanda centang (V) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan
ketersediaan setiap aspek.
4. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran.
5. Diskusikan dalam kelompok hasil pengamatan Anda berkaitan dengan kesesuaian RPP dengan
pembelajaran yang disajikan pada video.
6. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-teaching.
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 109
FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
Kelas
Topik/Sub Topik
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan
memberi salam
2
3
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman
peserta didik atau pembelajaran sebelumnya
Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi
4
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
2
Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
2
Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
3
4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke
abstrak)
Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai
2
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3
Menguasai kelas
4
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
5
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik dalam mengemukakan pendapat
6
Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan ketrampilan
peserta didik sesuai dengan materi ajar
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
7
8
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect)
9
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 110
Penerapan Pendekatan Sainitifik
1
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengamati
2
Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan bagaimana
3
menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi
4
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan
5
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya
Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
1
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar yang
bervariasi
2
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran
3
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran
4
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran
5
Menghasilkan pesan yang menarik
Pelaksanaan Penilaian Autentik
1
Melaksanakan Penilaian Sikap
2
Melaksanakan Penilaian Pengetahuan
3
Melaksanakan Penilaian Ketrampilan
4
Kesesuaian teknik dan instrumen dengan indikator pencapaian
kompetensi
5
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrumen penilaian autentik.
6
Ketersediaan pedoman penskoran
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
1
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru,
peserta didik, sumber belajar
2
Merespon positif partisipasi peserta didik
3
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik
4
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 111
2
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merefleksi proses dan materi pelajaran
3
Memberikan tes lisan atau tulisan
4
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan
Jumlah
Kesimpulan Hasil Analisis Video:
R- 4.1
PENILAIAN ANALISIS TAYANGAN VIDEO
Rubrik penilaian analisis video pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil analisis peserta
terhadap tayangan video pembelajaran.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis:
4. Cermati format penilaian analisis tayangan video serta hasil analisis peserta yang akan dinilai.
5. Berikan nilai pada setiap komponen pada kegiatan analisis sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil
analisis menggunakan rentang nilai sebagai berikut.
PERINGKAT
Amat Baik ( AB)
NILAI
KRITERIA
90 < AB < 100
Hasil analisis tepat,catatan logis
Baik (B)
80 < B < 90
Hasil analisis tepat, catatan kurang logis
Cukup(C)
70 < C < 80
Hasil analisis kurang tepat, catatan logis
Kurang(K)
< 70
Hasil analisis kurang tepat, catatan tidak logis
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 112
LK- 4.2
FORMAT TELAAH RPP
1. Berilah tanda cek (V) pada kolom skor (1, 2, 3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut.
Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama Guru :.....................................................
Mata pelajaran :.....................................................
Topik/Sub topik :.....................................................
No
Pembelajaran
A
Hasil Penelaahan dan Skor
Komponen Rencana Pelaksanaan
Identitas Mata Pelajaran
1
Tida
k
ada
1.
Terdapat satuan pendidikan, kelas,
semester, program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema pelajaran/subtema,
jumlah pertemuan
B.
Perumusan Indikator
Tida
k
Sesu
2
Catatan
3
Kurang
Lengka
p
Sudah
Lengkap
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruh
nya
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruh
nya
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruh
nya
ai
1.
Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar
2.
Kesesuaian penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi yang
diukur
3.
Kesesuaian rumusan dengan aspek
pengetahuan.
4
Kesesuaian rumusan dengan aspek
ketrampilan
Perumusan Tujuan Pembelajaran
C.
Tida
k
Sesu
ai
1
Kesesuaian dengan Indikator
2
Kesesuaian perumusan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree
D.
Pemilihan Materi Ajar
Tida
k
Sesu
ai
1.
2.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Keruntutan uraian materi ajar
E.
Pemilihan Sumber Belajar
Sesuai
Sesuai
Sebagi
Seluruh
k
an
nya
MateriSesu
4-Praktik Pembelajaran
Terbimbing
| 113
Tida
ai
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
F.
Pemilihan Media Belajar
Tidak
Sesua
i
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Metode Pembelajaran
G.
Tidak
Sesua
i
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
3
Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik
Skenario Pembelajaran
H.
Tidak
Sesua
i
1.
Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup dengan jelas
2.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan
saintifik (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan
informasi, mengkomunikasikan)
3
Kesesuaian dengan metode pembelajaran
4.
Kesesuaian kegiatan dengan sistematika/
keruntutan materi
5.
Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi
I.
Rancangan Penilaian Otentik
Tidak
Sesua
i
1
Kesesuaian bentuk, tehnik dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi
2.
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Sikap
3.
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Pengetahuan
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruhn
ya
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruhn
ya
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruhn
ya
Sesuai
Sebagi
an
Sesuai
Seluruhn
ya
4.
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan
instrumen Penilaian Ketrampilan
Jumlah
skor terhadap RPP secara umum:
Masukkan
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 114
R- 4.2
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP
Rubrik Penilaian RPP ini digunakan peserta pada saat penelaahan RPP peserta lain dan digunakan fasilitator
untuk menilai RPP yang disusun oleh masing-masing peserta. Selanjutnya nilai RPP dimasukan ke dalam
nilai portofolio peserta.
Langkah-langkah penilaian RPP
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek (V) pada kolom pilihan
(skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP yang ditelaah atau
dinilai.
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran.
4. Setelah selesai melakukan penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh.
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus berikut ini.
Mata Pelajaran
lumlahskor
Nilai = --X1001°/c
90
PERINGKAT
Amat Baik ( AB)
NILAI
90 < AB < 100
Baik (B)
80 < B < 90
Cukup(C)
70 < C < 80
Kurang(K)
< 70
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 115
HO-4.2
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Hakikat RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secarainteraktif,
inspiratif,
menyenangkan,
menantang,
efisien,
memotivasipeserta
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yangcukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertadidik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtopik yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013).
B. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Perbedaan individual peserta didik, antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi,
minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar,
latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, inovasi, dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik
positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar,
dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
C. Komponen dan Sistematika RPP
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran,
(iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Dalam Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 komponenkomponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 116
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah :
Matapelajaran :
Kelas/Semester:
Materi Pokok:
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1 ._(KD pada KI-1)
2 ._(KD pada KI-2)
3 ._(KD pada KI-3)
Indikator:
•
4 ._(KD pada KI-4)
Indikator:
Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai
melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4
yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (...menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (...menit)
b. Kegiatan Inti (...menit)
c. Penutup (...menit), dan seterusnya.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
Materi 4 - Praktik Pembelajaran Terbimbing | 117
HO-4.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
BAHASA JERMAN
Satuan Pendidikan
SMA ...
Mata
Bahasa Jerman
Pelajaran
XII/Ganjil
Kelas/Seme
Kegiatan Pada Waktu Senggang/Hobi (Freizeitsbeschaftigung/Hobby) 3 JP
ster
dan 7 hari kegiatan terstruktur 1 dan 2
Materi
Pokok
Alokasi
A. Kompetensi Inti
Waktu
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Pertemuan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
ke
sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3. Membuat analisis sederhana tentang unsur kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya terkait topik
kegiatan pada waktu senggang/hobi (Freizeitbeschaftigung/ Hobby) sesuai konteks penggunaannya.
Indikator:
3.3.1 Mengidentifikasi gambar/foto yang menunjukkan aktifitas waktu senggang/hobi beberapa orang
3.3.2 Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan pada saat wawancara tentang
kegiatan waktu senggang
4.3 Memproduksi teks lisan dan tulis sederhana untuk mengungkapkan informasi terkait topik kegiatan
pada
waktu
senggang/hobi
(Freizeitbeschaftigung/Hobby)
dengan
memperhatikan
kebahasaan, struktur teks, dan unsur budaya secara benar dan sesuai konteks.
Indikator:
4.3.1 Melakukan kegiatan proyek untuk mengungkapkan informasi tentang kegiatan pada waktu
senggang/hobi
4.3.2 Membuat laporan hasil penyelesaian proyek
C. Tujuan Pembelajaran
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 118
unsur
1. Setelah melakukan pengamatan, menanya, mengeksplorasi, dan mengasosiasi struktur teks terkait
topik kegiatan waktu senggang yang sesuai konteks penggunaannya, peserta didik dapat
membuat produk proyek dan mempresentasikan hasil wawancara.
2. Melalui diskusi dan kolaborasi terkait topik kegiatan waktu senggang, peserta didik dapat lebih
percaya diri, bertanggungjawab, peduli, santun, bisa bekerjasama dengan yang lain, cinta
damai, dan menunjukan sikap dapat menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
D. Materi Pembelajaran
1) Redemittel tentang kegiatan waktu senggang
Was ist dein Hobby?
Was sind ihre Hobbys?
Was macht ihr gern in der Freizeit?
Was machst du gern in der Freizeit?
Was machen die Leute gern in der Freizeit?
Wiefindest du dein Hobby?
Wiefinden deine Eltern dein Hobby?
Was brauchst du fur dein Hobby?
Ist dein Hobby teuer?
Wann machst du dein Hobby?
2) Projektarten :
Videosequenz
PowerPoint
Reportage
Poster/Plakat
Wandzeitung
Rollenspiel
E. Pendekatan/Model/Teknik Pembelajaran :
• Pendekatan saintifik
• Pembelajaran Berbasis Projek (PjBL)
• Observasi/Pengamatan
• Demonstrasi
• Diskusi
• Penugasan
• Tanya jawab
• Presentasi
F. Kegiatan Pembelajaran PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan
Deskripsi Kegatan Pembelajaran
Pendahuluan
■ Memberi salam dan mengecek kehadiran peserta didik
■ Penyampaian manfaat dan tujuan pembelajaran serta kompetensi
yang akan dicapai pada akhir pembelajaran
Materi 4 - Praktik Pembelajaran Terbimbing | 119
Waktu
15 menit
Kegiatan Inti
Mengamati:
Memperhatikan foto/gambar tentang kegiatan waktu senggang
Menanya:
Mengajukan pertanyaan tentang foto/gambar Mengumpulkan
informasi:
- Menggali informasi yang berkaitan dengan foto/gambar Mengolah
informasi:
- Mendiskusikan alat/bahan/bentuk proyek dan presentasi
- Bertanya jawab dan berdiskusi menggunakan ujaran-ujaran yang
berkaitan denga tema.
105 menit
Penutup
1. Menunjuk beberapa peserta didik untuk mengulang ujaran-ujaran
yang sudah dilatihkan.
2. Menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya.
15 Menit
■ Memberi salam dan mengecek kehadiran peserta didik.
■ Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran serta kompetensi
yang akan dicapai pada akhir pembelajaran.
■ Mengingatkan peserta didik tentang kriteria dan aturan presentasi
hasil proyek.
20 menit
Mengkomunikasikan
95 menit
PERTEMUAN KEDUA
Pendahuluan
Inti
Peserta didik mempresentasikan hasil (produk) proyek mereka.
Penutup
Guru bersama peserta didik:
- menarik simpulan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan,
- melakukan refleksi tentang manfaat dan kesulitan yang dihadapi
selama melaksanakan kegiatan.
G. Alat/Media Pembelajaran/Sumber belajar.
1. Alat/Media Pembelajaran:
o Gambar/Foto
o Lembar Kerja
2. Sumber Belajar:
o Rosana, H. dan Syarief, W., (2013). Gru6 Dich.
o Marbun E.M., Hardjono T., Nainggolan S., (2010). Kontakte Deutsch 1, Jakarta: Katalis. o
www.hueber.de/erste-schritte/
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian proyek
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Nama Proyek : Schoner Sonntag Alokasi Waktu : 2
minggu Guru Pembimbing: Aishah
Nama : Andi
NIS:
201307xxx
Kelas: X
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 120
20 menit
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek yang dinilai/Kriteria
Skor
Judul memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan.
(3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum)
Keterpaduan antarkalimat.
(3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang)
Ketepatan struktur kalimat.
(3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat)
Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 =
sebagian, 1 =tidak sesuai)
3
Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 = sudah tepat, 2 =
sebagian , 1 = tidak)
Penyampaian/presentasi
(3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang)
2
SKOR MAKSIMUM =
15
2
2
3
3
Skor Perolehan 15 Nilai = - X1 0 0 N i l a i = - X1 0 0
18 18
Rubrik Penilaian Proyek
No.
1.
Aspek yang dinilai/Kriteria
Skor
Judul sudah memunculkan ciri khas dari sesuatu yang hendak diinformasikan.
(3 = sudah , 2 = sebagian, 1 = belum)
Keterpaduan antarkalimat.
(3 = terpadu, 2 = cukup, 1 =kurang)
1-3
3.
Ketepatan struktur kalimat.
(3 = tepat, 2 = sebagian tepat, 1=kurang tepat )
1-3
4.
Kesesuaian pilihan kata/ujaran dengan tema. (3 = sesuai, 2 = sebagian, 1
=tidak sesuai)
1-3
5.
Ketepatan dalam penulisan ejaan dan tanda baca (3 = sudah tepat, 2 =
sebagian , 1 = tidak)
1-3
6.
Penyampaian/presentasi
(3 = komunikatif, 2 = cukup, 1 = kurang)
1-3
2.
SKOR MAKSIMUM =
Skor Perolehan
Nilai =---------------------x100
18
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 121
1-3
18
Contoh Penilaian Produk
Mata Ajar :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Nama Peserta didik :
Kelas/SMT :
No
Tahapan
Skor ( 1-3 )*
1
Tahap Perencanaan :
a. Pemilihan bahan/alat (3=tepat,
2=cukup, 1=kurang)
b. Pembagian tugas
(3=merata, 2=cukup merata,1=tidak merata)
2
Tahap Pelaksanaan :
a. Teknik pengolahan presentasi
(3=menarik, 2=cukup menarik, 1=kurang menarik)
b. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)
(3=3 poin terlaksana, 2=2poin terlaksana, 1=1 poin terlaksana)
c. Waktu penyelesaian proyek
(3=lebih cepat, 2=sesuai jadwal, 1=tidak tepat waktu)
3
Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Kesesuaian produk dengan instruksi (3=sesuai,
2=kurang sesuai,1=tidak sesuai)
b. Kerapian
(3=rapi, 2=cukup rapi, 1=tidak rapi)
TOTAL SKOR
Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 3, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban
dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
1) Contoh lembar penilaian Observasi
a) Pedoman Observasi Sikap Gotong Royong
Aspek yang dinilai
Nama Peserta Didik
Aktif dalam kerja
kelompok
1
2
3
4
Kesediaan melakukan
tugas sesuai
kesepakatan
1
2
3
4
Suka menolong
teman
1
2
3
4
Rela berkorban untuk
kepentingan teman
1
Andi
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 122
2
3
4
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh
peserta didik dengan criteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan, meskipun tidak selalu
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Rentang jumlah skor
13-16 : Nilai
AB
(amat baik)
9-12 : Nilai
5-8 : Nilai
B
C
(baik)
(cukup)
0- 4 : Nilai
K
(kurang)
b) Pedoman Observasi Sikap Toleransi
Aspek yang dinilai
Nama
Menghormati
Peserta Didik
Menghormati
Menerima
Menerima
perbedaan suku,
perbedaan
kekuranga
agama, ras, dan gender
pendapat
n
pendapat
teman
orang
lain
Andi
1
4
2
1
3
2
3
4
4
1
1
2
2
3
3
4
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap gotong royong yang ditampilkan oleh
peserta didik dengan kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan, meskipun tidak selalu
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Rentang jumlah skor :
13-16 Nilai:AB (amat baik)
9 - 12 Nilai:B (baik)
5 - 8 Nilai:C (cukup)
0 - 4 Nilai:K (kurang)
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 123
LK-4.3
LEMBAR KERJA PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Peer teaching)
PETUNJUK
A. Kompetensi : Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
saintifik.
B. Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan peer teaching, peserta mampu melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model pembelajaran
yang
sesuai.
C. Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek yang
dinilai.
2. Pada saat menjadi guru tampilkan pembelajaran sesuai dengan rancangan RPP.
3. Pada saat menjadi pengamat, amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang
dilakukan oleh peserta lain yang menjadi guru.
4. Berikan tanda centang (V) pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap penyajian
pembelajaran.
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran.
R-4.3
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi guru
dalam melaksanakan pembelajaran pada saat pee rteaching.
Langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek (V) pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda terhadap penyajian
guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran.
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK.
4. Tentukan nilai menggunakan rumus sbb:
Mata Pelajaran
Jumlah VA
Nilai = --—-xlOO%
48
PERINGKAT
Amat Baik ( AB)
NILAI
90 < AB < 100
Baik (B)
80 < B < 90
Cukup(C)
70 < C < 80
Kurang(K)
< 70
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 124
FORMAT PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Peserta
Asal
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Topik/Subtopik
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Catatan
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Apersepsi dan Motivasi
a.
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi
salam.
b.
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta
didik atau pembelajaran sebelumnya.
c.
Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi.
d.
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
e.
Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran.
2. Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
a.
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
b.
Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja kelompok,
dan melakukan observasi.
B. Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
a.
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
b.
Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan, perkembangan Iptek, dan kehidupan nyata.
c.
Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
d.
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke
abstrak).
2. Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
a.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan
b.
dicapai.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
c.
Menguasai kelas.
d.
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik dalam mengajukan pertanyaan.
e.
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi aktif
f.
peserta didik dalam mengemukakan pendapat.
Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 125
peserta didik sesuai dengan materi ajar.
g.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
h.
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect).
i.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan.
3. Penerapan Pendekatan Saintifik
a.
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan peserta didik untuk
mengamati.
b.
Memancing peserta didik untuk bertanya apa, mengapa dan
bagaimana.
c.
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi.
d.
Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan.
e.
Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolehnya.
4. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
a.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar
bervariasi.
b.
Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.
c.
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar.
d.
Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.
e.
Menghasilkan pesan yang menarik.
5. Pelaksanaan Penilaian Autentik
a.
Melaksanakan Penilaian Sikap.
b.
Melaksanakan Penilaian Pengetahuan.
c.
Melaksanakan Penilaian Ketrampilan.
d.
Kesesuaian tehnik dan instrumen dengan indikator pencapaian
kompetensi.
e.
Kesesuaian antara bentuk, tehnik dan instrumen penilaian autentik.
f.
Ketersediaan pedoman penskoran.
6. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
a.
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru,
b.
peserta didik, dan belajar.
Merespon positif partisipasi peserta didik.
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 126
c.
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
d.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
e.
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar.
7. Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
a.
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
b.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
C. Kegiatan Penutup
1
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik merangkum materi pelajaran
2
Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi proses dan
3
materi pelajaran
Memberikan tes lisan atau tulisan
4
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan
berikutnya dan tugas pengayaan
Jumlah
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 127
HO-4.3
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
tentang Standar Proses terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
A. Kegiatan Pendahuluan
Aktivitas guru dalam kegiatan pendahuluan di antaranya:
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi
yang akan dipelajari;
3. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
B. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari
informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan
komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan
sesuatu,
guru
memfasilitasi
agar
peserta
didik
dapat
melakukan
pengamatan
terhadap
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan
pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur,
teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam
silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi,
misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.
1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 128
2. Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing
peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek
yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain
yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui
kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka
rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan
peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari
kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari
pola yang ditemukan.
4. Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan
mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
C. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 129
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD
tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok
yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi
indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.
Sumber: Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013
Materi 4-Praktik Pembelajaran Terbimbing | 130
Download