Muhammadiyah: Gerakan Politik Emoh Partai

advertisement
Muhammadiyah: Gerakan Politik Emoh Partai
Saya masih teringat dengan tulisan Bapak Haedar Nashir tentang memahami dan
memahamkan Muhammadiyah, dalam tulisannya Beliau menegaskan bahwa jika kita
benar-benar berusaha memahami Muhammadiyah dan memahamkan Muhammdiyah
sebagai gerakan Islam yang benar dan luas maka akan sampailah kedalam sebuah wacana
dan horizon yang tidak memiliki batas, artinya menurut pemahaman saya sebagai kader
muda muhammadiyah kita tidak boleh buta terhadap perkembangan persyarikatan dalam
dua dimensi, pertama dalam dimensi organisasi yang kedua dalam dimensi berbangsa dan
bernegara.
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi massa terbesar di Indonesia yang memiliki
banyak pengalaman dan karakteristik hidup tentang kesejarahan Negara, Muhammadiyah
telah melewati fase tujuh zaman yaitu masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang,
revolusi kemerdekaan, Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Orde Baru, dan
sekarang era Reformasi., dalam
proses kristalisasi sejarah semakin mengutuhkan
Muhammadiyah
organisasi
sebagai
sosok
sosial
keagamaan
yang
disegani.
Muhammadiyah lahir lebih awal tigapuluhtiga tahun dibandingkan dengan prokalamasi
Kemerdekaan Indonesia, jelas bahwa kematangan usia mempengaruhi pengalaman dan
pola interaksi. Dilihat dari sudut historisitas muhammadiyah telah berperan cukup besar
bagi kelangsungan eksistensi Indonesia, tentunya dengan mengecualikan fase-fase
tertentu. Hampir satu abad Muhammadiyah ikut serta berkiprah dalam membangun
bangsa, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab global terhadap tatanan kehidupan
masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai Agama dan Moral. Apabila kita cermati
lebih dalam lagi, permasalahan yang muncul didalam tubuh persyarikatan tercinta ini
berasal dari kita sendiri dengan asumsi bahwa banyak dari kita yang tidak faham tentang
Muhammadiyah dan yang lebih ironis lagi tidak berusaha memahami dan mendalami
Muhammadiyah. Hingga saat inipun banyak Amal Usaha Muhammadiayah yang masih
dihuni oleh orang-orang karbitan, tidak mau peduli dengan Muhammadiyah tapi
mengambil manfaat dan hanya mengurusi perut pribadi. Bahkan kenyataan banyak terjadi
perebutan tampuk kepemimpinan di Amal Usaha Muhammadiyah yang menandakan dan
mencerminkan betapa rendahnya akhlak mereka
Politik Organisasi
Pembelajaran politik yang paling efektif adalah manufer politik yang diajarkan oleh
kaum politisi, hal ini bisa terjadi karena kaum politisi memiliki karakter dan power untuk
membangun dua ranah yaitu paradigma politik dan paradigma budaya.
Politik pada masyarakat luas difahami sebagai sebuah gerakan dan cara untuk mencapai
tujuan tertentu yang banyak dilakukan oleh orang-orang partai, hal ini tidak kesemuanya
benar karena dalam organisasi massa pun seperti halnya Muhammadiyah juga melakukan
manufer politik.
Kita bisa melihat perkembangan persyarikatan dari waktu kewaktu dan dari generasi ke
generasi dengan suasana dan termin yang berbeda-beda, Muhammadiyah
secara
kelembagaan tidak perlu menempatkan politik sebagai kepentingan yang dominan.
Muhammadiyah harus tetap menjadi “Pembaharu”, tanpa perlu terjebak pada
pemenuhan kepentingan-kepentingan politik yang bersifat jangka pendek, tentatif, dan
sesaat. Muhammadiyah mesti lebih mengkonsentrasikan gerakannya pada penggarapan
masalah sosial keagamaan, yang beberapa waktu lalu sempat gonjang-ganjing akibat
politik nasional yang telah memecah konsentrasi sebagian besar kader kita. Agar sampai
ke arah itu, diperlukanlah keberanian moral untuk mengakhiri dan menyudahi polarisasi
politik antara Muhammadiyah dengan partai apaun.
Pilihan inilah menurut saya yang paling ideal, meskipun oleh sebagian politisi Islam
mungkin akan dinilai tidak strategis dan realistis. Namun, seharusnya Muhammadiyah
tetap mengutamakan hal stersebut dan tidak terjebak pada kubangan politik praktis yang
bersifat tentatif dan fluktuatif. Tegasnya, Muhammadiyah sebagai organisasi ijtima’iyahdiniyah dituntut untuk mencadangkan diri sebagai wahana penciptaan dan pemberdayaan
masyarakat Madani
Emoh Pertai dan Kekuasaan
Pengalaman politik yang luar biasa telah dialami oleh Muhammadiyah sebelum
kemerdekaan hingga saat ini, demikian juga pembelajaran politik yang dilakukan oleh
para tokoh Muhammadiyah. Lihat saja Amin Rais walaupun gagal menduduki kursi
Presiden akan tetapi warga muhammadiyah semakin membuka mata untuk menimbang
hal mana atau langkah apa yang harus dilakukan untuk menyikapi fakta yang ada.
Hal itu bisa digunakan sebagai pembelajaran bagi kader-kader muda Muhammadiyah
untuk dapat mengambil sikap bahwa berpolitik tidak hanya mempersiapkan mental
menang atau kalah akan tetapi memahamkan pada masyarakat bahwa politik adalah
sebuah proses pengaturan kehidupan berbangsa dan bernegara atau berorganisasi denga
baik.
Dalam kehidupan berorganisasi khususnya Muhammadiyah harus memperhatikan
beberapa hal sebagai etika gerakan. Pertama, Gerakan Emoh Partai artinya jika kita
melihat fenomena yang ada dalam masyarakat dan sejarah Muhammadiyah selama ini
kader-kader muda Muhammadiyah banyak kehilaagan energi utuk mengurusi Partai
Politik yang tidak jelas arah, tujuan dan kontribusinya terhadap Persyarikatan. Kedua,
Gerakan Emoh Kekuasaan dimana kader-kader Muda Muhammadiyah harus menjadi
fihak oposan menjadi Rule Of Control, Muhammadiyah secara organisasi tidak boleh
terseret arus pada opini yang dibangun oleh perorangan atau kelompok tertentu. Kaderkader muda Muhammadiyah jangan sampai memiliki nafsu untuk berkuasa akan tetapi
lebih baik dan lebih bermanfaat jika menjadi Publik Control yang mampu memberikan
kontribusi dan nilai nyata terhadap Agama, Persyarikatan, Bangsa dan Negara.
Muhammadiyah Harus Berani Mengatakan “Emoh Partai” dan “Emoh Kekuasaan”
Muhammadiyah dalam Menempatkan Politik harus sesuai dengan Kepentingan
persyarikatan bukan “Partai” dan bukanpula “Kekuasaan”
Muhammadiyah bisa berpolitik tanpa mendirikan partai, mari kita fokuskan langkah
merapatkan barisan setelah sekian lama kita kehilangan banyak Energi dan dikibuli oleh
kepentingan para aktifis Partai Politik.
Aan Shoffuannuddien, K.S.
Sekertaris Biadang Kader dan Keorganisasian
Pemuda Muhammadiyah Karanganyar Surakarta
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Alamat
Tlph.
: Pijenan Jumapolo Karanganyar Surakarta 57783
: 081802727435
Download