Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna.2016 Tokoh-Tokoh Ludwig Binswanger, Medard Boss, Victor Frankl, Rollo May, James Bugental, Irvin Yalo. Teori Eksistensial sangat dipengaruhi oleh sejumlah filsuf di abad 19, yang peduli dengan existensi dan apa artinya menjadi manusia. Apakah Existentialism? Pandangan filosofis yang menekankan pentingnya keberadaan, termasuk tanggung jawab seseorang atas eksistensi diri psikologis seseorang. Existen . . . BUKAN pendekatan teknis konseling yang menawarkan aturan baru untuk terapi. BUKAN Psikoanalisis - penggunaan transferensi, asosiasi bebas. BUKAN Behaviorisme – stimulus/ respon, penguatan+/ penguatan-/ hukuman. Ini adalah frame-of-reference atau cara memandang dan memahami penderitaan klien Pandangan tentang Manusia Asumsi Pertama: Sebagai manusia, konflik dasar kita adalah antara diri kita dan "kodrat" dari keberadaan kita. Ini bukan dari hard insting ego & superego. Bukan dari orang dewasa yg signifikan pada awal kehidupan seseorang yg diperlukan untuk penerimaan dan persetujuan. Ini merupakan kecemasan yang kita alami ketika kita dihadapkan dengan kodrat keberadaan kita. Pandangan . . . Asumsi Kedua: Keberadaan di dunia membawa kita pada Anxiety normal dan Anxiety neurotik. “Anxiety muncul dari kebutuhan pribadi kita untuk bertahan hidup, untuk melestarikan keberadaan kita, dan untuk assertif thd keberadaan kita,Corsini & Wedding, 2005, hal 271. Anxiety terjadi ketika kita mencoba untuk menangani tema kehidupan penting: hidup dan mati kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan isolasi dan mencintai keberartian dan ketidakberartian. Pandangan . . . Asumsi Tiga: Sebagai manusia kita memiliki kapasitas untuk Self-awareness. Semakin besar Self-awareness kita, kemungkinan lebih besar untuk kebebasan. Kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menjalani hidup sepenuhnya. Pandangan . . . Asumsi Empat: Jika seseorang memahami dan dibantu untuk memahami dirinya sendiri. Orang itu harus memahami dari perspektif Here and Now. Masa lalu penting hanya merupakan bagian dari keberadaan seseorang saat ini. Tidak ada upaya untuk mengungkap apa yang terjadi di masa lalu, karena masa lalu bukan fokus pada pengalaman di masa sekarang. Pandangan . . . Asumsi Lima: Arti penting dari keberadaan kita (siapa kita) tidak pernah tetap. Kami selalu menciptakan kembali diri kita, berkembang, dan menjadi (Corey, 2005). Inti dari siapa kita tidak pernah diperbaiki sampai kita mati. Resistensi untuk menggunakan stereotypes atau label Konsep Utama Being-in-the world/ “Berada-di-dunia” = memeriksa diri sendiri, orang lain, dan hubungan seseorang dengan dunia, sehingga mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Dasein). Empat cara “Berada-di-dunia”: Um welt Mit welt Eigen welt Uber welt Konsep . . . Um welt - "dunia sekitar": Berkaitan dengan dunia benda di sekitar kita (lingkungan); memperhatikan aspek biologis dan fisik dari dunia - kebutuhan biologis, drive, & naluri. Mit welt - "dengan dunia": Sebuah cara di mana individu berhubungan dengan dunia yang berinteraksi secara sosial dengan orang lain. Fokusnya adalah pada hubungan manusia dan bukan hubungan biologis atau fisik (Um welt). Konsep . . . Eigen welt: “own world”: "dunia sendiri": Ini adalah persepsi tentang sesuatu di dunia yang berarti untuk setiap individu yang mengamati. Itu adalah selfawareness dan self-relatedness yang unik pada manusia. Uber welt: keyakinan agama atau spiritual tentang dunia yang ideal, suatu cara seseorang berada di dunia. Konsep . . . Normal Anxiety: Tepat pada situasi; Tidak memerlukan represi - kita dapat berdamai. Bisa digunakan secara kreatif dan dapat mendorong kita untuk mengidentifikasi dan menghadapi apapun yang menyebabkan kecemasan di tempat yang pertama. Neurotic Anxiety: Tidak sesuai dengan situasi, direpres, dan, Destruktif - tidak konstruktif. Hal ini cenderung untuk melumpuhkan seseorang daripada merangsang kreativitas. Existential Anxiety: Kesadaran kebebasan kita sendiri untuk membuat pilihan. Ketika kita menjadi sadar akan pilihan yang kita miliki, kita juga menjadi sadar akan tanggung jawab atas pilihan-pilihan. Hal ini juga dilengkapi dengan kekuatan yang tak terduga dan merupakan bagian penting dari kecemasan normal. Konsep . . . Guilt: Seperti Anxiety dapat berbentuk normal dan neurotik. Neurotic Guilt - sering muncul dari khayalan. Normal Guilt - kepekaan kita pada aspek moral perilaku kita. Another form of guilt - kegagalan untuk hidup sesuai potensi kita. Jika Anda mengunci potensi Anda. Anda bersalah karena tidak memenuhi apa yang diberikan kepada Anda dalam asal Anda, & dlm "inti" Anda, Corsini & Wedding, 2005, hal. 272. Konsep . . . Thrown Condition (kondisi dilemparkan menyebabkan "keberadaan terbatas“ merupakan Kekuatan Tak Terduga atau peristiwa dalam dunia yang tidak disebabkan oleh seseorang. The “I-Am” Experience - ini realisasi dari keberadaan seseorang. Ini merupakan ide bahwa kita akan menjadi korban lingkungan kita, sampai kita menyadari bahwa ... “Saya hidup dan mengalami. Saya memilih menjadi diri sendiri “, Corsini & Wedding, 2005. Konsep . . . Boundary situation: sebuah pengalaman yang memaksa individu untuk menghadapi situasi eksistensial (konfrontasi dengan kematian dirinya).-tapal batas Self-transcendence: Di luar situasi langsung seseorang untuk memahami keberadaan seseorang dan untuk bertanggung jawab bagi kehidupan itu. Di luar kebutuhan sendiri untuk mengambil tanggung jawab orang lain atau melihat dunia dengan cara yang berbeda.-mengatasi segala Authenticity : Menjadi asli dan nyata, serta menyadari keberadaan seseorang. Individu otentik menghadapi pilihan moral, makna hidup, dan manusia. Givens of the Human Condition Jika kita mengesampingkan perhatian sehari-hari ... dan merefleksikan secara mendalam situasi kita di dunia, maka kita harus menghadapi “perhatian utama" yang merupakan bagian tak terhindarkan dari keberadaan kita di dunia. Yalom (1981) mengidentifikasi 4 hal, Death, Freedom, Isolation, Meaninglessness. Death - Kematian Kita semua akan mati, tidak dapat dihindari. Kesadaran ini menghantui kita sehingga kita melakukan defense untuk menjaga pikiran- pikiran dari kesadaran kita. Defense ini merupakan penolakan dan dapat menjadi maladaptif. Psikopatologi (gejala & perilaku maladaptif) berasal dari teror kematian seseorang. Freedom vs Responsibility Freedom, Setiap orang bertanggung jawab untuk menulis sendiri desain dunia kehidupan sendiri, memilih dan bertindak sendiri (Corsini & Wedding, 2005, h. 280). Jika kita menciptakan dunia kita sendiri dan makna kita sendiri di dunia, berbeda, yt tidak ada tanah di bawah kita: hanya ada ketiadaan. Konflik antara kesadaran kebebasan/ ketidak berdasaran vs kebutuhan tanah dan struktur. Responsibility- Biasanya, kita melakukan sesuatu untuk menghindari tanggung jawab Menggantikan ke orang lain, lingkungan , dll Deny (menghindarinya) Menjadi irrasional di mana mereka tidak mempertanggung jawabkan perilaku mereka. Isolation Interpersonal isolation: jurang antara diri dan orang lain (kekurangan dalam keterampilan sosial dan takut akan keintiman) Intrapersonal isolation: diisolasi dari bagian diri kita sendiri (pengalaman, mempengaruhi, keinginan) yang dipisahkan dari kesadaran. Eksistensial isolation : tidak peduli seberapa dekat kita berhubungan dengan individu lain, masih ada kesenjangan yang tak terjembatani. Kita memasuki keberadaan kesendirian Kita harus mati sendirian - orang mungkin ada bersama kita ketika kita mati, tetapi kita sendiri mengalami kematian. Isolation Rasa takut isolasi eksistensial (defense kita menentangnya) mendasari banyak interpersonal psikopatologi (Corsini & Wedding, 2005). Kita dapat membentuk hubungan dengan orang lain untuk beberapa fungsi (pertahanan terhadap isolasi), bukan merawat seseorang. Mungkin mencoba menangani isolasi melalui fusion, melunakkan batas-batas ego dan menjadi bagian dari orang lain. Atau campur dengan kelompok, mengambil bagian, dan menjadi seperti orang lain dan menghindari isolasi diri.- campuran Meaninglessness Jika kita semua mati ... Jika kita semua menciptakan dunia kita sendiri ... dan jika setiap orang merupakan sendirian ... lalu apakah mungkin arti kehidupan dapat dimiliki? Sebagai manusia, kita membutuhkan makna. Kita berusaha untuk mengatur dan memberikan makna pada pengalaman kita. Dalam dunia yang kacau, kita mencari penjelasan atau makna bagi keberadaan kita. Meaninglessness Jika tidak ada desain ditakdirkan dalam hidup, maka kita harus membangun makna kita sendiri dalam hidup. Dari skema arti kita menghasilkan sebuah hirarki nilai. Nilai-nilai ini memberikan blue print untuk kehidupan - tidak hanya mengapa kita hidup tapi bagaimana untuk hidup. Terdapat dilema dari: Bagaimana kita sebagai manusia membutuhkan makna dan menemukan makna dalam alam semesta yang tidak ada artinya? Theory of Illness Kesadaran dari Perhatian utama Anxiety Defense Mechanism Kita menggunakan Defense Mechanism untuk menghadapi/ mengatasi anxiety yang dialami. Defense Mechanism memberikan keselamatan/ keamanan, tetapi juga membatasi pertumbuhan kita. Theory of . . . Defense Mechanism mungkin tidak efektif atau maladaptif. Mereka mungkin hanya memberikan istirahat sementara dari anxiety, tetapi Pada akhirnya melumpuhkan kemampuan seseorang untuk hidup sepenuhnya secara otentik dan kreatif, serta Dapat menyebabkan anxiety sekunder lebih lanjut Theory of Cure Seseorang harus memulai penjelajahan penyelidikan diri terkait tujuan, dg cara: Memahami konflik tak sadar. Mengidentifikasi mekanisme pertahanan diri yang maladaptif Mengurangi anxiety sekunder dengan memperbaiki cara-cara maladaptif yang berhubungan dengan diri dan orang lain. Mengembangkan cara lain untuk mengatasi anxiety utama sehingga dapat hidup lebih penuh atau otentik. Theory of . . . Terapis berupaya untuk memahami situasi kehidupan seseorang dan ketakutan bawah sadar saat ini yang berkaitan dengan keprihatinan utama atau kodrat. Responsibility menghadapi bagaimana mereka menghindarinya Isolation menghadapi ini dalam dosis kecil Sifat dari hubungan terapis-klien pada dasarnya penting dalam dan dari dirinya sendiri. Yalom menyatakan "itu adalah hubungan yang menyembuhkan." Goals of Therapy Tidak memiliki tujuan segera mengurangi anxiety seseorang. Sebaliknya ada tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan pribadi yang lebih besar, yang mengurangi gejala. Membantu klien memahami dan menghadapi caracara mereka menghindari anxiety eksistensial berkaitan dengan eksistensi manusia. Membantu klien menemukan dan mendapatkan makna atau tujuan diri mereka sendiri. Membantu klien menjalani kehidupan mereka lebih otentik Teknik Terapi Mereka mungkin menggunakan berbagai teknik yang digunakan dengan pendekatan-pendekatan lain sejauh mereka konsisten dengan eksistensial dasar dan, manusia otentik dalam hubungan terapis-pasien. Terapis Existentialis Terapis eksistensial menekankan aspek yang berbeda: Yalom - menekankan empat masalah utama dan membahas pentingnya kehidupan “hidup otentik”. Frankl - menekankan pentingnya orang menemukan makna atau tujuan dalam hidup mereka. Tidak seperti terapis eksistensial lain yang mengembangkan bentuk terapi dg menggunakan teknik spesifik, dimana terapis biasa menggunakan Logotherapy, "Manusia Mencari Makna.” Logotherapy Concept Menantang klien untuk mencari makna kehidupan-nya. – A type of existential therapy that focuses on challenging clients to search for meaning in their lives. Socratic dialogue: Membantu klien dg pertanyaan2 yg mengantarkan secara logika pada jawaban dan kesimpulan ttg hipotesa tertentu sbg “petunjuk.” A series of questions designed to help the client arrive at logical answers to and conclusions about a certain hypothesis; also called guided discovery. Logotherapy . . . Dereflection: Suatu teknik klien memusatkan pada permasalahannya untuk mengurangi anxiety. - A technique in which clients focus away from their problems instead of on them to reduce anxiety. Logotherapy . . . Paradoxical intention: Strategi terapi menginstruksikan klien berusaha secara berlebihan berperilaku mencari perubahan. Terapis membuat pasien lebih menyadari situasi dan membantu mengambil jarak pembentukan simtom-simtom. - A therapeutic strategy in which clients are instructed to engage in and exaggerate behaviors they seek to change. By prescribing the symptom, therapists make patients more aware of their situation and help them achieve distance form symptoms. Logotherapy . . . Terapis eksistensial lain mungkin fokus pada "kondisi dilemparkan"/ “thrown conditions” yang dapat menyebabkan "keberadaan terbatas“/ “restricted existences” Hadapi bagaimana mereka menjalani hidup dengan cara yang dibatasi atau terjebak (tidak otentik) dan membantu mereka menjadi sadar akan peran mereka di dalamnya dan meningkatkan pilihan mereka. Dengan demikian, banyak terapis dilatih dalam modalitas pengobatan berbeda mungkin sebenarnya menggunakan beberapa aspek pendekatan eksistensial dari waktu ke waktu.