bab 2 gambaran umum wilayah - Informasi Sanitasi Kota Bogor

advertisement
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1
BATASAN ADMINISTRASI WILAYAH
Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106º 43’30” - 106º 51.00” Bujur Timur dan 6º
30’30” - 6º 41’00” Lintang Selatan. Kota ini berjarak lebih kurang 50 Km dari Jakarta, dengan
batas wilayah sebagai berikut (lihat Gambar 3.1) :
1. Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor Timur
2. Sebelah barat : Wilayah Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor
3. Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
4. Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.
Luas wilayah kota Bogor 11.850 ha, terdiri atas 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Luas dan Wilayah Administrasi Kota Bogor 2005
No
JUMLAH
KECAMATAN
Luas (Ha)
Kel.
Lingk.
RW
RT
1
Kecamatan Bogor Utara
1.772
8
30
91
408
2
Kecamatan Bogor Timur
1.015
6
20
55
276
3
Kecamatan Bogor Selatan
3.081
16
42
151
645
4
Kecamatan Bogor Tengah
813
11
13
98
443
5
Kecamatan Bogor Barat
3.285
16
58
168
647
6
Kecamatan Tanah Sareal
1.884
11
35
100
491
11.850
68
198
663
2.910
JUMLAH
Sumber : Bapeda Kota Bogor, Tahun 2010
II-1
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Gambar 2. 1 Peta Kota Bogor
II-2
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2.2
KONDISI FISIK KOTA BOGOR
2.2.1 Kondisi Topografi Dan Kemiringan
Kondisi topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit
(antara 0-200 mdpl sampai dengan >300 mdpl). Wilayah Kota Bogor yang mempunyai
ketinggian >300 mdpl sebagaian besar berada di wilayah selatan yang merupakan kaki
Gunung Salak. Perbedaan ketinggian yang relatif sedikit ini membuat Kota Bogor menjadi
wilayah yang sangat cocok untuk pengembangan perkotaan dimana hal ini tercermin dari
kota bogor merupakan kota yang telah dibangun sejak lama.
Kemiringan lereng di Kota Bogor sebagian besar berada pada klasifikasi datar dan landai
(<15%) seluas 9.855,21 ha atau 83,17%, seluas 1.109,89 ha atau sekitar 9,35% berada pada
klasifikasi lahan agak curam (15% - 25%). Sedangkan untuk lahan yang berada pada
klasifikasi curam dan sangat curam (>25%) hanya seluas 884,9 ha atau sekitar 7,45%. Kondisi
topografi dan kemiringan lereng tersebut, menjadikan Kota Bogor memiliki variasi pola/tema
pengembangan dalam pemanfaatan ruangnya, pada beberapa lokasi memiliki pemandangan
(view) yang indah (ke arah Gunung Salak dan Gunung Pangrango) dan udara yang sejuk.
Kondisi topografi dan kemiringan lereng ini menjadi potensi dalam pengembangan Kota
Bogor. Untuk lebih jelasnya, uraian luas wilayah berdasarkan kemiringan Kota Bogor menurut
kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Kemiringan Kota Bogor menurut Kecamatan
No
Kecamatan
Ketinggian (Ha)
0 ─ 200
201─ 250
251─ 300
>300
Jumlah (Ha)
1
Bogor Utara
869.18
853.68
49.14
0.00
1,772.00
2
Bogor Timur
0.00
46.00
348.00
620.00
1,015.00
3
Bogor Selatan
0.00
24.00
480.00
2,577.00
3,081.00
4
Bogor Tengah
0.00
317.33
491.27
4.40
813.00
5
Bogor Barat
1,639.80
1,318.96
326.24
0.00
3,285.00
6
Tanah Sareal
1,519.13
364.84
0.00
0.00
1,884.00
Jumlah
4,028.11
2,924.81
1,694.65
3,201.40
11,850.00
Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011
II-3
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Tabel 2.3 Kemiringan Lereng Kota Bogor menurut Kecamatan
Kemiringan Lereng (Ha)
No
Kecamatan
0 - 2%
(Datar)
2 - 15 %
(Landai)
15 - 25%
25 - 40%
(Agak Curam) (Curam)
Jumlah
(Ha)
>40%
(Sangat
Curam)
1
Bogor Utara
137.85
1,565.65
0.00
68.00
0.50
1,772.00
2
Bogor Timur
182.30
722.70
56.00
44.00
10.00
1,015.00
3
Bogor Selatan
169.10
1,418.40
1,053.89
350.37
89.24
3,081.00
4
Bogor Tengah
125.44
560.47
0.00
117.54
9.55
813.00
5
Bogor Barat
618.40
2,502.14
0.00
153.81
10.65
3,285.00
6
Tanah Sareal
530.85
1,321.91
0.00
31.24
0.00
1,884.00
1,763.94
8,091.27
1,109.89
764.96
Jumlah
119.94 11,850.00
Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011
2.2.2 Kondisi Geologi Dan Jenis Tanah
Struktur geologi Kota Bogor terdiri dari aliran andesit, kipas aluvial, endapan, tufa, dan lanau
breksi tufan dan capili. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal
dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Salak dan Gunung
Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari
permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial
yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik
untuk vegetasi. Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak
peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur
tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah
Sareal dan Bogor Tengah di mana terdapat tanah yang bertekstur kasar.
Tabel 2.4 Geologi Kota Bogor menurut Kecamatan
Jenis Batuan (Ha)
No
Kecamatan
Aliran
Andesit
Kipas
Aluvial
Endapan
Tufa
Lanau Breksi
Jumlah (Ha)
Tufan &
Capili
1
Bogor Utara
0.00
1,766.64
0.00
5.36
0.00
1,772.00
2
Bogor Timur
0.00
304.21
0.00
710.79
0.00
1,015.00
3
Bogor Selatan
445.01
0.00
0.00 1,838.81
797.18
3,081.00
4
Bogor Tengah
0.00
226.98
0.17
582.81
3.04
813.00
5
Bogor Barat
1,012.45
348.89
1,372.51
238.81
312.34
3,285.00
6
Tanah Sareal
0.00
18.59
0.00
1,884.00
1,372.68 3,395.17
1,112.56
11,850.00
Jumlah
1,262.15
603.26
2,719.61
3,249.98
Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011
II-4
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Jenis tanah di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi,
yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya
halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah
yang terdapat tanah yang bertekstur kasar. Untuk lebih jelasnya, uraian tentang kepekaan
tanah terhadap erosi, dan tekstur tanah di Kota Bogor berdasarkan kecamatan dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Kepekatan Tanah terhadap Erosi di Kota Bogor
Kepekaan Tanah terhadap
Erosi
No
Kecamatan
Sangat
Peka
(Ha)
Peka Agak Peka
(Ha)
(Ha)
Tekstur Tanah
Halus
(Ha)
Sedang
(Ha)
Agak
Kasar
(Ha)
Kasar
(Ha)
Jumlah
(Ha)
1
Bogor Utara
0.00
0.00
1,772.00
1,772.00
0.00
0.00
0.00
1,772.00
2
Bogor Timur
0.00
0.00
1,015.00
0.00
0.00
37.08
0.00
1,015.00
3
Bogor Selatan
0.00
0.00
3,081.00
2,534.12
187.76
359.12
0.00
3,081.00
4
Bogor Tengah
0.00
0.00
813.00
193.44
0.00
616.56
3.00
813.00
5
Bogor Barat
0.00
0.00
3,285.00
1,278.53
45.32
1,208.09
753.06
3,285.00
6
Tanah Sareal
0.00
0.00
1,884.00
1,844.37
0.00
0.00
39.63
1,884.00
0.00
0.00 11,850.00 7,622.46
Jumlah
233.08 2,220.85
795.69 11,850.00
Sumber: RPIJM Kota Bogor Tahun 2013 – 2017
2.2.3 Kondisi Sumber Daya Air
Potensi sumber daya air permukaan wilayah Kota Bogor diidentifikasi dari adanya 2 sungai
besar dan 7 anak sungai. Secara keseluruhan anak-anak sungai itu membentuk pola aliran
pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak)
pada 2 sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane. Kota Bogor memanfaatkan potensi
kedua sungai ini sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Selain
potensi dari dua sungai besar di atas terdapat beberapa sungai lain yang ada diantaranya
Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok. Sungai-sungai
tersebut memiliki permukaan air yang jauh di bawah permukaan tanah. Karenanya, Kota
Bogor terbilang relatif aman dari bahaya banjir. Pada umumnya, aliran sungai-sungai
tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai sarana MCK, usaha
perikanan keramba, serta sumber air baku bagi PDAM. Selain beberapa aliran sungai yang
mengalir di wilayah Kota Bogor, terdapat juga beberapa mata air yang umumya
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. Kemunculan mata air
tersebut umumnya terjadi karena adanya pemotongan bentuk lahan atau topografi,
sehingga secara otomatis aliran air tanah tersebut terpotong. Kondisi tersebut diantaranya
berada di tebing jalan tol Jagorawi, pinggiran sungai Ciliwung di Kampung Lebak Kantin,
II-5
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Babakan Sirna, dan Bantar Jati, dengan besaran debit bervariasi. Selain adanya potensi
sumber daya air permukaan, Kota Bogor juga memiliki potensi sumber daya air tanah.
Potensi sumber daya air tanah terletak pada kedalaman sekitar 3 – 12m, kedalaman muka air
tanah dalam keadaan normal (musim hujan) berkisar 3 – 6m, sedangkan pada musim
kemarau kedalaman muka air tanah mencapai 10 – 12m. Kualitas air tanah di Kota Bogor
terbilang cukup baik. Namun, tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi serta tingginya
laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan meyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan
menjadi sangat rendah, dan pada akhirnya mempertinggi run off. Hal ini merupakan salah
satu penyebab menurunnya permukaan air tanah di musim kemarau.
Tabel 2.6 Hidrogeologi Kota Bogor menurut Kecamatan
Hidrogeologi (Ha)
No
Kecamatan
Muda
Muda
Irigasi
Tua
Tua Irigasi
Aliran
Lava
Jumlah
(Ha)
1
Bogor Utara
823.39
946.72
0.00
1.89
0.00
1,772.00
2
Bogor Timur
249.36
79.35
188.08
498.22
0.00
1,015.01
3
Bogor Selatan
1,101.56
498.12
1,179.23
207.69
94.40
3,081.00
4
Bogor Tengah
268.97
4.44
15.56
524.03
0.00
813.00
5
Bogor Barat
1,883.04
540.79
618.99
242.18
0.00
3,285.00
6
Tanah Sareal
972.01
870.13
6.75
35.11
0.00
1,884.00
2,939.55 2,008.61
1,509.12
Jumlah
5,298.33
94.40 11,850.01
Sumber: RPIJM Kota Bogor Tahun 2013 – 2017
Ket :
Muda
: Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Bantuan Vulkanik Muda
Muda Irigasi : Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Batuan Vulkanik Muda Beririgasi
Tua
: Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Batuan Vulkanik Tua
Tua Irigasi
: Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Batuan Vulkanik Tua Beririgasi
Aliran Lava
: Aliran Lava Bersusun Andesit Basah
2.2.4 Penggunaan Lahan
Dari segi pola penggunaan lahan, dengan luas wilayah Kota Bogor 11.696,05 ha. Kawasan
tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak
terbangun. secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kawasan terbangun yang mencakup kawasan perumahan, permukiman, fasilitas
kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, fasilitas umum,
industri, komplek militer, kantor pemerintahan, jasa, perdagangan campuran. Luas
kawasan terbangun adalah 5.340,40 ha. Luas kawasan permukiman dan perumahan
adalah 4.617,26 ha atau sekitar 39,47%, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya menempati
luas 250,25 ha atau 2,14%. Kawasan indutri, jasa, dan perdagangan campuran
II-6
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
menempati luas 362,35 ha atau sekitar 3,10%. kompleks militer dan kantor pemerintahan
menempati luas 110,54 ha atau 0,95 %.

Kawasan tidak terbangun yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak,
taman, tanah kosong, TPU, kolam, situ, dan sungai. Luas kawasan tidak terbangun ini
adalah 6.355,65 ha. Kawasan tidak terbangun yang merupakan kawasan hijau yang
mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman menempati luas 5.111,31 ha
atau 45,12%. Sedangkan untuk kawasan tidak terbangun yang berbentuk kawasan biru
yang mencakup kolam, situ dan sungai menempati luas 235,32 ha atau 2,01%.
Sedangkan sisanya adalah tempat pemakaman umum yang menempati luas 141,76 ha
atau 1,21% dan tanah kosong seluas 867,27 ha atau 7,42%.
Tabel 2.7 Penggunaan Lahan di Kota Bogor Tahun 2012
No
Penggunaan Lahan
Luas (Ha)
%
1
Perumahan
1.529,24
13,07%
2
Permukiman
3.088,01
26,40%
3
Fasilitas Kesehatan
14,47
0,12%
4
Fasilitas Pendidikan
59,18
0,51%
5
Fasilitas Peribadatan
13,94
0,12%
6
Fasilitas Olah Raga
147,11
1,26%
7
Fasilitas Umum (terminal, WTP, dll)
15,55
0,13%
8
Industri
121,21
1,04%
9
Komplek Militer
77,63
0,66%
10
Kantor Pemerintahan
32,91
0,28%
11
Jasa
74,94
0,64%
12
Perdagangan Campuran
166,21
1,42%
13
Hutan Kota
129,71
1,11%
14
Kebun
1.952,19
16,69%
15
Ladang
638,83
5,46%
16
Sawah
1.818,66
15,55%
17
Semak
383,55
3,28%
18
Taman
188,37
1,61%
19
Tanah Kosong
867,27
7,42%
20
TPU
141,76
1,21%
21
Kolam
93,39
0,80%
22
Situ
14,50
0,12%
23
Sungai
127,43
1,09%
11.696,05
100,00%
Jumlah
Sumber: Bappeda, 2012.
II-7
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Gambar 2. 2 Peta Penggunaan Lahan Kota Bogor 2012
II-8
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2.2.5 Sarana Prasarana Dan Utilitas Umum

Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas SD 288 unit, SMP
113 unit, dan SMA 47 unit dan SMK 74 unit. Pemenuhan kapasitas bagi setiap fasilitas diukur
dari banyaknya anak usia sekolah yang harus ditampung.
Tabel 2.8 Kondisi Eksiting Fasilitasi Pendidikan
Eksisting
Jenis Fasilitas Pendidikan
Tahun 2012
SD
SMP
SMA
SMK
53
25
9
11
Bogor Timur
34
9
7
10
Bogor Utara
44
11
7
14
Bogor Tengah
50
26
10
11
Bogor Barat
65
24
9
14
Bogor Selatan
Tanah Sareal
Total Fasilitas Pendidikan
42
18
5
14
288
113
47
74
Sumber : Bogor dalam Angka Tahun 2012

Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan merupakan penunjang utama dalam peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Berikut data Jenis fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bogor tahun 2012.
Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Fasilitas kesehatan
Jenis Fasilitas Kesehatan
Prakter Dokter Umum
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Prakter Dokter Spesialis
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Praktek Dokter Gigi
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Eksisting 2012
867
185
202
91
82
181
126
390
88
56
59
26
117
44
489
57
236
44
II-9
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Jenis Fasilitas Kesehatan
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
LabKes
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
BP/Klinik
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Apotek
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Puskesmas
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
RS
Bogor Utara
Bogor Barat
Bogor Timur
Bogor Selatan
Bogor Tengah
Tanah Sareal
Eksisting 2012
30
63
59
18
8
1
1
1
7
6
117
22
22
19
17
22
15
119
26
22
15
11
32
13
24
3
5
2
4
5
5
12
1
3
1
1
3
3
Sumber: Bogor Dalam Angka 2012

Fasilitas Peribadatan
Fasilitas tempat peribadatan di Kota Bogor 2012 didominasi oleh sarana peribadatan agama
Islam, baik berupa masjid maupun musholla. Selain sarana peribadatan bagi agama Islam,
II-10
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Kota Bogor juga dilengkapi dengan sarana peribadatan lainnya, seperti gereja, pura, dan
vihara.
Tabel 2.10 Kondisi Eksisting Sarana Peribadatan
No
Tahun 2012
Jenis Sarana/
Kecamatan
Mesjid
Mushola
Gereja
Gereja
Protestan Katolik
Pura
Vihara
1
Bogor Selatan
126
90
15
2
2
2
Bogor Timur
70
25
10
1
3
3
Bogor Utara
112
140
8
1
4
Bogor Tengah
80
70
14
2
5
Bogor Barat
138
130
8
1
6
Tanah Sareal
225
155
9
1
751
610
64
8
Jumlah
2
3
1
1
3
9
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012

Faslitas Olah Raga
Fasilitas yang terdapat di Kota Bogor Berupa Gedung Olahraga, Lapangan Olahraga.
Tabel 2.11 Kondisi Eksisting Sarana Olah Raga
Jenis Sarana/
Kecamatan
No
Gedung Olahraga
Lapangan
Olahraga
1
Bogor Selatan
2
74
2
Bogor Timur
2
37
3
Bogor Utara
8
122
4
Bogor Tengah
4
48
5
Bogor Barat
10
197
6
Tanah Sareal
9
129
35
607
Jumlah
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012

Fasilitas Pemakaman Umum
Makam di Kota Bogor hanya terdapat di Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Barat dan
Kecamatan Tanah Sareal, dengan luas total 724.271 m². TPU terbanyak terdapat di
Kecamatan Bogor Selatan.
II-11
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Tabel 2.12 Kondisi Eksisting Pemakaman Umum
No
1
2
3
Kecamatan
Bogor Selatan
Tanah Sareal
Bogor Barat
Kelurahan
Nama TPU
1. Cipaku
TPU Cipaku
2. Cipaku
Luas (m²)
Jumlah Makam
21.800
5.635
TPU Cipaku Baru
140.000
7075
3. Genteng
TPU Gn. Gadung Lama
350.000
14.085
4. Empang
TPU Dreded
64.815
11.150
5. Mulyaharja
TPU Mulyaharja
21.615
1. Kebon Pedes
TPU Blender
66.715
12.115
2. Kayu Manis
TPU Kayu Manis
26.672
102
1. Situgede
TPU Situgede
32.654
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012

Fasilitas Pemadam Kebakaran
Alat-alat yang digunakan dalam upaya penanggulangan dan penanganan bencana yakni
berupa alat standar Search And Rescue (SAR) Darat dan Mobil Pemadam kebakaran dari
UPTD Damkar. Berikut data mengenai sarana yang dimiliki.
Tabel 2.13 Kondisi Eksisting Sarana Pemadam Kebakaran
No
1
2
3
4
5
6
Jenis Sarana/
Kecamatan
Bogor Selatan
Bogor Timur
Bogor Utara
Bogor Tengah
Bogor Barat
Tanah Sareal
Jumlah
Pos Pemadam
Kebakaran
Jumlah Mobil
Pemadam
Kebakaran
Jumlah
Petugas
Pemadam
Kebakaran
1 (PMK Sukasari)
1 (PMK Cibuluh)
8
3
36
24
1 (PMK Yasmin)
5
26
3
16
86
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012
2.2.6 Potensi Rawan Bencana
Potensi rawan bencana yang terdapat di Kota Bogor adalah rawan bencana longsor dan
rawan bencana banjir. Terdapat beberapa kawasan yang berpotensi mengalami bencana
tersebut seperti: daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan
daerah yang rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada setiap
kecamatan. Untuk kawasan rawan kebakaran terutama di kawasan permukiman padat, di
mana jarak antar rumah berdempetan dengan akses jaringan jalan yang minim.
II-12
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Tabel 2.14 Data Rawan Banjir dan Longsor di Kota Bogor
No
Lokasi
I
Kecamatan Bogor Barat
1
Sepanjang Sungai
2
Sepanjang Saluran
3
4
Kel. Pasir Jaya
Kp. Muara
Kel. Gn. Batu
Kp. Gn. Batu
5
Kel. Cilendek Timur Rw 05
6
Kel Gunung Batu Rw 12
Sumber Kerawanan
- S. Ciomas
Tanah Longsor
- S. Cisadane
Tanah Longsor
- Sal. Sek. Cidepit
Tanah Longsor
- S. Cisadane
Banjir
1
- S. Cisadane
Banjir
1
Air Lapangan/ Limpasan Banjir dan Tanah
air permukaan
Air Lapangan/ Limpasan
air permukaan
- Saluran Cibenda
7
Jenis Kerawanan
Kel. Situ Gede
- Saluran Cibanten
Saluran
Longsor
Banjir
Jebol
Tanggul Saluran
Jebol
Kel. Margajaya
9
Kel. Balumbang Jaya Rw 06
Sungai Ciapus
Tanah Longsor
10
Kel. Semplak
Sal. Sekunder Cidepit
Banjir
II
Kecamatan Bogor Tengah
- S. Cisadane
Tanah Longsor
- S. Cipakancilan
Tanah Longsor
- S. Ciliwung
Tanah Longsor
- Saluran Induk
Tanah Longsor
2
3
4
Sepanjang Sungai
Sepanjang Saluran
Kel. Paledang
0.5
Cisadane Empang
1
S. Cisadane
Banjir
1
Kp. Mantarena dan Panaragan S. Cisadane
Banjir
1
Kel. Panaragan
III
Kecamatan Bogor Selatan
3
2
Banjir
Kel. Pamoyanan
2
Banjir
S. Cisadane
Kp. Nusa
5
1
Ciherang/Cibungur
1.5
Tanggul Saluran
8
1
Luas
Genangan
(Ha)
Sepanjang Sungai
Kel. Muarasari
Tajur, Pakuan
Kel. Ranggamekar
Sal. Ciranjang/Cioyanan Banjir dan Longsor
- S. Cibeureum
Tanah Longsor
- S. Cisadane
Tanah Longsor
- S. Cipakancilan
Tanah Longsor
- S. Cibalok
Tanah Longsor
S. Cisadane
Banjir
1
1
II-13
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
No
Lokasi
Sumber Kerawanan
Jenis Kerawanan
Luas
Genangan
(Ha)
Kp. Cibeureum
4
Kel. Empang
Kp. Parung Jambu
S. Cisadane
Banjir
1
IV
Kecamatan Bogor Timur
1
Sepanjang Sungai
S. Ciliwung
Tanah Longsor
2
Kel. Sindangsari
Sal. Cibalok
Tanah Longsor
S. Ciliwung
Banjir
1
S. Ciliwung
Banjir
1
S. Ciliwung
Tanah Longsor
3
4
Kel. Katulampa
Kp. Katulampa
Kel. Baranangsiang
Kp. Pulo Geulis
V
Kecamatan Tanah Sareal
1
Sepanjang Sungai
2
Sepanjang Saluran
3
Kel. Kebon Pedes
5
6
Cisadane Empang
Tanah Longsor
Sal. Cibalok
Banjir
2
Sal. Cimanggu
Banjir
2
Komplek Bukit Cimanggu Villa Sal. Cigede Wetan
Banjir
2
Kp. Asem
Sal. Cigede Kulon
Banjir
2
Sal. Cikeumeuh
Banjir
1
Sal. Cimanggu
Banjir
1
Sal. Cigede Wetan
Banjir
2
Kp. Pacilong
Kel. Cibadak
4
Saluran Induk
Rw. 09
Kel. Kayumanis
Kel. Mekarwangi
Kp. Asem
7
Kel. Sukadamai
Sal. Ters.Cibuluh 5
Banjir
2
8
Kel. Kencana
Sal. Kali Murni
Banjir
2
9
Kel. Sukaresmi
Sal. Kali Duren
Banjir
1
Banjir
2
Sal. Tersier Cidepit 4,
Cidepit 5 dan air
10
Kel. Kedung Waringin
VI
Kecamatan Bogor Utara
1
Sepanjang Sungai
S. Ciliwung
Tanah Longsor
Kel. Tegalgundil
S. Ciparigi
Tanah Longsor
Tanah Kapling
S. Ciparigi
Banjir
2
Kp. Luwuk
S. Ciparigi
Banjir
2
Kel. Bantarjati
S. Ciparigi
Tanah Longsor
3
Kp. Warungjambu
Sal. Cibagolo
Banjir
2
3
lapangan
II-14
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
No
4
5
6
7
Lokasi
Sumber Kerawanan
Jenis Kerawanan
Luas
Genangan
(Ha)
Kel. Cibuluh
S. Ciparigi
Banjir
2
Kp. Kaumsari
S. Cibuluh
Banjir
2
Kp. Pangkalan
S. Ciliwung
Banjir
1
Kel. Kedungbadak
S. Ciliwung
Banjir
2
S. Ciparigi
Banjir
1
Sal. Cibagolo
Banjir
1
S. Ciluar
Banjir
1
S. Ciluar
Banjir
2
Kp. Kedunghalang
Kel. Tanah Baru
Kp. Kramat
Kel. Ciluar
Jumlah
52
Sumber : Seksi Pemeliharaan Jaringan & Drainase Kota Bogor Tahun 2006 dalam SPPIP Kota Bogor 2011
2.3
PROFIL KONDISI KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL
2.3.1 Jumlah Dan Persebaran Penduduk Kota Bogor
Jumlah penduduk Kota Bogor Tahun 2012 adalah 1.004.831 jiwa dengan persebaran di
Kecamatan Bogor Selatan 190.535 jiwa, Kecamatan Bogor Timur 99.983 jiwa, Kecamatan
Bogor Utara 180 847 jiwa, Kecamatan Bogor Tengah 104 270 jiwa, Kecamatan Bogor Barat
223 168 jiwa, dan Kecamatan Tanah Sareal 206 028 jiwa. Di samping jumlah penduduk, data
tingkat kesejahteraan penduduk penting untuk diperhatikan dalam hal perumusan kebijakan
mengenai permukiman di Kota Bogor. Dengan luas wilayah 11.850 ha, kepadatan penduduk
Kota Bogor Tahun 2012 adalah 85 jiwa/ha. Kepadatan ini merupakan kepadatan bruto di
mana luas wilayah yang dihitung adalah seluruh wilayah Kota Bogor baik kawasan terbangun
maupun yang non terbangun.
Tabel 2.15 Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Luas Wilayah, Jumlah Rumah, dan
Kepadatan Penduduk Kota Bogor Tahun 2012
Kecamtan
Bogor Utara
Luas wilayah
(ha)
Jumlah
Penduduk 2012
Kepadatan
Penduduk 2012
KK
1772
180847
44218
102
Kel. Bantarjati
170
24763
5759
146
Kel. Tegalgundil
198
28630
6817
145
Kel. Tanahbaru
233
24795
6048
106
Kel. Cimahpar
444
19756
4594
44
Kel. Ciluar
220
16282
3971
74
Kel. Cibuluh
154
19086
5302
124
Kel. Kedunghalang
192
21865
5466
114
Kel. Ciparigi
161
25670
6261
159
II-15
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Kecamtan
Bogor Barat
Luas wilayah
(ha)
Jumlah
Penduduk 2012
Kepadatan
Penduduk 2012
KK
3285
223168
53656
68
Kel. Pasirmulya
100
5067
1102
51
Kel. Pasirkuda
225
14621
3400
65
Kel. Pasirjaya
290
21361
5086
74
Kel. Gunungbatu
220
18776
4694
85
Kel. Loji
253
13886
3229
55
Kel. Menteng
209
16219
3862
78
Kel. Cilendek timur
105
17662
4308
168
Kel. Cilendek barat
174
17204
4096
99
Kel. Sindangbarang
370
17491
4165
47
Kel. Margajaya
255
5457
1331
21
Kel. Balumbangjaya
154
13086
3739
85
Kel. Situgede
273
9586
2130
35
Kel. Bubulak
314
15365
3414
49
Kel. Semplak
44
11256
2558
256
Kel. Curugmekar
104
13507
3463
130
Kel. Curug
195
12624
3079
65
1015
99983
24055
99
Kel. Sindangsari
90
10284
2449
114
Kel. Sindangrasa
106
14386
3425
136
45
6689
1672
149
Kel. Katulampa
491
29656
7064
60
Kel. Baranangsiang
235
27459
6617
117
48
11509
2828
240
Bogor Selatan
3081
190535
45714
62
Kel. Mulyaharja
479
19780
4824
41
Kel. Pamoyanan
245
14357
3263
59
Kel. Ranggamekar
148
14011
3434
95
Kel. Genteng
173
8147
1864
47
Kel. Kertamaya
360
6015
1431
17
Kel. Rancamaya
200
6748
1613
34
Kel. Bojongkerta
276
9651
2183
35
Kel. Harjasari
149
15042
3573
101
Kel. Muarasari
154
10244
2455
67
Kel. Pakuan
104
5823
1532
56
Kel. Cipaku
174
13434
3199
77
Kel. Lawanggintung
61
7648
2095
125
Kel. Batutulis
66
10290
2573
156
Kel. Bondongan
68
13526
3267
199
Bogor Timur
Kel. Tajur
Kel. Sukasari
II-16
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Kecamtan
Luas wilayah
(ha)
Jumlah
Penduduk 2012
Kepadatan
Penduduk 2012
KK
Kel. Empang
79
17386
4121
220
Kel. Cikaret
345
18433
4287
53
Bogor Tengah
813
104270
26404
128
Kel. Paledang
178
11804
2810
66
Kel. Gudang
32
7423
1810
232
Kel. Babakanpasar
42
10130
2412
241
Kel. Tegalega
123
19650
5614
160
Kel. Babakan
122
10211
2836
84
Kel. Sempur
63
8205
1954
130
Kel. Pabaton
63
2885
730
46
Kel. Cibogor
44
7628
1902
173
Kel. Panaragan
27
7369
1797
273
Kel. Kebon kalapa
45
11338
2765
252
Kel. Ciwaringin
74
7627
1774
103
1884
206028
49621
109
142
22492
5486
158
Kel. Kedungjaya
72
13282
3089
184
Kel. Kebonpedes
104
22559
5246
217
Kel. Tanahsereal
105
8906
2071
85
Kel. Kedungbadak
195
28684
6996
147
Kel. Sukaresmi
98
12306
3001
126
Kel. Sukadamai
112
13940
3242
124
Kel. Cibadak
464
27578
6726
59
Kel. Kayumanis
243
14537
3461
60
Kel. Mekarwangi
135
21711
5295
161
Kel. Kencana
214
20033
5008
94
11.850
1.004.831
243.668
85
Tanah Sereal
Kel. Kedungwaringin
Jumlah Total
Sumber: Bogor Dalam Angka 2012
II-17
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Gambar 2. 3 Peta Kepadatan Penduduk Kota Bogor 2012
II-18
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2012 Menurut Tingkat Kesejahteraan
Kecamtan
Bogor Utara
Pra Sejahtera
Keluarga Jiwa
Sejahtera
Keluarga
3340 14699
Keluarga Sejahtera
Jiwa
I
II
III Plus
Jumlah
7852
32790
16740
9328
3279
40539
Bogor Barat
843
3001
5295
18229
9708
4326
1926
22098
Bogor Timur
1275
4795
6730
25671
14795
11444
3371
37615
Bogor Selatan
1906
6781
5841
22366
10100
5582
1562
24991
Bogor Tengah
299
1800
12251
27548
21998
15802
4184
54534
Tanah Sereal
1805
6186
7641
27295
24472
9785
4108
47811
Jumlah Total
9468 37262
45610
153899
97813
56267
18430
227588
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka 2012
2.3.2 Proyeksi Penduduk Kota Bogor 2034
Berdasarkan proyeksi yang dilakukan terhadap jumlah penduduk Kota Bogor, penduduk
terbanyak pada tahun 2034 terdapat di WP C yang terdiri atas sebagian Kecamatan Bogor
Barat dan Kecamatan Tanah Sareal. Sedangkan jumlah penduduk Kota Bogor keseluruhan
pada tahun 2034 sejumlah 2.064.471 jiwa. Berikut data proyeksi penduduk tahun 2015 –
2034.
Tabel 2.17 Proyeksi Penduduk Berdasarkan WP 2019 – 2034
WP
2019
2024
2029
2034
A
226.138
262.326
305.067
339.021
B
164.838
191.214
222.367
259.918
C
326.055
378.648
440.367
536.897
D
291.889
338.592
393.752
463.004
E
269.768
312.929
363.907
465.633
Jumlah 1.278.689 1.483.709 1.725.461 2.064.472
Sumber : RISPP, 2013
Tabel 2.18 Proyeksi Penduduk Per Keleurahan Per WP Tahun 2019 - 2034
Kecamatan
Kelurahan
2019
2024
2029
2034
WP A
Bogor Barat
1 Menteng
21221
24617
28628
31815
Bogor Selatan
2 Batu Tulis
11041
12808
14895
16553
3 Bondongan
15389
17852
20761
23072
4 Empang
19526
22650
26341
29272
5 Babakan
17103
19840
23072
25640
6 Babakan Pasar
11041
12808
14895
16553
8173
9481
11026
12253
Bogor Tengah
7 Cibogor
II-19
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Kecamatan
Kelurahan
2024
2029
2034
8 Ciwaringin
9561
11091
12899
14334
9 Gudang
8245
9565
11123
12361
19545
22673
26367
29302
11 Pabaton
3621
4201
4885
5429
12 Paledang
16082
18655
21695
24109
13 Panaragan
7532
8737
10161
11292
14 Sempur
9394
10898
12673
14084
15 Tegallega
26758
31040
36097
40114
16 Baranangsiang
20480
23758
27628
30703
1424
1652
1921
2135
226138
262326
305067
339021
1 Balumbangjaya
16678
19346
22498
26298
2 Bubulak
18963
21997
25581
29901
3 Gunung Batu
17381
20162
23447
27406
4 Loji
12978
15054
17507
20463
5 Margajaya
11986
13904
16170
18900
6 Pasir Jaya
24516
28439
33072
38657
7 Pasir Kuda
12538
14544
16914
19770
8 Pasir Mulya
4324
5015
5833
6818
35639
41342
48077
56196
9836
11410
13269
15510
164838
191214
222367
259918
1 Cilendek Barat
20492
23798
27677
33744
2 Cilendek Timur
9949
11554
13437
16382
3 Curug
12642
14682
17075
20818
4 Curugmekar
15146
17589
20456
24940
5 Semplak
15265
17728
20617
25136
6 Cibadak
37863
43970
51137
62346
7 Kayumanis
23080
26803
31172
38005
8 Kebon Pedes
17219
19997
23256
28354
9 Kedungbadak
19271
22379
26027
31732
10 Kedungjaya
15852
18409
21410
26103
11 Kedungwaringin
36851
42795
49770
60680
12 Kencana
26065
30269
35203
42919
13 Mekarwangi
27029
31389
36505
44507
14 Sukadamai
26481
30752
35765
43604
15 Sukaresmi
17833
20710
24085
29365
5017
5826
6775
8261
10 Kebon Kelapa
Bogor Timur
2019
17 Sukasari
Total WP A
WP B
9 Sindangbarang
10 Situgede
Total WP B
WP C
Bogor Barat
Tanah Sareal
16 Tanah Sareal
II-20
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Kecamatan
Total WP C
Kelurahan
2019
2024
2029
2034
326055
378648
440367
536897
1 Bantarjati
38762
44964
52289
61486
2 Cibuluh
27374
31753
36926
43421
3 Ciluar
34974
40570
47179
55476
4 Cimahpar
19868
23047
26802
31516
5 Ciparigi
54357
63055
73327
86223
6 Kedung Halang
40300
46748
54364
63926
5982
6939
8070
9489
70271
81515
94794
111466
291889
338592
393752
463004
19053
22101
25701
32886
2 Cimahpar
2031
2356
2740
3506
3 Sindangsari
6516
7558
8789
11246
4 Sindangrasa
18338
21272
24738
31653
8533
9898
11511
14728
19486
22603
26286
33633
7 Baranangsiang
9284
10769
12523
16024
8 Sukasari
7395
8578
9976
12764
9 Mulyaharja
22150
25694
29880
38233
10 Pamoyanan
17720
20555
23903
30585
11 Ranggamekar
16916
19622
22818
29197
12 Genteng
10495
12174
14157
18114
13 Kertamaya
7374
8553
9947
12727
14 Rancamaya
8118
9416
10950
14011
15 Bojongkerta
21331
24744
28775
36819
16 Harjasari
18208
21122
24562
31429
17 Muarasari
14990
17389
20221
25874
18 Pakuan
6031
6996
8136
10410
19 Cipaku
13174
15281
17771
22738
6706
7779
9046
11575
15920
18467
21476
27479
269768
312929
363907
465633
Jumlah
WP D
Bogor Utara
7 Tanah Baru
8 Tegal Gundil
Total WP D
Jumlah
WP E
Bogor Utara
Bogor Timur
1 Tanah Baru
5 Tajur
6 Katulampa
Bogor Selatan
20 Lawang Gintung
21 Cikaret
Total WP E
Jumlah
Total Kota
bogor
1278689 1483709 1725461 2064472
Sumber :RISPP, 2013
II-21
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2.4
RENCANA PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KOTA
2.4.1 Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Wilayah
Kebijakan Pengembangan sistem pusat pelayanan ditetapkan melalui pembagian wilayah
pelayanan (WP) serta pengembangan sistem pusat pelayanan yang terdiri dari pusat kota, 4
(empat) Sub Pusat Kota, dan 14 (empat belas) Pusat Lingkungan. Penetapan WP
dimaksudkan untuk mendistribusikan pelayanan kegiatan kepada masyarakat serta untuk
mengurangi pergerakan penduduk ke pusat kota.
Pembagian wilayah pelayanan tersebut dibagi menjadi 5 WP (secara lebih rinci pembagian
WP ini akan diterangkan pada bab 3 mengenai Struktur Ruang Kota) yaitu:

Wilayah Pelayanan A, dengan cakupan wilayah sebagai berikut
Kecamatan Bogor
Tengah, sebagian Kecamatan Bogor Selatan meliputi Kelurahan Batu Tulis, Empang dan
Bondongan, sebagian Bogor Timur Kelurahan Baranangsiang dan Sukasari dan sebagian
Bogor Barat meliputi Kelurahan Menteng;

Wilayah Pelayanan B, mencakup sebagian besar Kecamatan Bogor Barat meliputi
Kelurahan Bubulak, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Balumbangjaya, Kelurahan Situgede,
Kelurahan Sindangbarang, Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Pasir Kuda, Kelurahan Pasir
Mulya, Kelurahan Gunung Batu, dan Kelurahan Loji;

Wilayah Pelayanan C, mencakup Kecamatan Tanah Sareal meliputi Kelurahan
Mekarwangi, Kelurahan Kencana, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Sukadamai,
Kelurahan Cibadak, Kelurahan Sukaresmi, Kelurahan Kedung Badak, Kelurahan Kebon
Pedes, Kelurahan Tanah Sareal, Kelurahan Kedung Waringin, Kelurahan Kedung Jaya, dan
sebagian Kecamatan Bogor Barat meliputi Kelurahan Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek
Timur, Kelurahan Curug Mekar, Kelurahan Semplak, dan Kelurahan Curug;

Wilayah Pelayanan D, mencakup sebagian besar Kecamatan Bogor Utara meliputi
Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Kedung Halang, Kelurahan Cibuluh, Kelurahan Ciluar,
Kelurahan Cimahpar, Kelurahan Tegal Gundil, dan Kelurahan Bantarjati;

Wilayah Pelayanan E, mencakup Kecamatan Bogor Selatan meliputi Kelurahan Lawang
Gintung, Kelurahan Pakuan, Kelurahan Harjasari, Kelurahan Muarasari, Kelurahan
Kertamaya, Kelurahan Genteng, Kelurahan Cipaku, Kelurahan Bojongkerta, Kelurahan
Rancamaya, Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan RanggaMekar, Kelurahan Mulyaharja,
Kelurahan Cikaret dan Kecamatan Bogor Timur meliputi Kelurahan Sindangsari,
Kelurahan Sindangrasa, Kelurahan Tajur, Kelurahan Katulampa, serta Kecamatan Bogor
Utara meliputi Kelurahan Tanah Baru.
Untuk masing-masing Wilayah Pelayanan (WP), ditetapkan kebijakan dan strategi
pengembangan yang berbeda sesuai dengan karakteristik, kecenderungan perkembangan
II-22
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
dan harapan yang ingin dicapai dari masing-masing WP tersebut. Kebijakan dan strategi
masing-masing WP adalah sebagi berikut:


Penataan Wilayah Pelayanan A, dengan strategi :
a)
Membatasi perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer;
b)
Mengembangkan RTH ;
c)
Merevitalisasi pusat kota dengan tetap memperhatikan visi kota; dan
d)
Mengendalikan perkembangan kegiatan perumahan.
Penataan perkembangan di Wilayah Pelayanan B
a)
Mengendalikan perkembangan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai
dengan daya tampung dan daya dukung ruang;

b)
Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa;
c)
Mengembangkan RTH kota;
d)
Mempertahankan dan melindungi kawasan resapan air; dan
e)
Mempertahankan lahan pertanian kota yang ada.
Penataan perkembangan di Wilayah Pelayanan C dan D Kota Bogor dengan strategi :
a)
Mengembangkan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai dengan daya
tampung dan daya dukung ruang masing-masing kawasan;

b)
Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa;
c)
Meningkatkan akses jaringan jalan barat-timur dan utara-selatan; dan
d)
Mengembangkan RTH
Penataan Wilayah Pelayanan E, dengan strategi :
a)
Mempertahankan dan melindungi kawasan resapan air;
b)
Mengendalikan perkembangan perumahan;
c)
Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa; dan
d)
Mengembangkan RTH
2.4.2 Kebijakan Dan Strategi Struktur Ruang
Secara umum kebijakan struktur ruang meliputi:

Kebijakan dan Strategi Pusat Pelayanan Kegiatan
Guna mencapai terwujudnya sistem pusat pelayanan dan WP, maka kebijakan dan strategi
pengembangan sistem pusat pelayanan ditetapkan sebagai berikut :
1) Kebijakan pengembangan 1 (satu) pusat kota, 4 (empat) sub pusat kota, dan 14
(empat belas) pusat lingkungan, dengan strategi :
a)
Mengalokasikan pusat kota di WP A;
b)
Mengembangkan sub pusat kota di WP B, WP C, WP D, dan WP E
II-23
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
c)
Mengembangkan pusat lingkungan di SWP B1, SWP B2, SWP C1, SWP C2,
SWP C3, SWP C4, SWP D1, SWP D2, SWP D3, SWP D4, SWP E1, SWP E2, SWP
E3, dan SWP E4
2) Kebijakan penataan pusat pelayanan yang hirarkis sesuai dengan cakupan WP,
dengan strategi :
a)
Melengkapi pusat kota, sub pusat kota serta pusat lingkungan dengan
fasilitas pendukung minimum yang harus ada
b)
Meningkatkan akses antara pusat dan subpusat kota, antara subpusat dan
subpusat kota, serta antara subpusat kota dengan pusat lingkungan.

Kebijakan Dan Strategi Peningkatan Aksesibilitas dan Keterkaitan Antar Pusat
Kegiatan /Sistem Transportasi
Kebijakan dan strategi transportasi untuk Kota Bogor hanya meliputi transportasi darat,
dimana meliputi aspek jaringan jalan, sistem pergerakan, pelayanan angkutan umum,
termina penumpang, pelayanan kereta api, sistem perparkiran dan jalur pejalan kaki.
Kebijakan dan strategi sistem transportasi tersebut ditetapkan sebagai berikut:
 Kebijakan penegasan kembali fungsi jaringan jalan, dengan strategi :
 Menetapkan fungsi jaringan jalan; dan
 Mengarahkan kegiatan sesuai dengan fungsi jalan.
 Kebijakan pendistribusian pergerakan penduduk, dengan strategi :
 Menyeimbangkan aksesibilitas menuju pusat-pusat kegiatan, baik untuk arah
utara-selatan maupun barat-timur; dan
 Memisahkan arus pergerakan regional dan lokal.
 Kebijakan peningkatan kapasitas dan jaringan jalan, dengan strategi :
 Membangun dan mengintegrasikan jalan-jalan baru;
 Meningkatkan pelayanan jalan;
 Meningkatkan pemeliharaan dan rehabilitasi jalan;
 Mengendalikan simpang dan jalan akses;
 Menyediakan jalur khusus kendaraan tidak bermotor.
 Kebijakan peningkatan pelayanan angkutan umum massal, dengan strategi:

Mengembangkan jalur angkutan umum massal pada jalur utama kota;

Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum massal baik
yang berbasis jalan maupun rel;

Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung angkutan umum
massal; dan

Memperbaiki manajemen pengelolaan angkutan umum massal.
 Kebijakan penataan angkutan kota, dengan strategi :
 Menyediakan angkutan kota sebagai pengumpan angkutan umum massal; dan
 Membatasi angkutan kota.
II-24
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
 Kebijakan penyediaan angkutan umum yang ramah lingkungan dengan strategi
meminimalkan tingkat pencemaran emisi gas buang dengan penggunaan bahan
bakar yang ramah lingkungan.
 Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas terminal penumpang, dengan
strategi :

Membangun terminal tipe A;

Memanfaatkan
terminal
penumpang
di
wilayah
perbatasan
yang
dikerjasamakan dengan Pemerintah Kabupaten Bogor; dan

Meningkatkan kualitas sarana pendukung terminal penumpang
 Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kereta api, dengan
strategi :

Membangun stasiun/ stoplet terpadu untuk meningkatkan pelayanan terhadap
pengguna jasa kereta api;

Menata kawasan stasiun dan sekitarnya;

Meningkatkan kualitas sarana pendukung stasiun;

Meningkatkan jalur kereta api; dan

Pembangunan perlintasan tidak sebidang
 Kebijakan penataan sistem perparkiran, dengan strategi :

Menyediakan fasilitas parkir yang memadai;

Memprioritaskan pengembangan fasilitas parkir vertikal; dan

Mewajibkan setiap kegiatan yang menimbulkan tarikan pergerakan untuk
menyediakan lahan parkir sesuai ketentuan yang berlaku
 Kebijakan penyediaan jalur pejalan kaki, dengan strategi :

Membangun jalur pejalan kaki pada pusat kegiatan yang berorientasi pada
keamanan dan kenyamanan pejalan kaki, serta dapat di akses oleh orang
dengan keterbatasan kemampuan;

Mengintegrasikan jalur pejalan kaki dengan sarana dan prasarana pendukung
pusat-pusat kegiatan;

Mempertahankan fungsi jalur pejalan kaki yang sudah digunakan sesuai
dengan fungsinya;

Mengembalikan fungsi
jalur pejalan kaki yang difungsikan untuk kegiatan
selain sebagai jalur pejalan kaki; dan


Meningkatkan kualitas jalur pejalan kaki yang sudah ada
Kebijakan Dan Strategi Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sistem
Prasarana Sarana Umum
Prasarana sarana umum kota yang dimasud meliputi jaringan sumberdaya air, air minum, air
limbah, persampahan, drainase, pelayanan kelistrikan, pelayanan telekomunikasi, dan
jaringan gas.
II-25
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
Secara umum kebijakan dan strategi prasarana kota ditekankan kepada kebijakan
pengembangan jaringan prasarana terpadu dengan strategi:

Pembangunan saluran prasarana kotabawah tanah terpaduyang terintegrasi pada
pembangunan jalan-jalan baru; dan

Pembangunan saluran prasarana kota bawah tanah terpadu di kawasan-kawasan
perumahan.
Secara lebih khusus masing-masing aspek pengembangan prasarana kota memiliki kebijakan
dan strategi sendiri yaitu sebagai berikut :
A. Jaringan Sumberdaya Air
Kebijakan pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air, dengan strategi :
1) Pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS ) dan cekungan air tanah serta
keterpaduannya dengan pola ruang;
2) Mengelola jaringan sumber daya air lintas provinsi, lintas kabupaten/kota, dan
wilayah sungai di Kota Bogor;
3) Mengembangkan sistem pengelolaan dan fungsi situ;
4) Memelihara jaringan irigasi;
5) Mengembangkan sistem pengendalian banjir;
6) Membatasi ijin penggunaan air tanah dalam untuk pemanfaatan selain air minum;
dan
7) Membatasi penggunaan air permukaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
B. Air Bersih
Kebijakan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum, dengan strategi :
1)
Meningkatkan cakupan sistem pelayanan perpipaan;
2)
Meningkatkan cakupan sistem pelayanan non perpipaan;
3)
Meningkatkan kualitas air minum melalui pengolahan bahan baku air minum
sesuai dengan standar kesehatan;
4)
Melindungi dan memelihara sumber-sumber air baku dari pencemaran; dan
5)
Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air minum.
C. Air Limbah
Kebijakan peningkatan kinerja pelayanan air limbah, dengan strategi:
1) Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah domestik secara komunal;
2) Pemenuhan standar effluent yang sesuai dengan baku mutu untuk Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) non domestik ;
3) Mengembangkan pelayanan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) dengan
teknologi tepat guna;
II-26
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
4) Mencegah pemanfaatan sungai untuk pembuangan limbah;
5) Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga sungai dan lingkungan
disekitarnya dari pencemaran; dan
6) Menerapkan sanksi bagi pencemar badan air.
D. Persampahan
Kebijakan peningkatan pengelolaan persampahan, dengan strategi:
1) Mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu;
2) Meningkatkan penanganan dan pengurangan sampah; dan
3) Meningkatkan partisipasi masyarakat, perguruan tinggi dan swasta dalam
pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
E. Drainase
Kebijakan pengembangan sistem drainase, dengan strategi:
1) Mengembangkan sistem drainase makro dan mikro terpadu; dan
2) Memelihara jaringan drainase.
F. Jaringan Energi Listrik
Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan kelistrikan dengan strategi:
1) Meningkatkan pelayanan jaringan listrik ke seluruh wilayah kota;
2) Meningkatkan jumlah cadangan penyediaan energi listrik antara interkoneksi
dengan daerah sumber tenaga listrik;
3) Mengembangkan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan
energi listrik; dan
4) Mengembangkan
sumber-sumber
energi
alternatif
untuk
mengantisipasi
kendala pasokan energi listrik.
G. Jaringan Telekomunikasi
Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan telekomunikasi; dengan strategi:
1) Mengembangkan jaringan teknologi informasi;
2) Meningkatkan pengembangkan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di
setiap wilayah kota;
3) Mengarahkan penggunaan menara bersama telekomunikasi; dan
4) Mengembangkan jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah.
H. Jaringan Gas
Kebijakan peningkatan kualitas pelayanan jaringan gas, dengan strategi:
1)
Meningkatkan pelayanan dan jumlah pelanggan rumah tangga ;
II-27
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2)
Menyediakan jaringan distribusi gas untuk melayani Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Gas kendaraan bermotor; dan
3)
Mengembangkan kawasan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji.
2.4.3 Kebijakan Dan Strategi Pola Ruang
Kebijakan dan strategi pola ruang Kota Bogor mencakup aspek kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
1.
Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung ditetapkan sebagai berikut :
a. Kebijakan penetapan kawasan-kawasan yang memiliki fungsi lindung, dengan
strategi:

Menetapkan kawasan resapan air/imbuhan air tanah sebagai kawasan yang
memberi perlindungan terhadap air tanah dan memiliki fungsi lindung hidrologi;

Menetapkan sempadan sungai, sempadan situ, dan sempadan mata air sebagai
kawasan yang memiliki fungsi perlindungan setempat;

Menetapkan hutan kota di kawasan The Center for International Forestry
Research (CIFOR) dan rencana hutan kota di setiap WP sebagai kawasan
pelestarian alam;

Menetapkan Kebun Raya Bogor sebagai kawasan yang memiliki fungsi lindung
terhadap jenis plasma nutfah; dan

Menetapkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagai kawasan yang
memiliki fungsi lindung terhadap hasil-hasil budaya yang bernilai tinggi yang
dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan;
b. Kebijakan perlindungan terhadap fungsi kawasan-kawasan lindung yang telah
ditetapkan, dengan strategi:

Melindungi fungsi kawasan lindung;

Mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah berubah;

Merehabilitasi kawasan lindung yang mengalami penurunan fungsi;

Menata kawasan lindung yang memiliki potensi wisata dengan tidak merubah
bentang alam; dan

Menetapkan sanksi terhadap pihak-pihak yang mengubah fungsi kawasan
lindung sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
c. Kebijakan dan strategi pengembangan RTH ditetapkan sebagai berikut :

Kebijakan penyediaan RTH Publik seluas 20 (dua puluh) persen dari luas kota;
dengan strategi:

Mempertahankan RTH publik yang sudah ada;

Meningkatkan penyediaan taman dan lapangan olahraga ;
II-28
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

Mempertahankan dan mengembalikan fungsi RTH pada kawasan sempadan
sungai, sempadan situ, dan sempadan mata air;

Mengarahkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) agar dapat berfungsi sebagai
RTH;

Mengembangkan RTH infrastruktur;

Membangun hutan kota; dan

Mengembangkan pola kerjasama dengan pihak swasta, lembaga pemerintahan,
badan penelitian, perguruan tinggi maupun masyarakat dalam pemenuhan RTH
publik
d. Kebijakan penyediaan RTH privat minimal seluas 10 (sepuluh) persen dari luas kota,
dengan strategi:
2.

Mengatur keberadaan RTH privat melalui penetapan peraturan KDB dan KDH;

Mengendalikan RTH privat ;

Meningkatkan peran masyarakat dalam penyediaan RTH privat; dan

Memberikan insentif dan disinsentif.
Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya
a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya ditetapkan sebagai berikut
:

Pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan
daya tampung, dengan strategi:

mengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di sebagian WP;

mengendalikan pengembangan kawasan pusat kota;

mengoptimalkan pengembangan subpusat kota; dan

membatasi pengembangan kawasan industri.

Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang kompak dan efisien, dengan strategi:

mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat
kota; dan

mengembangkan ruang-ruang kawasan yang kompak dan efisien.
b. Kebijakan dan strategi kawasan budidaya dapat didetailkan menjadi:

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perumahan;

Kebijakan dan strategi pengembangan lokasi industri;

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa;

Kebijakan dan strategi kawasan militer;

Kebijakan dan strategi pengembangan fasilitas pelayanan umum;

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pemerintahan;

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pariwisata;

Kebijakan dan strategi pengelolaan pertanian kota;

Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan penunjang pertanian;
II-29
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

Kebijakan dan strategi pengembangan ruang dan jalur evakuasi bencana;

Kebijakan dan strategi pengembangan RTNH; dan

Kebijakan dan strategi penataan sektor informal.
2.4.4 Umum
1) Kebijakan pengoptimalan ruang budidaya untuk mendorong pertumbuhan sosial
ekonomi; dengan strategi:

Menetapkan distribusi ruang yang sesuai dengan visi pengembangan daerah; dan

Menyediakan ruang kegiatan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan penduduk yang
dilayaninya.
2) Kebijakan penetapan kawasan budidaya dengan titik berat pengendalian, dengan
strategi:

Mengendalikan perkembangan kegiatan di WP A dan WP E; dan

Menata ruang perdagangan dan jasa dengan melengkapi infrastrutkur pendukung
sesuai standar yang berlaku.
3) Kebijakan penetapan kawasan budidaya yang dibatasi perkembangannya, dengan
strategi:

Membatasi perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer di pusat kota; dan

Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan resapan air di sebagian WP B dan
WP E.
4) Kebijakan penetapan kawasan budidaya yang didorong perkembangannya, dengan
strategi:

Mengembangkan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai dengan daya
tampung dan daya dukung ruang masing-masing kawasan di WP C dan WP D; dan

Mengembangkan sub pusat kota di WP B, WP C, WP D dan WP E dan pusat
lingkungan di SWP B1, SWP B2, SWP C1, SWP C2, SWP C3, SWP C4, SWP D1, SWP D2,
SWP D3, SWP D4, SWP E1, SWP E2, SWP E3, dan SWP E4.
2.4.5 Perumahan
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perumahan ditetapkan sebagai berikut :
1) Kebijakan penetapan jenis kepadatan kawasan perumahan pada masing-masing WP
dengan strategi:

Menetapkan kawasan di masing-masing WP
yang dikembangkan sebagai
perumahan berkepadatan rendah, sedang dan tinggi;

Mengatur intensitas ruang untuk masing-masing tipe kepadatan perumahan;

Mengendalikan pengembangan perumahan yang berpotensi menjadi perumahan
dengan kepadatan tinggi serta cenderung kumuh; dan

Mengembangkan perumahan secara vertikal.
II-30
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2) Kebijakan penataan kawasan perumahan kumuh, dengan strategi:

Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana umum dilingkungan perumahan;

Menata kawasan perumahan kumuh; dan

Merevitalisasi kawasan perumahan kumuh dengan konsep perumahan secara vertikal
dengan KDB rendah.
2.4.6 Industri
Kebijakan dan strategi pengembangan kegiatan industri ditetapkan sebagai berikut :
1) Kebijakan pengendalian lokasi industri dengan strategi mengendalikan dan mengarahkan
pemanfaatan lahan untuk kegiatan industri non polutan;
2) Kebijakan penataan sekitar lokasi kegiatan industri untuk meminimalkan eksternalitas
negatif pada lingkungan sekitarnya, dengan strategi:

Menata pemanfaatan lahan sekitar lokasi industri dengan menyusun arahan
pemanfaatan lahan sekitar lokasi industri; dan

Mengendalikan pencemaran di lokasi industri.
3) Kebijakan pengembangan kegiatan industri kecil, dengan strategi:

Mendorong keberadaan industri kecil ramah lingkungan; dan

Menata lokasi industri kecil.
2.4.7 Perdagangan Dan Jasa
Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan sebagai
berikut :
1) Kebijakan penataan kegiatan perdagangan dan jasa; dengan strategi:

Menata kegiatan perdagangan dan jasa pada koridor-koridor dan simpul-simpul
yang ditetapkan;

Menata dan mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang tidak
sesuai dengan arahan intensitas dan skala pelayanannya; dan

Membatasi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer di pusat kota
2) Kebijakan peningkatan kegiatan perdagangan dan jasa, dengan strategi:

Mengembangkan pasar tradisional di setiap WP;

Mengarahkan perkembangan kegiatan perdagangan jasa pada simpul-simpul sub
pusat kota dan pusat lingkungan sesuai dengan skala pelayanannya;

Menentukan tema pada simpul-simpul perdagangan dan jasa di setiap WP; dan

Menetapkan koridor-koridor untuk perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan
kegiatannya.
II-31
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR
2.4.8 Kawasan Militer
Kebijakan dan strategi kawasan militer dilaksanakan melalui penetapan kawasan militer
sesuai dengan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.
2.4.9 Fasilitas Pelayanan Umum
Kebijakan dan strategi fasilitas pelayanan umum melalui pemerataan sebaran fasilitas di
seluruh wilayah kota, dengan strategi:

Membatasi pembangunan fasilitas pelayanan umum pada WP yang relatif telah
lengkap yaitu WP A; dan

Mendorong pembangunan fasilitas pelayanan umum di WP B, WP C, WP D,dan WP E
untuk menjamin pemerataan dan mendekatkan pelayanan bagi masyarakat.
2.4.10 Kawasan Pemerintahan
Kebijakan dan strategi kawasan pemerintahan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan
pemerintahaan, dengan strategi:

Mempertahankan kawasan pemerintahan pada lokasi yang telah berkembang; dan

Mengarahkan kawasan pemerintahan baru di WP D dan WP E
2.4.11 Kawasan Pariwisata
Kebijakan dan strategi kawasan pariwisata dilaksanakan melalui pengembangan pariwisata
yang merupakan ciri khas kota, dengan strategi:

Mempertahankan sarana-sarana pendidikan dan pelatihan sebagai sarana wisata ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK);

Melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai wahana wisata alam;

Melestarikan peninggalan bersejarah dan bangunan heritage; dan

Mengembangkan wisata belanja dan kuliner yang khas Kota Bogor.
2.4.12 Pertanian
Kebijakan dan strategi pengelolaan pertanian kota dilaksanakan melalui kebijakan
mempertahankan luas wilayah pertanian lahan basah beririgasi teknis dengan strategi:

Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain; dan

Melarang pemberian ijin alih fungsi lahan pertanian lahan basah beririgasi teknis
menjadi fungsi lain
2.4.13 Kawasan Penunjang Pertanian
Kebijakan
pengembangan
kawasan
penunjang
pertanian
dilaksanakan
melalui
pengembangan sarana penunjang kegiatan pertanian skala regional dengan strategi :

Menata Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada;
II-32
Laporan Akhir
PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

Mengembangkan terminal agribisnis; dan

Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung terminal agribisnis.
2.4.14 Ruang Dan Jalur Evakuasi Bencana
Kebijakan dan strategi pengembangan ruang dan jalur evakuasi bencana dilaksanakan
melalui kebijakan penyediaan ruang evakuasi bencana, dengan strategi:

Menyediakan ruang evakuasi bencana yang aman;

Menyediakan jalur evakuasi yang mudah diakses; dan

Menyediakan prasarana dan sarana pendukung proses evakuasi bencana.
2.4.15 Ruang Terbuka Non Hijau (Rtnh)
Kebijakan dan strategi pengembangan RTNH dilaksanakan melalui kebijakan peningkatan
fungsi, luasan dan kualitas RTNH sebagai salah satu ruang publik kota, dengan strategi:

Menata dan mengembangkan RTNH yang ada; dan

Meningkatkan luasan RTNH
2.4.16 Sektor Informal
Kebijakan
dan
strategi
penataan
sektor
informal
dilaksanakan
melalui
kebijakan
pengalokasian ruang untuk kegiatan sektor informal dengan strategi:

Menata ruang kegiatan sektor informal yang ada;

Mengalokasikan ruang baru untuk kegiatan sektor informal; dan

Melibatkan masyarakat dalam pengendalian ruang untuk sektor informal.
2.5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
STRATEGIS
Kebijakan pengembangan kawasan strategis kota adalah penetapan kawasan strategis
lingkungan, kawasan strategis budaya, dan kawasan strategis ekonomi. Sedangkan strategi
pengembangan kawasan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut:

Menata kawasan dalam rangka perlindungan terhadap kelestarian lingkungan

Menata kawasan dalam rangka perlindungan peninggalan budaya

Menata kawasan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi lokal dan mendorong
masuknya investasi
II-33
Download