Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 BATASAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106º 43’30” - 106º 51.00” Bujur Timur dan 6º 30’30” - 6º 41’00” Lintang Selatan. Kota ini berjarak lebih kurang 50 Km dari Jakarta, dengan batas wilayah sebagai berikut (lihat Gambar 3.1) : 1. Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Kemang, Kecamatan Bojong Gede dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Timur 2. Sebelah barat : Wilayah Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor 3. Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor 4. Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Luas wilayah kota Bogor 11.850 ha, terdiri atas 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini : Tabel 2.1 Luas dan Wilayah Administrasi Kota Bogor 2005 No JUMLAH KECAMATAN Luas (Ha) Kel. Lingk. RW RT 1 Kecamatan Bogor Utara 1.772 8 30 91 408 2 Kecamatan Bogor Timur 1.015 6 20 55 276 3 Kecamatan Bogor Selatan 3.081 16 42 151 645 4 Kecamatan Bogor Tengah 813 11 13 98 443 5 Kecamatan Bogor Barat 3.285 16 58 168 647 6 Kecamatan Tanah Sareal 1.884 11 35 100 491 11.850 68 198 663 2.910 JUMLAH Sumber : Bapeda Kota Bogor, Tahun 2010 II-1 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Gambar 2. 1 Peta Kota Bogor II-2 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2.2 KONDISI FISIK KOTA BOGOR 2.2.1 Kondisi Topografi Dan Kemiringan Kondisi topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya bervariasi antara datar dan berbukit (antara 0-200 mdpl sampai dengan >300 mdpl). Wilayah Kota Bogor yang mempunyai ketinggian >300 mdpl sebagaian besar berada di wilayah selatan yang merupakan kaki Gunung Salak. Perbedaan ketinggian yang relatif sedikit ini membuat Kota Bogor menjadi wilayah yang sangat cocok untuk pengembangan perkotaan dimana hal ini tercermin dari kota bogor merupakan kota yang telah dibangun sejak lama. Kemiringan lereng di Kota Bogor sebagian besar berada pada klasifikasi datar dan landai (<15%) seluas 9.855,21 ha atau 83,17%, seluas 1.109,89 ha atau sekitar 9,35% berada pada klasifikasi lahan agak curam (15% - 25%). Sedangkan untuk lahan yang berada pada klasifikasi curam dan sangat curam (>25%) hanya seluas 884,9 ha atau sekitar 7,45%. Kondisi topografi dan kemiringan lereng tersebut, menjadikan Kota Bogor memiliki variasi pola/tema pengembangan dalam pemanfaatan ruangnya, pada beberapa lokasi memiliki pemandangan (view) yang indah (ke arah Gunung Salak dan Gunung Pangrango) dan udara yang sejuk. Kondisi topografi dan kemiringan lereng ini menjadi potensi dalam pengembangan Kota Bogor. Untuk lebih jelasnya, uraian luas wilayah berdasarkan kemiringan Kota Bogor menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Kemiringan Kota Bogor menurut Kecamatan No Kecamatan Ketinggian (Ha) 0 ─ 200 201─ 250 251─ 300 >300 Jumlah (Ha) 1 Bogor Utara 869.18 853.68 49.14 0.00 1,772.00 2 Bogor Timur 0.00 46.00 348.00 620.00 1,015.00 3 Bogor Selatan 0.00 24.00 480.00 2,577.00 3,081.00 4 Bogor Tengah 0.00 317.33 491.27 4.40 813.00 5 Bogor Barat 1,639.80 1,318.96 326.24 0.00 3,285.00 6 Tanah Sareal 1,519.13 364.84 0.00 0.00 1,884.00 Jumlah 4,028.11 2,924.81 1,694.65 3,201.40 11,850.00 Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011 II-3 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Tabel 2.3 Kemiringan Lereng Kota Bogor menurut Kecamatan Kemiringan Lereng (Ha) No Kecamatan 0 - 2% (Datar) 2 - 15 % (Landai) 15 - 25% 25 - 40% (Agak Curam) (Curam) Jumlah (Ha) >40% (Sangat Curam) 1 Bogor Utara 137.85 1,565.65 0.00 68.00 0.50 1,772.00 2 Bogor Timur 182.30 722.70 56.00 44.00 10.00 1,015.00 3 Bogor Selatan 169.10 1,418.40 1,053.89 350.37 89.24 3,081.00 4 Bogor Tengah 125.44 560.47 0.00 117.54 9.55 813.00 5 Bogor Barat 618.40 2,502.14 0.00 153.81 10.65 3,285.00 6 Tanah Sareal 530.85 1,321.91 0.00 31.24 0.00 1,884.00 1,763.94 8,091.27 1,109.89 764.96 Jumlah 119.94 11,850.00 Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011 2.2.2 Kondisi Geologi Dan Jenis Tanah Struktur geologi Kota Bogor terdiri dari aliran andesit, kipas aluvial, endapan, tufa, dan lanau breksi tufan dan capili. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Salak dan Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi. Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah di mana terdapat tanah yang bertekstur kasar. Tabel 2.4 Geologi Kota Bogor menurut Kecamatan Jenis Batuan (Ha) No Kecamatan Aliran Andesit Kipas Aluvial Endapan Tufa Lanau Breksi Jumlah (Ha) Tufan & Capili 1 Bogor Utara 0.00 1,766.64 0.00 5.36 0.00 1,772.00 2 Bogor Timur 0.00 304.21 0.00 710.79 0.00 1,015.00 3 Bogor Selatan 445.01 0.00 0.00 1,838.81 797.18 3,081.00 4 Bogor Tengah 0.00 226.98 0.17 582.81 3.04 813.00 5 Bogor Barat 1,012.45 348.89 1,372.51 238.81 312.34 3,285.00 6 Tanah Sareal 0.00 18.59 0.00 1,884.00 1,372.68 3,395.17 1,112.56 11,850.00 Jumlah 1,262.15 603.26 2,719.61 3,249.98 Sumber: Materi Teknis RTRW Kota Bogor, 2011 II-4 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Jenis tanah di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah yang terdapat tanah yang bertekstur kasar. Untuk lebih jelasnya, uraian tentang kepekaan tanah terhadap erosi, dan tekstur tanah di Kota Bogor berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.5 Kepekatan Tanah terhadap Erosi di Kota Bogor Kepekaan Tanah terhadap Erosi No Kecamatan Sangat Peka (Ha) Peka Agak Peka (Ha) (Ha) Tekstur Tanah Halus (Ha) Sedang (Ha) Agak Kasar (Ha) Kasar (Ha) Jumlah (Ha) 1 Bogor Utara 0.00 0.00 1,772.00 1,772.00 0.00 0.00 0.00 1,772.00 2 Bogor Timur 0.00 0.00 1,015.00 0.00 0.00 37.08 0.00 1,015.00 3 Bogor Selatan 0.00 0.00 3,081.00 2,534.12 187.76 359.12 0.00 3,081.00 4 Bogor Tengah 0.00 0.00 813.00 193.44 0.00 616.56 3.00 813.00 5 Bogor Barat 0.00 0.00 3,285.00 1,278.53 45.32 1,208.09 753.06 3,285.00 6 Tanah Sareal 0.00 0.00 1,884.00 1,844.37 0.00 0.00 39.63 1,884.00 0.00 0.00 11,850.00 7,622.46 Jumlah 233.08 2,220.85 795.69 11,850.00 Sumber: RPIJM Kota Bogor Tahun 2013 – 2017 2.2.3 Kondisi Sumber Daya Air Potensi sumber daya air permukaan wilayah Kota Bogor diidentifikasi dari adanya 2 sungai besar dan 7 anak sungai. Secara keseluruhan anak-anak sungai itu membentuk pola aliran pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak) pada 2 sungai besar yaitu sungai Ciliwung dan Cisadane. Kota Bogor memanfaatkan potensi kedua sungai ini sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Selain potensi dari dua sungai besar di atas terdapat beberapa sungai lain yang ada diantaranya Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok. Sungai-sungai tersebut memiliki permukaan air yang jauh di bawah permukaan tanah. Karenanya, Kota Bogor terbilang relatif aman dari bahaya banjir. Pada umumnya, aliran sungai-sungai tersebut dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kota Bogor sebagai sarana MCK, usaha perikanan keramba, serta sumber air baku bagi PDAM. Selain beberapa aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Bogor, terdapat juga beberapa mata air yang umumya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. Kemunculan mata air tersebut umumnya terjadi karena adanya pemotongan bentuk lahan atau topografi, sehingga secara otomatis aliran air tanah tersebut terpotong. Kondisi tersebut diantaranya berada di tebing jalan tol Jagorawi, pinggiran sungai Ciliwung di Kampung Lebak Kantin, II-5 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Babakan Sirna, dan Bantar Jati, dengan besaran debit bervariasi. Selain adanya potensi sumber daya air permukaan, Kota Bogor juga memiliki potensi sumber daya air tanah. Potensi sumber daya air tanah terletak pada kedalaman sekitar 3 – 12m, kedalaman muka air tanah dalam keadaan normal (musim hujan) berkisar 3 – 6m, sedangkan pada musim kemarau kedalaman muka air tanah mencapai 10 – 12m. Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik. Namun, tingkat pelapukan batuan yang cukup tinggi serta tingginya laju perubahan penutupan lahan oleh bangunan meyebabkan kapasitas infiltrasi air hujan menjadi sangat rendah, dan pada akhirnya mempertinggi run off. Hal ini merupakan salah satu penyebab menurunnya permukaan air tanah di musim kemarau. Tabel 2.6 Hidrogeologi Kota Bogor menurut Kecamatan Hidrogeologi (Ha) No Kecamatan Muda Muda Irigasi Tua Tua Irigasi Aliran Lava Jumlah (Ha) 1 Bogor Utara 823.39 946.72 0.00 1.89 0.00 1,772.00 2 Bogor Timur 249.36 79.35 188.08 498.22 0.00 1,015.01 3 Bogor Selatan 1,101.56 498.12 1,179.23 207.69 94.40 3,081.00 4 Bogor Tengah 268.97 4.44 15.56 524.03 0.00 813.00 5 Bogor Barat 1,883.04 540.79 618.99 242.18 0.00 3,285.00 6 Tanah Sareal 972.01 870.13 6.75 35.11 0.00 1,884.00 2,939.55 2,008.61 1,509.12 Jumlah 5,298.33 94.40 11,850.01 Sumber: RPIJM Kota Bogor Tahun 2013 – 2017 Ket : Muda : Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Bantuan Vulkanik Muda Muda Irigasi : Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Batuan Vulkanik Muda Beririgasi Tua : Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Lemah Batuan Vulkanik Tua Tua Irigasi : Lapisan Tidak Terlipat, Miring, Batuan Vulkanik Tua Beririgasi Aliran Lava : Aliran Lava Bersusun Andesit Basah 2.2.4 Penggunaan Lahan Dari segi pola penggunaan lahan, dengan luas wilayah Kota Bogor 11.696,05 ha. Kawasan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu kawasan terbangun dan kawasan tidak terbangun. secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut. Kawasan terbangun yang mencakup kawasan perumahan, permukiman, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas olahraga, fasilitas umum, industri, komplek militer, kantor pemerintahan, jasa, perdagangan campuran. Luas kawasan terbangun adalah 5.340,40 ha. Luas kawasan permukiman dan perumahan adalah 4.617,26 ha atau sekitar 39,47%, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya menempati luas 250,25 ha atau 2,14%. Kawasan indutri, jasa, dan perdagangan campuran II-6 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR menempati luas 362,35 ha atau sekitar 3,10%. kompleks militer dan kantor pemerintahan menempati luas 110,54 ha atau 0,95 %. Kawasan tidak terbangun yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman, tanah kosong, TPU, kolam, situ, dan sungai. Luas kawasan tidak terbangun ini adalah 6.355,65 ha. Kawasan tidak terbangun yang merupakan kawasan hijau yang mencakup hutan kota, kebun, ladang, sawah, semak, taman menempati luas 5.111,31 ha atau 45,12%. Sedangkan untuk kawasan tidak terbangun yang berbentuk kawasan biru yang mencakup kolam, situ dan sungai menempati luas 235,32 ha atau 2,01%. Sedangkan sisanya adalah tempat pemakaman umum yang menempati luas 141,76 ha atau 1,21% dan tanah kosong seluas 867,27 ha atau 7,42%. Tabel 2.7 Penggunaan Lahan di Kota Bogor Tahun 2012 No Penggunaan Lahan Luas (Ha) % 1 Perumahan 1.529,24 13,07% 2 Permukiman 3.088,01 26,40% 3 Fasilitas Kesehatan 14,47 0,12% 4 Fasilitas Pendidikan 59,18 0,51% 5 Fasilitas Peribadatan 13,94 0,12% 6 Fasilitas Olah Raga 147,11 1,26% 7 Fasilitas Umum (terminal, WTP, dll) 15,55 0,13% 8 Industri 121,21 1,04% 9 Komplek Militer 77,63 0,66% 10 Kantor Pemerintahan 32,91 0,28% 11 Jasa 74,94 0,64% 12 Perdagangan Campuran 166,21 1,42% 13 Hutan Kota 129,71 1,11% 14 Kebun 1.952,19 16,69% 15 Ladang 638,83 5,46% 16 Sawah 1.818,66 15,55% 17 Semak 383,55 3,28% 18 Taman 188,37 1,61% 19 Tanah Kosong 867,27 7,42% 20 TPU 141,76 1,21% 21 Kolam 93,39 0,80% 22 Situ 14,50 0,12% 23 Sungai 127,43 1,09% 11.696,05 100,00% Jumlah Sumber: Bappeda, 2012. II-7 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Gambar 2. 2 Peta Penggunaan Lahan Kota Bogor 2012 II-8 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2.2.5 Sarana Prasarana Dan Utilitas Umum Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan yang ada di Kota Bogor pada Tahun 2012 terdiri atas SD 288 unit, SMP 113 unit, dan SMA 47 unit dan SMK 74 unit. Pemenuhan kapasitas bagi setiap fasilitas diukur dari banyaknya anak usia sekolah yang harus ditampung. Tabel 2.8 Kondisi Eksiting Fasilitasi Pendidikan Eksisting Jenis Fasilitas Pendidikan Tahun 2012 SD SMP SMA SMK 53 25 9 11 Bogor Timur 34 9 7 10 Bogor Utara 44 11 7 14 Bogor Tengah 50 26 10 11 Bogor Barat 65 24 9 14 Bogor Selatan Tanah Sareal Total Fasilitas Pendidikan 42 18 5 14 288 113 47 74 Sumber : Bogor dalam Angka Tahun 2012 Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan merupakan penunjang utama dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berikut data Jenis fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bogor tahun 2012. Tabel 2.9 Kondisi Eksisting Fasilitas kesehatan Jenis Fasilitas Kesehatan Prakter Dokter Umum Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Prakter Dokter Spesialis Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Praktek Dokter Gigi Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Eksisting 2012 867 185 202 91 82 181 126 390 88 56 59 26 117 44 489 57 236 44 II-9 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Jenis Fasilitas Kesehatan Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal LabKes Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal BP/Klinik Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Apotek Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Puskesmas Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal RS Bogor Utara Bogor Barat Bogor Timur Bogor Selatan Bogor Tengah Tanah Sareal Eksisting 2012 30 63 59 18 8 1 1 1 7 6 117 22 22 19 17 22 15 119 26 22 15 11 32 13 24 3 5 2 4 5 5 12 1 3 1 1 3 3 Sumber: Bogor Dalam Angka 2012 Fasilitas Peribadatan Fasilitas tempat peribadatan di Kota Bogor 2012 didominasi oleh sarana peribadatan agama Islam, baik berupa masjid maupun musholla. Selain sarana peribadatan bagi agama Islam, II-10 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kota Bogor juga dilengkapi dengan sarana peribadatan lainnya, seperti gereja, pura, dan vihara. Tabel 2.10 Kondisi Eksisting Sarana Peribadatan No Tahun 2012 Jenis Sarana/ Kecamatan Mesjid Mushola Gereja Gereja Protestan Katolik Pura Vihara 1 Bogor Selatan 126 90 15 2 2 2 Bogor Timur 70 25 10 1 3 3 Bogor Utara 112 140 8 1 4 Bogor Tengah 80 70 14 2 5 Bogor Barat 138 130 8 1 6 Tanah Sareal 225 155 9 1 751 610 64 8 Jumlah 2 3 1 1 3 9 Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012 Faslitas Olah Raga Fasilitas yang terdapat di Kota Bogor Berupa Gedung Olahraga, Lapangan Olahraga. Tabel 2.11 Kondisi Eksisting Sarana Olah Raga Jenis Sarana/ Kecamatan No Gedung Olahraga Lapangan Olahraga 1 Bogor Selatan 2 74 2 Bogor Timur 2 37 3 Bogor Utara 8 122 4 Bogor Tengah 4 48 5 Bogor Barat 10 197 6 Tanah Sareal 9 129 35 607 Jumlah Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012 Fasilitas Pemakaman Umum Makam di Kota Bogor hanya terdapat di Kecamatan Bogor Selatan, Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sareal, dengan luas total 724.271 m². TPU terbanyak terdapat di Kecamatan Bogor Selatan. II-11 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Tabel 2.12 Kondisi Eksisting Pemakaman Umum No 1 2 3 Kecamatan Bogor Selatan Tanah Sareal Bogor Barat Kelurahan Nama TPU 1. Cipaku TPU Cipaku 2. Cipaku Luas (m²) Jumlah Makam 21.800 5.635 TPU Cipaku Baru 140.000 7075 3. Genteng TPU Gn. Gadung Lama 350.000 14.085 4. Empang TPU Dreded 64.815 11.150 5. Mulyaharja TPU Mulyaharja 21.615 1. Kebon Pedes TPU Blender 66.715 12.115 2. Kayu Manis TPU Kayu Manis 26.672 102 1. Situgede TPU Situgede 32.654 Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012 Fasilitas Pemadam Kebakaran Alat-alat yang digunakan dalam upaya penanggulangan dan penanganan bencana yakni berupa alat standar Search And Rescue (SAR) Darat dan Mobil Pemadam kebakaran dari UPTD Damkar. Berikut data mengenai sarana yang dimiliki. Tabel 2.13 Kondisi Eksisting Sarana Pemadam Kebakaran No 1 2 3 4 5 6 Jenis Sarana/ Kecamatan Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal Jumlah Pos Pemadam Kebakaran Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran Jumlah Petugas Pemadam Kebakaran 1 (PMK Sukasari) 1 (PMK Cibuluh) 8 3 36 24 1 (PMK Yasmin) 5 26 3 16 86 Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2012 2.2.6 Potensi Rawan Bencana Potensi rawan bencana yang terdapat di Kota Bogor adalah rawan bencana longsor dan rawan bencana banjir. Terdapat beberapa kawasan yang berpotensi mengalami bencana tersebut seperti: daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada setiap kecamatan. Untuk kawasan rawan kebakaran terutama di kawasan permukiman padat, di mana jarak antar rumah berdempetan dengan akses jaringan jalan yang minim. II-12 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Tabel 2.14 Data Rawan Banjir dan Longsor di Kota Bogor No Lokasi I Kecamatan Bogor Barat 1 Sepanjang Sungai 2 Sepanjang Saluran 3 4 Kel. Pasir Jaya Kp. Muara Kel. Gn. Batu Kp. Gn. Batu 5 Kel. Cilendek Timur Rw 05 6 Kel Gunung Batu Rw 12 Sumber Kerawanan - S. Ciomas Tanah Longsor - S. Cisadane Tanah Longsor - Sal. Sek. Cidepit Tanah Longsor - S. Cisadane Banjir 1 - S. Cisadane Banjir 1 Air Lapangan/ Limpasan Banjir dan Tanah air permukaan Air Lapangan/ Limpasan air permukaan - Saluran Cibenda 7 Jenis Kerawanan Kel. Situ Gede - Saluran Cibanten Saluran Longsor Banjir Jebol Tanggul Saluran Jebol Kel. Margajaya 9 Kel. Balumbang Jaya Rw 06 Sungai Ciapus Tanah Longsor 10 Kel. Semplak Sal. Sekunder Cidepit Banjir II Kecamatan Bogor Tengah - S. Cisadane Tanah Longsor - S. Cipakancilan Tanah Longsor - S. Ciliwung Tanah Longsor - Saluran Induk Tanah Longsor 2 3 4 Sepanjang Sungai Sepanjang Saluran Kel. Paledang 0.5 Cisadane Empang 1 S. Cisadane Banjir 1 Kp. Mantarena dan Panaragan S. Cisadane Banjir 1 Kel. Panaragan III Kecamatan Bogor Selatan 3 2 Banjir Kel. Pamoyanan 2 Banjir S. Cisadane Kp. Nusa 5 1 Ciherang/Cibungur 1.5 Tanggul Saluran 8 1 Luas Genangan (Ha) Sepanjang Sungai Kel. Muarasari Tajur, Pakuan Kel. Ranggamekar Sal. Ciranjang/Cioyanan Banjir dan Longsor - S. Cibeureum Tanah Longsor - S. Cisadane Tanah Longsor - S. Cipakancilan Tanah Longsor - S. Cibalok Tanah Longsor S. Cisadane Banjir 1 1 II-13 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR No Lokasi Sumber Kerawanan Jenis Kerawanan Luas Genangan (Ha) Kp. Cibeureum 4 Kel. Empang Kp. Parung Jambu S. Cisadane Banjir 1 IV Kecamatan Bogor Timur 1 Sepanjang Sungai S. Ciliwung Tanah Longsor 2 Kel. Sindangsari Sal. Cibalok Tanah Longsor S. Ciliwung Banjir 1 S. Ciliwung Banjir 1 S. Ciliwung Tanah Longsor 3 4 Kel. Katulampa Kp. Katulampa Kel. Baranangsiang Kp. Pulo Geulis V Kecamatan Tanah Sareal 1 Sepanjang Sungai 2 Sepanjang Saluran 3 Kel. Kebon Pedes 5 6 Cisadane Empang Tanah Longsor Sal. Cibalok Banjir 2 Sal. Cimanggu Banjir 2 Komplek Bukit Cimanggu Villa Sal. Cigede Wetan Banjir 2 Kp. Asem Sal. Cigede Kulon Banjir 2 Sal. Cikeumeuh Banjir 1 Sal. Cimanggu Banjir 1 Sal. Cigede Wetan Banjir 2 Kp. Pacilong Kel. Cibadak 4 Saluran Induk Rw. 09 Kel. Kayumanis Kel. Mekarwangi Kp. Asem 7 Kel. Sukadamai Sal. Ters.Cibuluh 5 Banjir 2 8 Kel. Kencana Sal. Kali Murni Banjir 2 9 Kel. Sukaresmi Sal. Kali Duren Banjir 1 Banjir 2 Sal. Tersier Cidepit 4, Cidepit 5 dan air 10 Kel. Kedung Waringin VI Kecamatan Bogor Utara 1 Sepanjang Sungai S. Ciliwung Tanah Longsor Kel. Tegalgundil S. Ciparigi Tanah Longsor Tanah Kapling S. Ciparigi Banjir 2 Kp. Luwuk S. Ciparigi Banjir 2 Kel. Bantarjati S. Ciparigi Tanah Longsor 3 Kp. Warungjambu Sal. Cibagolo Banjir 2 3 lapangan II-14 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR No 4 5 6 7 Lokasi Sumber Kerawanan Jenis Kerawanan Luas Genangan (Ha) Kel. Cibuluh S. Ciparigi Banjir 2 Kp. Kaumsari S. Cibuluh Banjir 2 Kp. Pangkalan S. Ciliwung Banjir 1 Kel. Kedungbadak S. Ciliwung Banjir 2 S. Ciparigi Banjir 1 Sal. Cibagolo Banjir 1 S. Ciluar Banjir 1 S. Ciluar Banjir 2 Kp. Kedunghalang Kel. Tanah Baru Kp. Kramat Kel. Ciluar Jumlah 52 Sumber : Seksi Pemeliharaan Jaringan & Drainase Kota Bogor Tahun 2006 dalam SPPIP Kota Bogor 2011 2.3 PROFIL KONDISI KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL 2.3.1 Jumlah Dan Persebaran Penduduk Kota Bogor Jumlah penduduk Kota Bogor Tahun 2012 adalah 1.004.831 jiwa dengan persebaran di Kecamatan Bogor Selatan 190.535 jiwa, Kecamatan Bogor Timur 99.983 jiwa, Kecamatan Bogor Utara 180 847 jiwa, Kecamatan Bogor Tengah 104 270 jiwa, Kecamatan Bogor Barat 223 168 jiwa, dan Kecamatan Tanah Sareal 206 028 jiwa. Di samping jumlah penduduk, data tingkat kesejahteraan penduduk penting untuk diperhatikan dalam hal perumusan kebijakan mengenai permukiman di Kota Bogor. Dengan luas wilayah 11.850 ha, kepadatan penduduk Kota Bogor Tahun 2012 adalah 85 jiwa/ha. Kepadatan ini merupakan kepadatan bruto di mana luas wilayah yang dihitung adalah seluruh wilayah Kota Bogor baik kawasan terbangun maupun yang non terbangun. Tabel 2.15 Jumlah Penduduk, Jumlah KK, Luas Wilayah, Jumlah Rumah, dan Kepadatan Penduduk Kota Bogor Tahun 2012 Kecamtan Bogor Utara Luas wilayah (ha) Jumlah Penduduk 2012 Kepadatan Penduduk 2012 KK 1772 180847 44218 102 Kel. Bantarjati 170 24763 5759 146 Kel. Tegalgundil 198 28630 6817 145 Kel. Tanahbaru 233 24795 6048 106 Kel. Cimahpar 444 19756 4594 44 Kel. Ciluar 220 16282 3971 74 Kel. Cibuluh 154 19086 5302 124 Kel. Kedunghalang 192 21865 5466 114 Kel. Ciparigi 161 25670 6261 159 II-15 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kecamtan Bogor Barat Luas wilayah (ha) Jumlah Penduduk 2012 Kepadatan Penduduk 2012 KK 3285 223168 53656 68 Kel. Pasirmulya 100 5067 1102 51 Kel. Pasirkuda 225 14621 3400 65 Kel. Pasirjaya 290 21361 5086 74 Kel. Gunungbatu 220 18776 4694 85 Kel. Loji 253 13886 3229 55 Kel. Menteng 209 16219 3862 78 Kel. Cilendek timur 105 17662 4308 168 Kel. Cilendek barat 174 17204 4096 99 Kel. Sindangbarang 370 17491 4165 47 Kel. Margajaya 255 5457 1331 21 Kel. Balumbangjaya 154 13086 3739 85 Kel. Situgede 273 9586 2130 35 Kel. Bubulak 314 15365 3414 49 Kel. Semplak 44 11256 2558 256 Kel. Curugmekar 104 13507 3463 130 Kel. Curug 195 12624 3079 65 1015 99983 24055 99 Kel. Sindangsari 90 10284 2449 114 Kel. Sindangrasa 106 14386 3425 136 45 6689 1672 149 Kel. Katulampa 491 29656 7064 60 Kel. Baranangsiang 235 27459 6617 117 48 11509 2828 240 Bogor Selatan 3081 190535 45714 62 Kel. Mulyaharja 479 19780 4824 41 Kel. Pamoyanan 245 14357 3263 59 Kel. Ranggamekar 148 14011 3434 95 Kel. Genteng 173 8147 1864 47 Kel. Kertamaya 360 6015 1431 17 Kel. Rancamaya 200 6748 1613 34 Kel. Bojongkerta 276 9651 2183 35 Kel. Harjasari 149 15042 3573 101 Kel. Muarasari 154 10244 2455 67 Kel. Pakuan 104 5823 1532 56 Kel. Cipaku 174 13434 3199 77 Kel. Lawanggintung 61 7648 2095 125 Kel. Batutulis 66 10290 2573 156 Kel. Bondongan 68 13526 3267 199 Bogor Timur Kel. Tajur Kel. Sukasari II-16 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kecamtan Luas wilayah (ha) Jumlah Penduduk 2012 Kepadatan Penduduk 2012 KK Kel. Empang 79 17386 4121 220 Kel. Cikaret 345 18433 4287 53 Bogor Tengah 813 104270 26404 128 Kel. Paledang 178 11804 2810 66 Kel. Gudang 32 7423 1810 232 Kel. Babakanpasar 42 10130 2412 241 Kel. Tegalega 123 19650 5614 160 Kel. Babakan 122 10211 2836 84 Kel. Sempur 63 8205 1954 130 Kel. Pabaton 63 2885 730 46 Kel. Cibogor 44 7628 1902 173 Kel. Panaragan 27 7369 1797 273 Kel. Kebon kalapa 45 11338 2765 252 Kel. Ciwaringin 74 7627 1774 103 1884 206028 49621 109 142 22492 5486 158 Kel. Kedungjaya 72 13282 3089 184 Kel. Kebonpedes 104 22559 5246 217 Kel. Tanahsereal 105 8906 2071 85 Kel. Kedungbadak 195 28684 6996 147 Kel. Sukaresmi 98 12306 3001 126 Kel. Sukadamai 112 13940 3242 124 Kel. Cibadak 464 27578 6726 59 Kel. Kayumanis 243 14537 3461 60 Kel. Mekarwangi 135 21711 5295 161 Kel. Kencana 214 20033 5008 94 11.850 1.004.831 243.668 85 Tanah Sereal Kel. Kedungwaringin Jumlah Total Sumber: Bogor Dalam Angka 2012 II-17 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Gambar 2. 3 Peta Kepadatan Penduduk Kota Bogor 2012 II-18 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2012 Menurut Tingkat Kesejahteraan Kecamtan Bogor Utara Pra Sejahtera Keluarga Jiwa Sejahtera Keluarga 3340 14699 Keluarga Sejahtera Jiwa I II III Plus Jumlah 7852 32790 16740 9328 3279 40539 Bogor Barat 843 3001 5295 18229 9708 4326 1926 22098 Bogor Timur 1275 4795 6730 25671 14795 11444 3371 37615 Bogor Selatan 1906 6781 5841 22366 10100 5582 1562 24991 Bogor Tengah 299 1800 12251 27548 21998 15802 4184 54534 Tanah Sereal 1805 6186 7641 27295 24472 9785 4108 47811 Jumlah Total 9468 37262 45610 153899 97813 56267 18430 227588 Sumber : Kota Bogor Dalam Angka 2012 2.3.2 Proyeksi Penduduk Kota Bogor 2034 Berdasarkan proyeksi yang dilakukan terhadap jumlah penduduk Kota Bogor, penduduk terbanyak pada tahun 2034 terdapat di WP C yang terdiri atas sebagian Kecamatan Bogor Barat dan Kecamatan Tanah Sareal. Sedangkan jumlah penduduk Kota Bogor keseluruhan pada tahun 2034 sejumlah 2.064.471 jiwa. Berikut data proyeksi penduduk tahun 2015 – 2034. Tabel 2.17 Proyeksi Penduduk Berdasarkan WP 2019 – 2034 WP 2019 2024 2029 2034 A 226.138 262.326 305.067 339.021 B 164.838 191.214 222.367 259.918 C 326.055 378.648 440.367 536.897 D 291.889 338.592 393.752 463.004 E 269.768 312.929 363.907 465.633 Jumlah 1.278.689 1.483.709 1.725.461 2.064.472 Sumber : RISPP, 2013 Tabel 2.18 Proyeksi Penduduk Per Keleurahan Per WP Tahun 2019 - 2034 Kecamatan Kelurahan 2019 2024 2029 2034 WP A Bogor Barat 1 Menteng 21221 24617 28628 31815 Bogor Selatan 2 Batu Tulis 11041 12808 14895 16553 3 Bondongan 15389 17852 20761 23072 4 Empang 19526 22650 26341 29272 5 Babakan 17103 19840 23072 25640 6 Babakan Pasar 11041 12808 14895 16553 8173 9481 11026 12253 Bogor Tengah 7 Cibogor II-19 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kecamatan Kelurahan 2024 2029 2034 8 Ciwaringin 9561 11091 12899 14334 9 Gudang 8245 9565 11123 12361 19545 22673 26367 29302 11 Pabaton 3621 4201 4885 5429 12 Paledang 16082 18655 21695 24109 13 Panaragan 7532 8737 10161 11292 14 Sempur 9394 10898 12673 14084 15 Tegallega 26758 31040 36097 40114 16 Baranangsiang 20480 23758 27628 30703 1424 1652 1921 2135 226138 262326 305067 339021 1 Balumbangjaya 16678 19346 22498 26298 2 Bubulak 18963 21997 25581 29901 3 Gunung Batu 17381 20162 23447 27406 4 Loji 12978 15054 17507 20463 5 Margajaya 11986 13904 16170 18900 6 Pasir Jaya 24516 28439 33072 38657 7 Pasir Kuda 12538 14544 16914 19770 8 Pasir Mulya 4324 5015 5833 6818 35639 41342 48077 56196 9836 11410 13269 15510 164838 191214 222367 259918 1 Cilendek Barat 20492 23798 27677 33744 2 Cilendek Timur 9949 11554 13437 16382 3 Curug 12642 14682 17075 20818 4 Curugmekar 15146 17589 20456 24940 5 Semplak 15265 17728 20617 25136 6 Cibadak 37863 43970 51137 62346 7 Kayumanis 23080 26803 31172 38005 8 Kebon Pedes 17219 19997 23256 28354 9 Kedungbadak 19271 22379 26027 31732 10 Kedungjaya 15852 18409 21410 26103 11 Kedungwaringin 36851 42795 49770 60680 12 Kencana 26065 30269 35203 42919 13 Mekarwangi 27029 31389 36505 44507 14 Sukadamai 26481 30752 35765 43604 15 Sukaresmi 17833 20710 24085 29365 5017 5826 6775 8261 10 Kebon Kelapa Bogor Timur 2019 17 Sukasari Total WP A WP B 9 Sindangbarang 10 Situgede Total WP B WP C Bogor Barat Tanah Sareal 16 Tanah Sareal II-20 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kecamatan Total WP C Kelurahan 2019 2024 2029 2034 326055 378648 440367 536897 1 Bantarjati 38762 44964 52289 61486 2 Cibuluh 27374 31753 36926 43421 3 Ciluar 34974 40570 47179 55476 4 Cimahpar 19868 23047 26802 31516 5 Ciparigi 54357 63055 73327 86223 6 Kedung Halang 40300 46748 54364 63926 5982 6939 8070 9489 70271 81515 94794 111466 291889 338592 393752 463004 19053 22101 25701 32886 2 Cimahpar 2031 2356 2740 3506 3 Sindangsari 6516 7558 8789 11246 4 Sindangrasa 18338 21272 24738 31653 8533 9898 11511 14728 19486 22603 26286 33633 7 Baranangsiang 9284 10769 12523 16024 8 Sukasari 7395 8578 9976 12764 9 Mulyaharja 22150 25694 29880 38233 10 Pamoyanan 17720 20555 23903 30585 11 Ranggamekar 16916 19622 22818 29197 12 Genteng 10495 12174 14157 18114 13 Kertamaya 7374 8553 9947 12727 14 Rancamaya 8118 9416 10950 14011 15 Bojongkerta 21331 24744 28775 36819 16 Harjasari 18208 21122 24562 31429 17 Muarasari 14990 17389 20221 25874 18 Pakuan 6031 6996 8136 10410 19 Cipaku 13174 15281 17771 22738 6706 7779 9046 11575 15920 18467 21476 27479 269768 312929 363907 465633 Jumlah WP D Bogor Utara 7 Tanah Baru 8 Tegal Gundil Total WP D Jumlah WP E Bogor Utara Bogor Timur 1 Tanah Baru 5 Tajur 6 Katulampa Bogor Selatan 20 Lawang Gintung 21 Cikaret Total WP E Jumlah Total Kota bogor 1278689 1483709 1725461 2064472 Sumber :RISPP, 2013 II-21 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2.4 RENCANA PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KOTA 2.4.1 Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Wilayah Kebijakan Pengembangan sistem pusat pelayanan ditetapkan melalui pembagian wilayah pelayanan (WP) serta pengembangan sistem pusat pelayanan yang terdiri dari pusat kota, 4 (empat) Sub Pusat Kota, dan 14 (empat belas) Pusat Lingkungan. Penetapan WP dimaksudkan untuk mendistribusikan pelayanan kegiatan kepada masyarakat serta untuk mengurangi pergerakan penduduk ke pusat kota. Pembagian wilayah pelayanan tersebut dibagi menjadi 5 WP (secara lebih rinci pembagian WP ini akan diterangkan pada bab 3 mengenai Struktur Ruang Kota) yaitu: Wilayah Pelayanan A, dengan cakupan wilayah sebagai berikut Kecamatan Bogor Tengah, sebagian Kecamatan Bogor Selatan meliputi Kelurahan Batu Tulis, Empang dan Bondongan, sebagian Bogor Timur Kelurahan Baranangsiang dan Sukasari dan sebagian Bogor Barat meliputi Kelurahan Menteng; Wilayah Pelayanan B, mencakup sebagian besar Kecamatan Bogor Barat meliputi Kelurahan Bubulak, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Balumbangjaya, Kelurahan Situgede, Kelurahan Sindangbarang, Kelurahan Pasir Jaya, Kelurahan Pasir Kuda, Kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan Gunung Batu, dan Kelurahan Loji; Wilayah Pelayanan C, mencakup Kecamatan Tanah Sareal meliputi Kelurahan Mekarwangi, Kelurahan Kencana, Kelurahan Kayu Manis, Kelurahan Sukadamai, Kelurahan Cibadak, Kelurahan Sukaresmi, Kelurahan Kedung Badak, Kelurahan Kebon Pedes, Kelurahan Tanah Sareal, Kelurahan Kedung Waringin, Kelurahan Kedung Jaya, dan sebagian Kecamatan Bogor Barat meliputi Kelurahan Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek Timur, Kelurahan Curug Mekar, Kelurahan Semplak, dan Kelurahan Curug; Wilayah Pelayanan D, mencakup sebagian besar Kecamatan Bogor Utara meliputi Kelurahan Ciparigi, Kelurahan Kedung Halang, Kelurahan Cibuluh, Kelurahan Ciluar, Kelurahan Cimahpar, Kelurahan Tegal Gundil, dan Kelurahan Bantarjati; Wilayah Pelayanan E, mencakup Kecamatan Bogor Selatan meliputi Kelurahan Lawang Gintung, Kelurahan Pakuan, Kelurahan Harjasari, Kelurahan Muarasari, Kelurahan Kertamaya, Kelurahan Genteng, Kelurahan Cipaku, Kelurahan Bojongkerta, Kelurahan Rancamaya, Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan RanggaMekar, Kelurahan Mulyaharja, Kelurahan Cikaret dan Kecamatan Bogor Timur meliputi Kelurahan Sindangsari, Kelurahan Sindangrasa, Kelurahan Tajur, Kelurahan Katulampa, serta Kecamatan Bogor Utara meliputi Kelurahan Tanah Baru. Untuk masing-masing Wilayah Pelayanan (WP), ditetapkan kebijakan dan strategi pengembangan yang berbeda sesuai dengan karakteristik, kecenderungan perkembangan II-22 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR dan harapan yang ingin dicapai dari masing-masing WP tersebut. Kebijakan dan strategi masing-masing WP adalah sebagi berikut: Penataan Wilayah Pelayanan A, dengan strategi : a) Membatasi perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer; b) Mengembangkan RTH ; c) Merevitalisasi pusat kota dengan tetap memperhatikan visi kota; dan d) Mengendalikan perkembangan kegiatan perumahan. Penataan perkembangan di Wilayah Pelayanan B a) Mengendalikan perkembangan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai dengan daya tampung dan daya dukung ruang; b) Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa; c) Mengembangkan RTH kota; d) Mempertahankan dan melindungi kawasan resapan air; dan e) Mempertahankan lahan pertanian kota yang ada. Penataan perkembangan di Wilayah Pelayanan C dan D Kota Bogor dengan strategi : a) Mengembangkan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai dengan daya tampung dan daya dukung ruang masing-masing kawasan; b) Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa; c) Meningkatkan akses jaringan jalan barat-timur dan utara-selatan; dan d) Mengembangkan RTH Penataan Wilayah Pelayanan E, dengan strategi : a) Mempertahankan dan melindungi kawasan resapan air; b) Mengendalikan perkembangan perumahan; c) Mengendalikan skala pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa; dan d) Mengembangkan RTH 2.4.2 Kebijakan Dan Strategi Struktur Ruang Secara umum kebijakan struktur ruang meliputi: Kebijakan dan Strategi Pusat Pelayanan Kegiatan Guna mencapai terwujudnya sistem pusat pelayanan dan WP, maka kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan ditetapkan sebagai berikut : 1) Kebijakan pengembangan 1 (satu) pusat kota, 4 (empat) sub pusat kota, dan 14 (empat belas) pusat lingkungan, dengan strategi : a) Mengalokasikan pusat kota di WP A; b) Mengembangkan sub pusat kota di WP B, WP C, WP D, dan WP E II-23 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR c) Mengembangkan pusat lingkungan di SWP B1, SWP B2, SWP C1, SWP C2, SWP C3, SWP C4, SWP D1, SWP D2, SWP D3, SWP D4, SWP E1, SWP E2, SWP E3, dan SWP E4 2) Kebijakan penataan pusat pelayanan yang hirarkis sesuai dengan cakupan WP, dengan strategi : a) Melengkapi pusat kota, sub pusat kota serta pusat lingkungan dengan fasilitas pendukung minimum yang harus ada b) Meningkatkan akses antara pusat dan subpusat kota, antara subpusat dan subpusat kota, serta antara subpusat kota dengan pusat lingkungan. Kebijakan Dan Strategi Peningkatan Aksesibilitas dan Keterkaitan Antar Pusat Kegiatan /Sistem Transportasi Kebijakan dan strategi transportasi untuk Kota Bogor hanya meliputi transportasi darat, dimana meliputi aspek jaringan jalan, sistem pergerakan, pelayanan angkutan umum, termina penumpang, pelayanan kereta api, sistem perparkiran dan jalur pejalan kaki. Kebijakan dan strategi sistem transportasi tersebut ditetapkan sebagai berikut: Kebijakan penegasan kembali fungsi jaringan jalan, dengan strategi : Menetapkan fungsi jaringan jalan; dan Mengarahkan kegiatan sesuai dengan fungsi jalan. Kebijakan pendistribusian pergerakan penduduk, dengan strategi : Menyeimbangkan aksesibilitas menuju pusat-pusat kegiatan, baik untuk arah utara-selatan maupun barat-timur; dan Memisahkan arus pergerakan regional dan lokal. Kebijakan peningkatan kapasitas dan jaringan jalan, dengan strategi : Membangun dan mengintegrasikan jalan-jalan baru; Meningkatkan pelayanan jalan; Meningkatkan pemeliharaan dan rehabilitasi jalan; Mengendalikan simpang dan jalan akses; Menyediakan jalur khusus kendaraan tidak bermotor. Kebijakan peningkatan pelayanan angkutan umum massal, dengan strategi: Mengembangkan jalur angkutan umum massal pada jalur utama kota; Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan angkutan umum massal baik yang berbasis jalan maupun rel; Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung angkutan umum massal; dan Memperbaiki manajemen pengelolaan angkutan umum massal. Kebijakan penataan angkutan kota, dengan strategi : Menyediakan angkutan kota sebagai pengumpan angkutan umum massal; dan Membatasi angkutan kota. II-24 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kebijakan penyediaan angkutan umum yang ramah lingkungan dengan strategi meminimalkan tingkat pencemaran emisi gas buang dengan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas terminal penumpang, dengan strategi : Membangun terminal tipe A; Memanfaatkan terminal penumpang di wilayah perbatasan yang dikerjasamakan dengan Pemerintah Kabupaten Bogor; dan Meningkatkan kualitas sarana pendukung terminal penumpang Kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kereta api, dengan strategi : Membangun stasiun/ stoplet terpadu untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa kereta api; Menata kawasan stasiun dan sekitarnya; Meningkatkan kualitas sarana pendukung stasiun; Meningkatkan jalur kereta api; dan Pembangunan perlintasan tidak sebidang Kebijakan penataan sistem perparkiran, dengan strategi : Menyediakan fasilitas parkir yang memadai; Memprioritaskan pengembangan fasilitas parkir vertikal; dan Mewajibkan setiap kegiatan yang menimbulkan tarikan pergerakan untuk menyediakan lahan parkir sesuai ketentuan yang berlaku Kebijakan penyediaan jalur pejalan kaki, dengan strategi : Membangun jalur pejalan kaki pada pusat kegiatan yang berorientasi pada keamanan dan kenyamanan pejalan kaki, serta dapat di akses oleh orang dengan keterbatasan kemampuan; Mengintegrasikan jalur pejalan kaki dengan sarana dan prasarana pendukung pusat-pusat kegiatan; Mempertahankan fungsi jalur pejalan kaki yang sudah digunakan sesuai dengan fungsinya; Mengembalikan fungsi jalur pejalan kaki yang difungsikan untuk kegiatan selain sebagai jalur pejalan kaki; dan Meningkatkan kualitas jalur pejalan kaki yang sudah ada Kebijakan Dan Strategi Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Sistem Prasarana Sarana Umum Prasarana sarana umum kota yang dimasud meliputi jaringan sumberdaya air, air minum, air limbah, persampahan, drainase, pelayanan kelistrikan, pelayanan telekomunikasi, dan jaringan gas. II-25 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Secara umum kebijakan dan strategi prasarana kota ditekankan kepada kebijakan pengembangan jaringan prasarana terpadu dengan strategi: Pembangunan saluran prasarana kotabawah tanah terpaduyang terintegrasi pada pembangunan jalan-jalan baru; dan Pembangunan saluran prasarana kota bawah tanah terpadu di kawasan-kawasan perumahan. Secara lebih khusus masing-masing aspek pengembangan prasarana kota memiliki kebijakan dan strategi sendiri yaitu sebagai berikut : A. Jaringan Sumberdaya Air Kebijakan pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air, dengan strategi : 1) Pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS ) dan cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang; 2) Mengelola jaringan sumber daya air lintas provinsi, lintas kabupaten/kota, dan wilayah sungai di Kota Bogor; 3) Mengembangkan sistem pengelolaan dan fungsi situ; 4) Memelihara jaringan irigasi; 5) Mengembangkan sistem pengendalian banjir; 6) Membatasi ijin penggunaan air tanah dalam untuk pemanfaatan selain air minum; dan 7) Membatasi penggunaan air permukaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. Air Bersih Kebijakan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum, dengan strategi : 1) Meningkatkan cakupan sistem pelayanan perpipaan; 2) Meningkatkan cakupan sistem pelayanan non perpipaan; 3) Meningkatkan kualitas air minum melalui pengolahan bahan baku air minum sesuai dengan standar kesehatan; 4) Melindungi dan memelihara sumber-sumber air baku dari pencemaran; dan 5) Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam pengelolaan air minum. C. Air Limbah Kebijakan peningkatan kinerja pelayanan air limbah, dengan strategi: 1) Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah domestik secara komunal; 2) Pemenuhan standar effluent yang sesuai dengan baku mutu untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) non domestik ; 3) Mengembangkan pelayanan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) dengan teknologi tepat guna; II-26 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 4) Mencegah pemanfaatan sungai untuk pembuangan limbah; 5) Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga sungai dan lingkungan disekitarnya dari pencemaran; dan 6) Menerapkan sanksi bagi pencemar badan air. D. Persampahan Kebijakan peningkatan pengelolaan persampahan, dengan strategi: 1) Mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu; 2) Meningkatkan penanganan dan pengurangan sampah; dan 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat, perguruan tinggi dan swasta dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan E. Drainase Kebijakan pengembangan sistem drainase, dengan strategi: 1) Mengembangkan sistem drainase makro dan mikro terpadu; dan 2) Memelihara jaringan drainase. F. Jaringan Energi Listrik Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan kelistrikan dengan strategi: 1) Meningkatkan pelayanan jaringan listrik ke seluruh wilayah kota; 2) Meningkatkan jumlah cadangan penyediaan energi listrik antara interkoneksi dengan daerah sumber tenaga listrik; 3) Mengembangkan sistem pengamanan untuk mengurangi jumlah kehilangan energi listrik; dan 4) Mengembangkan sumber-sumber energi alternatif untuk mengantisipasi kendala pasokan energi listrik. G. Jaringan Telekomunikasi Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan telekomunikasi; dengan strategi: 1) Mengembangkan jaringan teknologi informasi; 2) Meningkatkan pengembangkan jaringan telepon guna pemerataan pelayanan di setiap wilayah kota; 3) Mengarahkan penggunaan menara bersama telekomunikasi; dan 4) Mengembangkan jaringan kabel telekomunikasi bawah tanah. H. Jaringan Gas Kebijakan peningkatan kualitas pelayanan jaringan gas, dengan strategi: 1) Meningkatkan pelayanan dan jumlah pelanggan rumah tangga ; II-27 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2) Menyediakan jaringan distribusi gas untuk melayani Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas kendaraan bermotor; dan 3) Mengembangkan kawasan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji. 2.4.3 Kebijakan Dan Strategi Pola Ruang Kebijakan dan strategi pola ruang Kota Bogor mencakup aspek kawasan lindung dan kawasan budidaya. 1. Kebijakan dan Strategi Kawasan Lindung Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung ditetapkan sebagai berikut : a. Kebijakan penetapan kawasan-kawasan yang memiliki fungsi lindung, dengan strategi: Menetapkan kawasan resapan air/imbuhan air tanah sebagai kawasan yang memberi perlindungan terhadap air tanah dan memiliki fungsi lindung hidrologi; Menetapkan sempadan sungai, sempadan situ, dan sempadan mata air sebagai kawasan yang memiliki fungsi perlindungan setempat; Menetapkan hutan kota di kawasan The Center for International Forestry Research (CIFOR) dan rencana hutan kota di setiap WP sebagai kawasan pelestarian alam; Menetapkan Kebun Raya Bogor sebagai kawasan yang memiliki fungsi lindung terhadap jenis plasma nutfah; dan Menetapkan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan sebagai kawasan yang memiliki fungsi lindung terhadap hasil-hasil budaya yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan; b. Kebijakan perlindungan terhadap fungsi kawasan-kawasan lindung yang telah ditetapkan, dengan strategi: Melindungi fungsi kawasan lindung; Mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah berubah; Merehabilitasi kawasan lindung yang mengalami penurunan fungsi; Menata kawasan lindung yang memiliki potensi wisata dengan tidak merubah bentang alam; dan Menetapkan sanksi terhadap pihak-pihak yang mengubah fungsi kawasan lindung sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. c. Kebijakan dan strategi pengembangan RTH ditetapkan sebagai berikut : Kebijakan penyediaan RTH Publik seluas 20 (dua puluh) persen dari luas kota; dengan strategi: Mempertahankan RTH publik yang sudah ada; Meningkatkan penyediaan taman dan lapangan olahraga ; II-28 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Mempertahankan dan mengembalikan fungsi RTH pada kawasan sempadan sungai, sempadan situ, dan sempadan mata air; Mengarahkan Tempat Pemakaman Umum (TPU) agar dapat berfungsi sebagai RTH; Mengembangkan RTH infrastruktur; Membangun hutan kota; dan Mengembangkan pola kerjasama dengan pihak swasta, lembaga pemerintahan, badan penelitian, perguruan tinggi maupun masyarakat dalam pemenuhan RTH publik d. Kebijakan penyediaan RTH privat minimal seluas 10 (sepuluh) persen dari luas kota, dengan strategi: 2. Mengatur keberadaan RTH privat melalui penetapan peraturan KDB dan KDH; Mengendalikan RTH privat ; Meningkatkan peran masyarakat dalam penyediaan RTH privat; dan Memberikan insentif dan disinsentif. Kebijakan dan Strategi Kawasan Budidaya a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya ditetapkan sebagai berikut : Pengaturan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung, dengan strategi: mengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di sebagian WP; mengendalikan pengembangan kawasan pusat kota; mengoptimalkan pengembangan subpusat kota; dan membatasi pengembangan kawasan industri. Perwujudan pemanfaatan ruang kota yang kompak dan efisien, dengan strategi: mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertikal di kawasan pusat kota; dan mengembangkan ruang-ruang kawasan yang kompak dan efisien. b. Kebijakan dan strategi kawasan budidaya dapat didetailkan menjadi: Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perumahan; Kebijakan dan strategi pengembangan lokasi industri; Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa; Kebijakan dan strategi kawasan militer; Kebijakan dan strategi pengembangan fasilitas pelayanan umum; Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pemerintahan; Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan pariwisata; Kebijakan dan strategi pengelolaan pertanian kota; Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan penunjang pertanian; II-29 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Kebijakan dan strategi pengembangan ruang dan jalur evakuasi bencana; Kebijakan dan strategi pengembangan RTNH; dan Kebijakan dan strategi penataan sektor informal. 2.4.4 Umum 1) Kebijakan pengoptimalan ruang budidaya untuk mendorong pertumbuhan sosial ekonomi; dengan strategi: Menetapkan distribusi ruang yang sesuai dengan visi pengembangan daerah; dan Menyediakan ruang kegiatan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan penduduk yang dilayaninya. 2) Kebijakan penetapan kawasan budidaya dengan titik berat pengendalian, dengan strategi: Mengendalikan perkembangan kegiatan di WP A dan WP E; dan Menata ruang perdagangan dan jasa dengan melengkapi infrastrutkur pendukung sesuai standar yang berlaku. 3) Kebijakan penetapan kawasan budidaya yang dibatasi perkembangannya, dengan strategi: Membatasi perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer di pusat kota; dan Membatasi perkembangan kegiatan pada kawasan resapan air di sebagian WP B dan WP E. 4) Kebijakan penetapan kawasan budidaya yang didorong perkembangannya, dengan strategi: Mengembangkan perumahan dengan pengaturan intensitas sesuai dengan daya tampung dan daya dukung ruang masing-masing kawasan di WP C dan WP D; dan Mengembangkan sub pusat kota di WP B, WP C, WP D dan WP E dan pusat lingkungan di SWP B1, SWP B2, SWP C1, SWP C2, SWP C3, SWP C4, SWP D1, SWP D2, SWP D3, SWP D4, SWP E1, SWP E2, SWP E3, dan SWP E4. 2.4.5 Perumahan Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perumahan ditetapkan sebagai berikut : 1) Kebijakan penetapan jenis kepadatan kawasan perumahan pada masing-masing WP dengan strategi: Menetapkan kawasan di masing-masing WP yang dikembangkan sebagai perumahan berkepadatan rendah, sedang dan tinggi; Mengatur intensitas ruang untuk masing-masing tipe kepadatan perumahan; Mengendalikan pengembangan perumahan yang berpotensi menjadi perumahan dengan kepadatan tinggi serta cenderung kumuh; dan Mengembangkan perumahan secara vertikal. II-30 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2) Kebijakan penataan kawasan perumahan kumuh, dengan strategi: Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana umum dilingkungan perumahan; Menata kawasan perumahan kumuh; dan Merevitalisasi kawasan perumahan kumuh dengan konsep perumahan secara vertikal dengan KDB rendah. 2.4.6 Industri Kebijakan dan strategi pengembangan kegiatan industri ditetapkan sebagai berikut : 1) Kebijakan pengendalian lokasi industri dengan strategi mengendalikan dan mengarahkan pemanfaatan lahan untuk kegiatan industri non polutan; 2) Kebijakan penataan sekitar lokasi kegiatan industri untuk meminimalkan eksternalitas negatif pada lingkungan sekitarnya, dengan strategi: Menata pemanfaatan lahan sekitar lokasi industri dengan menyusun arahan pemanfaatan lahan sekitar lokasi industri; dan Mengendalikan pencemaran di lokasi industri. 3) Kebijakan pengembangan kegiatan industri kecil, dengan strategi: Mendorong keberadaan industri kecil ramah lingkungan; dan Menata lokasi industri kecil. 2.4.7 Perdagangan Dan Jasa Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa ditetapkan sebagai berikut : 1) Kebijakan penataan kegiatan perdagangan dan jasa; dengan strategi: Menata kegiatan perdagangan dan jasa pada koridor-koridor dan simpul-simpul yang ditetapkan; Menata dan mengendalikan kegiatan perdagangan dan jasa yang berkembang tidak sesuai dengan arahan intensitas dan skala pelayanannya; dan Membatasi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa primer di pusat kota 2) Kebijakan peningkatan kegiatan perdagangan dan jasa, dengan strategi: Mengembangkan pasar tradisional di setiap WP; Mengarahkan perkembangan kegiatan perdagangan jasa pada simpul-simpul sub pusat kota dan pusat lingkungan sesuai dengan skala pelayanannya; Menentukan tema pada simpul-simpul perdagangan dan jasa di setiap WP; dan Menetapkan koridor-koridor untuk perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kegiatannya. II-31 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR 2.4.8 Kawasan Militer Kebijakan dan strategi kawasan militer dilaksanakan melalui penetapan kawasan militer sesuai dengan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional. 2.4.9 Fasilitas Pelayanan Umum Kebijakan dan strategi fasilitas pelayanan umum melalui pemerataan sebaran fasilitas di seluruh wilayah kota, dengan strategi: Membatasi pembangunan fasilitas pelayanan umum pada WP yang relatif telah lengkap yaitu WP A; dan Mendorong pembangunan fasilitas pelayanan umum di WP B, WP C, WP D,dan WP E untuk menjamin pemerataan dan mendekatkan pelayanan bagi masyarakat. 2.4.10 Kawasan Pemerintahan Kebijakan dan strategi kawasan pemerintahan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan pemerintahaan, dengan strategi: Mempertahankan kawasan pemerintahan pada lokasi yang telah berkembang; dan Mengarahkan kawasan pemerintahan baru di WP D dan WP E 2.4.11 Kawasan Pariwisata Kebijakan dan strategi kawasan pariwisata dilaksanakan melalui pengembangan pariwisata yang merupakan ciri khas kota, dengan strategi: Mempertahankan sarana-sarana pendidikan dan pelatihan sebagai sarana wisata ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); Melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai wahana wisata alam; Melestarikan peninggalan bersejarah dan bangunan heritage; dan Mengembangkan wisata belanja dan kuliner yang khas Kota Bogor. 2.4.12 Pertanian Kebijakan dan strategi pengelolaan pertanian kota dilaksanakan melalui kebijakan mempertahankan luas wilayah pertanian lahan basah beririgasi teknis dengan strategi: Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain; dan Melarang pemberian ijin alih fungsi lahan pertanian lahan basah beririgasi teknis menjadi fungsi lain 2.4.13 Kawasan Penunjang Pertanian Kebijakan pengembangan kawasan penunjang pertanian dilaksanakan melalui pengembangan sarana penunjang kegiatan pertanian skala regional dengan strategi : Menata Rumah Potong Hewan (RPH) yang ada; II-32 Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR Mengembangkan terminal agribisnis; dan Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung terminal agribisnis. 2.4.14 Ruang Dan Jalur Evakuasi Bencana Kebijakan dan strategi pengembangan ruang dan jalur evakuasi bencana dilaksanakan melalui kebijakan penyediaan ruang evakuasi bencana, dengan strategi: Menyediakan ruang evakuasi bencana yang aman; Menyediakan jalur evakuasi yang mudah diakses; dan Menyediakan prasarana dan sarana pendukung proses evakuasi bencana. 2.4.15 Ruang Terbuka Non Hijau (Rtnh) Kebijakan dan strategi pengembangan RTNH dilaksanakan melalui kebijakan peningkatan fungsi, luasan dan kualitas RTNH sebagai salah satu ruang publik kota, dengan strategi: Menata dan mengembangkan RTNH yang ada; dan Meningkatkan luasan RTNH 2.4.16 Sektor Informal Kebijakan dan strategi penataan sektor informal dilaksanakan melalui kebijakan pengalokasian ruang untuk kegiatan sektor informal dengan strategi: Menata ruang kegiatan sektor informal yang ada; Mengalokasikan ruang baru untuk kegiatan sektor informal; dan Melibatkan masyarakat dalam pengendalian ruang untuk sektor informal. 2.5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS Kebijakan pengembangan kawasan strategis kota adalah penetapan kawasan strategis lingkungan, kawasan strategis budaya, dan kawasan strategis ekonomi. Sedangkan strategi pengembangan kawasan strategis tersebut diuraikan sebagai berikut: Menata kawasan dalam rangka perlindungan terhadap kelestarian lingkungan Menata kawasan dalam rangka perlindungan peninggalan budaya Menata kawasan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi lokal dan mendorong masuknya investasi II-33