ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSI Mental KBBI (1995 ), mental ; bersangkutan dgn batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga. Webster Dictionary, mental adalah "way of thingking'' berkenaan dengan fikiran/gangguan saraf/kejiwaan. Mental merupakan cara berfikir dan berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada prilaku seseorang. Dr. Zakiyah Darajat (1996 ) a. Terhindarnya seseorang dari gejala gangguan jiwa ("neoroses") dan gejala penyakit jiwa. ("psychoses"). b. Kemampuan utk.menyesuaikan diri dgn diri sendiri, dgn orang lain, masyarakat. c. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan sehingga menimbulkan kebahagiaan diri dan orang lain. Lanjutan …. d. Terwujudnya keharmonisan sungguh - sungguh antara fungsi jiwa, mampu menyelesaikan problem yang terjadi. 1. Faktor yang mempengaruhi Mental Sehat a. Internal 1).Berasal dari dalam diri seseorang; sifat pemarah, halus, talenta bidang kesenian. 2).Keturunan juga cendrung berperan; intelektualitas, emosi dan potensi. b. Eksternal Faktor yang ada diluar diri manusia, ( cara berfikir, cara berperasaan berdasarkan hati nuraninya ) Lanjutan Misalnya ; pendidikan agama (keyakinan), status sosial, hukum, budaya, sistem pemerintahan. Lingkungan keluarga, masyarakat dan pekerjaan juga mempengaruhi, positif maupun negatif. 1. Model Barat Model Biomedis (Fruend, 1991) Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkemb biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja. Semboyan: “Men Sana In Corpore Sano”. Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991) Tdp perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa shg penyakit diyakini berada pada satu bagian tubuh tertentu. Penyakit dapat direduksi pada gangg fungsi tubuh. Penyakit disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial dpt diidentifikasi. Tubuh seperti sebuah mesin. Tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol. 2. Model Psikiatris (Helman, 1990) Penggunaan berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangg mental. Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak. Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman. Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan2 lingkungan. 3. Model Psikosomatis (Tamm, 1993) Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an) Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom somatik. Penyakit berkembang melalui saling terkait secara b’kesinambungan antara faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks. Model Timur Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990). 1. Holistik sempit Organisme manusia dilihat sbg suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung. 2. Holistik luas Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi jg bisa m’ngaruhi dan mengubah lingkungan. Ciri-ciri individu sehat/normal adalah: 1. Bertingkahlaku menurut norma2 sosial yang diakui. 2. Mampu mengelola emosi. 3. Mampu m’aktualkan potensi-potensi yang dimiliki. 4. Dapat mengikuti kebiasaan-kebiasaan sosial. 5. Dapat mengenali resiko dari setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya. Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang. 7. Mampu belajar dari pengalaman. 8. Biasanya gembira. Harber&Runyon (1984) Ciri individu normal adalah: 1. Sikap terhadap diri sendiri: mampu menerima diri apa adanya, memiliki identitas diri yang jelas, mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri secara realistis. 2. Persepsi terhadap realita: pandangan realistis terhadap diri dan dunia sekitar yang meliputi orang lain maupun segala sesuatunya. 6. 3. 4. 5. 6. Integrasi: kepribadian menyatu & harmonis, bebas konflik, toleransi yang baik terhadap stres. Kompetensi:mengembangkan ketrampilan dasar b’kaitan dengan aspek fisik, inteligensi, emosional dan sosial untuk melakukan coping thd masalah. Otonomi: memiliki ketetapan diri yang kuat, b’tgjwb, penentuan diri dan memiliki kebebasan yang cukup thd pengaruh sosial. Pertumbuhan dan aktualisasi diri: pengembangan ke arah kematangan, pengembangan potensi dan pemenuhan diri sebagai pribadi. 7. 8. Relasi interpersonal: kemampuan membentuk dan memelihara relasi interpersonal yang intim. Tujuan hidup: Tidak perfeksionis, tapi membuat tujuan yang realistis dan masih dalam kemampuan individu. Statistical infrequency Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dimana semua variabel yang yang akan diukur didistribusikan ke dalam suatu kurva normal atau kurva dengan bentuk lonceng. Kebanyakan orang akan berada pada bagian tengah kurva, sebaliknya abnormalitas ditunjukkan pada distribusi di kedua ujung kurva. Kriteri ini biasanya digunakan dalam bidang medis atau psikologis. Misalnya mengukur tekanan darah, tinggi badan, intelegensi, ketrampilan membaca, dsb. Unexpectedness Biasanya perilaku abnormal merupakan suatu bentuk respon yang tidak diharapkan terjadi. Contohnya seseorang tiba-tiba menjadi cemas (misalnya ditunjukkan dengan berkeringat dan gemetar) ketika berada di tengah-tengah suasana keluarganya yang berbahagia. Atau seseorang mengkhawatirkan kondisi keuangan keluarganya, padahal ekonomi keluarganya saat itu sedang meningkat. Respon yang ditunjukkan adalah tidak diharapkan terjadi. Violation of norms Perilaku abnormal ditentukan dengan mempertimbangkan konteks sosial dimana perilaku tersebut terjadi. Jika perilaku sesuai dengan norma masyarakat, berarti normal. Sebaliknya jika bertentangan dengan norma yang berlaku, berarti abnormal. Kriteria ini mengakibatkan definisi abnormal bersifat relatif tergantung pada norma masyarakat dan budaya pada saat itu. Misalnya di Amerika pada tahun 1970-an, homoseksual merupakan perilaku abnormal, tapi sekarang homoseksual tidak lagi dianggap abnormal. Personal distress Perilaku dianggap abnormal jika hal itu menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu. Tidak semua gangguan (disorder) menyebabkan distress. Misalnya psikopat yang mengancam atau melukai orang lain tanpa menunjukkan suatu rasa bersalah atau kecemasan. Juga tidak semua penderitaan atau kesakitan merupakan abnormal. Misalnya seseorang yang sakit karena disuntik. Kriteria ini bersifat subjektif karena susah untuk menentukan standar tingkat distress seseorang agar dapat diberlakukan secara umum. Disability Individu mengalami ketidakmampuan (kesulitan) untuk mencapai tujuan karena abnormalitas yang dideritanya. Misalnya para pemakai narkoba dianggap abnormal karena pemakaian narkoba telah mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk menjalankan fungsi akademik, sosial atau pekerjaan. Dari semua kriteria di atas menunjukkan bahwa perilaku abnormal sulit untuk didefinisikan. Tidak ada satupun kriteria yang secara sempurna dapat membedakan abnormal dari perilaku normal. Tapi sekurang-kurangnya kriteria tersebut berusaha untuk dapat menentukan definisi perilaku abnormal. Dan adanya kriteria pertimbangan sosial menjelaskan bahwa abnormalitas adalah sesuatu yang bersifat relatif dan dipengaruhi oleh budaya serta waktu. "Dalam badan yang sehat terdapat Mental yang sehat " " Mental yang tidak sehat menyebabkan badan tidak sehat ; psikosomatis " * Psikisomatis : gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental khususnya emosi (tekanan darah tinggi, maag, eksim, diare, gemetar ) Konsultasi dengan ahli. 2. Mencurahkan isi hati kepada orang lain 3. Berusaha memahami bahwa setiap manusia mempunyai pembawaan dan pengalaman berbeda. 4. Berfikir positif, memandang segala sesuatu ada hikmahnya. 5.Realistis, menerima kenyataan secara rasional. 6. Rekreasi dan olah raga ringan. 1. 1. 2. 3. 4. 5. masuk perkumpulan sosial. berdiskusi dgn orang terdekat berlibur, makan bersama keluarga aktif di berbagai kegiatan spritual mengikuti latihan keterampilan dan Pengembangan diri. 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. KEL 1 : Teori-teori Psikologi & pandangan tentang kesehatan mental Teori Psikoanalisis Psikologi Humanistik Psikologi perilaku KEL 2: Penyesuaian diri Definisi Aspek2 penyesuaian diri Proses penyesuaian diri Faktor2 yang mempengaruhi penyesuaian diri 3. a. b. c. d. 4. a. b. c. d. 5. a. b. c. KEL 3 : KONSEP DIRI Schema dan Self Konsep diri, Harga Diri dan Diri Ideal Identitas diri dan Status Diri Perubahan dalam Konsep Diri KEL 4 : Emosi Pengertian dan Fungsi Emosi Jenis-jenis Emosi dan Ekspresinya Kecerdasan Emosi Pengelolaan Emosi KEL 5 : Kepribadian Sehat Kepribadian dan Kepribadian Sehat Konsep-konsep dalam Kepribadian Sehat Pengembangan Diri 6. a. b. c. d. e. f. 7. a. b. c. d. KEL 6 :Hubungan Interpersonal Faktor-faktor yang berpengaruh Meningkatkan kemampuan komunikasi Komunikasi asertif Interpersonal conflict stress & managing feeling KEL 7 : Stres, Coping Dan Penyesuaian Terhadap Stres Stres dan Jenis Stres Coping Stres PENDEKATAN PROBLEM-SOLVING TERHADAP STRES. Pengelolaan Stres 8. a. b. c. Pemberdayaan Keluarga Dalam Intervensi Kesehatan Mental Konsep Intervensi dalam Gerakan Kesehatan Mental Pemberdayaan Keluarga Media Psikoedukasi