Judul Buku Penulis Penerbit Tebal : “Anatomy of A Trend” : Henrik Vejlgaard : Mac Graw-Hill, 2008 : 204 Halaman Memahami Perilaku Pasar Melalui Anatomi Tren Wawan Dhewanto Peresensi adalah Mahasiswa Program Doktor, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Monash University, Australia Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan kehidupan sosial selalu berubah. Apalagi di era moderen seperti sekarang, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar terhadap perubahan kehidupan sosial manusia. Kita sering mengkonotasikan perubahan sosial dengan kata “trend”. Dibalik kesederhanaan kata “trend” ternyata terdapat segudang makna didalamnya. Kita perlu mendalami kata “trend” sebagai bentuk pernyataan terhadap perubahan sosial. Dalam bisnis, perubahan sosial mengandung ancaman dan kesempatan. Kita perlu memahami tren dalam konteks perubahan sosial, karena hal tersebut mempermudah kita untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan. Dalam buku “Anatomy of A Trend” Henrik Vejlgaard juga mengupas tren dari sisi pandangan bisnis. Henrik Vejlgaard memandang bahwa trendsetter berperan besar pada pembentukan tren. Namun tidak semua yang baru, ketika dipakai atau digunakan oleh trendsetter menjadi tren. Ketika trendsetter memakai atau menggunakan suatu produk baru, produk tersebut dapat menjadi tren sehingga dipakai banyak orang dan dapat juga hanya menimbulkan riak saja, dalam artian produk tersebut terkenal tetapi hanya sebentar dan tidak sampai menjadi tren. Hal ini disebabkan karena perkembangan produk dengan gaya atau model dan rasa yang baru sangat pesat (banyak) atau inovasi atas produk terlalu ekstrim sehingga sulit diterima dan menemukan pasar. Tidak semua produk dengan gaya atau model dan rasa yang baru dipakai oleh trendsetter. Namun demikian indikasi produk baru dapat di terima oleh trendsetter dan dapat berkembang menjadi tren diantaranya meliputi: Gaya atau model dan rasa pada produk baru yang ditawarkan tidak terdapat pada produk lain sebelumnya. Gaya atau model dan rasa pada produk baru tidak dimiliki oleh mainstream. Gaya atau model dan rasa pada produk baru merupakan pengembangan produk yang sudah ada sebelumnya. Gaya atau model dan rasa pada produk baru diterima dan menjadi berita utama di media. Kecepatan perkembangan tren sangat dipengaruhi oleh geografi, struktur organisasi dan kebudayaan lokal pada suatu negara. Namun secara umum proses penyampaian informasi tren lebih cepat, ketika produk baru yang dibuat oleh trend creator diadopsi atau digunakan oleh trendsetter, Begitu seterusnya sampai tren tersebut berada pada kelompok konservatif, proses kecepatan penyebaran tren melambat. Trendsetter sangat berpengaruh terhadap konsumen. Trendsetter mempunyai pengaruh besar terhadap bisnis dan brand, secara umum mereka selalu sukses dalam menjual produk dengan gaya atau model dan rasa yang baru. Kekuatan hubungan antara produk dan brand terletak pada gaya atau model dan rasa yang dimiliki oleh produk tersebut. Kekuatan brand sendiri dipengaruhi oleh tren. Sebagai contoh Levi’s tidak merubah produknya dengan gaya atau model yang baru, sebagai akibatnya Levi’s kehilangan konsumennya yang berpindah ke Starrus. Perkembangan dunia usaha pada umumnya dan marketing pada khususnya mengarah pada pembentukan dan pemanfaatan komunitas sebagai sarana memasarkan produk. Buku “Anatomy of a Trend” mengupas pembentukan tren, contoh kasus pengembangan produk yang dapat menjadi tren, dan mengidentifikasi tren yang akan terjadi. Kajian sosiologi didalamnya bermanfaat untuk pembelajaran atas pemahaman perubahan sosial, bagaimana merubah struktur sosial dan bagaimana memasarkan produk melalui jalur komunitas. Adanya perubahan gaya dan rasa tidak seketika menjadi tren. Inventor, inovator, pioneer dan entrepreneur tergolong sebagai kelompok pembuat produk baru atau merubah proses dengan cara baru sehingga terjadi penambahan nilai yang menyebabkan perubahan gaya atau mode (style) dan rasa (theist). Namun demikian, penciptaan gaya atau mode (style) dan rasa (theist) yang baru oleh kelompok creator tersebut dapat menjadi tren jika sesuatu yang baru tersebut digunakan oleh trendsetter. Yang termasuk dalam kelompok trendsetter diantaranya yaitu artis, desainer, anak muda dan selebritis. Mereka mensosialisasikan sesuatu yang baru kepada khalayak umum sehingga menjadi tren di masyarakat. Trendsetter membawa sesuatu yang baru (style dan theist) melalui interaksi pergaulan dengan masyarakat. Hubungan antara kelompok trendsetter sangat erat dimana mereka selalu bertukar informasi mengenai gaya dan rasa yang baru. Secara umum trendsetter berinteraksi melalui acara seperti teater, malam anugerah, konser, pembukaan galeri dan lain sebagainya yang secara sadar atau tidak mempengaruhi gaya dan rasa dari masyarakat. Tren muncul dan berkembang di kota metropolitan dimana terdapat berbagai macam kelompok sosial. Henrik Vejlgaard menjelaskan perkembangan tren di kota-kota yang menjadi pusat perkembangan tren di dunia seperti San Francisco, New York, Paris, Milan, London dan Tokyo. Pada dasarnya perkembangan tren bersifat lokal, namun adanya interaksi masyarakat pada satu negara dengan negara lain yang membawa arus informasi, dimana tren menjadi salah satu informasi didalamnya, sehingga tren dapat bersifat global. Seperti halnya salah satu contoh kasus dalam buku ini yang mengulas perkembangan tren blue jeans. Blue jeans diciptakan oleh Levi Starrus pada tahun 1853 di California. Pada mulanya blue jeans dijual kepada imigran yang berprofesi sebagai pekerja kasar. Blue jeans pertama kali dibuat dengan bahan kain mota atau kain terpal. Tahun 1872 seorang penjahit muda yang berasal dari Latvia membuat blue jeans dengan pengencang (kancing) dari bahan logam. Dalam perkembangannya, blue jeans timbul dan tenggelam, namun petani pada kala itu tetap memakai blue jeans ketika dia menjadi cowboy (penggembala). Pada tahun 1890 Levi Starrus membuat model atau gaya produk blue jeans yang terkenal yaitu 501. Pada tahun 1905 blue jeans 501 di beri saku di bagian belakang. Pada tahun 1947 Wrangler membuat blue jeans dengan proses manufaktur dengan target pasar para cowboy. Oleh karena itu, Wrangler lebih terkenal oleh para cowboy sedangkan Levi’s terkenal dikalangan urban. Perkembangan blue jeans didukung oleh perkembangan industri musik dan perfilman. Pada saat itu lagu dan film banyak yang bertemakan cowboy dengan mengunakan blue jeans. Sampai sekarang perkembangan blue jeans juga dipengaruhi oleh berbagai macam perkembangan tren sosial seperti tato, gaya potongan rambut, keadaan ekonomi dan sebagainya. Mengingat kajian sosiologi yang cukup mendalam, secara umum buku ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin memahami perilaku pasar melalui upaya menambah wawasan tentang pembentukan tren dan perubahan sosial.