eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di Jamaah Al-Madinah Kota Bandung Miechal Alfonso. H, Feliza Zubair, Heru Riyanto Jurusan Ilmu Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Komunikasi baik verbal maupun Nonverbal dalam metode dan proses program Ritual Khuruj Fii Sabilillah yang di realisasikan kepada Komunitas Musisi disebuah Jamaah Al-Madinah yang berada di daerah antapani Kota Bandung (Markas Bandung).Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, serta telaah pustaka dan dokumen. Keabsahan data penelitian menggunakan triangulasi. Data yang dihasilkan tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan tahapan analisis data dari Van Kaam yang terdiri dari membuat daftar pengelompokkan awal, reduksi dan eliminasi, pengelompokkan dan penamaan, identifikasi final dari validasi awal data, membuat deskripsi tekstural dan struktural dari masing-masing responden untuk mengetahui mencari komunikasi verbal dan nonverbal dalam kegiatan ritual khuruj fii sabilillah oleh komunitas musisi dijamaah Al-Madinah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hampir setiap Musisi yang akan melakukan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah, mengalami kesulitan, hambatan, dan tantangan, baik yang muncul dari diri sendiri maupun yang datang pihak luar. Perilaku komunikasi komunitas musisi setelah mengikuti kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah merupakan salah satu upaya untuk memecahkan masalah bagi seorang muslim yang didasarkan kepada ajaran Islam yang dibawa oleh Maulana Muhammad Ilyas yang berasal dari India untuk memakmurkan masjid-masjid. Setelah melakukan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah, ternyata menjadi salah satu tuntutan bagi diri sendiri, karena kurang percaya diri untuk mayakini bahwa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang benar. Hal ini disebabkan banyaknya tekanan dari pihak lain seperti permasalahan pro dan kontra dlam keluarga untuk memahami yang dikerjakan oleh komunitas musisi. Kata Kunci: komunikasi verbal, komunikasi non verbal, kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 1 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) ABSTACT This study aims to determine the behavior of both verbal and Nonverbal Communication in the methods and processes Ritual Khuruj Fii program Sabilillah realized that in the Community Musicians disebuah Jamaat Al-Madinah are located in areas antapani Bandung (Bandung Headquarters).The method used in this study qualitative methods with descriptive approach. The data in this study were obtained through participant observation, interviews, and document and literature review. Validity of research data using triangulation. The resulting data is then processed and analyzed using the data analysis stage of the Van Kaam which consists of a list of the initial grouping, reduction and elimination, grouping and naming, the final identification of the initial validation data, create textural and structural descriptions of each respondent to determine look for verbal and nonverbal communication in ritual activities khuruj fii dijamaah sabilillah by community musicians Al-Madinah.The results showed that almost every musician who will perform the ritual activities of Fii Khuruj Sabilillah in Jamaat Al-Madinah, difficulties, obstacles, and challenges, both arising from themselves as well as the coming out party. Community communication behavior musician after attending ritual activities Khuruj Fii Sabilillah in Al-Madinah Jamaat is one attempt to solve the problem for a Muslim based on the teachings of Islam by Maulana Muhammad Ilyas brought from India to prosper mosques. After performing the ritual activities of Fii Khuruj Sabilillah in Jamaat Al-Madinah, turned out to be one claim for themselves, because of lack of confidence to mayakini that they are doing is the right activity. This is due to many pressures from other parties such as the problems of the pros and cons dlam families to understand that done by the community of musicians. Keywords: verbal communication, non verbal communication, ritual activities of Fii Khuruj Sabilillah Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 2 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) PENDAHULUAN 1. Konteks Penelitian Musisi atau anak band mampu menjadi publik figur sederet kawula muda yang hidup dengan penuh gejolak dan penuh semangat. Kehidupan para musisi identik dengan glamour, hidup yang yang bebas dan hura-hura sebagai rock star hingga ada sebagian gaya hidup atau komunitas musisi yang ada didalam sebuah jamaah yang baru baru ini terlihat, komunitas musisi ini sedang melakukan usaha dalam menyebarkan firman Allah SWT. Tampak sebuah fenomena sosial yang sangat bertolak belakang disini, kebanyakan dari mereka adalah rock star, artis, anak band atau apa sajalah. kegiatan, cara berpakaian hingga pola berkomunikasi yang digunakan sangat berbeda karena terdengar tutur kata yang santun serta mengingatkan kepada sesama untuk melakukan kebaikan-kebaikan dalam sosialisasi beragama. Ketika saya bertanya kepada mereka jamaah dari mana, mereka menjawab kalau mereka adalah Jamah Al-Madinah. Jamaah Al-Madinah merupakan jamaah yang memiliki pusat kegiatan atau yang biasa mereka sebut dengan markas di daerah jalan Antapani kota bandung. Secara sepintas Jamaah Al-Madinah ini tidak jauh berbeda dengan Jamaah-Jamaah lain’nya yang telah berkembang di Indonesia maupun diseluruh dunia. Pada malam jumat 28 September 2011, peneliti diajak oleh seorang teman untuk menghadiri rutinitas sebuah jamaah yang biasa mereka sebut dengan malam markas. Suasana sangat ramai dan padat akan orang-orang yang menggunakan pakaian gamis seperti layaknya sebuah pondok pesantren. Setelah usai acara malam markas berakhir, salah seorang dari jamaah mengajak untuk berbincangbincang disebuah kedai kopi. Disanalah penulis melihat adanya perbedaan dengan jama’ah-jama’ah lainnya. Didalam kelompok jama’ah Al-Madinah tadi, terbentuk lagi Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 3 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) komunitas kecil didalamnya. Dimana yang berkumpul-kumpul adalah para musisi ternama seperti lukman (gitaris peterpan), Reza (drummer peterpan), Igoy (gitaris band matta), Wok (drummer band matta), Bani (vokalis band kapten), Ray (vokalis nineball), dan masih banyak lagi personil band ternama yang tidak peneliti sebutkan. Ketika itu peneliti diperkenalkan satu-persatu kepada para musisi tersebut dan mulai menelaah, memperhatikan serta mengamati pembicaraan yang sedang terjadi. Banyak pertanyaan muncul dibenak penulis dengan peristiwa yang terjadi, seakan-akan sulit untuk mempercayainya. Begitu bersahaja, ramah-tamah, tidak ada perbedaan antara kesenjangan status sosial diantara para musisi dan jamaah muda yang lainnya. Pemandangan yang indah ini seolah-olah menunjukkan sebuah bukti bahwa tidak semua musisi adalah seseorang yang berkepribadian serba menyimpang dalam kehidupan sosial. Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya hingga satu-persatu dari para musisi berpamitan untuk pulang dikarenakan waktu telah larut malam, sungguh pengalaman yang sangat berkesan untuk peneliti. Salah satu dari komunitas musisi tersebut pun mencoba untuk mengajak Khuruj atau Itikaf, hanya saja pada saat itu banyak penuh pertanyaan yang muncul di benak peneliti. Tetapi silaturahmi kami masih tetap berjalan dengan baik walaupun peneliti belum mengikuti khuruj atau Itikaf dikarenakan peneliti sering menghadiri malam markas setiap malam jumat. perbincangan tentang perkara iman, amalan rasulullah hingga ke arah enam sifat sahabat dalam berdakwah. Sungguh sangat berbeda jauh dengan latar belakang mereka yang berprofesi sebagai anak band yang populer dan profesional yang sudah memiliki nama di blantika musik Indonesia. Memang kegiatan para musisi ini lebih ringan dari pada jamaah-jamaah Al-madinah lain yang ada didalamnya. Mereka lebih mencerminkan kepada orang lain bahwa belajar Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 4 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) agama tidaklah harus dengan keras atau memiliki sifat radikal yang menjadikan agama sebuah senjata untuk menghakimi sesama demi kepentingan serta pemikiran pribadi, karena sebenarnya dimata Allah SWT kita adalah makhluk yang sama derajatnya tanpa adanya perbedaan. “Iman, amal, dan rock’n roll” begitulah slogan yang dicetuskan oleh komunitas musisi ini yang mereka beri nama dengan Republik Enjoy. Memang slogan mereka tadi terdengar seperti yang pernah dikatakan dalam sebuah sinetron akan tetapi merekalah sesungguhnya realita sosial yang terjadi tanpa di rekayasa seperti layaknya sinetron. Walaupun profesi mereka sebagai musisi papan atas diblantika musik Indonesia, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Komunitas musisi ini mempunyai tiga titik tempat nongkrong di markas antapani, yang pertama kantin atau café Warmin yang berada didepan markas, yang kedua ada di sisi jalan depan gang markas, yang ketiga berada dibawah pohon mangga dibelakang markas yang mereka beri nama area Jon 7 yang artinya bukan Jon biasa yaitu berhusnudzon. Memang sepertinya perilaku yang ada-ada saja, tetapi setiap tingkah laku mereka sedikit-banyaknya membawa nilai-nilai agama disetiap waktu1. Igoy sang Gitaris band matta pernah berkata “walaupun pekerjaan kamu sebagai pemain musik yang identik dengan keren namun kami berusaha menghidupkan sunah Rasulullah SAW dalam keseharian agar setiap waktu yang dilakukan mendapatkan ridho dari Allah SWT, mudah-mudahan semua’nya bisa terhitung menjadi pahala juga’ amin….”2. itulah suara harapan dari seorang musisi yang keseharian’nya disibukkan dengan bermain band dengan kawan-kawan’nya namun Igoy tidak lupa dengan agama 1 2 Observasi lapangan di markas jamaah Al-Madinah Antapani Kota Bandung Wawancara dengan Igoy (Gitaris Matta Band) di rumahnya Margahayu Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 5 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) dalam menjalani hidupnya. Igoy merasa dengan menghidupkan sunnah Rasulullah SAW dapat membuat menjadi lebih baik karena Islam mengajarkan bahwa Rasulullah SAW wajib menjadi teladan hidup karena pantas menjadi idola sebenar-benarnya. Disamping kesibukkan Igoy dengan pekerjaan ferforme yang dimana-mana termasuk stasiun-stasiun televisi nasional, Igoy selalu berusaha menyempatkan diri dan berusaha menjaga waktu nisob3 disetiap bulannya. Igoy juga selalu menggunakan gamis dalam rumah jika itu diluar perkerjaannya dan celana yang menggantung di atas mata kaki sebagai tanda ia manjaga kebersihan. Peneliti sempat berfikir. Apakah yang mereka pelajari dari jamaah tersebut, apakah mungkin ada kedisiplinan seperti itu dalam kehidupan mereka. Fenomena sosial ini mulai terlihat oleh masyarakat, namun tidak semua orang memperhatikan secara jelas tentang apa yang telah terjadi didalamnya. Hanya saja komunitas musisi ini tidak ingin disorot oleh media secara terang-terangan yang peneliti belum bisa ungkapkan secara jelas. Fakta sosial yang dimaksud di atas merupakan salah satu konsep dasar dari sosiologi; konsep dasar yang berhubungan dengan keberadaan individu dalam masyarakat. Sebagai suatu konsep dasar, maka membicarakan fakta sosial terlebih dahulu menjadi sangat penting. Pembicaraan fakta sosial menjadi suatu pengantar bagi penelitian lebih jauh tentang hubungan timbal balik antara individu dan masyarakat, terutama ketika membicarakan tentang tentang peranan masyarakat dalam membentuk kepribadian individu. Bahkan, fakta sosial dapat membantu memberikan penjelasan mengenai latar belakang peranan agama dalam masyarakat yang menjadi acuan norma sosial bagi individu untuk melakukan berbagai tindakan sosial. Istilah fakta sosial pertama kali diperkenalkan 3 Nisob adalah waktu yang dikorbankan untuk Khuruj dan sudah ditetapkan serta didisiplinkan dalam hidup (Hasan, 2009 : 235) Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 6 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) oleh seorang ahli sosiologi perancis, Emile Durkheim. Menurutnya, fakta sosial adalah suatu cara bertindak yang tetap atau sementara, yang memiliki kendala dari luar; atau suatu cara bertindak yang umum dalam suatu masyarakat yang terwujud dengan sendirinya sehingga terbebas dari manifestasi individual. Fakta sosial sendiri memiliki empat cirri atau karakteristik yang membedakannya dari yang bukan fakta sosial, yaitu (1) suatu wujud diluar individu; (2) melakukan hambatan atau membuat kendala terhadap individu; (3) bersifat luas atau umum; dan (4) bebas dari manifestasi atau melampaui manifestasi individu (Kahmad, 2009 : 4). Fakta sosial dijabarkan dalam beberapa gejala sosial yang abstrak, misalnya hokum, adat kebiasaan, norma, bahasa, agama, dan tatanan kehidupan lainnya yang memiliki kekuasaan tertentu untuk memaksa bahwa kekuasaan itu berwujud dalam kehidupan masyarakat diluar kemampuan individu sehingga individu menjadi tidak tampak. Yang dominan dalam hal ini adalah masyarakat (Kahmad, 2009 : 5) Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 7 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) PENJELASAN 2. Kerangka Pemikiran 2.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan orientasi dasar untuk teori dan riset. Pada umumnya suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan dari berfikir. Paradigma terdiri dari asumsi dasar, tekhnik riset yang digunakan, dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik (Neuman, 2000 : 178) Paradigma humanistik menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Salah satu paradigma humanistik adalah penelitian kualitatif. Paradigma kualitatif berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya, dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku (sebagai fakta) tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang melatarbelakanginya, serta tidak dapat disederhanakan kedalam hokum-hukum tunggal yang determenisitik dan bebas konteks. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipandang lebih relevan dan cocok karena penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena (Creswell, 1998 : 15). “pendekatan kualitatif memiliki fokus pada banyak metode, meliputi pendeketan intrepretif dan naturalistic terhadap pokok Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 8 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) persoalannya. Ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari segala sesuatu dilingkungan yang alami, mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena menurut maknamakna yang diberikan kepada fenomena tersebut adalah orangorang. Penelitian kualitatif meliputi penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris yang diteliti – penelitian kasus, pengalaman pribadi, introspektif, kisah kehidupan, wawancara, pengalaman, sejarah, interaksi dan naskah-naskah visual – yangmenggambarkan momen momen problematic dan kehidupan sehari-hari serta makna yang ada di dalam kehidupan individu”. (Creswell, 1998 : 15) Melalui paradigma kualitatif, penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kualitatif, dimana peneliti berusaha memahami arti peristiwa terhadap orangorang yang mengalami situasi tertentu. Penelitian kulaitatif menekankan aspek subjektif dan perilaku seseorang. Peneliti berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-harinya (Moleong, 2006 : 9). Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komunitas musisi yang mengikuti ritual agama Khuruj Fii Sabilillah. 2.2 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual berfungsi sebagai panduan dalam penelitian agar tetap terfokus pada masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah mengenai Pemaknaan dan Perilaku Komunikasi dalam Ritual Khuruj Fii Sabilillah bagi musisi di Jama’ah Al-Madinah. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 9 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau lambanglambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal dan nonverbal yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini adalah para musisi dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan ritual Khuruj Fii Sabilillah. Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan. 2.2..1. Motif Motif adalah suatu alasan/dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Dalam suatu motif umumnya terdapat dua unsure pokok yaitu unsur dorongan/kebutuhan dan unsur tujuan (Handoko, 1992 : 9). Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa motif adalah suatu alasan/dorongan (pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuan) yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/melakukan tindakan/bersikap tertentu. Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif-motif itu member tujuan dan arah kepada tingkah laku kita (Gerungan, 2002 : 141) motif terdapat pada individu sebelum menjadi perbuatan bila ada perangsang dating. Berdasarkan uraian ini akan terjadilah mekanisme kerja sebagai berikut (Handoko, 1992 : 54) : Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 10 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap motif yang melatar belakangi para musisi yang bergabung dalam jamaah Al-Madinah dengan mengikuti ritual khuruj Fii Sabilillah, serta mangangkat tentang proses para musisi mengikuti khuruj ini. DORONGAN/KEBUTUHAN MOTIF RANGSANG PERBUATAN TUJUAN 2.2..2. Perlaku Komunikasi Perilaku komunikasi merupakan penggunaan simbol-simbol atau lambang-lambang komunikasi yaitu baik penggunaan dalam bentuk verbal dan nonverbal yang dimaknai oleh pelaku komunikasi dalam penelitian ini adalah para musisi dalam perilaku komunikasi yang tengah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 11 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Perilaku verbal ataupun perilaku nonverbal dapat berfungsi sebagai pesan. Sebelum perilaku tersebut dapat disebut pesan, perilaku itu harus memenuhi dua syarat. Pertama, perilaku harus diobservasi oleh seseorang, dan kedua, perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah suatu pesan. Komunikasi dengan menggunakan lambang verbal (komunikasi verbal) terjadi ketika partisipan komunikasi menggunakan kata-kata, baik itu melalui bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal adalah ketika partisipan komunikasi menggunakan simbol selain kata-kata seperti nada bicara, ekspresi wajah dsb. (Kuswarno, 2009:103) syarat (gestures), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Bahasa nonverbal mempunyai pengertian yang sangat luas. Namun dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pembatasan penelitian perilaku nonverbal, yang terdiri dari yaitu: sentuhan, cara berpakaian, isyarat tangan. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 12 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) METODOLOGI PENELITIAN 3. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Menurut Nasution, “penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”. (Nasution, 1996 : 5). Dari pengertian kualitatif tersebut dapat ditangkap bahwa penelitian ini cenderung mengandung nilai perspektif yang lebih subjektif seperti yang dikemukakan Deddy Mulyana (Deddy Mulyana, 2002 : 148). Artinya, dalam penelitian ini mencoba menangkap realitas yang terjadi didalam sebuah fenomena sosial yang sedang berkembang dengan cepat khususnya dalam komunitas musisi atau anak band dalam belajar untuk memahami kegunaan agama dalam kehidupan keseharian mereka. Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan metode kualitatif yakni mengenai komunikasi verbal dan nonverbal dalam Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas musisi di jamaah Al-Madinah kota Bandung. 3..1. Unit Analisis Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 13 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Unit Analisis dalam penelitian ini meliputi : 1. Hal-hal yang diperoleh dan atau dirasakan individu yang berprofesi sebagai musisi sebelum dan sesudah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah sebagai jamaaah Al-Madinah. 2. Perilaku komunikatif individu baik verbal maupun nonverbal yang berprofesi sebagai musisi setelah melakukan Ritual Khuruj Fii Sabilillah. 3..2. Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi yang dikembangkan dalam tradisi kualitiarif. Seorang fenomenolog suka melihat gejala. Dalam hal ini penulis melihat adanya gejala terhadap Ritual khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas musisi di jamaah Al-Madinah kota Bandung. Studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi fenomenologi karena mampu menjelaskan dan mengungkapkan esensi dari pengalaman manusia. Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran atau cara dimana orang-orang menjadi paham akan objek-objek dan peristiwa-peristiwa dengan mengalaminya sendiri (Littlejohn, 1989:354). Dari pengertian tersebut kita dapat pahami bahwa pemahaman dihasilkan dari pengalaman. 3..3. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang paling utama adalah wawancara (depth interview sebagai metode pengumpulan data utama), baik terekam maupun tidak terekam. Penggunaan rekaman disesuaikan dengan Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 14 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) perjanjian kepada para subjek penelitian. Peneliti juga melakukan observasi langsung dengan cara ikut bergabung bersama narasumber dalam keseharian narasumber sebagai participant Jama’ah Al Madinah. Serta metode lain yang digunakan adalah mendapatkan data dari sumber lain seperti mencari informasi literature yang ada. Ada pun data-data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini diantaranya : 1. Key informan Tipikasi key informan tadi adalah Musisi di Jama’ah Al Madinah dan Reza Peterpan pada khususnya. 2. Tri Angulasi. Dan Amir Jama’ah, jama’ah tetap lainnya serta melibatkan Reza Peterpan sekaligus pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf pada saat melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya 3. Individu peneliti sebagai partisipan. Peneliti yang ikut serta secara langsung sebagai peserta jama’ah yang sedang melakukan Khuruj atau Itikaf dari satu masjid ke masjid yang lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan teknik pengambilan data untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan untuk pembahasan masalah dalam penelitian. Pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara : 1. Observasi Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 15 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Observasi dilakukan melalui pengamatan awal dan terjun langsung bersama kalangan tunanetra. Observasi partisipan memungkinkan menemukan sumber utama dari kegiatan aktor yang valid terhadap situasi sosial dalam pengambilan keputusan. 2. Wawancara Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Adapun macam-macam jenis wawancara yang dikemukakan oleh Patton (1980 : 197) sebagai berikut : a. Wawancara pembicaraan informal, b. Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, c. Wawancara baku terbuka. (Moleong, 2007 : 186-187) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara pembicaraan informal. Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara itu sendiri. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 16 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) 3. Studi Kepustakaan Dokumen digunakan peneliti sebagai data, karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. 3..4. Tekhnik Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2007 : 248) Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono : 2008, 92-99) meliputi : 1. Reduksi Data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi data ini, peneliti (yaitu penulis) akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. 2. Penyajian data (data display). Penyajian data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Penyajian data dapat dilakukan dengan teks yang bersifat naratif, juga dapat berupa matrik dan chart. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 17 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) 3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan merupakan teman baru yang sebelumnya belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran objek, hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 3..5. Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu dengan triangulasi. Triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu (Sugiyono : 2008, 125). Terdapat beberapa jenis triangulasi yang dapat dilakukan yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode/teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kemudian di analisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan, kemudian dimintakan kesepakatan (member check) dengan para sumber data di antaranya Luckman Hakim (gitaris Peterpan), Ilsyah Ryan Reza (Drummer Peterpan), Yogi atau yang biasa disebut dengan Igoy (gitaris band Matta), Wok Bachman (Drummer band Matta), Bani (vokalis band Kapten), dan Ray (vokalis Nineball). Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah dengan para partisipan dan seorang rekan dijama’ah Al Madinah tempat para responden melakukan aktivitas Ritual Khuruj Fii Sabilillah karena mereka cukup mengenal hampir semua partisipan. Triangulasi teknik/metode dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode/teknik pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview atau wawancara mendalam sama dengan metode Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 18 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di interview atau di wawancara (Bungin , 2007 : 257). Triangulasi waktu dilakukan dengan melakukan pengecekan diantaranya yaitu wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Misalnya, data yang diperoleh dari wawancara disaat nara sumber dalam keadaan segar, belum banyak masalah, akan lebih terbuka dibandingkan bila nara sumber sedang dalam kondisi yang kurang baik atau sedang sibuk. Waktu waktu yang mendukung dalam penelitian ini adalah malam markas pada malam Jum’at dan waktu nisob. Waktu nisob merupakan waktu yang telah ditetapkan di kala khuruj atau itikaf berlangsung. 3..6. Subjek Penelitian Dalam studi Deskriptif Kualitatif, kriteria informan yang baik adalah individu yang telah mengalami fenomena yang akan diteliti ,”all individuals studied represent people who have experienced the phenomenon” (cresswell, 1998 : 118), yakni Komunitas Musisi yang terbentuk dalam Jamaah Al-Madinah. 3..7. Objek Peneluitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah fenomena soaial pada kegiatan Khuruj Fii Sabilillah yang dilakukan oleh komunitas Musisi. Istilah Khutuj Fii Sabilillah memiliki makna umum dan khusus. Penelitian ini membahas Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 19 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) tentang perilaku komunikasi dalam kegiatan Khuruj Fii Sabilillah baik verbal maupun nonverbal. 3..8. Waktu dan Lokasi Penelitian Metode penelitian kualitatif menurut penelitian dilakukan dalam setting yang alamiah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan ditempat individu (yang menjadi subjek penelitian) biasa beraktivitas yang disepakati oleh individu dan peneliti. Faktor penentu utama lokasi penelitian adalah kenyamanan subjek penelitian dan kemudahan akses bagi subjek dan peneliti. Dengan demikian penelitian ini dilangsungkan dimarkas Al-Madinah daerah antapani kota bandung seta masjid-masjid yang digunakan untuk ritual Khuruj Fii Sabilillah. Penelitian ini dimulai dari September 2011 sampai dengan Mei 20112. Wilayah penelitian meliputi daerah kosan kelima informan dikota Bandung Jawa Barat. Dan aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama enam bulan dengan persiapan awal, pra penelitian yaitu perencanaan judul yang tepat untuk dijadikan sebagai skripsi dan melakukan penentuan lokasi penelitian, serta menentukan informan yang ingin dijadikan sebagai actor dalam pembuatan skripsi ini untuk dapat dilakukan wawancara sebagai subjek untuk diteliti sesuai dengan judul penelitian. Berikut tabel dari waktu pelaksanaan dari penelitian ini sebagai berikut : No Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Page 20 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) 1. Persiapan 2. Observasi 3. Wawancara 4. Konsultasi 5. Sidang 3.8. Tabel Jadwal penelitian dan penentuan wilayah Penelitian KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penelitian dan diperoleh data dengan lengkap dan akurat, selanjutnya dilakukan pembahasan dan dianalisis. Kemudian untuk memudahkan dalam memahami mengenai materi hasil penelitian, maka ditarik kseimpulan. Kemudian sebagai bahan masuk bagi yang berkepentingan dalam ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh komunitas Musisi di Jamaah AlMadinah, disampaikan pula saran-saran. 4.1. Kesimpulan Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 21 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) 1. Hampir setiap Musisi yang akan melakukan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah, mengalami kesulitan, hambatan, dan tantangan, baik yang muncul dari diri sendiri maupun yang datang pihak luar. Perilaku komunikasi komunitas musisi setelah mengikuti kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah merupakan salah satu upaya untuk memecahkan masalah bagi seorang muslim yang didasarkan kepada ajaran Islam yang dibawa oleh Maulana Muhammad Ilyas yang berasal dari India untuk memakmurkan masjid-masjid. Setelah melakukan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah, ternyata menjadi salah satu tuntutan bagi diri sendiri, karena kurang percaya diri untuk mayakini bahwa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang benar. Hal ini disebabkan banyaknya tekanan dari pihak lain seperti permasalahan pro dan kontra dlam keluarga untuk memahami yang dikerjakan oleh komunitas musisi. 2. Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat dalam berinteraksi antara komunitas musisi dan masyarakat umum yang awam karena masih ada pandangan dari luar bahwa kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah AlMadinah masih asing ditengah-tengah budaya dan kehidupan umat Islam. 4.2. Saran-saran 1. Telah saatnya bagi umat Islam untuk dilakukan pembinaan, baik dalam ilmu pengetahuan keagamaannya maupun merubah budaya hidup yang sejalan dengan lingkungan sekitar. Hal ini bertujuan agar umat Islam mengetahui dan memahami dengan jelas bahwa kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah adalah proses untuk berislah diri yang baik. 2. kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah yang dihawatirkan dan ditakutkan yaitu kesulitan dalam berkomunikasi dengan masyarakat umum dan keluarga, maka sesungguhnya akan terjadi selama melakukan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 22 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) Al-Madinah atau mengadakan adapatasi dengan intensitas yang sangat sering dan saling menghormati untuk menghindari fitnah yang yang kurang baik. 3. Mengolah sebuah program tertentu yang secara khusus mengenalkan kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah, karena mayoritas umat Islam yang sudah mengerti dan paham akan ilmu agama masih canggung dengan kegiatan ini. Mereka akan merasa kurang paham tentang kegiatan ritual Khuruj Fii Sabilillah di Jamaah Al-Madinah dan ketika dibentuk suatu program khusus yang memberikan pengarahan yang didasarkan kepada ajaran Islam bagaimana cara rasululullah SAW dalam menyebarkan firman Allah SWT. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 23 of 24 eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol.1., No.1 (2012) DAFTAR PUSTAKA BUKU Bungin,Burhan. 2007. Peneltian Kualitatif ; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta. PT. Kencana Prenada Media Group. Cresswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. ; Choosing Among Five Tradition. London. SAGE Publicer Inc. Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta : Kanisius. Kahmad, Dadang.2009. M.Si. Dr. Sosiologi Agama. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi ; Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Bandung.PT. Widya Padjadjaran. Littlejohn, S.W. (1989). Theories of Human Communication, Third Edition, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Rosda Karya. Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Neuman, Lawrence W. Social Research Methods : Qualitatives and Quantatives Approach Edisi 4th, Allyn & Bacon. USA.2000 Sugiyono.2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Alfabeta. Miechal Alfonso. H - Ritual Khuruj Fii Sabilillah oleh Komunitas Musisi di... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id Page 24 of 24