Bab II Tinjauan Pustaka

advertisement
 Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Mini-Company
Mini-company adalah suatu konsep manajamen dimana setiap unit dalam
perusahaan dianggap sebagai perusahaan mandiri yang dipimpin oleh seorang
presiden. Setiap unit dari jajaran manajer hingga operator mesin dapat dianggap
sebagai mini-company dan setiap orang dalam perusahaan dapat dianggap sebagai
presiden. Dengan demikian setiap orang dipandang sebagai pemimpin untuk area
yang berada di bawah tanggung jawabnya. Oleh karena itu, manusia merupakan
basis utama dalam menjalankan konsep ini karena setiap orang dianggap sebagai
pemilik sekaligus pengelola mini-company-nya.
Karena mini-company memiliki fungsi yang sama dengan perusahaan,
maka mini-company dituntut untuk memiliki orientasi usaha. Langkah-langkah
dalam mendirikan dan menjalankan mini-company pun secara konsep dibuat mirip
dengan langkah-langkah mendirikan dan menjalankan perusahaan. Sikap-sikap
bisnis
seperti
orientasi
kepada
pelanggan,
mempertahankan
kualitas,
meminimalkan biaya, ketertiban administrasi, evaluasi, pembuatan laporan, dan
lain sebagainya juga diterapkan dalam konsep ini. Setiap mini-company diberikan
kebebasan untuk menentukan keberhasilan usahanya.
Oleh karena itu setiap mini-company akan berusaha mendalami aktivitas
usahanya, mengevaluasi dan meningkatkan kinerja mini-company-nya. Sikap ini
akan mendorong kemandirian mini-company dan pemahaman bentuk relasi
dengan stakeholder untuk menjamin kelangsungan usahanya.
Dengan konsep tersebut maka setiap unit dapat berkerja dan berkembang
secara mandiri tanpa menunggu perintah dari unit yang secara struktur organisasi
berada diatasnya. Dengan demikian perusahaan yang berhasil menjalankan konsep
ini akan memiliki SDM(sumber daya manusia) bermutu yang memahami
tanggung-jawabnya dan lebih mengenal proses-proses yang ada dalam
perusahaan.
5
2.2 Relasi Pemasok-Pelanggan
Persaingan dalam dunia usaha terjadi karena setiap perusahaan
menginginkan produk atau layanannya dibeli oleh pelanggan. Oleh karena itu
perusahaan yang baik akan meningkatkan orientasinya kepada pelanggan dengan
memberikan produk atau layanan terbaiknya. Perusahaan yang memiliki orientasi
kapada pelanggan memiliki peluang yang lebih baik dalam memenangkan
persaingan.
Untuk meningkatkan sikap orientasi terhadap pelanggan, maka relasi
antara pemasok dan pelanggan pun dimodelkan dalam konsep mini-company.
Relasi ini dapat dipandang dari berbagai arah di setiap komponen dalam
perusahaan.
Kiyoshi Suzaki(1993) memberikan contoh relasi pemasok dan pelanggan
dalam struktur hirarki perusahaan seperti yang terlihat pada gambar 2.2.1. Pada
gambar tersebut arah panah relasi antara pemasok dan pelanggan. Dalam hal ini,
manajer memandang karyawan sebagai pelanggan dan karyawan juga bisa
memandang manajer sebagai pelanggan dalam mengajukan usulan pengembangan
dan mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikannya.
: relasi pemasok ke pelanggan
: relasi pemasok ke pelanggan dengan cara pandang yang berbeda
Gambar 2.2.1 Relasi pemasok dan pelanggan dalam hirarki organisasi perusahaan[1]
Karena karyawan dalam konsep mini-company memandang manajer
sebagai pelanggan, maka mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide
dan dituntut untuk lebih memahami bidangnya. Dengan demikian kreativitas dan
6
potensi mereka akan berkembang dan kemampuan mereka untuk memecahkan
masalah pun bertambah. Dalam konsep ini manajer akan berusaha untuk
mengembangkan pengetahuan, potensi dan kreativitas karyawan untuk dapat
memecahkan masalah. Manajer dapat menerapkan konsep karyawan sebagai
pelanggan
karena
mereka
membutuhkan
karyawan
untuk
bekerja
dan
menyelesaikan pekerjaan.
Salah satu contoh kasus yang dapat mengilustrasikan hal diatas adalah
kerusakan mesin atau banyaknya kegagalan produk yang diakibatkan oleh
karyawan yang mengabaikan prosedur kerja. Pada konsep manajemen tradisional,
karyawan akan dipecat dan manajer akan menggantinya dengan karyawan baru.
Namun hal tersebut tidak akan menangani sumber permasalahan dikarenakan
tidak adanya jaminan kejadian tersebut tidak akan terulang kembali. Jika
karyawan mempunyai rasa kepemilikan dan rasa bangga akan pekerjaan mereka
serta memiliki pengetahuan akan bidang mereka, maka mereka akan berusaha
mencegah kejadian tersebut. Dengan demikian pengembangan sumber daya
manusia adalah proses yang penting untuk mengembangkan perusahaan yang
berorientasi pada pelanggan.
Pada proses-proses aliran barang atau aliran informasi antar unit dalam
perusahaan, hubungan antara pemasok dan pelanggan dapat ditentukan oleh
urutan proses yang berlangsung dalam perusahaan. Urutan proses yang lebih awal
dari proses yang bersangkutan(process hulu) berperan sebagai pemasok,
sedangkan urutan setelahnya(process hilir) berfungsi sebagai pelanggan. Pada
gambar 2.2.1, D adalah pelanggan dari C yang juga merupakan pemasok untuk
pelanggan yang berada di luar organisasi perusahaan.
Kiyoshi Suzaki memberikan contoh sebuah gudang sebagai mini-company
diberi nama “Material Mover Inc.” Gambar 2.2.2 merupakan contoh relasi
pemasok dan pelanggan yang dibuat oleh mini-company ini. Pada gambar tesebut
arah panah menunjukkan relasi pemasok-pelanggan yang sebagian besar memiliki
dua arah. Besarnya ujung panah menunjukkan prioritas dan warna ujung panah
menunjukkan tipe aliran. Warna putih menunjukkan aliran informasi, sedangkan
warna hitam menunjukkan aliran material.
7
2.3 Stakeholder
Stakeholder adalah pihak-pihak yang mempengaruhi atau terpengaruh oleh
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Setiap stakeholder memiliki
peran dan pengaruh yang berbeda terhadap atau oleh perusahaan. Oleh karena itu
diperlukan analisis dan pemetaan stakeholder agar perusahaan berjalan dengan
lancar. Teori dan analisis tentang stakeholder dipelopori oleh R. Edward
Freeman(1980) .
Gambar 2.2.2 Relasi pemasok dan pelanggan pada Material Mover Inc.[1]
Salah satu cara memetakan tingkat kepentingan stakeholder adalah dengan
membuat lingkarang stakeholder. PMI RESEARCH CONFERENCE(2006)
memberikan prototipe lingkaran stakeholder seperti yang terlihat pada gambar
2.3.1.
8
Secara sederhana menentukan stakeholder dapat dilakukan dengan
langkah-langkah dibawah ini:
a. Mengidentifikasi pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan dan
memahami kebutuhan pihak-pihak tersebut.
b. Membuat skala prioritas hubungan dengan stakeholder.
c. Memetakan profil tiap-tiap stakeholder.
d. Membuat strategi dalam menjalin hubungan.
e. Memonitor stakeholder ketika perusahaan melakukan perubahan atau
terjadi perubahan pada stakeholder.
Gambar 2.3.1 Prototipe lingkaran stakeholder yang diturunkan dari diagram Onion[2]
Dagmar Recklies(2001) memberikan ilustrasi stake holder pada perusahaan secara
umum dapat dilihat pada gambar 2.3.2.
Gambar 2.3.2 Stakeholder umum sebuah perusahaan[2]
9
Pada konsep mini-company Kiyoshi Suzaki mengelompokkan stakeholder
ke dalam lima jenis yaitu:
a. Presiden
b. Pekerja
c. Bankir
d. Pemasok
e. Pelanggan
Ilustrasi stakeholder ini dapat dilihat pada gambar 2.3.3.
Bankir
Pemasok
Presiden
Pelanggan
Pekerja
Gambar 2.3.3 Stakeholder utama dalam mini-company[1]
Bankir adalah suatu unit dalam perusahaan yang memberikan sumberdaya
baik berupa waktu, uang, tenaga kerja maupun mesin-mesin produksi kepada
mini-company. Secara umum dalam hirarki organisasi perusahaan, bankir meniliki
kedudukan lebih tinggi dibandingkan presiden mini-company yang bersangkutan.
Bankir untuk operator adalah supervisor sedangkan bankir untuk supervisor
adalah manajer produksi, dan lain sebagainya. Pada perusahaan sesungguhnya,
bankir adalah para investor atau bank yang memberikan modal usaha untuk
perusahaan.
Presiden adalah pemegang tanggung-jawab mini-company untuk unit yang
bersangkutan. Presiden untuk mini-company yang berada di garis operator adalah
para operator itu sendiri. Karena pimpinan mini-company memiliki kewajiban
kepada bankir maka pimpinan dituntut agar memiliki kemampuan untuk:
1. Menjelaskan bagaimana kondisi mini-company.
10
2. Menyelaraskan penggunaan sumber daya agar pekerjaan terlaksana.
3. Menjalankan rencana sesuai dengan yang telah disepakati
4. Membuat resume perkembangan dan memberikan laporan kepada para
bankir.
Dalam kasus ini, bankir dipandang sebagai pemasok oleh pimpinan minicompany. Pada perusahaan yang sesungguhnya presiden adalah pimpinan
perusahaan.
Di dalam dunia usaha, seorang presiden perusahaan harus mampu
melaksanakan pekerjaan yang menjadi kunci manajerial secara efektif agar
perusahaan maju. Kemajuan perusahaan yang dicapai akan menambah
kepercayaan
investor. Sejalan dengan hal tersebut, reputasi perusahaan akan
membantu presiden perusahaan untuk mengeksplorasi lebih banyak kesempatan
usaha dan memperlancar perkembangan perusahaan di masa depan.
Pekerja adalah unit yang secara hirarki organisasi perusahaan berada di
bawah pimpinan mini-company. Pekerja untuk supervisor adalah operator dan
pekerja untuk operator adalah mesin. Dalam konsep mini-company pekerja juga
bisa berfungsi sekaligus sebagai presiden. Operator sebagai pekerja dalam minicompany yang dipimpin oleh supervisor juga berfungsi sebagai presiden yang
pekerjanya adalah mesin.
Jika supervisor dipandang sebagai pimpinan mini-company untuk unitnya
maka gambar 2.3.3 diatas akan menjadi gambar 2.3.4 dibawah ini:
Top/Middle
Management
Supplier/Support
Group
(people from
upstream process)
Supervisor
(Team Leader)
Costumer
(people from
downstream process)
Operator
(Team Members)
Gambar 2.3.4 Supervisor sebagai pimpinan mini-company untuk unitnya[1]
11
Peran dan tanggung-jawab supervisor sebagai presiden mini-company adalah
sebagai berikut:
1. Bekerja dengan manajemen puncak/manajemen menengah (bankir atau
pemodal ventura)
•
Membuat tujuan dan langkah-langkah untuk mencapainya.
•
Meyakinkan bahwa tujuan dan langkah-langkah harmonis dengan
arah/tujuan perusahaan secara keseluruhan.
•
Melaksanakan rencana, memeriksa perkembangan, memberikan
laporan dengan penjelasan yang cukup. Resume laporan yang
diberikan
secara
periodik
bisa
disebut
sebagai
laporan
tahunan/semester/perempat tahunan/bulanan.
•
Bekerja dengan operator (anggota tim).
•
Berbagi tujuan dan langkah-langkah untuk mencapainya dengan
memanfaatkan ide-ide operator untuk penyelesaiannya.
•
Melaksanakan rencana, menggapai tujuan dan langkah-langkah yang
dilaluinya sebagai grup.
•
Menyediakan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan serta
mendapatkan umpan balik atas segala sesuatu yang sedang berjalan.
2. Bekerja dengan proses hilir (pelanggan).
•
Mempraktekkan ide “proses selanjutnya adalah pelanggan anda”.
•
Memahami kebutuhan pelanggan dengan jelas.
•
Mengatur proses untuk menjamin kepuasan pelanggan.
3. Bekerja dengan proses hulu (pemasok).
•
Memberikan umpan balik sebagai pelanggan dari layanan mereka.
•
Mendapatkan bantuan dalam mencapai tujuan pada area dimana
keahlian tertentu tidak dimiliki.
•
Mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk menambah tingkat
kontrol pada shopfloor.
Kiyoshi Suzaki memberikan contoh stakeholder mini-company untuk
posisi unit yang berbeda dalam suatu perusahaan manufaktur yang dapat dilihat
pada tabel 2.3.5.
12
2.4 Manajemen Glasswall
Mini-company yang dijalankan secara tertutup tidak akan memiliki
kemajuan yang bagus. Oleh karena itu di dalam konsep mini-company juga
terdapat konsep glasswall management dimana komunikasi terbuka untuk seluruh
komponen dalam perusahaan. Informasi yang disebarkan untuk untuk setiap orang
dapat membuat setiap orang yang berada dalam perusahaan bisa berpartisipasi
dalam mengatur perusahaan secara bersama-sama. Sesuatu yang dianggap penting
akan ditanpilkan dalam bentuk grafik atau diagram agar bisa dilihat oleh setiap
orang.
Tabel 2.3.5 Stakeholder mini-company untuk kedudukan yang berbeda-beda[1]
Presiden
Pelanggan
Pemasok
Bankir
Pekerja
Garis Operator
Operator hilir
Operator hulu
Supervisor
Mesin
Supervisor
Supervisor hilir
Supervisor hulu
Manajer
Departemen
Departemen
Wakil presiden
Karyawan
produksi
pengapalan
penerimaan
Manufaktur
produksi
Wakil presiden
Distributor,
Engineering,
Manufaktur
pemakai akhir
sales
Presiden
Pemakai,
masyarakat
Manajer
produksi
Semua yang
Presiden
lapor
padanya
Bankir,
Pemasok
Operator
pemegang
saham
Semua
karyawan
Karakteristik utama dalam glasswall management adalah:
•
Membangun kesadaran setiap orang
•
Segala sesuatu ditampilkan diatas papan
•
Setiap kemajuan diinformasikan
•
Sistem pasar bebas dipraktekkan dalam perusahaan.
Dalam sistem pasar bebas, orang dituntut untuk memiliki keahlian yang
lebih banyak dan wawasan yang lebih luas. Oleh karena itu glasswall
management juga diterapkan dalam berbagi keahlian dan wawasan sehingga tidak
hanya terbatas pada berbagi informasi semata.
13
Kiyoshi Suzaki memberikan contoh perbedaan antara manajemen
glasswall dengan manajemen konvensional yang disebut blackbox yang dapat
dilihat pada tabel 2.4 Pada awalnya penerapan konsep glasswall ini membutuhkan
alokasi waktu yang cukup besar karena melibatkan pembagian informasi yang
merata. Namun pada akhirnya setiap unit akan bekerja lebih efisien.
Dengan diterapkan prisip manajemen glasswall, maka setiap orang yang
ada di perusahaan diharapkan memahami aktivitas perusahaannya. Konsep ini
dapat
membuat
proses
manajemen
perusahaan
lebih
demokratis
menguntungkan setiap elemen perusahaan.
Table 2.4 Perbandingan manajemen glasswall dan blackbox[1]
14
dan
Table 2.4 Perbandingan manajemen glasswall dan blackbox(lanjutan)
15
2.5 Langkah-Langkah Menjalankan Mini-Company
Secara umum terdapat dua langkah dalam menjalankan mini-company.
Langkah pertama adalah membuat rencana usaha dan langkah yang kedua adalah
membuat laporan.
2.5.1 Rencana usaha Mini-Company
Sejalan dengan situasi dimana suatu bisnis dimulai, maka kemampuan
untuk membuat rencana usaha dengan kemampuan backup data yang cukup
merupakan kriteria penting untuk menjalankan bisnis apapun. Langkah umum
pembuatan rencana usaha dalam mini-company adalah:
1. Memberi nama mini-company. Pemberian nama ini dilakukan bersamasama dengan tim/orang yang berada pada unit yang sama dalam
perusahaan. Nama ini akan membantu mini-company dalam membentuk
identitas.
2. Membuat misi untuk mini-company. Misi dibuat dengan memikirkan
kenapa kelompok tersebut ada, kenapa mereka harus bekerja, dan lain
sebagainya yang mencerminkan kepentingan orang yang berada di dalam
mini-company. Misi yang dibuat bisa berbeda dengan misi perusahaan
secara kesuluruhan.
3. Membuat profil mini-company dengan medaftar orang-orang yang ada di
dalamnya dan mendeskripsikan mesin-2 yang dimilikinya. Proses-proses
yang berlangsung bisa dideskripsikan dalam bentuk diagram alir. Dengan
hal ini diharapkan karyawan tertarik untuk mempelajari bahwa mereka
berhubungan dengan proses yang rumit dan menggunakan berbagai
macam peralatan yang merepresentasikan tim yang memiliki ketrampilan
tinggi.
4. Membuat diagram relasi pemasok-pelanggan yang mendeskripsikan
keterkaitannya dengan pihak yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan. Dengan menuliskan hal ini diatas kertas akan membantu minicompany untuk menyadari pentingnya orientasi terhadap pelanggan.
5. Memperjelas tujuan utama dari mini-company yang merupakan kunci
utama yang ingin dicapai oleh mini-company pada periode perencanaan
16
yang berlangsung. Tujuan ini bisa jadi terikat dengan misi dan fungsi dari
perusahaan. Karena orientasi terhadap pelanggan menjadi kunci utama
perusahaan, maka quality, cost, delivery, safety, morale(QCDSM) harus
menjadi perhatian dalam tujuan. Contoh pembuatan ukuran (QCDSM)
terlihat pada tabel 2.5.1 di bawah ini:
Tabel 2.5.1 Contoh ukuran (QCDSM)[1]
Q (Quality)
C (Cost)
D (Delivery)
S (Safety)
M (Morale)
Kualitas tingkat penerimaan, jaringan, jumlah komplain pelanggan,
kegagalan.
Produktivitas, jam lembur, pengeluaran, tempat kosong
Kesesuain dengan jadwal, lead-time, volume produksi, volume
penjualan
Jumlah kecelakaan, jumlah saran yang berhubungan dengan
keamanan
Absensi, tingkat keterlambatan, jumlah saran, jumlah pekerja yang
diangkat dan dikeluarkan.
6. Membuat analisa yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Analisa adalah
peralatan untuk memecahkan masalah untuk mengakses situasi yang
terjadi saat ini dan memberikan keluaran yang berupa rekomendasi.
Diagram ishikawa/fis dan prinsip pareto bisa digunakan sebagai ukuran
pembanding untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini objektivitas, kejelasan
dan tingkat persuasif menjadi kunci utama.
7. Membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan melaksanakan
rencana tersebut dengan mempertimbangkan ukuran pembanding yang
telah dibuat. Dalam melaksanakan kegiatan ini, batas-batas sumber daya
yang dimiliki harus diperhatikan dengan baik.
8. Menentukan ukuran dan metoda laporan untuk memperjelas titik kendali
dan mengawasi perkembangan dengan cara yang progresif.
Dikarenakan pemecahan masalah membutuhkan koordinasi, maka
pembuatan rencana usaha juga membutuhkan koordinasi oleh orang-orang dari
berbagai bidang. Dengan demikian orang yang berada pada bidang yang berbeda
17
dapat memberikan penilaian sehingga cara pandang mereka dapat terakomodasi
dalam rencana yang dibuat.
Pelanggan dan pemasok yang tidak mengetahui rencana yang dibuat tidak
akan menyalurkan ide-ide mereka sehingga kepentingan utama mereka bisa
menjadi tidak diperhatikan. Jika manajer tidak dilibatkan, maka mereka tidak akan
mengalokasikan sumber daya yang sesuai sehingga terjadi kekurangan koordinasi
dan usaha. Tabel 2.5.2 dibawah ini memperlihatkan keuntungan pertukaran
rencana usaha antar mini-company. Dengan demikian, pembuatan rencana usaha
akan lebih bermanfaat jika rencana yang ada didalamnya disampaikan kepada
mini-company yang lain.
Tabel 2.5.2 Keuntungan pertukaran rencana usaha antar mini-company[1]
•
Setiap presiden bisa melihat rencana usaha mini-company lain
•
Karena menjadi pelanggan atau pemasok dari mini-company lain, maka setiap
presiden bisa bertanya jika kepentingan mini-company-nya tidak diperhatikan
oleh mini-company lainya.
•
Setiap presiden bisa mengidentifikasi keterbatasan-keterbatasan yang ada dan
mencoba untuk menanganinya dengan berbagi sumber daya yang dimilikinya
sejak dini.
•
Para presiden bisa saling bertukar ide atau cara dalam membuat rencana usaha
yang bagus.
•
Para presiden bisa saling membantu.
•
Saling membantu mampu meningkatkan semangat tim.
2.6 Pembuatan Laporan Mini-Company
Yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan setiap langkah yang telah
dibuat dalam rencana usaha adalah presiden harus memberikan laporan kepada
bankir dalam periode tertentu. Presiden bisa membuat formulir laporan
perkembangan(laporan
kemajuan)
agar
diisi
oleh
pekerjanya.
Laporan
perkembangan sebaiknya memuat analisa, deskripsi untuk aktivitas kunci dan
perkiraan untuk masa yang akan datang. Presiden bisa meninjau laporan
perkembangan mini-company setiap bulan dan memberikan umpan balik. Gambar
18
2.6.1 dibawah ini merupakan salah satu contoh laporan perkembangan perusahaan
alat-alat olah raga Jepang.
Gambar 2.6.1 Laporan perkembangan perusahaan alat-alat olah raga Jepang[1]
Di akhir tahun atau semester, pimpinan mini-company bisa memberikan
laporan tahunan atau semesteran kepada bankir dan juga menunjukkannya kepada
tim serta pimpinan mini-company lainnya. Untuk perusahaan yang memiliki
perubahan pesat, maka laporan per semester lebih sesuai. Tabel 2.6.2
menunjukkan isi laporan tahunan mini-company.
Tabel 2.6.2 Isi laporan tahunan mini-company[1]
1. Nama mini-company
2. Misi
3. Profil mini-company
4. Relasi pemasok-pelanggan
5. Tujuan utama
6. Analisa untuk mencapai tujuan
7. Pencapaian
8. Permasalahan yang ada
Pada tabel 2.6.2 nomor 1 sampai 6 menunjukkan isi laporan tahunan yang sama
dengan rencana usaha dan nomor 7 menunjukkan hasil dari rencana usaha
19
sedangkan nomor 8 menunjukkan permasalahan yang harus diselesaikan untuk
masa yang akan datang.
2.7 Jaringan Mini-Company
Agar dapat menjalankan usaha, sebuah perusahaan akan mencari
sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkannya. Untuk mendapatkan sumberdaya
tersebut, maka perusahaan akan membangun relasi-relasi yang dibutuhkan. Agar
mendapatkan modal, maka perusahaan akan membangun relasi dengan bankir
yang berupa investor-investor maupun bank. Untuk mendapatkan SDM
perusahaan akan merekrut karyawan dan untuk mendapatkan bahan baku,
perusahaan akan menjalin hubungan dengan pemasok bahan baku.
Relasi yang dibangun oleh perusahaan bisa berupa relasi perusahaan
dengan perorangan, organisasi maupun perusahaan lain. Jika relasi yang dibuat
oleh sebuah perusahaan digambarkan maka akan terlihat seperti jaring yang
sangat rumit. Gambar 2.7.1 mengilustrasikan sebagian relasi kecil relasi yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan pembuat air minum.
WALHI
PT Konstruktor
PT Pembuatan
Barang Plastik
PT Televisi
Pemerintah
PT Daur Ulang
Masyarakat
Botol
PT Pengangkutan
Barang
PT Air Minum Lain
PT Auditor
PT Air Minum
Botol
PT Penjualan Furniture
Pedagang
Pemulung
Gambar 2.7.1 Sebagian relasi perusahaan air minum botol.
Mini-company yang telah menjalankan proses iteratif pembuatan rencana
usaha dan laporan tentunya akan dapat bekerja secara mandiri dan memahami
proses-proses yang harus dilakukannya. Untuk mencapai misi dan tujuannya,
20
mini-company akan mencari sendiri sumberdaya-sumberdaya dan membangun
relasi-relasi
yang
dibutuhkannya
seperti
perusahaan
yang
sebenarnya.
Sebagaimana contoh relasi perusahaan diatas, maka relasi antar mini-company
akan terlihat seperti jaringan syaraf yang terlihat tidak beraturan, namun berfungsi
secara efektif dan efisien. Jaringan yang terbuat akan mirip dengan jaringan
protein yast yang digambarkan oleh Edward R. Winstead (1992) yang terlihat
pada gambar 2.7.2.
Gambar 2.7.2 Jaringan protein yast[3]
21
Download