1 ABSTRAK PENGARUH DIVERSIFIKASI TERHADAP PROFITABILITAS, NILAI PERUSAHAAN, DAN RISIKO SISTEMATIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH Nama : ARI WIBOWO NPM : 0641031013 Telp : 081996877898 Email : [email protected] Pembimbing 1 : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A Pembimbing 2 : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah strategi diversifikasi mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan risiko sistematis. Sample yang digunakan berjumlah 51 perusahaan pada sektor manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2011 dan telah melakukan diversifikasi berdasarkan perhitungan entropy measure.Metode analisis yang digunakan dengan analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukan bahwa diversifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitasa perusahaan. Diversifikasi terhadap nilai perusahaan menunjukan bahwa tidak mempunyai pengaruh. Sedangkan diversifikasi terhadap risiko sistematis perusahaan berpengaruh negatif. Kata Kunci : Diversifikasi, profitabilitas, nilai perusahaan, risiko sistematis 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha perusahaan untuk memajukan dan mempertahankan keunggulan bisnisnya serta meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut perusahaan menggunakan berbagai strategi. Salah satu strategi yang banyak digunakan untuk mempertahankan keunggulan perusahaan bahkan mengembangkan perusahaan adalah dengan diversifikasi. Diversifikasi dengan melakukan perluasan jumlah segmen secara bisnis, geografis maupun memperluas market share yang ada atau mengembangkan berbagai produk yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas lini produk yang ada, memperluas wilayah pemasaran produk, membuka kantor cabang, melakukan merger dan akuisisi untuk meningkatkan skala ekonomis lainnya. Strategi diversifikasi dilakukan untuk ekspansi usaha dan memperluas pasar. Penggunaan strategi diversifikasi dapat didorong atau dimotivasi oleh adanya keinginan perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha melalui penambahan unit usaha baru yang masih memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan bidang usaha sebelumnya. Diversifikasi banyak dilakukan perusahaanperusahaan dengan modal kuat untuk memperoleh laba yang tinggi pada negaranegara dengan kondisi perekonomian yang sedang berkembang. Fungsi lembaga intermediasi seperti pasar uang dan pasar modal masih sangat lemah, sehingga sangat menyulitkan perusahaan pesaing untuk memperoleh tambahan modal guna melakukan ekspansi. Disisi lain, dalam kondisi perekonomian yang belum kuat tersebut tingkat ketidakpastian atau resiko yang dihadapi relatif lebih tinggi, yang dalam hal ini akan mempengaruhi kinerja dan keberhasilan perusahaan (Satoto, 2009). Selain itu diversifikasi juga akan meningkatkan kompleksitas sturktur, manajerial dan organisasi perusahaan. Jadi penerapan diversifikasi pada dasarnya menempatkan dua implikasi penting yaitu di satu sisi dapat meningkatkan profitabilitas dan menambah kompleksitas perusahaan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. 3 Dilihat dari perusahaan yang berada di Indonesia, banyak perusahaan terutama yang sudah go public merupakan bagian dari kelompok bisnis. Ciri kas dari perusahaan besar dan menengah merupakan bentuk usaha konglomerasi yang dibangun dari perusahaan keluarga. Seiring dengan perkembangan bisnis, perusahaan keluarga banyak melakukan pengembangan bisnis ke bisnis baru yang bahkan sama sekali berbeda dengan bisnis awal mereka. Perusahan-perusahaan tersebut merupakan sebuah holding company yang membawahi berbagai anak perusahaan yang tersebar di berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaanperusahaan tersebut umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi. Menurut (Montgomery, 1994) dalam Harto (2005) menyatakan terdapat tiga perspektif motif diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaaan, pandangan kekuatan pasar (market power view), sumber daya (resources based view), dan perspektif keagenan (agency view). Pandangan pasar melihat diversifikasi sebagai alat untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetisi yang bersumber pada konglomerasi. Ketika perusahaan tumbuh menjadi besar maka pangsa pasar akan semakin besar yang mengakibatkan tingkat konsentrasi industri semakin tinggi dan akhirnya mengakibatkan berkurangnya kompetisi pasar akibat dominasi usaha. Pandangan yang memandang pada sumber daya melakukan diversifikasi untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Alokasi sumber daya yang efisien memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang, namun tingkat diversifikasi akan berbeda antara tiap perusahaan karena tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh setiap perusahaan. Menurut Montgomery dan Wernerfelt (1988) dalam Sisca (2007) tingkat spesifikasi dari sumber daya perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Semakin spesifik sumber daya yang dimiliki perusahaan maka kemampuan untuk menerapkan industry baru akan terbatas, tetapi akan memiliki marginal return yang maksimal karena kekhususan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan jika sumber daya yang dimiliki bersifat umum maka dapat ditempatkan pada industri yang lebih luas namun kontribusi terhadap peningkatan nilai perusahaan tidak akan terlalu besar. 4 Atas dasar tersebut penulis sekali lagi ingin meneliti mengenai diversifikasi tersebut dengan judul, “PENGARUH DIVERSIFIKASI TERHADAP PROFITABILITAS, NILAI PERUSAHAAN, DAN RISIKO SISTEMATIS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini yaitu : 1. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia? 2. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur? 3. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap risiko sistematis perusahaan pada perusahaan manufaktur? 1.3 Batasan Masalah Penelitian Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup yang jelas, maka penelitian ini memberikan batasan masalah sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 s/d 2011. 2. Perusahaan manufaktur yang konsisten mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian. 3. Memiliki data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan selama periode penelitian mengenai penjualan per segmen dan total penjualan. 4. Perusahaan yang melakukan diversifikasi selama periode tahun penelitian. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris permasalahan penelitian mengenai : a. Pengaruh diversifikasi terhadap profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur. 5 b. Pengaruh diversifikasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur. c. Pengaruh diversifikasi terhadap risiko sistematis pada perusahaan manufaktur. 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa gambaran mengenai diversifikasi dan pengaruhnya terhadap perusahaan manufaktur di Indonesia. 1.4.2.1. Manfaat Praktis 1. Memberikan wacana atau studi literatur bagi pembaca mengenai pengaruh diversifikasi terhadap profit, risko dan nilai perusahaan manufaktur. 2. Memberikan gambaran kepada praktisi seperti para manajer selaku eksekutif perusahaan dan investor mengenai kebijakan diversifikasi. 1.4.2.2. Manfaat Teroritis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pengemabangan ilmu akuntansi yang berhubungan dengan pengaruh diversifikasi terhadap risiko dan kinerja perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Diversifikasi 2.1.1 Pengertian Diversifikasi Dalam penelitian Pandya dan Ryo (1998), diversifikasi diartikan sebagai usaha untuk mengembangkan bisnisnya ke usaha lain (Aeker 1980, Andrew 1980, Berry 1975, Chandler 1962, Gluck 1985). Pits dan Hopkins (1986) menyatakan diversifikasi yang diaplikasikan berarti perbedaan aspek pada aktivitas perusahaan. Menurut Paswakar (1999), diversifikasi sebuah perusahaan, baik dengan ekspansi internal atau eksternal, intinya merupakan sebuah pertumbuhan perusahaan. Pendapat lain menurut Pawaskar (1999), perusahaan yang diversifikasi dapat dikatakan perushaan yang memiliki operasi lebih dari satu industri. 6 Sebagian perusahaan yang melakukan diversifikasi karena mempunyai sumber daya keuangan (in excess) yang melebihi dari jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan daya saing (competitive advantage) dari bisnis utamanya. Alasan lain perusahaan melakukan diversifikasi dijelaskan dalam dua judul besar yaitu performance based arguments (argumen berdasarkan kinerja), dan management discrestion arguments (argumen penilaian manajemen) (Roger, 2001). Dalam penelitiannya Roger menjelaskan banyak argumen berdasarkan kinerja yang muncul dari teori kinerja transaction cost (Teece, 1980, 1982 dan Williamson, 1975). Roger (2001) menjelaskan teori transaction cost menitik beratkan pada mahalnya biaya transaksi untuk sampai ke pasar. Oleh karena itu perusahaan dapat melakukan penggabungan atau penambahan untuk menutupi biaya tersebut. Pada penelitian Adi (2007), strategi diversifikasi terdiri dari konsentrik, konglomerat, dan horizontal. Konsentrik adalah menambah produk baru yang memiliki sinergi dengan produk yang ada dan diperuntukan untuk pasar yang berbeda. Konglomerat adalah menambah produk baru yang diperuntukan bagi pasar baru. Sedangkan horizontal adalah menambah produk baru walaupun produk tersebut tidak mempunyai hubungan dengan produk yang sebelumnya namun diperuntukan bagi pasar yang sama. Pada penelitian Hill dan Jones (1998) dalam Handayani (2009) membagi diversifikasi menjadi diversifikasi yang berhubungan (related diversified) dan diversifikasi yang tidak berhubungan (unrelated diversified). Dalam bukunya Hill dan Jones (2003) diversifikasi dapat dilakukan dengan : a. Acquring dan Restructuring Cara ini dilakukan dengan mengambil alih perusahaan yang tidak sehat. Perusahaan yang diambil alih dapat berasal dari industri yang berbeda. b. Competency Transfer Berdasarkan transfer kompetensi strategi diversifikasi yang dapat dilakukan : ο· Mentransfer dari perusahaan lama ke perusahaan yang baru ο· Mentransfer dari perusahaan baru ke perusahaan yang lama 7 ο· Meniggalkan keunggulan kompetitif c. Menciptakan Economies of Scope Economies of scope dapat terjadi apabila beberapa unit bisnis menggunakan sumber daya yang sama seperti saluran R&D, iklan, dan lain-lain. Untuk menjalankan diversifikasi, persoalan yang sering muncul adalah strategi apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengatur porsi penempatan dana investasi.Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Tetapi dalam kenyataannya, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena pertumbuhan ekonomi yang berubah-ubah. Dengan melakukan diversifikasi, akan banyak peluang keuntungan yang dapat diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar dalam keadaan melemah atau dalam kondisi yang tidak baik, melakukan diversifikasi tidak akan efektif dan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal apabila tidak dilakukansecara efektif. (Habib,2008:142). 2.2 Kinerja Perusahaan 2.2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran,tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan (Sabrina, 2010). Kinerja dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Sabrinna (2010) kinerja perusahaan merupakan hal penting yang harusdicapai oleh setiapperusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. Selain itu, tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar dapat membedakan tindakan dan hasil yang diharapkan. 2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan Penilaian kinerja menurut Sucipto (dalam Sabrinna, 2010) dimanfaatkan oleh manajer untuk hal-hal berikut: 8 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasiankaryawan secara maksimal. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. 3. Menyediakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi menilai kinerja mereka. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang juga bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberianrewardand punishment terhadap manajer. Ada dua macam kinerja yaitu kinerjaoperasi perusahaan dan kinerja pasar. Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat kemampuan perusahaan yang ada pada laporan keuangannya. Untuk mengukur kinerja operasi perusahaan penulis menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu Return On Asset (ROA). 9 2.3 Risiko 2.3.1 Pengertian Risiko Risiko adalah suatu kemungkinan (probabilitas) adanya penyimpangan atau kegagalan tingkat keuntungan yang sesungguhnya menyadari tingkat keuntungan yang diharapkan. Risiko yang ada ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian. Risiko memiliki dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan. Dalam dunia usaha hampir semua investasi dengan unsur-unsur ketidakpastian atau risiko. Jika investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat return yang tinggi, maka harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula danjika dihadapkan pada dua alternatif investasi yangakanmemberikan tingkat return yang sama tetapi memiliki tingkat risiko yang berbeda, maka investor akan memilih investasi dengan risiko terkecil. Selain itu, investor yang realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis investasi, akan tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan harapan dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return. 2.3.2 Jenis Risiko dalam Investasi Risiko dalam investasi dibagi menjadi dua, yaitu risiko yang dapatdihilangkan dengan membentuk diversifikasi portofolio disebut dengan risiko yang dapat didiversifikasi (diversifiable risk)atau risiko perusahaan (company risk)atau risiko spesifik (specific risk)atau risiko unik (unique risk)atau risiko tidaksistematik (unsystematic risk). Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor spesifikyang terjadi pada suatu perusahaan seperti pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, kemampuan manajemen dan lain sebagainya. Risiko yang kedua adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasikan dengan portofolio disebut dengan nondiversifiable riskatau risiko pasar (market risk)atau risiko umum (general risk) atau risiko sistematik (systematic risk). Risiko ini terjadi karena pengaruh ekonomi makro (pasar secara keseluruhan) misalnya perubahan tingkat suku bunga, inflasi, resesi ekonomi, atau karena perubahan kebijakan ekonomi secara menyeluruh. Penjumlahan dari kedua risiko yaitu risiko tidak sistematik dan risiko sistematikdisebut risiko total. Dalam penelitian ini penulis menggunakan resiko sistematik dengan proksi Beta. 10 2.4 Nilai Perusahaan 2.4.1 Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. 2.4.2 Hubungan Nilai Perusahaan dengan Harga Saham Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et.al, nilai perusahaan akantercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat. 2.5 Pengembangan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu 2.5.1 Pengaruh Diversfikasi terhadap Profitabilitas Pada penelitian Teece, 1982 dalam Satoto, 2009 menyatakan diversifikasi dapat memperbaiki kapasitas modal, mengurangi kemungkinan kebangkrutan dengan mengucurkan produk baru dengan memasuki pasar baru serta memperbaiki perkembangan asset dan profitabilitas. Masih banyak perdebatan mengenai pengaruh diversifikasi usaha terhadap kinerja perusahaan. Pihak-pihak yang memandang adanya manfaat positif diversifikasi menyatakan bahwa diversifikasi usaha dapat memudahkan koordinasi pada perusahaan yangmemiliki banyak divisi yang berbeda yang dapat melakukan transaksi secara internal (Chatterjee dan Wernerfelt, 1991). Hal ini yang disebut 11 mekanisme pasar internal (internal capital market).Berdasarkan pendapat tersebut, maka semakin banyak jumlah segmen usaha yang dimiliki oleh perusahaan maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Pendapat ini sejalan denganpenelitian Jandik dan Makhja (2005), yang menyimpulkan bahwa diversifikasi akan menghasilkan peningkatan kinerja. Perusahaan yang melakukan diversifikasi akan dapat belajar strategi lebih cepat. Ini dikarenakan perusahaan tersebut bersaing lebih dari satu pasar saja. Dengan belajar strategi lebih cepat dapat meningkatkan strategi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan itu. H1 : Diversifkasi mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. 2.5.2 Pengaruh Diversifikasi terhadap Nilai Perusahaan. Diversifikasi dapat mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Dalam Harto (2005) mengatakan bahwa diversifikasi merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperluas ekspansi dan memperluas pasarnya. Diversifikasi diyakini dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, dengan meningkatnya kinerja perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dari perusahaan tersebut. Semakin meningkatnya keuntungan perusahaan dapat meningkatkan ketertarikan investor untuk menyetorkan dananya ke perusahaan tersebut dan akan meningkatkan harga saham sehingga meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut. Namun pada penelitian Berger dan Ofek (1995)dalam Harto (2005) pengaruh diversifikasi terhadap nilai perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa perusahaan yang terdivesifikasi mendapatkan nilai perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal. Dari penelitian diatas maka penulis mengajukan hipotesis, H2 : Diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2.5.3 Pengaruh Diversifikasi terhadap Risiko Diversifikasi juga bertujuan untuk mengurangi risiko. Karena diversifikasi juga didefinisikan sebagai sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam berbagai instrumen dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda, atau strategi ini biasa disebut alokasi aset (asset allocation), Suwarni dan Pakaryaningsih (2007) dalam Harto (2005). Dalam menerapkan strategi 12 diversifikasi perusahaan memiliki beberapa segmen usaha, maka risiko yang dimiliki oleh satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan karena dapat diimbangi oleh return yang diperoleh dari usaha yang lain. Setiap segmen usaha memiliki risiko dan return yang berbeda satu sama lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amihud dan Lev (1981) dalam Anderson, dkk (2006) menyatakan bahwa diversifikasikorporat dapat mengurangi risiko karena manajer mempunyai insentif untuk mengurangi risiko perusahaan. Carlson, dkk (2006) dalam Anderson, dkk (2006) jugamenyatakan bahwa diversifikasi korporat mengurangi risiko perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H3 : Diversifikasi berpengaruh terhadap risiko perusahaan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011. Pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling. Perusahaan yang terpilih sebagai sample harus memenuhi kriteria bahwa perusahaan tersebut melakukan diversifikasi dengan menggunakan entropy measure. Data yang akan digunakan pada penelitian yaitu laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diambil dari laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit pada website www.idx.co.id, serta data financial highlight yang tersedia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang berarti bahwa sampel yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Perusahaan yang dipilih menjadi sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangannya pada periode penelitian dan telah diaudit. b. Perusahaan sudah harus tercatat sebagai perusahaan publik pada tahun 2009 s/d 2011. 13 c. Data laporan keuangan diketahui lengkap termasuk penjualan per segmen, total penjualan, yang tertera pada catatan atas laporan keuangan pada laporan tahunan perusahaan selama periode 2009-2011. d. Return on Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) dari financialhighlight dan dilengkapi dari laporan keuangan perusahaan selama periode 2009-2011. e. Perusahaan manufaktur yang mencantumkan nilai perusahaan pada laporan keuangan yang telah diaudit periode 2009-2011. f. Perusahaan yang terdiverserfikasi pada periode penelitian. Dalam perhitungan rata-rata entropy measure, penulis menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI dan memiliki laporan keuangan beserta catatan laporan keuangan selama periode 2009-2011. Sample yang digunakan oleh penulis sebanyak 131 pada tahun 2011 perusahaan manufaktur yang tercatat dalam BEI dan yang telah menerbitkan laporan keuangan dengan mencantumkan nilai perusahaan dan penjualan per segemen usaha pada periode penelitian sebanyak 51 perusahaan yang sesuai dengan kriteria tersebut. 3.2 Metode Pengumpulan Data Data yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory(ICMD), perpustakaan, internet, dan hasil penelitian lain yang terkait. Data yang dibutuhkan dalam penulisan penelitian ini antara lain: 1. Data penjualan per segmen perusahaan-perusahaan yang tercatat pada BEI periode 2009 - 2011. 2. Data rasio Return on Assets (ROA) perusahaan pada industri manufaktur periode 2009 - 2011. 3. Data Price Earning Ratio (PER) perusahaan pada industri manufaktur periode 2009-2011. 4. Perusahaan yang tidak memiliki ekuitas yang negatif dan perusahaan yang tidak menganti segemen usaha selama tahun penelitian. 3.3 Metode Penelitian 14 Berdasarkan uraian- uraian yang telah dikemukakan pada bab-babsebelumnya sebagai dasar yang digunakan untuk merumuskan hipotesis berikut ini digambarkan model penelitian yang tersaji dalam gambar dibawah ini. Gambar 1. Model Penelitian 3.3.1 Operasional Variabel Pada penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu diversifikasi. Variabel dependen yang digunakan menjelaskan profitabilitas menggunakan proksi Return On Asset dan variabel resiko menggunakan Beta dan variabel nilai perusahaan menggunakan proksi Price Earning Share. Pembahasan lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. 3.3.2 Variabel Independen Menurut Hoskisson, dkk (1993) entropy measure telah menjadi pengukuran diversifikasi yang penting dan bahkan lebih baik (Pandya dan Rao, 1998). 1 π Ε = Σπ=1 ππ. ππ[ ] ππ Keterangan: Pi : proporsi dari penjualan per segmen terhadap total penjualan perusahaan. semakin indeks Entropy mendekati angka nol, maka penjualan perusahaan akan terkonsentrasi pada segmen usaha tertentu. Sebaliknya, semakin indeks Entropy Measure mendekati angka satu maka penjualan perusahaan akanterdiversifikasi pada beberapa segmen usaha. 15 3.3.3 Variabel Dependen 1. Return on Assets (ROA) Rasio ini merupakan indikator seberapa besar aset perusahaan dalam menghasilkan revenue. Return on Asset (ROA) dihitung dengan formula sebagai berikut : π ππ‘π’ππ ππ π΄π π ππ‘ = πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯ (πΈπ΄π) πππ‘ππ π΄π ππ‘ Dari rumus tersebut terlihat ROA didapat dengan membandingkan pendapatan sebelum bunga dan pajak dengan aset yang dimiliki. 2. Risiko Sistematis Dalam penelitian ini penulis menggunakan resiko sistematik untuk menghitung resiko perusahaan dengan menggunakan proksi Beta. Beta mengukur sensitivitas imbal hasil aset terhadap imbal hasil pasar (Jogianto, 2008). Beta dihitung menggunakan rumus : π½π = πππ π 2π Dan diuraikan sebagai berikut : Μ Μ Μ Μ Μ . (π π − π π) Μ Μ Μ Μ Μ Μ ∑ππ=0(π π − π π) π½π = Μ Μ Μ Μ Μ Μ 2 ∑ππ=0(π π − π π) Ra : Return sekuritas Ra = Pt − Pt-1 Pt-1 Ra : Return sekuritas Pt : Saham tahun sekarang Pt-1 : Saham tahun sebelumnya Rm : Return pasar Rm = IHSG t − IHSG t-1 IHSG t-1 Rm : Return Pasar IHSG t : Indeks Harga Saham Gabungan sekarang IHSG t-1 : Indeks Harga Saham Gabungan tahun sebelumnya 3. Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio (PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan 16 antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. (Sutrisno,2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008). Rumus yang digunakan adalah : Harga Pasar Saham Price Earning Ratio = Laba per Lembar Saham 3.4 Metode Pengujian Data Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa software, yaitu Microsoft excel untuk merapihkan dan perhitungan data yang diperlukan. Dan pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statiscal Package For The Social Scince). 1. Analisis Regresi Sederhana Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Dan pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statiscal Package For The Social Scince) dengan analisis regresi sederhana. 2. Uji Hipotesis A. Pengujian hipotesis 1 Pengujian hipotesis ini mengestimasi pengaruh diverfikasi terhadap profitabilitas. Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan alat analisis regresi sederhana. Dengan rumus sebagai berikut: Y1 = a + b1 x1+ e Keterangan : a = Konstanta Y1 = Profitabilitas b1 = koofisien Regresi x1 = Diversifikasi e = Error Term B. Pengujian Hipotesis 2 Y2 = a + b2x2 + e Keterangan : 17 a = Konstanta Y2 = Nilai Perusahaan b2 = koofisien Regresi x2 = Diversifikasi e = Error Term C. Pengujian Hipotesis 3 Y2 = a + b3x3 + e Keterangan : a = Konstanta Y3 = Risiko Sistematis b3 = koofisien Regresi x3 = Diversifikasi e = Error Term Pengujian hipotesis apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membuat formulasi hipotesis : H1: b1 ≠ 0, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Menentukan Tingkat signifikansi Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5% 3. Dasar pengambilan keputusan a. ρ –value < 0,05, maka H1 berpengaruh b. ρ –value > 0,05, maka H1 tidak berpengaruh BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Bab ini menyajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis deskriptif menggunakan statistik deskriptif (minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi). Sedangkan analisis statistika yang digunakan adalah analisis regresi linear. 18 Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk melakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan model regresi sederhana dan menguji normalitas data. Data yang digunakan untuk menghitung variabel independ dan dependen adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2009 hingga 2011. Laporan keuangan ini diperlukan untuk mencari Indeks Entropy Measure, profitabilitas, nilai perusahaan dan resiko perusahaan yang diproksikan. 4.1.2 Analisa Deskriptif Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan software SPSS, diperoleh statistik deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai nilai minimun, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi. Tabel 4.1 Statistik Deskripsi Descriptive Statistics N Minimu Maximu m m Mean Std. Deviation EM 153 .07 2.03 .9331 .36646 ROA 153 -5.54 26.18 9.4428 7.02939 PER 153 .43 5.47 2.6092 1.11536 BETA 153 .00 .23 .1185 .06750 Valid N 153 (listwise) a. Test distribution is Normal Berdasarkan data statistik deskriptif atas variabel-variabel penelitian yang disajikan dalam Tabel 4.1 di atas tampak bahwa variabel Entropy Measure perusahaan sample memiliki rata-rata 0.93, nilai ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang menjadi sample pada penelitian ini merupakan perusahaan yang terdiversifikasi pada tahun periode penelitian. Nilai minimum 0.07 oleh PT. Inti Keramik Alam Asri Industri,Tbk dan nilai maksimum 2.03 oleh PT. Indo Rama Synthektic,Tbk. Dari hasil tersebut didapat bahwa PT. Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk perusahaan yang melakukan satu segemen usaha sedangkan. 19 Sedangkan PT. Indo Rama Synthetic,Tbk adalah perusahaan yang mempunyai beberapa segmen usaha. Variabel ROA perusahaan sampel memilik rerata sebesar 9.44 nilai ini menunjukan bahwa perusahaan sampel pada penelitian ini mempunyai rerata profitabilitas sebesar 9.44 dihasilkan dari total asset sebesar 6150 . Nilai minimum sebesar -5.54 dan nilai maksimum sebesar 26.18. Variabel PER perusahaan sample memiliki rata-rata sebesar 26.09 nilai ini menunjukan bahwa perharga saham dinilai sebesar 26.09 oleh para investor. Nilai minimum 0.43 dan nilai maksimum 5.47. Variabel BETA perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 0.12 berarti sensitivitas imbal hasil aset terhadap imbal hasil pasar sebesar 0.12. Nilai minimum sebesar 0.01 dan nilai maksimum sebesar 0.23. 4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hipotesis 1 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Profitabilitas Perusahaan. Uji hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.2.1.1 Nilai R Square Hipotesis 1 Model Summaryb Mode R R Square l 1 .156a .244 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .179 6.96617 a. Predictors: (Constant), EM b. Dependent Variable: ROA Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan 20 variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Korelasi antara diversifikasi (EM) dengan profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0.156 dengan koefisien ditermenasi 0.244. Dengan demikian dinyatakan diversifikasi mampu dijelaskan oleh profitabilitas (ROA) sebesar 24.4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Tabel 4.2.1.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1 ANOVAa Model Sum of Df Mean Squares Regression 1 F Sig. Square 183.018 1 183.018 Residual 7327.659 151 48.528 Total 7510.677 152 3.771 .005b a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), EM Dari Tabel 4.2.1.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 3.771 dengan Ftabel sebesar 3.005 dengan demikian Fhitung> Ftabelmaka persamaan garis regresi dapat digunakan. Probabilitas 0.005 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen diversifikasi (EM) terhadap variabel dependen profitabilitas (ROA), karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05. Maka dapat dikatakan diversifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA). Tabel 4.2.1.3 Tabel Uji Hiotesis 1 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 6.649 1.545 EM 2.994 1.542 t Sig. Beta 4.304 .000 1.942 .005 1 .156 21 a. Dependent Variable: ROA Dari Tabel 4.3.1.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi sebesar 0.156 bernilai positif yang memberikan makna informasi tentang diversifikasi berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Dengan demikian berdasarkan uji hipotesis 1 yang diminta adalah sebagai berikut Profitabilitas = 6.649 + 2.994 Diversifikasi. 4.2.2 Hipotesis 2 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Uji hipotesis 2 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.2.2.1 Nilai R Square Hipotesis 2 Model Summaryb Mode R R Square l 1 .003a .009 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate -.007 1.11904 a. Predictors: (Constant), EM b. Dependent Variable: PER Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Korelasi antara diversifikasi (EM) dengan nilai perusahaan (PER) adalah sebesar 0.009 dengan koefisien ditermenasi 0.003. Dengan demikian dinyatakan diversifikasi tidak mampu dijelaskan oleh nilai perusahaan (PER). Tabel 4.2.2.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2 22 ANOVAa Model Sum of df Mean Squares Regression 1 F Sig. Square .002 1 .002 Residual 189.091 151 1.252 Total 189.093 152 .001 .970b a. Dependent Variable: PER b. Predictors: (Constant), EM Dari Tabel 4.3.1.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 0.001 dengan Ftabel sebesar 3.005 dengan demikian Fhitung<Ftabelmaka persamaan garis regresi tidak dapat digunakan. Probabilitas 0.970 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen diversifikasi(EM) terhadap variabel dependen nilai perusahaan(PER), karena probabilitas tersebut jauh diatas dari α 0.05. Maka dapat dikatakan diversifikasitidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PER). Tabel 4.2.2.3 Tabel Uji Hipotesis 2 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 2.618 .248 EM -.009 .248 T Sig. Beta 10.548 .000 -.038 .970 1 -.003 a. Dependent Variable: PER Dari Tabel 4.3.2.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi sebesar -0.003 bernilai negatif yang memberikan makna informasi tentang diversifikasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Tetapi dengan nilai signifikansi yang melebihi dari syarat p value >α 0.05 maka tidak dapat dibuat persamaan regresinya dengan kata lain diversifikasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 23 4.2.3 Hipotesis 3 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Risiko Sistematis Perusahaan. Uji hipotesis 3 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian hipotesis 3 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap risiko sistematis. Hasil pengujian sebagai berikut : Tabel 4.2.3.1 Nilai R Square Hipotesis 3 Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate l .256a 1 .070 .362 1.67723 a. Predictors: (Constant), EM b. Dependent Variable: BETA Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Korelasi antara diversifikasi (EM) dengan nilai perusahaan (PER) adalah sebesar 0.256 dengan koefisien ditermenasi 0.070. Dengan demikian dinyatakan diversifikasi sebesar 7% mampu dijelaskan oleh risiko sistematis perusahaan (BETA). Tabel 4.2.3.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3 ANOVAa Model Sum of df Mean Squares Regression 1 Sig. Square 5.000 1 5.000 Residual 69.255 151 4.586 Total 74.255 152 a. Dependent Variable: BETA F 3.860 .010b 24 b. Predictors: (Constant), EM Dari Tabel 4.2.3.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 3.860 dengan Ftabel sebesar 3.005 dengan demikian Fhitung>Ftabelmaka persamaan garis regresi dapat digunakan. Probabilitas 0.010 yang telah menguji pengaruh antara variabel independen diversifikasi (EM) terhadap variabel dependen risiko perusahaan (BETA), karena probabilitas tersebut diatas dari α 0.05. Maka dapat dikatakan diversifikasi berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis perusahaan (BETA). Tabel 4.2.3.3 Tabel Uji Hiotesis 3 Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) 1.181 1.502 EM -.471 1.499 t Sig. Beta 7.860 .000 -.031 .010 1 -.256 a. Dependent Variable: BETA Dari Tabel 4.2.3.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi sebesar -0.471 bernilai negatif yang memberikan makna informasi tentang diversifikasi berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis perusahaan. Dengan demikian berdasarkan uji hipotesis 3 yang diminta adalah sebagai berikut Nilai Perusahaan = 1.181 – 0.471 Diversifikasi. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Diversifikasi terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 2.994 dengan signifikansi 0.005. Dengan ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan diversifikasi meningkatkan profitabilitas sebesar 2.994. Hasil ini sesuai dengan hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa diversifikasi berpengaruh positif 25 terhadap profitabilitas, dan sekaligus menjawab perumuasan masalah yang pertama. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Handayani (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi mempunyai kinerja yang lebih baik. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Setionoputri (2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja pada perusahaan sebelum melakukan diversifikasi dan sesudah melakukan diversifikasi. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Gunarsih (2004) meneliti pengaruh strategi diversifikasi terhadap kinerjaperusahaan, dengan menggunakan data perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menunjukkanbahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Pengujian mengenai diversifikasi dengan profitabilitas menghasilkan hasil yang berbeda pada beberapa penelitian. Penelitian Pandya dan Rao (1998) menyatakan diversifikasi dapat meningkatkan penyebaran asset dan meningkatkan profitabilitas. 4.3.2 PengaruhDiversifikasi terhadap Nilai Perusahaan Pada uji hipotesis diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi dengan nilai -0.3% dapat dikatakan bahwa diversifikasi hanya berpengaruh sebesar -0.3% terhadap risiko sistematis perusahaan yang merupakan angka yang sangat kecil untuk mempengaruhi suatu nilai dari perusahaan.Dalam hasil penelitian ini menunjukan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh kepada nilai perusahaan. Hal ini dinyatakan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis yang bernilai 0.970 berada jauh di atas dari nilai signifikansi yang ditentukan yang seharusnya di bawah 0.05. Dalam penelitian Li dan Wong (2003) yang dijelaskan dalam penelitian Harto (2005) meneliti hubungan diversifikasi dengan kinerja pada perusahaanperusahaan di Cina. Mereka berpedapat bahwa strategi diversifikasi tidak hanya dilihat dari aspek finanasial saja, tapi perlu juga dilihat dari faktor lingkungan kontingen seperti faktor institusional yang berpengaruh pada strategi perusahaan. Mereka mengemukakan bahwa strategi diversifikasi menjadi kurang optimal pada 26 lingkungan institusional yang tidak pasti maka dapat menurunkan nilai perusahaan. 4.3.3 PengaruhDiversifikasi terhadap Risiko Sistematis Dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji hipotesis diversifikasi terhadap risiko sistematis maka dapat terlihat bahwa diversifikasi berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis yang dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebeser 0.010 yang berarti sesuai dengan syarat H3 diterima p value < α 0.05. Dengan nilai 0.471 ini menunjukan bahwa setiap satuan diversifikasi menurunkan risiko sistematis sebesar 4.71% . Hal ini menjawab hipotesis 3 bahwa diversifikasi bepengaruh negatif terhadap risiko perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kurniasari (2011) meneliti mengenai pengaruh diversifikasi apakahmengurangi risiko perusahaan,hasil penelitiannya menemukan bahwa diversifikasi korporat dapat mengurangi risiko, beberapa perusahaan memiliki risiko rendah dengan diversifikasi. Pada hasil penelitian Sounder, Strock dan Travlos (1990)dalam Kartika N (2006) menemukan adanya hubungan kausal positif antarakepemilikan manajerial dengan risiko. Pada tingkat risiko tinggi manajer cenderung menjadi risk seeker sehingga memilih proyek berisiko tinggi agar mendapat return yang tinggi. Dalam menghadapi risiko ini manajer bekerja sama dengan pihak kreditor sehingga terjadi peralihan kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham. Pada tingkat risiko rendah manajer cenderung menjadi risk aversionsehingga tidak mencari proyek berisiko tinggi. Sehingga dengan adanya kepemilikan manajerial, risiko yang dihadapi perusahaan terdiversifikasi relatif rendah. Karena manajer yang sekaligus merupakan pemegang saham atau pemilik perusahaan akan termotivasi untuk mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 27 1. Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa diversifikasiberpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitasdilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi sebesar 0.156 bernilai positif yang memberikan makna informasi tentang diversifikasi berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa apabila dengan melakukan diversifikasi dapat menaikan profitabilitas perusahaan. 2. Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun berdasarkan uji hipotesis diversifikasitidakberpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan nilai perusahaan menggunakan proksi Price Earning Ratioyang mengunakan indikator harga saham dapat dikatakan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi tidak mempengaruhi harga saham. 3. Hipotesis ketiga (H3) menyatakan diversifikasi berpengaruh terhadap risiko sistematis perusahaan. Berdasarkan uji hipotesis diversifikasi berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis perusahaan. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dapat menurunkan risiko sistematis perusahaan tersebut. 5.2 Keterbatasan Penelitian Meskipun penelitian ini telah dirancang dengan sebaik mungkin namun terdapat pula keterbatasan penelitian, diantaranya: 1. Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini hanya perusahaan manufaktur saja, sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. 2. Keterbatasan dalam mengambil periode penelitian yaitu hanya 3 tahunpenelitian. 3. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh tiga variabel dependen terhadap satu variabel independen yaitu pengaruhdiversifikasi terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan dan risiko sistematis perusahaan sedangkan faktor yang mempengaruhi harga saham tidak diikutkan dalam penelitian ini. 28 5.3 Saran Adapun saran penulis terhadap penelitian selanjutnya yaitu: 1. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan seluruh perusahaan yang listing di BEIsebagai sampel penelitian. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. 3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah proksi lain untuksehingga diharapkan dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan. DAFTAR PUSTAKA Adi, Nugraha. 2007. Diversifikasi dan Performa Perusahaan Sebuah Evaluasi Perusahaan di BEJ Depok. Program Study Ilmu Manajemen Pascasarjana FEUI. Adimiharja, Mintarsih. 1984. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Amihud, Y., and B. Lev. 1981. Risk Reduction as a Managerial Motive for Conglomerate Mergers. Bell Journal of Economics 12: 605–617. Anderson, dkk. 2006. Learner-centered Teaching and Education at USC : A Resource for Faculty. www.esc.edu/academe/acsen/doc/Final2007. Bahagia, Malla. 2008. Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Deviden dan Kebijkan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pendekatan Struktural Equitation Modeling, Jakarta. UIN Syarifhidayatullah. Crutchley, C. and R. Hansen. 1989.A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage and Corporate Dividends. Financial Management, Vol. 18, pp. 36-76. Dwi Hastuti, Theresia. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Study Kasus Pada Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005. Gunarsih, Tri. 2003. Struktur Kepemilikan Sebagai Salah Satu Mekasnisme Corporate Governance.Kompak nomor 8. 29 Harto, Puji. 2005. Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja : Studi Empiris Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Hartono, Jogianto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Handayani, Resti. 2009. Pengaruh Tingkat dan Strategi Diversifikasi Terhadap Profitability Pertumbuhan dan Resiko Perusahaan Manufaktur di Indonesia. (Skripsi). Universitas Indonesia, Depok. Ira Sabrina, Anindhita. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. (Skripsi) Sarjana. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang. Jensen dan Meckling. 1976. Theory of The Firm : Managerial Behaviour Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. Kusumawati. 2008. Diversifikasi, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol 6 no. 1 Hal 12-23. Kurniasari, Anis. 2011. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan dan Resiko Dengan Moderasi Kepemilikan Manajerial. (Skripsi) Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro. Semarang. Lang, L.H.P., R.M. Stulz and R.A. Walkling. 1989. Managerial Performance, Tobins Q, and The Gain from Succesfull Tender Offer. Journal of Financial Economics. ElsevierVol.24. pp 137-154. Mei Cheng, K.R. Subramanyam, Yuan Zhang. 2007. Earnings Guidance and Managerial Myopia.Journal of Financial Economic. Midiastuty, Pratana dan Mas’us, Machfoedz. 2003. Analisis Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Seminar Nasional Akuntansi VI, Surabaya. Pandya, A.M., Rao N.V. 1998. Divesivication and Firm Performance : An Empirical Evaluation. Journal of Financial and Strategic Decision 11 (2), 67-81. Pawaskar, Vardhana. 1999. Effect of Product Market Divesification on Firm Performance. A Study of Indian Corporate Sector. Journal of Financial and Strategic Decision. 30 Pitts, R.A., Hopkins, H.D. 1982. Firm Diversity : Conceptualization and Measurement. Academy of Management 7. Roger, Mark. 2001. The Effect of Diversivication on Firm Performance. Melbourne Institute. Working Paper No.2/01. Satoto, Sinata Heru.2009. Strategi Diversifikasi Terhadap Kinerja Perusahaan . Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol 13 no.2 Hal 280-287. Setionoputri,dkk. 2009. Pengaruh Diversifikasi terhadap Excess Value Perusahaan Manufaktur, Pedagang Grosir dan Eceran, serta Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI tahun 2005-2007. Simposium Nasional Akuntansi XII. Shleifer, Andrei & Vishny, R.W. 1997. A Survey of Corporate Governance. Journal of Finance,52(2), 737-83.Teece, D.J., Pisano, G. & Shuen, A. 1997. Dynamic Capabilities and Strategic management. Strategic Management Journal, 18(7), 509-533. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta), http://www.petra.ac.id, Hal. 43. Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetris. Graha Ilmu : Yogyakarta. Wahyuni, Sisca. 2007. Pengaruh Diversifikasi Produk Terhadap Kinerja dan Risiko Perusahaan.(Tesis). Depok : Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana FEUI.