ABSTRAK PENGARUH DIVERSIFIKASI TERHADAP

advertisement
1
ABSTRAK
PENGARUH DIVERSIFIKASI TERHADAP PROFITABILITAS, NILAI
PERUSAHAAN, DAN RISIKO SISTEMATIS PADA PERUSAHAAN
SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
Nama : ARI WIBOWO
NPM : 0641031013
Telp : 081996877898
Email : [email protected]
Pembimbing 1 : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.P.A
Pembimbing 2 : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah strategi diversifikasi
mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas, nilai perusahaan dan risiko
sistematis. Sample yang digunakan berjumlah 51 perusahaan pada sektor
manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai
dengan 2011 dan telah melakukan diversifikasi berdasarkan perhitungan entropy
measure.Metode analisis yang digunakan dengan analisis regresi sederhana. Hasil
analisis menunjukan bahwa diversifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap
profitabilitasa perusahaan. Diversifikasi terhadap nilai perusahaan menunjukan
bahwa tidak mempunyai pengaruh. Sedangkan diversifikasi terhadap risiko
sistematis perusahaan berpengaruh negatif.
Kata Kunci : Diversifikasi, profitabilitas, nilai perusahaan, risiko sistematis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha perusahaan untuk memajukan dan mempertahankan keunggulan
bisnisnya serta meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut perusahaan
menggunakan berbagai strategi. Salah satu strategi yang banyak digunakan untuk
mempertahankan keunggulan perusahaan bahkan mengembangkan perusahaan
adalah dengan diversifikasi. Diversifikasi dengan melakukan perluasan jumlah
segmen secara bisnis, geografis maupun memperluas market share yang ada atau
mengembangkan berbagai produk yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperluas lini produk yang ada, memperluas wilayah pemasaran
produk, membuka kantor cabang, melakukan merger dan akuisisi untuk
meningkatkan skala ekonomis lainnya. Strategi diversifikasi dilakukan untuk
ekspansi usaha dan memperluas pasar.
Penggunaan strategi diversifikasi dapat didorong atau dimotivasi oleh adanya
keinginan perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha melalui penambahan unit
usaha baru yang masih memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung
dengan bidang usaha sebelumnya. Diversifikasi banyak dilakukan perusahaanperusahaan dengan modal kuat untuk memperoleh laba yang tinggi pada negaranegara dengan kondisi perekonomian yang sedang berkembang. Fungsi lembaga
intermediasi seperti pasar uang dan pasar modal masih sangat lemah, sehingga
sangat menyulitkan perusahaan pesaing untuk memperoleh tambahan modal guna
melakukan ekspansi. Disisi lain, dalam kondisi perekonomian yang belum kuat
tersebut tingkat ketidakpastian atau resiko yang dihadapi relatif lebih tinggi, yang
dalam hal ini akan mempengaruhi kinerja dan keberhasilan perusahaan (Satoto,
2009). Selain itu diversifikasi juga akan meningkatkan kompleksitas sturktur,
manajerial dan organisasi perusahaan. Jadi penerapan diversifikasi pada dasarnya
menempatkan dua implikasi penting yaitu di satu sisi dapat meningkatkan
profitabilitas dan menambah kompleksitas perusahaan yang dapat menghambat
pencapaian tujuan perusahaan.
3
Dilihat dari perusahaan yang berada di Indonesia, banyak perusahaan terutama
yang sudah go public merupakan bagian dari kelompok bisnis. Ciri kas dari
perusahaan besar dan menengah merupakan bentuk usaha konglomerasi yang
dibangun dari perusahaan keluarga. Seiring dengan perkembangan bisnis,
perusahaan keluarga banyak melakukan pengembangan bisnis ke bisnis baru yang
bahkan sama sekali berbeda dengan bisnis awal mereka. Perusahan-perusahaan
tersebut merupakan sebuah holding company yang membawahi berbagai anak
perusahaan yang tersebar di berbagai segmen usaha. Dengan kata lain perusahaanperusahaan tersebut umumnya merupakan perusahaan yang terdiversifikasi.
Menurut (Montgomery, 1994) dalam Harto (2005) menyatakan terdapat tiga
perspektif motif diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaaan, pandangan
kekuatan pasar (market power view), sumber daya (resources based view), dan
perspektif keagenan (agency view). Pandangan pasar melihat diversifikasi sebagai
alat untuk menumbuhkan pengaruh anti kompetisi yang bersumber pada
konglomerasi. Ketika perusahaan tumbuh menjadi besar maka pangsa pasar akan
semakin besar yang mengakibatkan tingkat konsentrasi industri semakin tinggi
dan akhirnya mengakibatkan berkurangnya kompetisi pasar akibat dominasi
usaha. Pandangan yang memandang pada sumber daya melakukan diversifikasi
untuk memanfaatkan kelebihan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Alokasi
sumber daya yang efisien memungkinkan perusahaan untuk tumbuh dan
berkembang, namun tingkat diversifikasi akan berbeda antara tiap perusahaan
karena tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh setiap perusahaan.
Menurut Montgomery dan Wernerfelt (1988) dalam Sisca (2007) tingkat
spesifikasi dari sumber daya perusahaan memegang peranan yang sangat penting.
Semakin spesifik sumber daya yang dimiliki perusahaan maka kemampuan untuk
menerapkan industry baru akan terbatas, tetapi akan memiliki marginal return
yang maksimal karena kekhususan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan
jika sumber daya yang dimiliki bersifat umum maka dapat ditempatkan pada
industri yang lebih luas namun kontribusi terhadap peningkatan nilai perusahaan
tidak akan terlalu besar.
4
Atas dasar tersebut penulis sekali lagi ingin meneliti mengenai diversifikasi
tersebut dengan judul,
“PENGARUH DIVERSIFIKASI TERHADAP PROFITABILITAS, NILAI
PERUSAHAAN, DAN RISIKO SISTEMATIS PADA PERUSAHAAN
SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahan
penelitian ini yaitu :
1. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan pada
perusahaan manufaktur di Indonesia?
2. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur?
3. Apakah diversifikasi berpengaruh terhadap risiko sistematis perusahaan
pada perusahaan manufaktur?
1.3 Batasan Masalah Penelitian
Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup
yang jelas, maka penelitian ini memberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2009 s/d 2011.
2. Perusahaan manufaktur yang konsisten mengeluarkan laporan keuangan
selama periode penelitian.
3. Memiliki data laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan selama
periode penelitian mengenai penjualan per segmen dan total penjualan.
4. Perusahaan yang melakukan diversifikasi selama periode tahun penelitian.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris permasalahan penelitian
mengenai :
a. Pengaruh diversifikasi terhadap profitabilitas perusahaan pada
perusahaan manufaktur.
5
b. Pengaruh diversifikasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur.
c. Pengaruh diversifikasi terhadap risiko sistematis pada perusahaan
manufaktur.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa gambaran mengenai
diversifikasi dan pengaruhnya terhadap perusahaan manufaktur di Indonesia.
1.4.2.1. Manfaat Praktis
1. Memberikan wacana atau studi literatur bagi pembaca mengenai pengaruh
diversifikasi terhadap profit, risko dan nilai perusahaan manufaktur.
2. Memberikan gambaran kepada praktisi seperti para manajer selaku eksekutif
perusahaan dan investor mengenai kebijakan diversifikasi.
1.4.2.2. Manfaat Teroritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan dunia
pendidikan khususnya pengemabangan ilmu akuntansi yang berhubungan dengan
pengaruh diversifikasi terhadap risiko dan kinerja perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Diversifikasi
2.1.1 Pengertian Diversifikasi
Dalam penelitian Pandya dan Ryo (1998), diversifikasi diartikan sebagai usaha
untuk mengembangkan bisnisnya ke usaha lain (Aeker 1980, Andrew 1980, Berry
1975, Chandler 1962, Gluck 1985). Pits dan Hopkins (1986) menyatakan
diversifikasi yang diaplikasikan berarti perbedaan aspek pada aktivitas
perusahaan.
Menurut Paswakar (1999), diversifikasi sebuah perusahaan, baik dengan ekspansi
internal atau eksternal, intinya merupakan sebuah pertumbuhan perusahaan.
Pendapat lain menurut Pawaskar (1999), perusahaan yang diversifikasi dapat
dikatakan perushaan yang memiliki operasi lebih dari satu industri.
6
Sebagian perusahaan yang melakukan diversifikasi karena mempunyai sumber
daya keuangan (in excess) yang melebihi dari jumlah yang dibutuhkan untuk
mempertahankan daya saing (competitive advantage) dari bisnis utamanya.
Alasan lain perusahaan melakukan diversifikasi dijelaskan dalam dua judul besar
yaitu performance based arguments (argumen berdasarkan kinerja), dan
management discrestion arguments (argumen penilaian manajemen) (Roger,
2001). Dalam penelitiannya Roger menjelaskan banyak argumen berdasarkan
kinerja yang muncul dari teori kinerja transaction cost (Teece, 1980, 1982 dan
Williamson, 1975). Roger (2001) menjelaskan teori transaction cost menitik
beratkan pada mahalnya biaya transaksi untuk sampai ke pasar. Oleh karena itu
perusahaan dapat melakukan penggabungan atau penambahan untuk menutupi
biaya tersebut.
Pada penelitian Adi (2007), strategi diversifikasi terdiri dari konsentrik,
konglomerat, dan horizontal. Konsentrik adalah menambah produk baru yang
memiliki sinergi dengan produk yang ada dan diperuntukan untuk pasar yang
berbeda. Konglomerat adalah menambah produk baru yang diperuntukan bagi
pasar baru. Sedangkan horizontal adalah menambah produk baru walaupun
produk tersebut tidak mempunyai hubungan dengan produk yang sebelumnya
namun diperuntukan bagi pasar yang sama.
Pada penelitian Hill dan Jones (1998) dalam Handayani (2009) membagi
diversifikasi menjadi diversifikasi yang berhubungan (related diversified) dan
diversifikasi yang tidak berhubungan (unrelated diversified). Dalam bukunya Hill
dan Jones (2003) diversifikasi dapat dilakukan dengan :
a. Acquring dan Restructuring
Cara ini dilakukan dengan mengambil alih perusahaan yang tidak sehat.
Perusahaan yang diambil alih dapat berasal dari industri yang berbeda.
b. Competency Transfer
Berdasarkan transfer kompetensi strategi diversifikasi yang dapat
dilakukan :
ο‚·
Mentransfer dari perusahaan lama ke perusahaan yang baru
ο‚·
Mentransfer dari perusahaan baru ke perusahaan yang lama
7
ο‚·
Meniggalkan keunggulan kompetitif
c. Menciptakan Economies of Scope
Economies of scope dapat terjadi apabila beberapa unit bisnis
menggunakan sumber daya yang sama seperti saluran R&D, iklan, dan
lain-lain.
Untuk menjalankan diversifikasi, persoalan yang sering muncul adalah strategi
apa yang harus dilakukan dan bagaimana mengatur porsi penempatan dana
investasi.Strategi diversifikasi sangat dibutuhkan oleh para investor. Tetapi dalam
kenyataannya, sangat sulit menentukan probabilitas suatu kejadian karena
pertumbuhan ekonomi yang berubah-ubah. Dengan melakukan diversifikasi, akan
banyak peluang keuntungan yang dapat diraih. Akan tetapi, saat kondisi pasar
dalam keadaan melemah atau dalam kondisi yang tidak baik, melakukan
diversifikasi tidak akan efektif dan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal
apabila tidak dilakukansecara efektif. (Habib,2008:142).
2.2 Kinerja Perusahaan
2.2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan perusahaan dalam mewujudkan sasaran,tujuan, misi, dan visi organisasi
yang tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan (Sabrina, 2010).
Kinerja dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Sabrinna (2010) kinerja perusahaan
merupakan hal penting yang harusdicapai oleh setiapperusahaan dimanapun,
karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. Selain itu, tujuan
pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar dapat membedakan tindakan dan hasil yang diharapkan.
2.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Penilaian kinerja menurut Sucipto (dalam Sabrinna, 2010) dimanfaatkan oleh
manajer untuk hal-hal berikut:
8
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasiankaryawan secara maksimal.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Menyediakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi menilai kinerja mereka.
Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu bermanfaat
untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan
informasi yang juga bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta
mampu menciptakan nilai perusahaan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat
dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk perbaikan
kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberianrewardand
punishment terhadap manajer. Ada dua macam kinerja yaitu kinerjaoperasi
perusahaan dan kinerja pasar. Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat
kemampuan perusahaan yang ada pada laporan keuangannya. Untuk mengukur
kinerja operasi perusahaan penulis menggunakan rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan
juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut
juga rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan
yaitu Return On Asset (ROA).
9
2.3 Risiko
2.3.1 Pengertian Risiko
Risiko adalah suatu kemungkinan (probabilitas) adanya penyimpangan atau
kegagalan tingkat keuntungan yang sesungguhnya menyadari tingkat keuntungan
yang diharapkan. Risiko yang ada ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian. Risiko
memiliki dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar maupun lebih kecil dari
keuntungan yang diharapkan. Dalam dunia usaha hampir semua investasi dengan
unsur-unsur ketidakpastian atau risiko. Jika investor mengharapkan untuk
memperoleh tingkat return yang tinggi, maka harus bersedia menanggung risiko
yang tinggi pula danjika dihadapkan pada dua alternatif investasi
yangakanmemberikan tingkat return yang sama tetapi memiliki tingkat risiko yang
berbeda, maka investor akan memilih investasi dengan risiko terkecil. Selain itu,
investor yang realistik akan melakukan investasi tidak hanya pada satu jenis
investasi, akan tetapi akan melakukan diversifikasi pada berbagai investasi dengan
harapan dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan return.
2.3.2 Jenis Risiko dalam Investasi
Risiko dalam investasi dibagi menjadi dua, yaitu risiko yang dapatdihilangkan
dengan membentuk diversifikasi portofolio disebut dengan risiko yang dapat
didiversifikasi (diversifiable risk)atau risiko perusahaan (company risk)atau risiko
spesifik (specific risk)atau risiko unik (unique risk)atau risiko tidaksistematik
(unsystematic risk). Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor spesifikyang terjadi
pada suatu perusahaan seperti pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain,
kemampuan manajemen dan lain sebagainya.
Risiko yang kedua adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
diversifikasikan dengan portofolio disebut dengan nondiversifiable riskatau risiko
pasar (market risk)atau risiko umum (general risk) atau risiko sistematik
(systematic risk). Risiko ini terjadi karena pengaruh ekonomi makro (pasar secara
keseluruhan) misalnya perubahan tingkat suku bunga, inflasi, resesi ekonomi, atau
karena perubahan kebijakan ekonomi secara menyeluruh. Penjumlahan dari kedua
risiko yaitu risiko tidak sistematik dan risiko sistematikdisebut risiko total. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan resiko sistematik dengan proksi Beta.
10
2.4 Nilai Perusahaan
2.4.1 Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham
Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari
saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing),
dan manajemen asset.
2.4.2 Hubungan Nilai Perusahaan dengan Harga Saham
Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et.al, nilai perusahaan
akantercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang
terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar
perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai asset
perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang
investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan
dimasa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham, dengan
meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat.
2.5 Pengembangan Hipotesis dan Penelitian Terdahulu
2.5.1 Pengaruh Diversfikasi terhadap Profitabilitas
Pada penelitian Teece, 1982 dalam Satoto, 2009 menyatakan diversifikasi dapat
memperbaiki kapasitas modal, mengurangi kemungkinan kebangkrutan dengan
mengucurkan produk baru dengan memasuki pasar baru serta memperbaiki
perkembangan asset dan profitabilitas.
Masih banyak perdebatan mengenai pengaruh diversifikasi usaha terhadap kinerja
perusahaan. Pihak-pihak yang memandang adanya manfaat positif diversifikasi
menyatakan bahwa diversifikasi usaha dapat memudahkan koordinasi pada
perusahaan yangmemiliki banyak divisi yang berbeda yang dapat melakukan
transaksi secara internal (Chatterjee dan Wernerfelt, 1991). Hal ini yang disebut
11
mekanisme pasar internal (internal capital market).Berdasarkan pendapat
tersebut, maka semakin banyak jumlah segmen usaha yang dimiliki oleh
perusahaan maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Pendapat ini
sejalan denganpenelitian Jandik dan Makhja (2005), yang menyimpulkan bahwa
diversifikasi akan menghasilkan peningkatan kinerja. Perusahaan yang melakukan
diversifikasi akan dapat belajar strategi lebih cepat. Ini dikarenakan perusahaan
tersebut bersaing lebih dari satu pasar saja. Dengan belajar strategi lebih cepat
dapat meningkatkan strategi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan itu.
H1 : Diversifkasi mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
2.5.2 Pengaruh Diversifikasi terhadap Nilai Perusahaan.
Diversifikasi dapat mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan. Dalam Harto
(2005) mengatakan bahwa diversifikasi merupakan salah satu strategi perusahaan
untuk memperluas ekspansi dan memperluas pasarnya. Diversifikasi diyakini
dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, dengan meningkatnya kinerja
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dari perusahaan tersebut. Semakin
meningkatnya keuntungan perusahaan dapat meningkatkan ketertarikan investor
untuk menyetorkan dananya ke perusahaan tersebut dan akan meningkatkan harga
saham sehingga meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut.
Namun pada penelitian Berger dan Ofek (1995)dalam Harto (2005) pengaruh
diversifikasi terhadap nilai perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa perusahaan
yang terdivesifikasi mendapatkan nilai perusahaan yang lebih kecil dibandingkan
dengan perusahaan yang beroperasi pada segmen tunggal. Dari penelitian diatas
maka penulis mengajukan hipotesis,
H2 : Diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2.5.3 Pengaruh Diversifikasi terhadap Risiko
Diversifikasi juga bertujuan untuk mengurangi risiko. Karena diversifikasi juga
didefinisikan sebagai sebuah strategi investasi dengan menempatkan dana dalam
berbagai instrumen dengan tingkat risiko dan potensi keuntungan yang berbeda,
atau strategi ini biasa disebut alokasi aset (asset allocation), Suwarni dan
Pakaryaningsih (2007) dalam Harto (2005). Dalam menerapkan strategi
12
diversifikasi perusahaan memiliki beberapa segmen usaha, maka risiko yang
dimiliki oleh satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan
karena dapat diimbangi oleh return yang diperoleh dari usaha yang lain. Setiap
segmen usaha memiliki risiko dan return yang berbeda satu sama lain. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Amihud dan Lev (1981) dalam Anderson, dkk
(2006) menyatakan bahwa diversifikasikorporat dapat mengurangi risiko karena
manajer mempunyai insentif untuk mengurangi risiko perusahaan.
Carlson, dkk (2006) dalam Anderson, dkk (2006) jugamenyatakan bahwa
diversifikasi korporat mengurangi risiko perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Diversifikasi berpengaruh terhadap risiko perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 – 2011. Pengambilan sample
dilakukan dengan purposive sampling. Perusahaan yang terpilih sebagai sample
harus memenuhi kriteria bahwa perusahaan tersebut melakukan diversifikasi
dengan menggunakan entropy measure.
Data yang akan digunakan pada penelitian yaitu laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang diambil dari laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit pada
website www.idx.co.id, serta data financial highlight yang tersedia. Pemilihan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang berarti bahwa sampel
yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Perusahaan yang dipilih menjadi sampel harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangannya pada
periode penelitian dan telah diaudit.
b. Perusahaan sudah harus tercatat sebagai perusahaan publik pada tahun
2009 s/d 2011.
13
c. Data laporan keuangan diketahui lengkap termasuk penjualan per segmen,
total penjualan, yang tertera pada catatan atas laporan keuangan pada
laporan tahunan perusahaan selama periode 2009-2011.
d. Return on Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) dari
financialhighlight dan dilengkapi dari laporan keuangan perusahaan
selama periode 2009-2011.
e. Perusahaan manufaktur yang mencantumkan nilai perusahaan pada
laporan keuangan yang telah diaudit periode 2009-2011.
f. Perusahaan yang terdiverserfikasi pada periode penelitian.
Dalam perhitungan rata-rata entropy measure, penulis menggunakan sampel
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI dan memiliki laporan keuangan
beserta catatan laporan keuangan selama periode 2009-2011. Sample yang
digunakan oleh penulis sebanyak 131 pada tahun 2011 perusahaan manufaktur
yang tercatat dalam BEI dan yang telah menerbitkan laporan keuangan dengan
mencantumkan nilai perusahaan dan penjualan per segemen usaha pada periode
penelitian sebanyak 51 perusahaan yang sesuai dengan kriteria tersebut.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang
didapatkan dari Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory(ICMD),
perpustakaan, internet, dan hasil penelitian lain yang terkait.
Data yang dibutuhkan dalam penulisan penelitian ini antara lain:
1. Data penjualan per segmen perusahaan-perusahaan yang tercatat pada BEI
periode 2009 - 2011.
2. Data rasio Return on Assets (ROA) perusahaan pada industri manufaktur
periode 2009 - 2011.
3.
Data Price Earning Ratio (PER) perusahaan pada industri manufaktur periode
2009-2011.
4.
Perusahaan yang tidak memiliki ekuitas yang negatif dan perusahaan yang tidak
menganti segemen usaha selama tahun penelitian.
3.3 Metode Penelitian
14
Berdasarkan uraian- uraian yang telah dikemukakan pada bab-babsebelumnya
sebagai dasar yang digunakan untuk merumuskan hipotesis berikut ini
digambarkan model penelitian yang tersaji dalam gambar dibawah ini.
Gambar 1. Model Penelitian
3.3.1
Operasional Variabel
Pada penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu diversifikasi. Variabel
dependen yang digunakan menjelaskan profitabilitas menggunakan proksi Return On
Asset dan variabel resiko menggunakan Beta dan variabel nilai perusahaan
menggunakan proksi Price Earning Share.
Pembahasan lebih lanjut mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
3.3.2
Variabel Independen
Menurut Hoskisson, dkk (1993) entropy measure telah menjadi pengukuran
diversifikasi yang penting dan bahkan lebih baik (Pandya dan Rao, 1998).
1
𝑛
Ε = Σ𝑖=1
𝑃𝑖. 𝑙𝑛[ ]
𝑃𝑖
Keterangan:
Pi : proporsi dari penjualan per segmen terhadap total penjualan perusahaan. semakin
indeks Entropy mendekati angka nol, maka penjualan perusahaan akan terkonsentrasi
pada segmen usaha tertentu. Sebaliknya, semakin indeks Entropy Measure mendekati
angka satu maka penjualan perusahaan akanterdiversifikasi pada beberapa segmen
usaha.
15
3.3.3
Variabel Dependen
1. Return on Assets (ROA)
Rasio ini merupakan indikator seberapa besar aset perusahaan dalam menghasilkan
revenue. Return on Asset (ROA) dihitung dengan formula sebagai berikut :
π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘› 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 =
πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΄π‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘Žπ‘₯ (𝐸𝐴𝑇)
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑒𝑑
Dari rumus tersebut terlihat ROA didapat dengan membandingkan pendapatan
sebelum bunga dan pajak dengan aset yang dimiliki.
2. Risiko Sistematis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan resiko sistematik untuk menghitung
resiko perusahaan dengan menggunakan proksi Beta. Beta mengukur sensitivitas
imbal hasil aset terhadap imbal hasil pasar (Jogianto, 2008).
Beta dihitung menggunakan rumus :
𝛽𝑖 =
πœŽπ‘–π‘€
𝜎 2𝑀
Dan diuraikan sebagai berikut :
Μ…Μ…Μ…Μ…Μ… . (π‘…π‘š − π‘…π‘š)
Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…
∑𝑛𝑖=0(π‘…π‘Ž − π‘…π‘Ž)
𝛽𝑖 =
Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…Μ…2
∑𝑛𝑖=0(π‘…π‘š − π‘…π‘š)
Ra : Return sekuritas
Ra =
Pt − Pt-1
Pt-1
Ra
: Return sekuritas
Pt
: Saham tahun sekarang
Pt-1
: Saham tahun sebelumnya
Rm : Return pasar
Rm =
IHSG t − IHSG t-1
IHSG t-1
Rm
: Return Pasar
IHSG t
: Indeks Harga Saham Gabungan sekarang
IHSG t-1
: Indeks Harga Saham Gabungan tahun sebelumnya
3. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan
16
antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang
saham. (Sutrisno,2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008).
Rumus yang digunakan adalah :
Harga Pasar Saham
Price Earning Ratio =
Laba per Lembar Saham
3.4 Metode Pengujian Data
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa software, yaitu
Microsoft excel untuk merapihkan dan perhitungan data yang diperlukan. Dan
pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS
(Statiscal Package For The Social Scince).
1. Analisis Regresi Sederhana
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
sederhana. Dan pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan
bantuan software SPSS (Statiscal Package For The Social Scince) dengan
analisis regresi sederhana.
2. Uji Hipotesis
A. Pengujian hipotesis 1
Pengujian hipotesis ini mengestimasi pengaruh diverfikasi terhadap
profitabilitas. Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan alat analisis
regresi sederhana. Dengan rumus sebagai berikut:
Y1 = a + b1 x1+ e
Keterangan :
a
= Konstanta
Y1
= Profitabilitas
b1
= koofisien Regresi
x1
= Diversifikasi
e
= Error Term
B. Pengujian Hipotesis 2
Y2 = a + b2x2 + e
Keterangan :
17
a
= Konstanta
Y2
= Nilai Perusahaan
b2
= koofisien Regresi
x2
= Diversifikasi
e
= Error Term
C. Pengujian Hipotesis 3
Y2 = a + b3x3 + e
Keterangan :
a
= Konstanta
Y3
= Risiko Sistematis
b3
= koofisien Regresi
x3
= Diversifikasi
e
= Error Term
Pengujian hipotesis apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen, dapat dilakukan dengan teknik regresi linier sederhana. Adapun
langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Membuat formulasi hipotesis :
H1: b1 ≠ 0, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
2.
Menentukan Tingkat signifikansi
Untuk memperoleh nilai signifikansi, menggunakan taraf nyata (α) 5%
3.
Dasar pengambilan keputusan
a. ρ –value < 0,05, maka H1 berpengaruh
b. ρ –value > 0,05, maka H1 tidak berpengaruh
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa
Bab ini menyajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama
pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara
lain analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis deskriptif menggunakan
statistik deskriptif (minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi).
Sedangkan analisis statistika yang digunakan adalah analisis regresi linear.
18
Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk melakukan uji hipotesis.
Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan model regresi
sederhana dan menguji normalitas data.
Data yang digunakan untuk menghitung variabel independ dan dependen adalah
laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2009 hingga 2011. Laporan
keuangan ini diperlukan untuk mencari Indeks Entropy Measure, profitabilitas,
nilai perusahaan dan resiko perusahaan yang diproksikan.
4.1.2 Analisa Deskriptif
Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan software SPSS, diperoleh
statistik deskriptif yang memberikan penjelasan mengenai nilai minimun, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi.
Tabel 4.1 Statistik Deskripsi
Descriptive Statistics
N
Minimu
Maximu
m
m
Mean
Std.
Deviation
EM
153
.07
2.03
.9331
.36646
ROA
153
-5.54
26.18
9.4428
7.02939
PER
153
.43
5.47
2.6092
1.11536
BETA
153
.00
.23
.1185
.06750
Valid N
153
(listwise)
a. Test distribution is Normal
Berdasarkan data statistik deskriptif atas variabel-variabel penelitian yang
disajikan dalam Tabel 4.1 di atas tampak bahwa variabel Entropy Measure
perusahaan sample memiliki rata-rata 0.93, nilai ini dapat diartikan bahwa
perusahaan yang menjadi sample pada penelitian ini merupakan perusahaan yang
terdiversifikasi pada tahun periode penelitian. Nilai minimum 0.07 oleh PT. Inti
Keramik Alam Asri Industri,Tbk dan nilai maksimum 2.03 oleh PT. Indo Rama
Synthektic,Tbk. Dari hasil tersebut didapat bahwa PT. Inti Keramik Alam Asri
Industri, Tbk perusahaan yang melakukan satu segemen usaha sedangkan.
19
Sedangkan PT. Indo Rama Synthetic,Tbk adalah perusahaan yang mempunyai
beberapa segmen usaha.
Variabel ROA perusahaan sampel memilik rerata sebesar 9.44 nilai ini
menunjukan bahwa perusahaan sampel pada penelitian ini mempunyai rerata
profitabilitas sebesar 9.44 dihasilkan dari total asset sebesar 6150 . Nilai minimum
sebesar -5.54 dan nilai maksimum sebesar 26.18.
Variabel PER perusahaan sample memiliki rata-rata sebesar 26.09 nilai ini
menunjukan bahwa perharga saham dinilai sebesar 26.09 oleh para investor. Nilai
minimum 0.43 dan nilai maksimum 5.47.
Variabel BETA perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 0.12 berarti
sensitivitas imbal hasil aset terhadap imbal hasil pasar sebesar 0.12. Nilai
minimum sebesar 0.01 dan nilai maksimum sebesar 0.23.
4.2 Pengujian Hipotesis
4.2.1 Hipotesis 1 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Profitabilitas
Perusahaan.
Uji hipotesis 1 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian
hipotesis 1 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.2.1.1 Nilai R Square Hipotesis 1
Model Summaryb
Mode
R
R Square
l
1
.156a
.244
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.179
6.96617
a. Predictors: (Constant), EM
b. Dependent Variable: ROA
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
20
variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Korelasi
antara diversifikasi (EM) dengan profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0.156
dengan koefisien ditermenasi 0.244. Dengan demikian dinyatakan diversifikasi
mampu dijelaskan oleh profitabilitas (ROA) sebesar 24.4% dan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 4.2.1.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 1
ANOVAa
Model
Sum of
Df
Mean
Squares
Regression
1
F
Sig.
Square
183.018
1
183.018
Residual
7327.659
151
48.528
Total
7510.677
152
3.771
.005b
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), EM
Dari Tabel 4.2.1.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 3.771 dengan Ftabel sebesar
3.005 dengan demikian Fhitung> Ftabelmaka persamaan garis regresi dapat
digunakan. Probabilitas 0.005 yang telah menguji pengaruh antara variabel
independen diversifikasi (EM) terhadap variabel dependen profitabilitas (ROA),
karena probabilitas tersebut jauh lebih kecil dari α 0.05. Maka dapat dikatakan
diversifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA).
Tabel 4.2.1.3 Tabel Uji Hiotesis 1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
6.649
1.545
EM
2.994
1.542
t
Sig.
Beta
4.304
.000
1.942
.005
1
.156
21
a. Dependent Variable: ROA
Dari Tabel 4.3.1.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi
sebesar 0.156 bernilai positif yang memberikan makna informasi tentang
diversifikasi berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Dengan demikian berdasarkan uji hipotesis 1 yang diminta adalah sebagai berikut
Profitabilitas = 6.649 + 2.994 Diversifikasi.
4.2.2
Hipotesis 2 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Nilai
Perusahaan.
Uji hipotesis 2 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian
hipotesis 2 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.2.2.1 Nilai R Square Hipotesis 2
Model Summaryb
Mode
R
R Square
l
1
.003a
.009
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
-.007
1.11904
a. Predictors: (Constant), EM
b. Dependent Variable: PER
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Korelasi
antara diversifikasi (EM) dengan nilai perusahaan (PER) adalah sebesar 0.009
dengan koefisien ditermenasi 0.003. Dengan demikian dinyatakan diversifikasi
tidak mampu dijelaskan oleh nilai perusahaan (PER).
Tabel 4.2.2.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 2
22
ANOVAa
Model
Sum of
df
Mean
Squares
Regression
1
F
Sig.
Square
.002
1
.002
Residual
189.091
151
1.252
Total
189.093
152
.001
.970b
a. Dependent Variable: PER
b. Predictors: (Constant), EM
Dari Tabel 4.3.1.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 0.001 dengan Ftabel sebesar
3.005 dengan demikian Fhitung<Ftabelmaka persamaan garis regresi tidak dapat
digunakan. Probabilitas 0.970 yang telah menguji pengaruh antara variabel
independen diversifikasi(EM) terhadap variabel dependen nilai perusahaan(PER),
karena probabilitas tersebut jauh diatas dari α 0.05. Maka dapat dikatakan
diversifikasitidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PER).
Tabel 4.2.2.3 Tabel Uji Hipotesis 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
2.618
.248
EM
-.009
.248
T
Sig.
Beta
10.548
.000
-.038
.970
1
-.003
a. Dependent Variable: PER
Dari Tabel 4.3.2.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi
sebesar -0.003 bernilai negatif yang memberikan makna informasi tentang
diversifikasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Tetapi dengan nilai
signifikansi yang melebihi dari syarat p value >α 0.05 maka tidak dapat dibuat
persamaan regresinya dengan kata lain diversifikasi tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
23
4.2.3
Hipotesis 3 : Diversifikasi Mempunyai Pengaruh terhadap Risiko
Sistematis Perusahaan.
Uji hipotesis 3 dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Pengujian
hipotesis 3 dilakukan dengan menguji apakah diversifikasi berpengaruh terhadap
risiko sistematis. Hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel 4.2.3.1 Nilai R Square Hipotesis 3
Model Summaryb
Mode
R
R Square
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
l
.256a
1
.070
.362
1.67723
a. Predictors: (Constant), EM
b. Dependent Variable: BETA
Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variasi pada variabel dependen terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Korelasi antara diversifikasi (EM) dengan nilai perusahaan (PER) adalah sebesar
0.256 dengan koefisien ditermenasi 0.070. Dengan demikian dinyatakan
diversifikasi sebesar 7% mampu dijelaskan oleh risiko sistematis perusahaan
(BETA).
Tabel 4.2.3.2 Nilai Hitung Signifikansi Hipotesis 3
ANOVAa
Model
Sum of
df
Mean
Squares
Regression
1
Sig.
Square
5.000
1
5.000
Residual
69.255
151
4.586
Total
74.255
152
a. Dependent Variable: BETA
F
3.860
.010b
24
b. Predictors: (Constant), EM
Dari Tabel 4.2.3.2 diatas didapat nilai Fhitung sebesar 3.860 dengan Ftabel sebesar
3.005 dengan demikian Fhitung>Ftabelmaka persamaan garis regresi dapat
digunakan. Probabilitas 0.010 yang telah menguji pengaruh antara variabel
independen diversifikasi (EM) terhadap variabel dependen risiko perusahaan
(BETA), karena probabilitas tersebut diatas dari α 0.05. Maka dapat dikatakan
diversifikasi berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis perusahaan
(BETA).
Tabel 4.2.3.3 Tabel Uji Hiotesis 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1.181
1.502
EM
-.471
1.499
t
Sig.
Beta
7.860
.000
-.031
.010
1
-.256
a. Dependent Variable: BETA
Dari Tabel 4.2.3.3 diatas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel diversifikasi
sebesar -0.471 bernilai negatif yang memberikan makna informasi tentang
diversifikasi berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis perusahaan. Dengan
demikian berdasarkan uji hipotesis 3 yang diminta adalah sebagai berikut
Nilai Perusahaan = 1.181 – 0.471 Diversifikasi.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Diversifikasi terhadap Profitabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa diversifikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas, yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi
sebesar 2.994 dengan signifikansi 0.005. Dengan ini dapat diartikan bahwa setiap
kenaikan diversifikasi meningkatkan profitabilitas sebesar 2.994. Hasil ini sesuai
dengan hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa diversifikasi berpengaruh positif
25
terhadap profitabilitas, dan sekaligus menjawab perumuasan masalah yang
pertama.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Handayani (2009) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan diversifikasi mempunyai kinerja
yang lebih baik. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Setionoputri
(2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja pada perusahaan
sebelum melakukan diversifikasi dan sesudah melakukan diversifikasi.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Gunarsih (2004) meneliti pengaruh
strategi diversifikasi terhadap kinerjaperusahaan, dengan menggunakan data
perusahaan publik yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya
menunjukkanbahwa strategi diversifikasi berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
Pengujian mengenai diversifikasi dengan profitabilitas menghasilkan hasil yang
berbeda pada beberapa penelitian. Penelitian Pandya dan Rao (1998) menyatakan
diversifikasi dapat meningkatkan penyebaran asset dan meningkatkan
profitabilitas.
4.3.2 PengaruhDiversifikasi terhadap Nilai Perusahaan
Pada uji hipotesis diversifikasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi
dengan nilai -0.3% dapat dikatakan bahwa diversifikasi hanya berpengaruh
sebesar -0.3% terhadap risiko sistematis perusahaan yang merupakan angka yang
sangat kecil untuk mempengaruhi suatu nilai dari perusahaan.Dalam hasil
penelitian ini menunjukan bahwa diversifikasi tidak berpengaruh kepada nilai
perusahaan. Hal ini dinyatakan dengan nilai signifikansi pada uji hipotesis yang
bernilai 0.970 berada jauh di atas dari nilai signifikansi yang ditentukan yang
seharusnya di bawah 0.05.
Dalam penelitian Li dan Wong (2003) yang dijelaskan dalam penelitian Harto
(2005) meneliti hubungan diversifikasi dengan kinerja pada perusahaanperusahaan di Cina. Mereka berpedapat bahwa strategi diversifikasi tidak hanya
dilihat dari aspek finanasial saja, tapi perlu juga dilihat dari faktor lingkungan
kontingen seperti faktor institusional yang berpengaruh pada strategi perusahaan.
Mereka mengemukakan bahwa strategi diversifikasi menjadi kurang optimal pada
26
lingkungan institusional yang tidak pasti maka dapat menurunkan nilai
perusahaan.
4.3.3 PengaruhDiversifikasi terhadap Risiko Sistematis
Dalam penelitian ini, setelah dilakukan uji hipotesis diversifikasi terhadap risiko
sistematis maka dapat terlihat bahwa diversifikasi berpengaruh negatif terhadap
risiko sistematis yang dapat ditunjukan dengan nilai signifikansi sebeser 0.010
yang berarti sesuai dengan syarat H3 diterima p value < α 0.05. Dengan nilai 0.471 ini menunjukan bahwa setiap satuan diversifikasi menurunkan risiko
sistematis sebesar 4.71% . Hal ini menjawab hipotesis 3 bahwa diversifikasi
bepengaruh negatif terhadap risiko perusahaan.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kurniasari (2011) meneliti mengenai
pengaruh diversifikasi apakahmengurangi risiko perusahaan,hasil penelitiannya
menemukan bahwa diversifikasi korporat dapat mengurangi risiko, beberapa
perusahaan memiliki risiko rendah dengan diversifikasi.
Pada hasil penelitian Sounder, Strock dan Travlos (1990)dalam Kartika N (2006)
menemukan adanya hubungan kausal positif antarakepemilikan manajerial dengan
risiko. Pada tingkat risiko tinggi manajer cenderung menjadi risk seeker
sehingga memilih proyek berisiko tinggi agar mendapat return yang tinggi. Dalam
menghadapi risiko ini manajer bekerja sama dengan pihak kreditor sehingga
terjadi peralihan kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham. Pada tingkat
risiko rendah manajer cenderung menjadi risk aversionsehingga tidak mencari
proyek berisiko tinggi. Sehingga dengan adanya kepemilikan manajerial, risiko
yang dihadapi perusahaan terdiversifikasi relatif rendah. Karena manajer yang
sekaligus merupakan pemegang saham atau pemilik perusahaan akan termotivasi
untuk mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
27
1.
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa diversifikasiberpengaruh
terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitasdilihat bahwa
koefisien dari variabel diversifikasi sebesar 0.156 bernilai positif yang
memberikan makna informasi tentang diversifikasi berpengaruh positif
terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa apabila dengan
melakukan diversifikasi dapat menaikan profitabilitas perusahaan.
2.
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa diversifikasi berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Namun berdasarkan uji hipotesis
diversifikasitidakberpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan nilai
perusahaan menggunakan proksi Price Earning Ratioyang mengunakan
indikator harga saham dapat dikatakan bahwa perusahaan yang
melakukan diversifikasi tidak mempengaruhi harga saham.
3.
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan diversifikasi berpengaruh terhadap
risiko sistematis perusahaan. Berdasarkan uji hipotesis diversifikasi
berpengaruh negatif terhadap risiko sistematis perusahaan. Perusahaan
yang melakukan diversifikasi dapat menurunkan risiko sistematis
perusahaan tersebut.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dirancang dengan sebaik mungkin namun terdapat
pula keterbatasan penelitian, diantaranya:
1.
Keterbatasan dalam mengambil jenis perusahaan yang digunakan sebagai
sampel penelitian ini hanya perusahaan manufaktur saja, sehingga tidak
mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan.
2.
Keterbatasan dalam mengambil periode penelitian yaitu hanya 3
tahunpenelitian.
3. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh tiga variabel dependen terhadap
satu variabel independen yaitu pengaruhdiversifikasi terhadap
profitabilitas dan nilai perusahaan dan risiko sistematis perusahaan
sedangkan faktor yang mempengaruhi harga saham tidak diikutkan dalam
penelitian ini.
28
5.3 Saran
Adapun saran penulis terhadap penelitian selanjutnya yaitu:
1. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan seluruh perusahaan
yang listing di BEIsebagai sampel penelitian.
2.
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode
pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah proksi lain
untuksehingga diharapkan dapat diperoleh hasil yang lebih signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Nugraha. 2007. Diversifikasi dan Performa Perusahaan Sebuah Evaluasi
Perusahaan di BEJ Depok. Program Study Ilmu Manajemen
Pascasarjana FEUI.
Adimiharja, Mintarsih. 1984. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Amihud, Y., and B. Lev. 1981. Risk Reduction as a Managerial Motive for
Conglomerate Mergers. Bell Journal of Economics 12: 605–617.
Anderson, dkk. 2006. Learner-centered Teaching and Education at USC : A
Resource for Faculty. www.esc.edu/academe/acsen/doc/Final2007.
Bahagia, Malla. 2008. Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Deviden dan
Kebijkan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pendekatan
Struktural Equitation Modeling, Jakarta. UIN Syarifhidayatullah.
Crutchley, C. and R. Hansen. 1989.A Test of the Agency Theory of Managerial
Ownership, Corporate Leverage and Corporate Dividends. Financial
Management, Vol. 18, pp. 36-76.
Dwi Hastuti, Theresia. 2005. Hubungan Antara Good Corporate Governance dan
Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Study Kasus Pada
Perusahaan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September 2005.
Gunarsih, Tri. 2003. Struktur Kepemilikan Sebagai Salah Satu Mekasnisme
Corporate Governance.Kompak nomor 8.
29
Harto, Puji. 2005. Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja : Studi Empiris Pada Perusahaan Publik di Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Hartono, Jogianto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Handayani, Resti. 2009. Pengaruh Tingkat dan Strategi Diversifikasi Terhadap
Profitability Pertumbuhan dan Resiko Perusahaan Manufaktur di
Indonesia. (Skripsi). Universitas Indonesia, Depok.
Ira Sabrina, Anindhita. 2010. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan. (Skripsi) Sarjana. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP). Semarang.
Jensen dan Meckling. 1976. Theory of The Firm : Managerial Behaviour Agency
Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economic.
Kusumawati. 2008. Diversifikasi, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Bisnis. Vol 6 no. 1 Hal 12-23.
Kurniasari, Anis. 2011. Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja
Perusahaan dan Resiko Dengan Moderasi Kepemilikan Manajerial.
(Skripsi) Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro. Semarang.
Lang, L.H.P., R.M. Stulz and R.A. Walkling. 1989. Managerial Performance,
Tobins Q, and The Gain from Succesfull Tender Offer. Journal of
Financial Economics. ElsevierVol.24. pp 137-154.
Mei Cheng, K.R. Subramanyam, Yuan Zhang. 2007. Earnings Guidance and
Managerial Myopia.Journal of Financial Economic.
Midiastuty, Pratana dan Mas’us, Machfoedz. 2003. Analisis Mekanisme
Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Seminar Nasional
Akuntansi VI, Surabaya.
Pandya, A.M., Rao N.V. 1998. Divesivication and Firm Performance : An
Empirical Evaluation. Journal of Financial and Strategic Decision 11 (2),
67-81.
Pawaskar, Vardhana. 1999. Effect of Product Market Divesification on Firm
Performance. A Study of Indian Corporate Sector. Journal of Financial
and Strategic Decision.
30
Pitts, R.A., Hopkins, H.D. 1982. Firm Diversity : Conceptualization and
Measurement. Academy of Management 7.
Roger, Mark. 2001. The Effect of Diversivication on Firm Performance.
Melbourne Institute. Working Paper No.2/01.
Satoto, Sinata Heru.2009. Strategi Diversifikasi Terhadap Kinerja Perusahaan .
Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol 13 no.2 Hal 280-287.
Setionoputri,dkk. 2009. Pengaruh Diversifikasi terhadap Excess Value
Perusahaan Manufaktur, Pedagang Grosir dan Eceran, serta Properti
dan Real Estate yang Terdaftar di BEI tahun 2005-2007. Simposium
Nasional Akuntansi XII.
Shleifer, Andrei & Vishny, R.W. 1997. A Survey of Corporate Governance.
Journal of Finance,52(2), 737-83.Teece, D.J., Pisano, G. & Shuen, A.
1997. Dynamic Capabilities and Strategic management. Strategic
Management Journal, 18(7), 509-533.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta), http://www.petra.ac.id, Hal. 43.
Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
Keagenan dan Informasi Asimetris. Graha Ilmu : Yogyakarta.
Wahyuni, Sisca. 2007. Pengaruh Diversifikasi Produk Terhadap Kinerja dan
Risiko Perusahaan.(Tesis). Depok : Program Studi Ilmu Manajemen
Pascasarjana FEUI.
Download