PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF,DAN MENYENANGKAN Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan pada pasal 19, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kemudian dalam pasal 28, ayat 1 mengamanatkan bahwa: Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada ketentuan ini adalah peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Berdasarkan kutipan regulasi pendidikan tersebut, dapat dipahami secara jelas bahwa proses pendidikan dan pembelajaran pada satuan pendidikan manapun, secara yuridis formal dituntut harus diselenggarakan secara aktif, inovatif, kreatif, dialogis, demokratis dan dalam suasana yang mengesankan dan bermakna bagi peserta didik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perundangan dan peraturan pendidikan yang berlaku di Indonesia, mengindikasikan pentingnya diterapkan strategi pembelajaran yang memperdayakan peserta didik. Dalam konteks ini, PAKEM sebagai salah satu pembelajaran yang telah dikembangkan dan sedang gencar dipromosikan implementasinya dalam praktik dunia pendidikan di Indonesia, memiliki singgungan dan relevansi yang kuat terhadap apa yang menjadi tuntutan yuridis formal ini (Ismail, 2008: 49-50). Muslim (2001) mengemukakan pengertian PAKEM dari dua dimensi yaitu (1) Dari dimensi guru (2) Dari Dimensi Siswa 1. Dimensi Guru Dalam proses belajar mengajar guru aktif dalam memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, mempertanyakan gagasan siswa, Guru harus kreatif dalam mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu atau media pembelajaran, Pembelajaran efektif jika guru dapat mencapai tujuan pembelajaran, Agar pembelajaran menyenangkan guru harus bisa mengemas materi agar lebih mudah dipahami siswa, menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 1. Dimensi Siswa Siswa harus aktif dalam bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya, Siswa kreatif dalam menulis /merangkum, merancang atau membuat sesuatu dan menemuakan seseatu yang baru bagi diri siswa, keefektifan siswa bisa dilihat dari penguasaan ketrampilan yang dibutuhkan oleh siswa, Pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa berani mencoba atau berbuat, berani bertanya, berani mengemukakan gagasan, berani mempertanyakan gagasan orang lain. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pelaksanaan Pembelajaran PAKEM menurut Dasim Budimansyah, dkk (2009:74-76) yaitu : (1) Memahami sifat yang dimiliki anak. (2) Mengenal anak secara perorangan. (3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar. (4) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pelaksanaan Pembelajaran PAKEM menurut Dasim Budimansyah, dkk (2009:74-76) yaitu : (5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. (6) Memanfaatkan lingkungan sumber belajar. sebagai (7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. (8) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental. Karakteristik PAKEM menurut Suparlan (2008: 70-71) •Aktif: pembelajaran ini memungkinkan peserta didik berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada di dalamnya, dalam hal ini guru terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. •Kreatif: Pembelajaran membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar dan sesama peserta didik, utamanya dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalampembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif, yaitu merancang dan melaksanakan PAKEM. •Efektif: Efektifitas pembelajaran akan mendongkrak kualitas hasil bekajar peseta didik. •Menyenangkan: Pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, dengan didukung lingkungan aman, bahan ajar relevan, menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif, yang pada umunya hal itu terjadi ketika dilakukan bersama dengan orang lain sebagai dorongan dan selingan humor serta istirahat dan jeda secara teratur. Seperti yang dikemukakan oleh Budimansyah, dkk (2009:73) Selain ciri fisik yang ada dalam PAKEM, ada lima karakteristik utama yang dikemukakan oleh Utami (2010:37) dalam PAKEM, yaitu : Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Sementara itu ciri-ciri yang paling menonjol dalam PAKEM menurut Suparlan dalam Utami (2010 : 38 ) adalah sebagai berikut : 1. Adanya sumber belajar yang beraneka ragam. 2. Sumber belajar yang beragam tersebut kemudian didisain skenario pembelajarannya dengan berbagai kegiatan. 3. Hasil kegiatan pembelajaran berupa karyakarya individu atau kelompok siswa dipajang di kelas. 4. Aktivitas pembelajaran bervariasi secara aktif. 5. Dalam mengerjakan berbagai tugas, para siswa baik secara individual maupun kelompok, mencoba mengembangkan kreativitas mereka semaksimal mungkin. 6. Dalam menjalankan aktivitas, terlihat antusiasme dan rasa senang siswa Prinsip-prinsip PAKEM Ciri-ciri atau karakteristik PAKEM adalah: Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik dan guru, pembelajarannya efektif, pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik. Dan prinsip PAKEM antara lain: 1. Mengalami: peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional 2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya komunikasi antara guru dan peserta diidik 3.Interaksi: kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi arah 4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan (Ismail, 2008: 46-47). Menurut (Hadi Mustofa, 1998) lima metode kunci untuk merancang seting kelas yang konstruktif , yaitu: Melindungi pemelajar dari kerusakan praktik instruksional dengan mengembangkan otonomi dan kontrol pemelajar, mendorong pengaturan diri dan membuat instruksi secara pribadi yang relevan dengan pemelajar. Menciptakan konteks belajar yang mendorong pengembangan otonomi pribadi. Mengkondisikan pemelajar dengan alasan-alasan belajar dalam aktivitas belajar. Mendorong pengaturan diri dengan pengembangan keterampilan dan tingkah laku yang memungkinkan pemelajar meningkatkan tanggung jawab dalam belajarnya. Mendorong kesadaran belajar dan pengujian kesalahan Indikator PAKEM Dalam penerapan PAKEM oleh pendidik atau guru bias dilihat dan dicermati berbagai indikasi yang muncul pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan. Di samping itu, pendidik juga perlu memperhatikan berbagai prinsip ketika menerapkannya. Kriteria ada atau tidaknya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan di antaranya dapat dilihat pada beberapa indikator berikut. INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE 1. Pekerjaan Peserta Didik (Diungkapkan dengan bahasa/ kata-kata peserta didik sendiri). PAKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri. Guru membimbing peserta didik dan memajang hasil karya nya agar dapat saling belajar 2. Kegiatan Peserta Didik (peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri). Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja. Guru dan peserta didik interaktif dan hasil pekerjaan peserta didik dipajang untuk meningkatkan motivasi. INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE 3. Ruang Kelas (Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik). Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering digunakan diletakkan strategis. Pengamatan ruangan kelas dan dilihat apa saja yang dibutuhkan untuk dipajang, dimana, dan bagaimana memajangnya 4. Penataan Meja Kursi (Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel). Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/tehnik, misalnya melalui verja kelompok, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual. Diskusi kerja kelompok, kerja mandiri, pendekatan individual guru kepada murid yang prestasinya kurang baik, dsb. 5. Suasana Bebas (Peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untukmenyampaikan atau mengungkapkan pendapat). Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain. Guru dan sesama peserta didik mendengarkan dan menghargai pendapat peserta didik lain, diskusi, dan kerja individu. INDIKATOR PROSES PENJELASAN METODE 6. Umpan Balik Guru (Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik secara memperbaiki kesalahan). Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi; dan guru memberikan bimbingan individual atau pun kelompok dalam hal penyelesaian masalah. Penugasan individual atau kelompok; bimbingan langsung; dan penyelesaian masalah. 7. Sudut Baca (Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai sudut baca untuk peserta didik) Sudut baca diruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (Peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dll) Observasi kelas diskusi, dan pendekatan terhadap orangtua. 8. Lingkungan Sekitar (Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran). Sawah, lapangan, pon, sungai, kantor pos, puskesmas, stasiun dan lain-lain dioptimalkan pemanfataannya untuk pembelajaran. Observasi lapangan eksplorasi, diskusi kelompok, tugas individual, dan lain-lain. Hakikat Bahasa Jerman Sebagai Pembelajaran Bahasa Asing Stern (1983: 21) berpendapat bahwa “Language teaching is defined as activities intended to bring about language learning, a theoryof language, teaching always implies concepts of language learning”.Makna dari kutipan tersebut adalah pembelajaran bahasa turutmengikutsertakan konsep pengajaran bahasa dan teori kebahasaan untukdapat melakukan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mempelajaribahasa tersebut. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang kemampuan belajar bahasa itu sendiri. Sembel (2003: 14) mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa dapat berjalan dengan baik perlu dilakukan dengan urutan yang benar,urutan tersebut adalah: Dimulai dengan mendengarkan bagaimana bahasatersebut diucapkan. Setelah peserta didik bisa memahami input lisan,peserta didik perlu mencobanya sendiri untuk mengucapkannya.Selanjutnya, peserta didik boleh membaca atau melihat bagaimana input tersebut dituliskan. Terakhir peserta didik bisa mulai mempraktikkanbagaimana menuliskan input tersebut, selain empat keterampilan tersebut,terdapat aspek pendukung untuk menguasai empat keterampilan tersebutyaitu aspek tata bahasa atau gramatika bahasa Jerman. Erdmenger (2000: 17) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran guru bahasa harus memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam mempelajari suatu bahasa, yaitu: (1) bagaimana guru dapat membuat peserta didik tetap tertarik mempelajari bahasa yang dipelajari, (2) bagaimana guru membuat materi kebahasaan yang dipelajari lebih mudah diingat dan (3) bagaimana guru menganjurkan peserta didik untuk menggunakan bahasa yang mereka pelajari. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here Istilah Everyone Is a Teacher Here berasal dari bahasa Inggrisyang berarti setiap orang adalah guru (Fachrurrozi dan Mahyuddin, 2010:206). Jadi metode Everyone Is a Teacher Here adalah suatu metode yangmemberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai“pengajar” terhadap peserta didik yang lain. Dalam proses belajar mengajar informasi atau pengetahuan tidak harus berasal dari guru,peserta didik bisa saling mengajar dengan peserta didik yang lainnya. Menurut Silberman (2009: 171) metode ini merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawabindividu. Metode ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didikuntuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap peserta didik yang lain. Metode Everyone Is a TeacherHere merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistikyang menempatkan peserta didik sebagai subyek dalam pembelajaran. Metode ini dapat dilakukan bersamaan dengan metode ceramah. Metode ceramah sebagai dasar agar peserta didik mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge). Dengan demikian peserta didik akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar dan mampumerekonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator (Zaini, 2008: 60). Hal ini sesuai dengan pendapat Silberman (2006: 2) yang menyatakan bahwa: When I only hear, I forgetWhen I hear and see, I remember a little When I hear, see, and ask question and discuss with someone else, I begin to understand.When I hear, see, question, discuss, and do, I aquire knowledge and skill When I teach someone, I master what I have learned. Lecture 5 percent, Reading 10 percent, Audiovisuals 20 percent, Demonstration 30 percent, Discussion 50 percent, Practice by doing 75 percent, Teaching others 90 percent”. Pelaksanaan Metode Everyone Is a Teacher Here Menurut Ismail (2008: 74) langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here adalah sebagai berikut. 1) Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas. 2) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok, dan dibagikan kembalisecara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakanpertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 3) Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya. 4) Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi peserta didik untuk angkat tangan bagi yang siap membaca, tanpa langsung menunjuknya) 5) Mintalah dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. 6) Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan peserta didik agar termotivasi dan tidak takut salah. 7) Kembangkan diskusi secara lebih lanjut dengan cara peserta didik bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia. 8) Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut. Kelebihan dan Kekurangan Metode Everyone Is a Teacher Here Djamarah dan Zaini (1997: 107) menyatakan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dari metode Everyone Is aTeacher Here. 1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik,sekalipun ketika itu peserta didik sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang kantuknya. 2) Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan dayapikir, termasuk daya ingatan. 3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Metode Everyone Is a Teacher Here juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain sebagai berikut. 1) Memerlukan banyak waktu. 2) Peserta didik merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang. 3) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikirdan mudah dipahami peserta didik.