KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

advertisement
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NOMOR 15, JAKARTA 10110,
TELEPON (021) 3842638, 3805562 FAXIMILE (021) 3805559, 3805562
SITUS WWW.menegpp.go.id
NOTA DINAS
Yth.
Dari
Hal
Tembusan
Tanggal
: Kepala Bagian Hukum
:
: Laporan Kegiatan Telaahan Perda Diskriminatif Gender, tanggal 28 mei
di Hotel Akmani, Jakarta.
: Kepala Biro Hukum dan Humas
: 3 Juni 2014
Sehubungan dengan kegiatan Telahaan Perda Diskriminatif Gender yang
diselenggarakan Biro Hukum dan Humas c.q Bgaian Hukum, pada tanggal 28 Mei 2014 di
Hotel Akmani, Jakarta, kami laporkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya Perda yang diindikasikan diskriminatif
Gender. Tolak ukur yang digunakan KPP dan PA untuk telaahan Perda diskriminatif
Gender adalah Parameter Kesetaraan Gender, yaitu dilihat dari Akses, Partisipasi,
Kontrol dan Manfaat , sedangkan yang digunakan Kemendagri untuk telaahan Perda
diskriminatif Gender yaitu tidak boleh bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi,
tidak boleh bertentangan dengan kesusialaan, dan tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum. Sedangkan tolak ukur telaahan Perda sebagaimana disampaikan
oleh Narasumber yaitu Ibu. Maharani Sofiati (Kemendagri) adalah sebagai berikut:
a. Kewenangan : apakah daerah mempunyai kewenangan untuk membuat Perda.
b. Prosedur
: apakah sudah sesuai dengan prosedur / tahapan pembentukan
peraturan perundang-undangan.
c. Substansi
: substansi / politik hukum tidak boleh bertentangan dengan aturan
yang lebih tinggi, tidak boleh bertentangan dengan kesusialaan,
dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum serta
tidak boleh bertentangan dengan asas hukum, asas pembentukan
peraturan perundang-undangan dan asas materi muatan.
d. Implementasi : pada tataran implementasi tidak boleh mendiskriditkan salah satu
jenis kelamin,karena pada implementasinya perda lebih
menyudutkan perempuan.
2.
Teknik /tahapan telaahan Perda diskriminatif gender dengan tolak ukur Parameter
Kesetaraan Gender yaitu pertama lihat jenis perdanya, jika perda diskriminatif
maka langsung buka yang rumpun hak tentang diskriminasi (pasal 28 I UUD 1945),
dan jika tentang pemenuhan hak anak maka langsung buka rumpun hak atau hak
konstitusional tentang anak, setelah itu dicari temuannya atau materi yang
diskriminatifnya, jika sudah ditemukan selanjutnya kaji dengan APKM, serta
yang terakhir bisa ditambahkan kajian menggunakan Undang-undang nomor
12 tahun 2011 terkait dengan teknik penyusunan peraturan daerahnya.
3.
Hasil telaahan Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 7 Tahun
2001 tentang Larangan Perbuatan Prostitusi dan Tuna Susila di Kabupaten Way
4.
5.
Kanan yiatu Pasal 1 huruf i Peraturan Daerah dimaksud yang berbunyi: “Germo
atau mucikari adalah orang laki-laki atau perempuan yang menyelenggarakan
pengusahaan rumah atau tempat pelacuran dengan memelihara pelacur wanita.”
Rumusan pasal tersebut termasuk diskriminatif karena ditujukan kepada jenis
kelamin perempuan sebagai pelacur sehingga menimbulkan kriminalisasi
terhadap perempuan dan memberikan penekanan bahwa perempuan sebagai
pencetus terjadinya kejahatan (kriminogenik), sehingga termasuk dalam Rumpun
Hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan kekerasan (Rumpun Hak ke-11)
serta Hak Konstitusional Hak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai yang merupakan hak
asasi (Hak Konstitusional ke-29), Hak untuk bebas dari perlakukan
diskriminatif (Hak Konstitusional ke-31), Hak untuk mendapatkan
perlindungan terhadap perlakukan yang bersifat diskriminatif (Hak
Konstitusional ke-34).
Hasil telaahan Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 1 Tahun
2009 tentang Pelarangan dan Penertiban Penyakit Masyarakat yaitu Pasal 1 angka
25 Peraturan Daerah dimaksud yang berbunyi “Warung remang-remang adalah
tempat menjual minuman beralkohol yang dapat memabukan serta menyediakan
pelayan wanita yang berpakaian seksi dengan penerangan lampunya redup
secara sengaja” rumusan pasal tersebut termasuk diskriminasi secara langsung
karena ditujukan kepada jenis kelamin perempuan sebagai pelayan wanita
berpakaian seksi sebagai pencetus terjadinya pelacuran (prostitusi), sehingga
termasuk dalam Rumpun Hak bebas dari ancaman, diskriminasi dan
kekerasan (Rumpun Hak ke-11) serta Hak Konstitusional Hak untuk bebas
dari perlakukan diskriminatif (Hak Konstitusional ke-31), Hak untuk
mendapatkan perlindungan terhadap perlakukan yang bersifat
diskriminatif (Hak Konstitusional ke-34).
Hasil telahaahan Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Nomor 3 tahun
2003 tentang berpakaian muslim dan muslimah bagi siswa, mahasiswa dan karyawan
yaitu narasumber belum berani memberikan jawaban terkait perda
berpakaian muslim dan muslimah apakah termasuk diskriminatif gender
atau tidak, karena ada atau tidak perda ini bagi orang islam wajib
berpakaian muslim dan muslimah / menutup aurat. Akan tetapi perda ini
bisa dikategorikan diskriminatif agama, karena mengatur hanya salah satu
agama, sehingga bisa dilihat dirumpun haknya mengenai diskriminasi agama (pasal
28 j).
Demikian laporan yang dapat kami sampaikan, mohon arahan lebih lanjut.
Hormat kami,
………………………………………..
Download