LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DENGAN SEKRETARIS JENDERAL MPR RI, SEKRETARIS JENDERAL DPD RI, DAN KETUA KOMNAS HAM ------------------------------------------------------------------(BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Sifat Jenis Rapat Hari/tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Hadir Ijin Sekretaris Rapat Acara : 2010-2011 :I : : Terbuka : Rapat Dengar Pendapat : Jumat, 3 September 2010 : 13.30 WIB : Ruang Rapat Komisi III DPR RI : Ir. Tjatur Sapto Edy, MT / Wakil Ketua Komisi III DPR RI : 32 orang anggota : 20 orang anggota : I.B Rudyanto, SH, MH / Kepala Bagian Set.Komisi III DPR-RI : Pembahasan RKAKL Tahun 2011 KESIMPULAN/KEPUTUSAN I. PENDAHULUAN Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR RI dibuka pukul 13.30 WIB oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ir. Tjatur Sapto Edy, MT dengan agenda rapat sebagaimana tersebut diatas. II. POKOK-POKOK PEMBAHASAN Hal-hal yang disampaikan oleh Sekjen MPR RI : 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam RAPBN tahun 2011 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.340,8 miliar. Jumlah ini secara nominal meningkat Rp.80,5 miliar atau 30,9% bila dibandingkan dengan alokasi anggaran belanja MPR dalam APBN-P tahun 2010 sebesar Rp.260,3 miliar. Rencana alokasi anggaran belanja MPR tersebut seluruhnya bersumber dari Rupiah Murni, yang akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain : (1) program pelaksanaan tugas konstitusional MPR dan alat kelengkapannya, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.253,5 miliar; (2) program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya MPR, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.48,8 miliar; serta (3) program peningkatan sarana dan prasarana aparatur MPR, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.38,5 miliar. 1 Output yang diharapkan dari berbagai kegiatan tersebut, antara lain : [1] meningkatknya pemahaman masyarakat terhadap Nilai-Nilai Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika; serta [2] bertambahnya dukungan teknis dan administrasi persidangan MPR dan alat kelengkapannya 100%. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh MPR pada tahun 2011 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain : (1) meningkatnya kualitas pelayanan administrasi MPR dan alat kelengkapannya; (2) tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, baik dalam lingkup MPR maupun Sekretariat Jenderal MPR; serta (3) terlaksananya tugas konstitusional MPR dan alat kelengkapannya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. 2. Untuk tahun 2011, berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : 294/MK.02/2010 tanggal 24 Juni 2010, MPR RI memperoleh pagu indikatif sebesar Rp.340.800.000.000,- (tiga ratus empat puluh miliar delapan ratus juta rupiah). Pagu tersebut dialokasikan untuk membiayai 3 (tiga) program, yaitu : Program Pelaksanaan Tugas Konstitusional MPR dan alat kelengkapannya sebesar Rp.253.515.631.000,- (dua ratus lima puluh tiga miliar lima ratus lima belas juta enam ratus tiga puluh satu ribu rupiah). Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis MPR sebesar Rp.48.816.791.000,- (empat puluh delapan miliar delapan ratus enam belas juta tujuh ratus sembilan puluh satu ribu rupiah). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR sebesar Rp.38.467.578.000,- (tiga puluh delapan miliar empat ratus enam puluh tujuh juta lima ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah). Hal-hal yang disampaikan oleh Ketua Komnas HAM: 1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam RAPBN tahun 2011 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.57,2 miliar. Jumlah ini turun sebesar Rp.0,9 miliar atau 1,5% bila dibandingkan dengan pagu alokasi anggaran belanja Komnas HAM dalam APBN-P tahun 2010 sebesar Rp.58,1 miliar. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh terselesainya pembangunan gedung dalam tahun anggaran 2010. Rencana alokasi anggaran belanja Komnas HAM dalam RAPBN tahun 2011 tersebut seluruhnya bersumber dari Rupiah Murni, yang akan dimanfaatkan untuk melaksanakan program kerja dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Komnas HAM. Output yang diharapkan dari kegiatan pada program-program tersebut adalah tercapainya kenaikan pemahaman aparatur negara terhadap ketaatan atas produk perundang-undangan yang berperspektif HAM sebesar 5%. Sementara itu, outcome yang diharapkan adalah meningkatnya dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis Komnas HAM. 2. Rencana Kerja dan Anggaran Komnas HAM Tahun Anggaran 2011 Nama Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Nama Kegiatan Anggaran Penguatan kesadaran Rp.7.372.860.000,HAM masyarakat dan aparatur negara Peningkatan Rp.10.320.860.000,penanganan dan Penanggung Jawab Biro Administrasi Pemajuan HAM Biro Administrasi Penegakan HAM 2 Komnas HAM penyelesaian kasus pelanggaran HAM Pencegahan dan Penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan pemenuhan hak korban Pengembangan Perencanaan dan Kerjasama Komnas HAM Peningkatan Pelayanan Umum Komnas HAM Anggaran Komnas HAM 2011 (berdasarkan Pagu Sementara) Rp.9.267.593.000,- Komnas HAM Rp.3.365.870.000,- Biro Perencanaan dan Kerjasama Rp.26.872.817.000,- Biro Umum Rp.57.200.000.000,- Hal-hal yang disampaikan oleh Sekjen DPD RI: 1. Dalam RAPBN tahun 2011, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp1,2 triliun. Jumlah ini secara nominal meningkat sebesar Rp519,6 miliar, atau 81,9 persen bila dibandingkan dengan pagu alokasi anggaran belanja DPD dalam APBN-P tahun 2010 sebesar Rp634,6 miliar. Rencana alokasi anggaran belanja DPD dalam RAPBN tahun 2011 tersebut seluruhnya bersumber dari rupiah murni, yang akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain yaitu: (1) program peningkatan sarana dan prasarana aparatur DPD RI, dengan alokasi anggaran sebesar Rp641,3 miliar; (2) program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya DPD RI sebesar Rp327,6 miliar; serta (3) program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi, dengan alokasi anggaran sebesar Rp185,3 miliar. Output yang diharapkan dari berbagai kegiatan pada program-program tersebut, antara lain adalah: (1) tercapainya persentase tersedianya dukungan persidangan Komite I, Komite III, Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU), Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT), Kelompok DPD di MPR untuk pelaksanaan fungsi legislasi, pertimbangan dan pengawasan Dewan Perwakilan Daerah sebesar 100 persen; serta (2) tercapainya persentase terselenggaranya kegiatan perencanaan, keuangan, administrasi keanggotaan, kepegawaian, penataan organisasi dan tata laksana, teknologi informasi, pengkajian aspirasi masyarakat daerah, dan pengkajian kebijakan hukum sebanyak 100 persen. Berdasarkan output yang dihasilkan dari berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh DPD pada tahun 2011 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain adalah: (1) terselenggaranya pelaksanaan fungsi legislasi, pertimbangan, dan pengawasan DPD serta penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah dan akuntabilitas kinerja anggota DPD; serta (2) terselenggaranya pelaksanaan kinerja Biro Administrasi, Biro Sekretariat Pimpinan, Biro Perencanaan dan Keuangan, Pusat Data dan Informasi, Pusat Kajian Daerah, Pusat Kajian Kebijakan dan Hukum Setjen DPD. 3 2. Pemerintah melalui Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : SE-294/MK.02/2010 tanggal 24 Juni 2010 menetapkan Pagu Sementara DPD RI Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp.1.154.200.000.000,- (satu triliun seratus lima puluh empat milyar dua ratus juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut : Program Penguatan Kelembagaan DPD dalam Sistem Demokrasi, sebesar Rp.185.319.093.000,- (seratus delapan puluh lima milyar tiga ratus sembilan belas juta sembilan puluh tiga ribu rupiah). Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya DPD RI, sebesar Rp.327.596.182.000,- (tiga retus dua puluh tujuh milyar lima ratus sembilan puluh enam juta seratus delapan puluh dua ribu rupiah. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPD RI, sebesar Rp.641.284.725.000,- (enam ratus empat puluh satu miliar dua ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus dua puluh lima ribu rupiah). Hal-hal yang menjadi pokok-pokok pembahasan : 1. Penjelasan terkait Gedung Nusantara III yang akan dipinjamkan kepada DPD. 2. Realisasi dari masing-masing mitra kerja yang dirasakan masih sangat rendah. 3. Komnas HAM perlu lebih proaktif terhadap penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat. 4. DPD perlu melakukan penguatan institusinya dan isu-isu positif bisa ditarik oleh MPR dan DPD. 5. Penjelasan terkait program sosialisasi MPR. 6. Penjelasan terkait rumah aspirasi DPD. 7. Penjelasan terkait program mediasi / penyuluhan hukum sebagai peran dari Komnas HAM. 8. Bagaimana mekanisme kerja anggota DPD di daerah, dengan rencana pembangunan kantor di daerah. 9. Hasil pengawasan/legislasi/anggaran dari DPD seharusnya bisa diserahkan kepada komisi-komisi terkait di DPR, bukan hanya kepada Pimpinan DPR.RI III. PENUTUP Berdasarkan siklus anggaran, Komisi III DPR akan kembali melakukan pembahasan pada awal Oktober, setelah melakukan rapat kerja dengan Menteri Keuangan dan Bappenas pada tanggal 29 dan 30 September 2010. Rapat ditutup tepat pukul 15.25 WIB PIMPINAN KOMISI III WAKIL KETUA, Ir. TJATUR SAPTO EDY, MT 4