hukum tata negara - M. Hamidi Masykur

advertisement
HUKUM TATA NEGARA
PENGANTAR HUKUM INDONESIA
M. Hamidi Masykur, S.H., M.Kn.
HUKUM TATA NEGARA
1. DEFINISI
2. OBYEK HTN
3. SUMBER HTN
4. ASAS-ASAS HTN
5. SEJARAH KETATANEGARAAN
6. PROSES AMANDEMEN UUD 1945
7. SUPRA DAN INFRA STRUKTUR
8. OTONOMI DAERAH
(1)
DEFINISI
ISTILAH HUKUM TATA NEGARA
• Constitutional Law (State Law)
dalam bahasa Inggris
• Droit Contitutionalle dalam bahasa
Perancis
• Staatrecht dalam bahasa Belanda
DEFINISI
• Hukum Tata Negara adalah :
“sekumpulan peraturan hukum yang
mengatur Organisasi Negara, Hubungan antar
alat kelengkapan negara dalam garis
horisontal dan vertikal, serta kedudukan
warga negara dan hak-hak asasinya”.
(2)
OBYEK
HUKUM TATA NEGARA
OBYEK HUKUM TATA NEGARA
• Obyek HTN adalah negara
• HTN akan mempelajari tentang organisasi negara
(susunan, tugas, hak, wewenang dan pembagian
kerja antar lembaga negara) yang di dalamnya
meliputi bahasan tentang bentuk negara, bentuk
pemerintahan, dan pembagian wilayah.
• Hubungan horisontal alat kelengkapan negara yang
akan membahas tentang lembaga-lembaga
legislatif, eksekutif dan yudikatif. Tentang
hubungan vertikal yang akan membahas
pembagian wilayah dan hubungan pusat-daerah.
• Warga Negara yang akan membahas tentang asasasas kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia.
(3)
SUMBER
HUKUM TATA NEGARA
SUMBER HUKUM
• Segala apa yang menimbulkan aturanaturan yang mempunyai kekuatan bersifat
memaksa yaitu jika di langgar akan
menimbulkan sangsi
SUMBER HUKUM TATA NEGARA DALAM
ARTI FORMAL/KENBORN
• Hukum Tertulis
Yaitu hukum hasil pekerjaan perundangundangan
dari
berbagai
badan
yang
berwenang. Wujudnya UU, PP, perjanjian, dll.
• Hukum Adat
Yaitu hukum yang tumbuh dan berkembang di
dalam kehidupan sehari-hari rakyat yang di
akui oleh penguasa. Misal ; Ketentuan hukum
mengenai swapraja (kedudukan, struktur
pmerintahan organisasi jabatan.
SUMBER HUKUM TATA NEGARA DI
INDONESIA
• Hukum Tertulis
(UU No 10 Tahun 2004 pasal 7)
• Hukum Adat
• Yurisprudensi  Kumpulan keputusan
pengadilan mengenai persoalan
ketatanegaraan
• Ajaran-ajaran tentang Hukum Tata
Negara
(4)
ASAS - ASAS
HUKUM TATA NEGARA
(1)
AZAS NEGARA KESATUAN
Negara Kesatuan
• Negara Kesatuan yaitu
 suatu bentuk negara dimana untuk mengatur
daerah berada di tangan pusat, terdapat hubungan
antara pusat dan daerah kepala negara dan
konstitusi hanya tunggal kedalam dan keluar
merupakan satu kesatuan
• Azas-azas Umum Negara Kesatuan :
1.
Desentralisasi
2.
Dekonsentrasi
3.
Tugas Pembantuan (Medebewind)
Desentralisasi
• Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Ps. 1 Angka 7 UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
• Desentralisasi merupakan salah satu asas
pemencaran kewenangan pada Negara Kesatuan
• Desentralisasi melahirkan Daerah Otonom
• Kewenangan yang diberikan kepada daerah
menjadi Isi Otonomi Daerah
Dekonsentrasi
• Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
(Ps. 1 Angka 8 UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah)
• Urusan pemerintahan dengan pelimpahan
kewenangan dari pusat ke daerah yang disertai
dengan pendanaan, sumber daya manusia dan
lainnya.
Tugas Pembantuan
(Medebewind)
• Tugas pembantuan adalah penugasan dari
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa
dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa
untuk melaksanakan tugas tertentu. (Ps. 1
Angka 9 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah)
• Urusan pemerintahan, perintah pelimpahan
dari pusat kepada daerah.
(2)
AZAS NEGARA HUKUM
Unsur dalam
Negara Hukum:
• Hubungan antara yang memerintah dengan
yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan,
melainkan berdasarkan suatu norma objektif
yang juga mengikat pihak yang memerintah.
• Norma objektif atau disebut hukum tidak
hanya memenuhi syarat formal namun secara
substantif harus adil dan responsif.
Alasan mendasar negara dijalankan berdasarkan
hukum :
•
•
•
•
Kepastian Hukum
Tuntutan perlakuan yang sama
Legitimasi demokratis
Tuntutan akal budi.
Ciri-ciri Negara Hukum
• Menurut Franz Magnis Suseno,
Ciri-ciri negara hukum:
 kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum
positif yang berlaku kegiatan negara berada di
bawah kontrol kekuasaan kehakiman yang
efektif berdasarkan UUD yang menjamin HAM
dan pembagian kekuasaan
Ciri-ciri Negara Hukum menurut International
Comission of Jurists di Bangkok 1965 :
• Perlindungan konstitusional, yaitu adanya
jaminan HAM dalam konstitusi dan prosedur
memperoleh perlindungan HAM.
• Badan kehakiman yang bebas dan mandiri
• Pemilu yang bebas
• Kebebasan menyatakan pendapat
• Kebebasan berserikat
• Adanya pendidikan kewarganegaraan
Rechsstaat
Rechsstaat di mulai abad 19 di Jerman,
•
•
1.
2.
3.
•
1.
2.
3.
•
1.
2.
3.
4.
Karakteristiknya :
Berangkat dari perjuangan menentang absolutisme (revolusioner)
Kontinental (civil law)
Administratif
Ciri-ciri Rechsstaat :
Adanya Undang-undang Dasar
Adanya pembagian kekuasaan negara
Adanya pengakuan Hak-hak kebebasan Rakyat
Ciri-ciri Rechtsstaat (Menurut Stahl):
Perlindungan terhadap HAM
Pemisahan dan pembagian kekuasaan negara untuk menjamin
perlindungan HAM
Pemerintahan berdasarkan peraturan
Adanya peradilan administrasi
Lanjutan ….. Rechsstaat
•
1.
2.
3.
4.
Burkens  Syarat Rechsstaat :
Asas legalitas
Pembagian kekuasaan
Perlindungan hukum terhadap hak-hak dasar
Pengawasan peradilan
•
1.
2.
Rechsstaat, terbagi menjadi :
Liberal – Rechsstaat
Sociale – Rechsstaat
Lanjutan ….. Rechsstaat
•
Prinsip Dasar liberal – Rechsstaat
1.
Pemisahan Negara dan masyarakat sipil
2.
Adanya jaminan atas hak-hak kebebasan sipil
3.
Asas legalitas
4.
Birokrasi dan Kekuasaan kehakiman yang netral
5.
Perlindungan Hukum bagi rakyat
6.
Pembagian kekuasaan
•
Prinsip Dasar Sociale – Rechsstaat
1.
Perlindungan terhadap hak sosial, ekonomi dan hak budaya
2.
Asas publik diartikan berbasis masyarakat
3.
Asas legalitas
4.
Kepentingan Seluruh Masyarakat
Konsep The Rule of Law :
• The Rule of law : A.V Dicey 1885 di Inggris.
• Makna The Rule of law :
 Supremasi absolut
 Persamaan di hadapan hukum
 Hukum Konstitusi adalah konsekwensi dari hakhak individu
• Ciri-ciri the rule of law (menurut AV Dicey) ;
 Supremasi aturan-aturan hukum
 Kesamaan kedudukan di depan hukum
 Jaminan perlindungan HAM
BENTUK-BENTUK
NEGARA HUKUM
1.
NEGARA HUKUM FORMAL
•
Negara hukum formal berkembang pada abad XIX
•
Menitik beratkan pada indiviadualisme
•
Pemerintah sebagai nachwachtersstaat (penjaga malam) yang tugas melaksanakan
keputusan-keputusan parlemen yang dituangkan dalam undang-undang.
•
Pemerintah dituntut untuk pasif dan hanya sebagai wasit atau pelaksana berbagai
keinginan rakyat yang dituangkan dalam undang-undang agar tidak terjadi absolutisme.
•
Akibat dari negara formal ini adalah kesenjangan ekonomi dan sosial.
2.
NEGARA HUKUM MATERIIL
•
Pertengahan abad XX muncul gagasan negara hukum materiil (welfare state).
•
Pemerintah justru bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya
•
Pemerintah turut campur dalam kegiatan masyarakat dan tidak boleh pasif.
(3)
AZAS DEMOKRASI
Bilamana Suatu Negara Dikatakan
Menjalankan Demokrasi ?
Jika :
• Adanya kebebasan membentuk perkumpulan
• Adanya kebebasan menyatakan pendapat
• Adanya hak suara dalam pemilu
• Adanya kesempatan untuk di pilih untuk
menduduki jabatan tertentu
• Terdapat berbagai sumber informasi
• Adanya pemilihan yang bebas dan jujur
• Kebijakan lembaga negara tergantung kehendak
rakyat.
Ciri Negara Demokratis (Afan
Gaffar) :
• Penyelenggara kekuasaan berasal dari rakyat
• Penyelenggaraan kekuasaan secara
bertanggungjwab
• Adanya partisipasi langsung atau tidak
langsung
• Rotasi Kekuasaan
• Pemilu
• Kebebasan di jadikan hak-hak dasar manusia.
Asas-asas demokratis yang
melandasi Negara Hukum :
•
•
•
•
•
Asas
Asas
Asas
Asas
Asas
hak-hak politik
mayoritas
perwakilan
pertanggungjawaban
publik
(5)
SEJARAH
KETATANEGARAAN
(6)
PROSES AMANDEMEN
UUD 1945
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H.,
M.Kn
Perubahan Paradigma
• Desentralistik untuk mengubah paradigma
sentralistik
• Demokratisasi untuk mengubah paradigma
otoritarian
• Pluralistik untuk mengubah paradigma
unifomitas yang integralistik
• Paritisipatif untuk mengubah paradigma state
oriented.
Kelemahan Amandemen
• Tidak mampu menggagas perubahan yang
partisipatif, shg elitis.
• Menjadi pertarungan elit politik/kelompok.
• Tidak dilakukan oleh para ahli, tetapi dominasi
kelompok
• Tidak memiliki content draf yang utuh sosok
bernegara yang akan dibangun
• UUD menjadi parsial, tdk konsisten
Periode Amandemen
I/1999
• Membatasi kekuasaan Presiden dan
memperkuat lembaga DPR.
• Tidak ada pemikiran yang disepakati
ketentuan mana yang akan dirubah
selanjutnya dan sampai berapa tahap
perubahan dilakukan
Periode Amandemen
II/2000
• Otonomi daerah, Lbg Neg, Pemilu,
HAM dan Hankam. Belum disepakati
substansi perubahan berikutnya dan
sampai berapa tahap dilakukan.
• Disepakati 4 hal yang tidak akan
dirubah, yaitu: bentuk NKRI, Sistem
Presidensiil, Pemerintahan Republik
dan Pembukaan UUD 1945.
Periode Amandemen III/2001
• Substansi diluar amandemen I dan II
• Kesepakatan menghapuskan Penjelasan,
ketentuan yang relevan ditarik kedlm pasal
• Mtr yg tdk selesai ditampung dalam TAP
IX/MPR/2001utk bahan amandemen ke IV
• Kesepakatan Amandemen IV, sebagai tahap
terakhir
Periode Amandemen IV/2002
• Ditujukan kepada materi yang tertampung
dalam TAP No. IX/MPR/2001.
• Sampai akhir masa persidangan terdapat
substansi yang alot diperdebatkan, al: pasal 29
(akhirnya disepakati untuk tidak diubah),
keberadaan MPR untuk dipertahankan atau
dihapuskan, psl 33 yg akhirnya ditmbh 2 ayat
Pembentukan KK
• Desakan pembentukan KK tak terelakkan
• TAP I/MPR/2002, menjadi landasan
• KK bertugas melakukan kajian komprehensif
tentang perubahan UUD 1945
IMPLIKASI HASIL AMANDEMEN UUD
1945 TERHADAP KETATANEGARAAN
Kedaulatan: di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut UUD
(ps 1 ay 2)
• Kedaulatan dg membuka ruang partisipatif
rakyat lebih luas
• MPR tdk lagi pelaku Kedaulatan Rakyat
sepenuhnya
• MPR tdk lagi memilih Presiden, menetapkan
GBHN dan meminta pertanggung jawaban
Presiden
• Anggt DPR, DPD dan Presiden dipilih secara
langsung
Pemilihan Presiden Secara
Langsung (Ps 6A)
• Kedudukan Presiden kuat, karena
dipilih langsung
• Presiden dan Wapres dipilih dalam
satu paket
• Presiden tidak dapat dijatuhkan,
kecuali melakukan tindak pidana
sebagaimana diatur UUD
Review Substansi : Sistem
Pemerintahan
Masih Ambigu karena MPR masih memiliki
kewenangan:
a.Memilih Wapres (bila terjadi kekosongan)
b.Memilih Presiden dan Wapres (jika mrk
berhalangan tetap)
c.Memberhentikan atau menolak usulan
pemberhentian Presiden meskipun telah ada
keputusan Mahkamah Konstitusi
MPR terdiri atas anggota DPR & DPD yang
dipilih melalui Pemilu
(Ps 2 ay1)
• Tidak ada lagi pengangkatan anggota DPR
• Tidak ada lagi golongan fungsionil
• Representasi lokal diwujudkan melalui DPD
Tidak ada C & B pada dua kamar lembaga
perwakilan
•
•
•
•
DPR sebagai representation politik
DPD sebagai representation regional
DPD tidak memiliki kek legislatif
Peran DPD: hak inisiatif RUU tertentu, ikut
membahas RUU tertentu, memberi
pertimbangan RAPBN, pengawasan pelks UU
tertentu
Otonomi Daerah
• Otonomi seluas-luasnya (residu teori), berwujud
keinginan mempertahankan NK dengan semangat
federalistik
• Harus ada representasi daerah yang kuat (DPD)
melakukan kontrol kepada pusat pada saat pusat
membuat kebijakan untuk kepentingan daerah
• Msh bersifat multi tafsir dan tarik ulur dibidang
kewenangan, SDN/A, Penghrgn thd Pluralistik, dan
Penghrgn Kelembg Lokal
Kekuasaan Kehakiman: MA
• Secara tegas menyebutkan 4 lingkungan
peradilan, meliputi Peradilan Umum, Peradilan
Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha
Negara
• Tidak menyebutkan peradilan yang secara
faktual ada dan kehadirannya dibutuhkan,
misalnya Peradilan Niaga, Ad Hoc HAM, Pajak,
KPPU, Syariyah (Aceh), Adat (Papua).
Kekuasaan Kehakiman: MK
Ide dasar: menjamin kemurnian Konstitusi
Kopetensi:
• Menguji UU terhadap UUD
• Sengketa antar Lembaga Negara
• Memeriksa Presiden & Wapres atas kehendak
DPR
• Pembubaran Partai
• Sengketa hasil Pemilu
HAM
• Sebagai fundamental right, tidak bisa diambil
alih negara dalam kondisi apapun
• Tdk konsistem merujuk prinsip universalitas
hak asasi
• Terkesan mengambil alih dari TAP MPR No.
XVII/MPR/1998 dan UU No. 39 tahun 1999
tentang HAM
• Tidak mengatur problem kongkrit mengenai
bagaimana negara melindungi, memajukan,
menegakkan HAM dalam masa transisional
Kekuasaan legislative
• kekuasaan legislative dialihkan dari Presiden
ke lembaga DPR
• Presiden memiliki hak inisiatif
• RUU dibahas bersama antara Presiden dan DPR
untuk mendapat persetujuan bersama
• Presiden mengesahkan RUU yang telah
disetujui bersama dlm tenggang wkt 30 hari
• Jd apa makna kek leg dialihkan ke DPR
Hubungan eksekutiflegislatif
Kontrol kewenangan prerogratif Presiden:
• Menyatakan perang, membuat perdamaian,
perjanjian dengan negara lain harus mendapat
persetujuan DPR
• Mengangkat duta dan menerima duta negara
asing, pemberian abolisi dan amnesti dengan
memperhatikan pertimbangan DPR
• Ketentuan-ketentuan ini menunjukkan
dominasi DPR dengan membatasi atau
mencampuri hak prerogratif Presiden.
Pertahanan dan
Keamanan
• Kedudukan TNI seharusnya ditegaskan sebagai
instrumen negara dibidang pertahanan yang
tunduk pada otoritas pemerintahan sipil
Perubahan kelembagaan negara
• Lembaga baru: KPU, Mahkamah Konstitusi,
Komisi Yudisial, DPD
• Lembaga yg sudah ada dan skr masuk
konstitusi: Pemerintah Daerah, Bank Sentral,
DPRD
• Dihapuskan: DPA
• Lembaga independen aktual tdk masuk
konstitusi: KPPU, KHN, Komnas HAM,
Ombudsman, KPK
• Bagaimana sinergi hubungan antar lembaga
Pendidikan
Hak WN atas pendidikan
WN wajib mengikuti dikdas
Pemrth wajib membiayai
Sistem pengajaran Nas: meningktkn keimanan,
ketqwn dlm rngk mencrdskn bngs
• Alokasi 20% APBN/D utk pendidikan
• Landsn pemb IPTEK Nil agm, perstn bngs,
perdbn, dan kesejhtrn umat
•
•
•
•
Perekonomian
• Dlm pembhsn terjd DdLck antr pilihan ek
kekeluargn & ek terbuka,
• Akhirnya disepakati utk tdk dirubah
• Tambhn ayat ttg Perek Nas berdsr: dmkrs dg
prnsp kebersmn, effs, keadiln, beklnjtn, berws
ling, kemandr, menjg keseimbngn kemjn &
kestn ek nas.
Kesejahteraan Sosial
• Fkr mskn & anak terlntr dipelihr neg (hrsny
tanggung jwb & diatur neg)
• Neg mengembngkn Sistem Jaminan sos &
memberdykn masy lemah (perlu affirmative
action)
• Neg menydkn fas pelyn kes & fas umum
(penegsn welfare state)
Pemilu diselengarakan KPU
• Pemilu diselenggarakan lembaga
negara tersendiri, disebut KPU
• KPU bersifat nasional, tetap dan
mandiri
• Asas Pemilu Luber dan Jurdil
• Pemilu untuk memilih anggota
DPR, DPRD, DPD, Presiden
Perubahan Konstitusi
• Usul perubahan dpt diagendakan bila diajukan
min 1/3 jml anggota MPR
• Khusus bentuk NK tidak dapat dilakukan
perubahan (permanent rule). Hrsnya tetap
terbuka perubahan meskipun diberikan syarat
yang berat.
(7)
SUPRA DAN INFRA
STRUKTUR
(8)
OTONOMI DAERAH
OTONOMI
• Dari Bhs. Yunani : autonomos  keputusan sendiri(self-ruling)
• Otonomi adalah kondisi atau ciri untuk “tidak”dikontrol oleh pihak
lain ataupun kekuatan luar
• Otonomi adalah bentuk “pemerinatahn sendiri” (self-government)
yaitu hak untuk memerintah atau menentukan nasib sendiri (the
right of self government;self determination)
• Pemerinatahan sendiri yang dihormati, diakui dan dijamin tidak
adanya kontrol oleh pihak lain terhadap fungsi daerah (local or
internal affairs) atau terhadap minoritas suatu bangsa
• Pemerintahan otonomi memiliki pendapatan yang cukup untuk
menentukan nasib sendiri, memenuhi kesejahteraan hidup
maupun dalam mencapai tujuan hidup secara adil (self
determination, self suffciency, self reliance)
• Pemerintahan otonomi memilki supremasi/dominasi kekuasaan
(supremacy of authority) atau hukum (rule) yang dilaksanakan
sepenuhnya oleh pemegang kekuasaan di daerah
Download