BAB2 LANDASAN TEORI ' 2.1 Teori Pemodelan dan Simulasi 2.1.1. Kenyataan dan Sistem Segala sesuatu pasti mengikuti suatu aturan tertentu, seperti layaknya air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Begitu pula dengan kenyataan, ada suatu hukum yang dapat menjelaskan segala sesuatu yang teijadi. Teori yang dapat menggambarkan tingkah laku dari suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa yang dipertimbangkan adalah tujuan ilmu pengetahuan. Sistem adalah sebagian dari dunia nyata yang terdiri dari berbagai unsur tertentu, di mana komponen dan proses yang saling berinteraksi dirancang berdasarkan konsep yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Suatu sistem adalah kumpulan dari komponen atau unsur yang dianggap sebagai penyusun dari bagian dunia nyata yang dipertimbangkan, dan unsur tersebut , berhubungan satu sama lain dan dikelompokkan untuk tujuan studi dari kenyataan. (S.M . Sitompul, 2002, p45). Seleksi dilakukan terhadap unsur penyusun sistem berdasarkan • tujuan studi, karenanya sistem hanya merupakan wakil dari bentuk sederhana kenyataan yang sebenamya. Model dapat dibatasi sebagai konsep (yang sudah matang ataupun masih dalam pengembangan) dari sistem yang disederhanakan. Karena itu, model dapat dianggap : menjadi substitusi atau pengganti untuk sistem yang dipertimbangkan dan digunakan 8 apabila lebih mudah bekelja dengan pengganti tersebut dari sistem yang sesungguhnya. ' Aktivitas dalam kenyataan hampir tidak terluput dari penggunaan model tersebut. Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya (state of affairs), atau proses. Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum mewakilkan suatu sistem-sistem fisik karakteristik kunci atau kelakkuan dari atau abstrak. (Wikipedia). 2.1.2. Proses Pembuatan Model Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi . fokus perhatian dan menjadi pokok permasalahan. Pemodelan dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan model dari sistem tersebut dengan menggunakan bahasa formal tertentu. (Erma, 2006, p2) sistem nyata --·-·---IL ... ,_·m-ag_e_---'lf-44-----, J [ --- ·!- - ;'I nj Gambar 2.1. Proses pembuatan model Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa proses pemodelan dimulai dari adanya i masalah pada sistem nyata yang dilihat oleh pemodel dengan sudut pandang tergantung ; dari pengetahuan pembuat model, sampai tercipta sebuah model. Model ini akan diuji keabsahannya menggunakan data sampel sampai dihasilkan suatu model yang valid. 2.1.3. Manfaat Simulasi 9 Model simulasi merupakan alat yang fleksibel dalam memecabkan masalab yang sulit dipecabkan secara model matematis. Penggunaan simulasi akan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pihak majemen dalam menyelesaikan masalab. Karena itu, manfaat utama dari model simulasi adalab menjadi alat bagi pembuat ; keputusan, dalam hal ini manajer untuk menciptakan sistem dengan cara kelja tertentu . dalam tabap perancangan sistem maupun tabap operasional. Kelebihan dari model simulasi: 1. Dapat bereksperimen tanpa adanya resiko pada system nyata. Dengan simulasi memungkinkan untuk melakukan percobaan terhadap sistem tanpa harus menanggung resiko terhadap sistem yang sedang beljalan. 2. Simulasi dapat memperkirakan kinelja sistem pada kondisi tertentu dan memberi alternatif terbaik sesuai spesifikasi yang diinginkan. 3. Simulasi memungkinkan untuk melakukan studi jangka panjang dalam waktu yang relatif singkat. 2.1.4. Struktur Dasar Model Simulasi Sekalipun model yang dibuat sangat kompleks, pada dasarnya struktur dasar sangat sederhana dan secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: E = f(Xi,Yj) ................................................................................................ (!) dimana: E = efek performansi sistem Xi = variabel dan parameter yang dapat dikontrol Yj = variabel dan parameter yang tidak terkontrol f = hubungan antara Xi dan Yj yang menghasilkan E Setiap model umumnya akan memiliki unsur-unsur berikut ini: 10 1. Komponen-komponen model, yakni entitas yang membentnk model, didefinisikan sebagai objek sistem yang menjadi perhatian pokok. 2. Variabel, yakni nilai yang selalu berubab. 3. Parameter, yakni nilai yang tetap pada suatu saat, tapi bisa berubab pada waktu yang berbeda. 4. Hubungan fungsional, yakni n hubungan antar komponen-komponen model. 5. Konstrain, yakni batasan dari permasalaban yang dihadapi. 2.1.5. Langkah-langkah Simulasi Dalam melakukan simulasi terdapat langkab-langkab yang perlu dilakukan: I. Pendefinisian Sistem, menentnkan batasan sistem dan identifikasi variabel yang signiftkan. 2. Formulasi Model, yakni merumuskan hubungan antar komponen model. 3. Pengambilan Data, yakni identifikasi data yang diperlukan model sesuai tujuan pembuatannya. 4. Pembuatan Model 5. Verifikasi Model, yakni proses pengecekan terhadap model apakab sudab bebas dari kesalaban. Dalam tahap ini perlu disesuaikan dengan babasa simulasi yang digunakan. 6. Validasi Model Proses pengujian terhadap model apakab sudab sesuai dengan sistem nyatanya. Dalam jurnal Yaman Barlas ("Multiple Test for Validation of Systems Dynamics Type of Simulation Model") terdapat 2 cara: a. Pengujian Rata-Rata (Mean Comparison) 11 EI = (S-A) A .................................................................................... (2) di mana: b. S = nilai rata-rata basil simulasi A = nilai rata-rata data aktual Perbandingan Variasi Amplituda (Amplitude Variation Comparison) Untuk membandingkan variasi antar output simulasi dan data yang tersedia, dihitung standar deviasi model dan standar deviasi historis. Dari kedua nilai ini dihitung tingkat kesalahannya. E2 = ISs -SA I ................................................................................ (3) ISA I Model dianggap valid jika E2:::: 30%. 7. Skenariosasi Penyusunan skenario terhadap model. Setelah model dianggap valid, maka berikutnya adalah membuat beberapa skenario atau eksperirnen untuk memperbaiki kinelja sistem sesuai dengan keinginan. Secara urnurn jenis-jenis skenario ini adalah: a. Skenario parameter dilakukan dengan mengubah nilai parameter model. Seknario jenis ini mudah dilakukan karena kita hanya melakukan perubahan terhadap nilai parameter model dan melihat dampak terhadap output. b. Skenario struktur dilakukan dengan mengubah struktur model. Skenario jenis ini memerlukan pengetahuan yang cukup tentang sistem agar 12 struktur baru yang diusulkan dan dieksperimenkan dapat memperbaiki kineija sistem. 8. Interpretasi Model, yakni proses penarikan kesimpulan dari hasil output model simulasi. 9. Implementasi, yakni penerapan model pada sistem nyata. 10. Dokumentasi, yakni proses penyimpanan hasil output model. 2.2. Teori Penjadwalan dengan Repetitive Scheduling Method Pekeijaan kerapkali bertemu dengan sesuatu yang sama atau setidaknya mirip, seperti halnya membangun lantai ataupun gedung bertingkat. Contoh dalam kaitannya dengan Bus Transjakarta adalah penjadwalan bus yang terus berulang setiap harinya. Hal ini yang dikategorikan sebagai kegiatan yang berulang. Masalah utama dalam penjadwalan kegiatan yang berulang adalah keterbatasan material I resources, di mana hal inilah yang perlu diberlakukan optimasi. Karena dalam kegiatan yang berulang itu, ada kalanya terdapat Critical Path, atau sesuatu yang sangat penting untuk diberlakukan. Jika dalam Critical Path Method, hal utama yang perlu diperhatikan adalah adanya jalur kritis, yakni jalur yang wajib dilalui dalam melakukan penjadwalan suatu rangkaian pekeijaan. Sedangkan dalam Repetitive Scheduling Method, hal utama yang perlu diperhatikan adalah optimalnya material yang digunakan. Ada 2 variabel yang perlu diperhatikan, yakni resource production rate ( rprA) dan unit production rate ( uprA ). rprA adalah banyaknya pekeijaan yang bisa dikeijakan dengan banyak material tertentu dalam satu waktu. uprA adalah banyaknya unit berulang yang bisa dikeijakan dari resource I material dalam satu waktu. 13 QAI rprA =-....................................................................................................(4) TAl QA1 adalah banyaknya pekeljaan dalam rangkaian aktivitas (A) dalam unit yang berulang. TA1 adalah waktu yang diperlukan untuk melengkapi rangkaian aktivitas (A) · dalam unit i. rprA uprA =- ...................................................................................................(5) QAI Dari hasil resource production rate dan unit production rate inilah, bisa dihitung bagaimana seharusnya penjadwalan yang baik bekelja. Dalam penulisan skripsi ini, data yang berulang adalah pembaharuan data waktu tempuh Bus Transjakarta dalam menempuh shelter-sheltemya. Dalam kaitannya dengan penjadwalan pada skripsi ini adalah kita memperbaharui data waktu tempuh Bus Transjakarta sehingga tercapai waktu tempuh yang optimal untukjarak per sheltemya. 2.3. Ventana Simulation Ventana Simulation merupakan bahasa simulasi yang dapat digunakan sebagai alat membantu menyelesaikan masalah teknis dalam bentuk simulasi. Dikembangkan oleh Ventana Sistemsn, Inc sebagai respon terhadap kebutuhan dalam mengembangkan model-model simulasi. Vensim terdiri dari: tool untuk pembuatan model, simulasi, optimasi, data, serta analisis untuk memaharni dan meningkatkan pengetahuan. Persamaan dalam Vensim adalah sebagai berikut: 1. Level : persamaan di mana proses akumulasi dihitung. Irusi:disl%si : 2. awal sebuah leveL Ra!te : persamaan yang dipakai Uiltuk nilai alirnn masuk I keluar dari leveL Auxilia1ry : va,.'iabel. diilllmis yang dihltung da::i variabellairmya 4. K<m.dai:lta : nilai yang selalu tetap. :u. Sebuah system ha."Us dirat"lcang interak:tif berdasarkan lima kriteria berikut agar dapat menjadi tatap muka yang baik: 1. waktu belajll! 2. kecepatan penyajian ;nformasi yang tepat 3. tingkat kesalahan pemakaian rerrd. h y&"lg slngkat penghafallln sudah me!ampaui jangka wak-:n Sedangkan dalam merancaxcg tatap muka yang balk juga harus mempcrhatikan clelapan a!unm utama (eight golden rules), yaitu: l. strive for con-,·istency 2. enable frequent user to use shortcuts 3. offer iriformative feedback design dialogs to yield closure 5. ojfer simple error handling 6. permit ea5J' reversal of actions 7. support Internal locus of control