HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DENGAN SIKAP MENCEGAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMAN 1 SAMBUNGMACAN Suyati Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Masa remaja (10-19 tahun) adalah masalah yang khusus dan penting karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa pubertas yang merupakan masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik,emosi dan psikis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual terhadap sikap dalam mencegah penyakit menular seksual di SMAN 1 Sambungmacan. Penelitian ini menggunakan penelitian analitik. Pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan teknik sampling cluster random sampling dengan sampel sebanyak 40 responden, istrumen yang digunakan adalah kuesioner. Dari 40 responden, 24 responden (60%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penyakit menular seksual dan 21 responden (52,5%) memiliki sikap sangat setuju dalam mencegah penyakit menular seksual. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual adalah baik, sikap remaja dalam mencegah penyakit menular seksual adalah sangat setuju. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual terhadap sikap dalam mencegah penyakit menular seksual. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja, Penyakit Menular Seksual merupakan masa transisi yang unik PENDAHULUAN ditandai dengan berbagai perubahan Masa remaja (10-19 tahun) adalah fisik,emosi dan psikis (Pinem, 2009). masalah yang khusus dan penting karena Pada masa remaja terjadi perubahan merupakan periode pematangan organ reproduksi disebut manusia. juga masa Masa pubertas remaja organobiologik yang cepat dan tidak yang seimbang dengan perubahan mental 66 emosional (kejiwaan). Keadaan ini dapat ditayangkan secara vulgar dan bersifat membuat remaja bingung. Oleh karena tidak mendidik, tetapi lebih cenderung itu dan mempengaruhi dan mendorong perilaku dukungan dari lingkungan disekitarnya seksual yang tidak bertanggung jawab sehingga remaja dapat tumbuh dan (Pinem, 2009). perlu pengertian,bimbingan berkembang menjadi manusia dewasa Penyakit menular seksual yang sehat baik jasmani,mental maupun merupakan penyakit yang terjadi akibat psikososial (Pinem, 2009). adanya Kesehatan mikroorganisme remaja pathogen di area kelamin. Pada dasarnya menunjukkan setiap orang yang sudah aktif secara bahwa 21% perempuan dan 28% laki- seksual dapat tertular PMS. Orang yang laki tidak mengetahui tanda perubahan suka berganti-ganti pasangan seksual fisik jenisnya. haruslah waspada terhadap PMS. Laki- Kurangnya pengetahuan remaja tentang laki berusia 20-34 tahun dan wanita biologi remaja berusia 16-24 tahun mempunyai resiko mencerminkan kurangnya pengetahuan tinggi untuk terjangkit PMS. Penyakit tentang resiko yang ini mudah menyerang remaja karena dengan tubuh mereka (SKRRI) reproduksi infeksi 2002-2003 apapun dari dasar lawan pada berhubungan cara secara biologis sel-sel organ reproduksi menghindarinya. Remaja berada dalam belum matang. Hubungan seksual pada situasi remaja dapat meningkatkan kerentanan yang sangat dan peka terhadap pengaruh nilai baru, remaja cenderung lebih mudah melakukan penyesuaian dengan arus informasi globalisasi yang masyarakat diantara remaja (10-19 tahun). Lebih kurang 5% remaja dan perubahan penduduk usia muda tertular PMS setiap perilaku menyimpang karena adaptasi tahun (Prawirohardjo, 2005). Remaja terhadap nilai-nilai yang datang dari seringkali kekurangan informasi dasar luar. Banyak sekali informasi melalui tentang kesehatan. Tingginya angka media kejadian infeksi menular seksual di cetak terjadinya dan yang arus PMS merupakan masalah kesehatan dapat menyebabkan bebas dan terhadap PMS (Iswati, 2010). elektronik yang 67 kalangan remaja merupakan bukti Sambungmacan pada tahun 2011-2012 bahwa masih rendahnya pengetahuan terdapat 2 siswi yang hamil diluar nikah. remaja akan penyakit menular seksual Tujuan (Pinem, 2012 mengetahui hubungan antara tingkat Menurut WHO jumlah penderita HIV pengetahuan remaja tentang Penyakit dunia adalah 33.200.000 orang. Menurut Menular Seksual dengan Depkes RI jumlah penderita HIV di mencegah Penyakit Menular Seksual. 2009). Pada tahun penelitian adalah untuk sikap dalam Indonesia berjumlah 66.600 orang, Jawa Tengah 663 orang. DKK Sragen jumlah penderita HIV18 orang. Masa remaja METODE PENELITIAN Penelitian merupakan masa analitik ini dengan adalah penelitian pendekatan Cross pematangan organ reproduksi sehingga Sectional. Populasi dalam penelitian ini sikap remaja yang sering berganti-ganti adalah pasangan menyebabkan remaja rentan Sambungmacan dengan jumlah 236 tertular Penyakit Menular Seksual. Dari siswa. Teknik sampling yang digunakan studi pendahuluan yang sudah dilakukan dalam penelitian ini adalah kelompok oleh 1 atau gugus (Cluster Random Sampling). Sambungmacan didapatkan 3 dari 5 Jumlah sampel dalam penelitian ini siswa adalah peneliti belum di SMAN mengetahui tentang siswa 40 kelas XI responden. SMAN Instrument Penyakit Menular Seksual. Di banding penelitian dengan SMAN 1 Gondang 5 orang penelitian ini adalah kuesioner. Analisis siswa yang ditanya telah mengetahui univariat tentang penyakit Sehingga bisa menular diambil seksual. kesimpulan bahwa pengetahuan siswa SMAN 1 Sambungmacan tentang prosentase sedangkan yang digunakan dalam menggunakan yaitu P = analisis rumus x 100% univariat menggunakan chi square. penyakit menular seksual lebih rendah dari SMAN 1 Gondang. Selain itu dari data yang diperoleh dari SMA N 1 68 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan diagram 1 diperoleh hasil Hasil tingkat pengetahuan remaja tentang Responden dalam penelitian ini adalah penyakit remaja dengan hubungan antara tingkat responden, sebagian besar responden pengetahuan remaja tentang penyakit memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu menular seksual terhadap sikap dalam sebanyak 24 responden (60%). menular seksual dari 40 mencegah Penyakit Menular Seksual di SMAN 1 Sambungmacan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2012 sampai Maret 2013. Adapun jumlah responden sebanyak dengan 40 menggunakan responden kuesioner Sikap remaja dalam mencegah penyakit menular seksual. Diagram 2. Distribusi frekuensi sikap remaja dalam mencegah menular seksual di penyakit SMAN 1 Sambungmacan. tertutup. Tingkat pengetahuan remaja tentang 45% penyakit menular seksual di SMAN 1 Sambungmacan. Diagram 1. Setuju 55% Distribusi Tidak Setuju frekuensi tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual di SMAN 1 Sumber : Data Primer, 2013 Sambungmacan. Berdasarkan diagram 2 diperoleh hasil 12.5 % 60% 27.5 % Baik Cukup Kurang sikap remaja dalam mencegah penyakit menular seksual dari 40 responden sebagian besar responden berpendapat setuju yaitu sebanyak 22 responden (55%). Sumber : Data Primer, 2013 69 Hubungan antara tingkat pengetahuan yang tingkat kesalahan 5% dengan remaja menular derajat kebebasan (dk) = 6 dan X2 tabel seksual dengan sikap dalam mencegah 12,592. hal ini menunjukkan bahwa X2 penyakit menular seksual di SMAN 1 hitung lebih kecil dari pada X2 tabel Sambungmacan. (nilai 5,931<12,592) maka Ha ditolak Tabel 1. Distribusi frekuensi Hubungan dan Ho diterima, artinya tidak ada antara remaja hubungan seksual tingkat pengetahuan remaja tentang dengan sikap dalam mencegah penyakit penyakit menular seksual dengan sikap menular dalam tentang tentang tingkat penyakit pengetahuan penyakit seksual menular di SMAN 1 Sambungmacan secara mencegah signifikan penyakit antara menular seksual. Bahasan Chi-Square Tests Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Asymp. Sig. Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Value df (2-sided) 5.931a 6 .431 Tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan 6.091 6 .413 baik yaitu sebayak 24 responden (60%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan Linear-byLinear Penyakit Menular Seksual .285 1 .593 penginderaan terhadap objek tertentu, Association sebagian besar pengetahuan diperoleh N of Valid melalui Cases 40 mata telinga dan pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk Dari perhitungan Chi Square didapatkan dan tindakan seseorang (Maulana, 2009; Notoatmodjo, 2003) hasil X2 hitung 5,931 kemudian X2 Masa remaja (10-19 tahun) adalah hitung dibandingkan dengan X2 tabel masalah yang khusus dan penting,karena 70 merupakan periode pematangan organ respon yang masih tertutup terhadap reproduksi suatu stimulus atau objek (Maulana, disebut manusia. juga Masa masa remaja pubertas yang 2009). merupakan masa transisi yang unik Hasil penelitian ditandai dengan berbagai perubahan SMAN fisik,emosi dan psikis (Pinem, 2009). mengetahui Hasil penelitian remaja remaja Sambungmacan dan di telah mengerti dalam di menyikapi pencegahan penyakit menular SMAN 1 Sambungmacan mempunyai seksual. Terbentuknya sikap karena pengetahuan penyakit individu telah memiliki pengetahuan, menular seksual. Karena masa remaja pengalaman, intelegensi dan informasi adalah masa transisi yang ditandai (Maulana, 2009). baik ini 1 ini tentang dengan berbagai perubahan fisik,emosi dan psikis. Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pengalaman dan informasi (Mubarak, Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Sikap 2011). Menular Dalam Menular Sikap Remaja Dalam Mencegah penyakit remaja menular Mencegah Seksual Di Antara Penyakit SMAN 1 Sambungmacan Sebagian besar remaja memiliki Penyakit Menular Seksual Sikap Seksual dalam mencegah seksual 40 dengan sikap dalam mencegah penyakit responden sebagian besar responden menular seksual. Dari perhitungan Chi berpendapat setuju yaitu sebanyak 22 Square didapatkan hasil X2 hitung 5,931 responden kemudian (55%). Sikap dari tingkat pengetahuan baik dan setuju adalah X2 hitung dibandingkan perasaan, pikiran dan kecenderungan dengan X2 tabel yang tingkat kesalahan seseorang yang kurang lebih bersifat 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 6 permanen dan mengenai aspek-aspek X2 tabel 12,592. hal ini tertentu dalam lingkungannya(Mubarak, menunjukkan bahwa X2 hitung lebih 2011). Sikap merupakan reaksi atau kecil dari pada X2 tabel (nilai 71 5,931<12,592) maka Ha ditolak dan Ho SIMPULAN DAN SARAN diterima, artinya tidak ada hubungan Simpulan secara Sebagian besar remaja memiliki tingkat signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit pengetahuan menular seksual dengan sikap dalam menular seksual yang didukung oleh mencegah penyakit menular seksual. sikap remaja dalam mencegah penyakit Pengetahuan faktor satu-satunya mempengaruhi tentang penyakit menular seksual berpendapat setuju. sikap Namun, hipotesis oenelitian ini ditolak seseorang, tetapi dapat dipengaruhi pula yaitu tidak ada hubungan antara tingkat oleh adanya faktor pendukung atau pengetahuan remaja tentang penyakit faktor eksternal yang secara langsung menular seksual dengan sikap dalam dapat mempengaruhi sikap seseorang mencegah penyakit menular seksual. dalam yang bukan baik mencegah penyakit menular seksual seperti pengalaman, intelegensi dan bertambahnya umur Saran Remaja yang mempunyai tingkat (Sarwono dalam Maulana, 2009). Pengetahuan pengetahuan baik belum tentu setuju dengan sikap menularkan ilmu yang didapat kepada dalam remaja mencegah penyakit menular lain, baik serta diharapkan remaja yang seksual dan pengetahuan kurang belum mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentu tidak setuju dalam mencegah dan kurang supaya lebih meningkatkan penyakit menular seksual karena sikap lagi seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh menular seksual serta dapat melakukan pengetahuan tetapi dapat dipengaruhi pencegahan terhadap penyakit menular juga oleh pengalaman, intelegensi dan seksual. bertambahnya umur yang berbeda satu sama lain. pengetahuan tentang penyakit Bagi SMAN 1 Sambungmacan diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa siswi tentang penyakit menular seksual tidak hanya pada pelajaran biologi tetapi juga dapat diberi 72 selingan pada mata pelajaran lain. Hasil penelitian inijug dapat digunakan dasar oleh tenaga kesehatan khususnya bidan yang akan memberikan penyuluhan tentang penyakit menular seksual di SMAN 1 Sambungmacan. Sedangkan Iswati, DAFTAR PUSTAKA Erna. 2010. Awas Bahaya Penyakit Kelamin. Yogyakarta: Diva Press. Hal: 124,143151,158-171,175-184 Maulana, Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Hal: 194-202 bagi peneliti berikutnya iharapkan dapat melakukan penelitian tentang penyakit menular seksual dengan menggunakan variabel yang lebih kompleks. Mubarak,W I. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Gresik: Salemba Medika. Hal: 8184 Notoatmodjo,S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 127,128 Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media. Hal: 302-303,306,342-345,361-369 73