LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2015 PELATIHAN PENYEDIAAN OBJEK BIOLOGI UNTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA Diajukan oleh : Suratsih, M.Si. Ratnawati, M.Sc. JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1. Prinsip pembelajaran biologi yang ideal adalah pembelajaran yang menginteraksikan antara siswa, objek dan permasalahan biologi, melalui kegiatan pengamatan atau percobaan untuk menggali gejala-gejala pada objek untuk menemukan dan memecahkan masalah serta menemukan konsep sendiri berbasis dari pengalaman empirik tentang objeknya. Bila hal itu tidak atau sulit terjangkau maka pembelajaran dapat dikembangkan berbasis pengalaman sekunder dari media carta, torso, spesimen atau preparat, foto, video, dst. Untuk pembelajaran bagi siswa SMA walaupun sudah mulai mampu berpikir abstrak, tetapi kebutuhan untuk menghadapkan objek riil atau setidaknya media realia masih menjadi kebutuhan yang amat penting. 2. Dari hasil pengamatan dalam berbagai kesempatan, dan hasil komunikasi dengan para Guru Biologi SMA, umumnya pembelajaran masih dominan diberikan secara teoritis tanpa didukung dengan kegiatan yang menunjang untuk mengaktifkan siswa, yang dilengkapi dengan media atau peraga yang memadai. 3. Dalam menerapkan Kurikulum 2013, pada umumnya guru biologi masih kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses yang diharapkan. 4. Kurikulum 2013 menuntut guru lebih menekankan pada proses, daripada produknya. Guru harus aktif mengembangkan praktikum dalam pembelajaran biologi. Tidak tersedianya objek di sekolah menjadi hambatan besar untuk terselenggaranya pembelajaran khususnya praktikum. 5. Di sisi lain, peran guru bukan lagi indoktrinator, melainkan lebih berperan sebagai fasilitator. Guru dituntut untuk mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat mengantarkan atau memacu siswa bergumul memecahkan masalah-masalah dan menemukan konsepnya sendiri. Hal ini akan dapat dicapai bila guru dapat memberikan pengalaman tentang gejala atau fakta, baik primer (langsung) maupun sekunder (tidak langsung), sebagai pijakan guru dalam membimbing siswa menemukan pengertiannya sendiri. Berdasar pada beberapa fakta tersebut di atas, maka dirasa perlu untuk memperkenalkan guru-guru tersebut mempersiapkan objekobjek yang diperlukan dalam pembelajaran biologi. Sehingga siswa dapat mempelajari objeknya secara langsung, tidak sekedar gambar yang tidak dapat menggambarkan fakta tentang objek secara utuh. Sehingga nantinya siswa tidak akan salah persepsi yang akan berakibat pada kesalahan penarikan konsep. Selain itu, guru juga diharapkan dapat merancang pembelajaran yang tepat apabila dapat menyediakan objek-objek yang dibutuhkan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasar pemikiran di atas, permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah sbb: a. Pengalaman dan penguasaan guru tentang objek dan fenomena biologi masih kurang. Hal ini menyebabkan kesulitan guru dalam mengarahkan siswa menemukan seperangkat gejala dan fakta pada objek yang memadai untuk mengantarkan siswa membangun konsep. b. Keterbatasan kemampuan guru untuk menyusun kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan mental dan mengarahkan siswa membentuk konsep, sekaligus mengevaluasinya. 2. Rumusan Masalah: a. Bagaimana memperkaya pengalaman guru untuk mengenali objek dan fenomena biologi, dan menyusun kegiatan yang sederhana, cepat dan murah? b. Bagaimana meningkatkan kemampuan guru menyusun rancangan pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa, sehingga mereka mampu menarik konsep dari fakta-fakta yang disajikan? 3. Tujuan Kegiatan. a. Untuk memperkaya pengalaman guru dalam mengenali objek dan fenomena biologi, dan menyusun kegiatan yang sederhana, cepat dan murah. b. Untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun rancangan pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa, sehingga mereka mampu menarik konsep dari fakta-fakta yang disajikan. 4. Manfaat Kegiatan. a. Membantu mensukseskan usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. b. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bisa dinikmati siswa, karena siswa terlibat langsung dalam kegiatan, tidak hanya sebagai pendengar. c. Menciptakan siswa-siswa yang kritis, punya rasa ingin tahu yang besar dan cerdas dalam menyelesaikan masalah, karena dibiasakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kreativitas dan olah pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari makhluk hidup dan interaksinya dengan lingkungan. IPA berkembang sebagai hasil observasi terhadap gejala di alam. Konsep IPA dikembangkan berdasar pada fakta-fakta ilmiah. Sund (1989 ; 4-5) menyatakan sains (IPA) adalah ilmu yang mempelajari sistem jagad raya melalui koleksi data yang dikumpulkan lewat hasil observasi dan dikontrol lewat kegiatan eksperimen. Sund (1989:5) juga menyatakan bahwa hakekat IPA merupakan proses, produk dan sikap ilmiah. Lebih lanjut Sund ( 1973:2) menyatakan bahwa IPA melibatkan kegiatan operasi mental, ketrampilan memperlakukan objek, pengamatan, pengukuran, penghitungan, dan cara pendekatan dalam memecahkan masalah IPA. Untuk tingkat pendidikan dasar, keterampilan proses sains (Sund, 1989 :10) antara lain meliputi keterampilan melakukan observasi, mengklasifikasikan, mengukur, menyusun hipotesis atau dugaan sederhana, mendeskripsi gejala, merumuskan kesimpulan data, menemukan dan merumuskan masalah, menyusun rancangan eksperimen sederhana, melakukan eksperimen dan memformulasikan produk IPA dari data. Hal ini sangat ideal dijangkau dengan menginteraksikan siswa dengan objek dan permasalahan biologi secara langsung melalui kegiatan observasi atau bahkan percobaan. Proses belajar Biologi menurut Djohar (Suratsih, 2010; 2) adalah perwujudan dari interaksi subjek (anak didik) dengan objek yang terdiri dari benda dan kejadian, proses dan produk. Pendidikan Biologi harus diletakkan sebagai alat pendidikan, bukan sebagai tujuan pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya memberi pelajaran kepada subjek belajar untuk melakukan interaksi dengan objek belakar secara mandiri, sehingga dapat mengeksplorasi dan menemukan konsep. Menurut Nuryani Rustaman (2005; 5), dalam proses belajar terkandung kegiatan interaksi antara guru, siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa merupakan ciri dan syarat utama bagi kelangsungan proses belajar. Perlu dipahami bahwa interaksi tersebut tidak hanya berupa penyampaian materi pelajaran, melainkan juga menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Selain interaksi antara guru dan siswa juga ada interaksi antara siswa dan objek yang dipelajarinya. Bertolak dari pemikiran di atas, pembelajaran Biologi SMA, dan juga pada tingkatan pendidikan lainnya, lebih diarahkan untuk memberi kesempatan siswa belajar menggunakan seluruh inderanya, untuk mengenal gejala dan fakta tentang objek biologi, baik langsung maupun tidak langsung. BAB III RANCANGAN KEGIATAN A. Kerangka Pemecahan Masalah 1. Daya Dukung Modal dasar yang dimiliki untuk mendukung upaya ini antara lain adalah : a. Adanya kemauan para guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan pembelajaran biologi di sekolah. b. Adanya Forum Komunikasi antar Guru (MGMP) dapat menjadi wadah untuk “resources sharing” demi perkembangan bersama. c. Adanya dukungan para Kepala Sekolah 2. Ketersediaan Sumber Daya Untuk membantu para guru dibutuhkan narasumber sebagai konsultan atau tutor. Dalam hal ini, di Jurdik Biologi FMIPA UNY memiliki cukup tenaga (Dosen) yang dapat berbagi ilmu dengan guru. B. Strategi Pemecahan Masalah 1. Kegiatan Tutorial Melalui kegiatan ini guru diberikan tambahan wawasan tentang : a. Teori dan praktik tentang objek biologi yang dijadikan kajian dalam kurikulum Biologi SMA, khususnya objek biologi yang sangat dibutuhkan namun tidak dapat setiap saat ditemukan di lingkungan sekitar. b. Teori tentang cara atau teknik pengawetan objek makroskopis biologi: Alga makroskopis, paku-pakuan, lumut, serangga dan organisme ber”eksoskeleton” lain. 2. Kegiatan Workshop Guru dibimbing melakukan pengawetan objek makroskopis biologi, meliputi : a. Mencari sumber atau objek. b. Menyiapkan media pengawetan. c. Melakukan proses pengawetan dengan teknik awetan basah/kering, dan bioplastik. d. Mengamati hasil pengawetan yang dilakukan di sekolah atau di Lab- Biologi UNY. e. Guru dibimbing untuk mampu menyusun rancangan pembelajaran dengan topik berdasar pada objek yang sudah berhasil mereka sediakan. C. Khalayak Sasaran Sebagai khalayak sasaran dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah para guru Biologi SMA di Kotamadya Yogyakarta. Pemilihan/penetapan guru dilakukan dengan beberapa pertimbangan : a. masih muda, b. mengajar biologi, c. aktif mengikuti kelompok kerja guru (MGMP). Jumlah guru sasaran yang diharapkan berpartisipasi sebanyak 30 orang guru biologi dari DIY. D. Metode Kegiatan Kegiatan dilaksanakan dengan cara : 1. Tutorial (Tatap Muka) untuk : a. Menambah bekal wawasan teoritik dan praktis tentang objek biologi yang menjadi bahan kajian pada kurikulum Biologi SMA b. Teori tentang cara atau teknik pengawetan objek makroskopis biologi. 2. Workshop Kegiatan ini dimaksudkan sebagai praktek para guru untuk : a. Mencari sumber atau objek baru yang cocok untuk kegiatan pembelajaran. b. Menyiapkan media pengawetan. c. Melakukan proses pengawetan dengan teknik awetan basah/kering, dan bioplastik. d. Mengamati hasil pengawetan yang dilakukan di sekolah atau di Lab. Biologi UNY. e. Menyusun rancangan pembelajaran dengan topik berdasar pada objek yang sudah berhasil mereka sediakan. 3. Penugasan Kegiatan workshop ini dilanjutkan di sekolah masing-masing untuk mengidentifikasi sumber belajar baru, kemudian menyusun kedalam persiapan pembelajaran dan LKPP dalam waktu 2 minggu. E. Rancangan Evaluasi 1. Indikator Keberhasilan Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan kegiatan ini adalah : a. Guru dapat menemukan dan mengenal tentang objek biologi baru yang sesuai. b. Guru mampu melakukan pengawetan objek-objek makroskopis biologi. c. Guru dapat merancang cara pembelajaran yang tepat dengan tersedianya objek-objek biologi yang ditemukan. 2. Monitoring Untuk monitoring, instrumen yang digunakan adalah : a. Pedoman wawancara atau angket untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tanggapan para guru peserta pelatihan. b. Pedoman penilaian untuk menilai keberhasilan proses pengawetan objek. F. Rencana dan Jadwal Kegiatan Pelatihan ini direncanakan dilaksanakan selama 2 bulan dengan perincian sebagai berikut : No Jenis Kegiatan 1 1 2 3 4 5 Persiapan materi pelatihan, alat dan bahan. Pendaftaran Peserta Pelatihan Evaluasi Pelaporan √ Bulan ke 3 4 2 5 6 √ √ √ √ √ √ Pelatihan dilakukan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY, dilanjutkan dengan bimbingan terstruktur baik di sekolah peserta dengan dibantu mahasiswa KKN ataupun di Laboratorium Biologi, UNY. G. Organisasi Tim Pelaksana 1. Ketua Pelaksana a. Nama dan Gelar Akademik b. NIP c. Pangkat/Golongan d. Jabatan Fungsional e. Bidang keahlian f. Fakultas/Program Studi g. No Hp/email h. Waktu untuk Kegiatan ini : Drs. Suratsih, M.Si. : 19591103 198601 1 001 : Penata Tk.I/IIId : Lektor : Pendidikan Biologi dan Genetika : FMIPA/Pendidikan Biologi : 085878510059/[email protected] : 5 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana a. Nama dan Gelar Akademik b. NIP c. Pangkat/Golongan d. Jabatan Fungsional e. Bidang keahlian f. Fakultas/Program Studi g. No Hp/email h. Waktu untuk Kegiatan ini : Ratnawati, M.Sc. : 19620216 198601 2 001 : Penata Tk I/IIId : Lektor : Anatomi Tumbuhan : FMIPA/Pendidikan Biologi : 08174124362 : 3 jam/minggu 3. Mahasiswa 1. a. Nama b. NIM c. Fakultas/Jurusan/Prodi d. Waktu yang disediakan e. Tugas dalam PPM : Susanti : 10304241007 : FMIPA/Pend. Biologi/Biologi : 2 jam/minggu : Menyiapkan objek contoh. 4. Mahasiswa 2. a. Nama b. NIM c. Fakultas/Jurusan/Prodi d. Waktu yang disediakan e. Tugas dalam PPM : Sicilia Artya Puspita : 10304241001 : FMIPA/Pend Biologi/Biologi : 2 jam/minggu : Menyiapkan objek contoh. 5. Mahasiswa 3. a. Nama b. NIM c. Fakultas/Jurusan/Prodi d. Waktu yang disediakan e. Tugas dalam PPM : Sri Sugiyantiningsih : 10304241018 : FMIPA/Pend Biologi/Biologi : 2 jam/minggu : Menyiapkan objek contoh. H. Rencana Anggaran No 1 2 3 4 5 6 7 Rincian Alat dan bahan praktikum ATK Konsumsi peserta dan pelatih 40 x Rp.20.000 Honorarium pembuatan makalah 2x Rp.150.000 Penyusunan laporan Komunikasi Dokumentasi Jumlah Besarnya (Rp) 1.500.000 500.000 800.000 300.000 500.000 100.000 300.000 4.000.000 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN A. Pengantar Sebelum PPM dilaksanakan, TIM pengabdi telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk terselenggaranya kegiatan ini. Persiapan mencakup keperluan akademik, administrasi, nonakademik dan SDM yang terlibat. Persiapan akademik mencakup alat dan bahan yang diperlukan, LKS, materi pelatihan, lembar penilaian/monitoring dan instrumen lainnya. Persiapan administrasi mencakup keperluan presensi, keperluan pertanggungjawaban keuangan, dan sertifikat. Persiapan nonakademik mencakup ruang, konsumsi, dll. SDM yang dipersiapkan mencakup TIM Pengabdi, mahasiswa pembantu, laboran, dan petugas lapangan lainnya. B. Waktu Pelaksanaan Pengabdian Persiapan, pelatihan dan pelaporan direncanakan akan dilaksanakan selama 2 bulan dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan PPM. No Jenis kegiatan 1 1 Persiapan materi pelatihan, alat √ dan bahan. 2 Pendaftaran Peserta 3 Pelatihan 4 Evaluasi 5 Pelaporan 2 √ 3 Minggu ke 4 5 6 7 8 √ √ √ √ √ √ Waktu pelaksanaan PPM berupa tutorial dan workshop pada hari Jumat dan Sabtu, 1112 September 2015, di Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY, mulai pukul 07.30 – 16.30. Kegiatan praktik penyusunan perangkat pembelajaran dan LKS dilanjutkan di masing-masing sekolah peserta untuk menyelesaikan tugas mandiri/terstruktur yang diberikan selama 2 minggu. C. Tempat Pelaksanaan Pengabdian: Pelatihan dilakukan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi dilanjutkan dengan bimbingan terstruktur jarak jauh. FMIPA, UNY, D. Peserta Pengabdian: Pelatihan ini diikuti oleh 17 peserta dari target 30 peserta dari guru-guru biologi SMA di Gunungkidul Yogyakarta. Oleh karena ada banyak kegiatan yang harus juga dilakukan oleh guru dalam waktu bersamaan maka kegiatan ini hanya diikuti oleh 17 orang saja. (Daftar Peserta Terlampir pada Tabel 2). E. Metode Pembinaan Pengabdian: Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan cara tutorial (Tatap Muka) dan workshop untuk : 1. Pembuatan preparat basah untuk tumbuhan 2. Persilangan monohibrid pada tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata subsp. sesquipedalis) 3. identifikasi dan pengawetan objek mikroskopis air tawar / akuarium kultur, 4. identifikasi dan pengawetan objek makroskopis paku-pakuan, lumut, serangga dan organisme ber”eksoskeleton” lain. 5. menyusun rancangan pembelajaran dengan topik berdasar pada objek yang sudah berhasil mereka sediakan/identifikasi. F. Hasil Kegiatan: Dari pelatihan ini dihasilkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Guru mampu menyediakan/menemukan objek-objek biologi baru yang cocok untuk kegiatan pembelajaran topik-topik yang relevan. 2. Guru mampu merancang kegiatan pembelajaran dan LKS dari objek-objek yang disediakan. G. Tanggapan Guru: Pada akhir kegiatan guru diminta tanggapannya terhadap kegiatan pelatihan ini. Secara umum tanggapan yang diharapkan adalah makna atau manfaat kegiatan dan relevansinya dilihat dari peluang pengembangan kegiatan ini di sekolah. Secara ringkas hasil tanggapan guru dapat ditabulasikan sebagai berikut (Tabel 3): Tabel 3. Angket Tanggapan Peserta. No. Penilaian terhadap kegiatan pelatihan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kegiatan bermanfaat. Mudah diikuti/dilakukan Menyenangkan Memberi pengalaman baru. Kegiatan mengasyikan. Menimbulkan rasa ingin tahu. Mengajak berpikir. Mengembangkan ketrampilan proses sains. Potensi mengembangkan sikap ilmiah. Menghayati peristiwa alam. 9. 10. Penilaian (%) Kurang Baik (sekor<2) (sekor>2) 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 0 100 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa kegiatan pendalaman materi dan pelatihan kegiatan dinilai sangat positip. Semua bguru memberi persepsi positip terhadap 10 aspek dalam tabel di atas. Kegiatan dipandang sangat bermanfaat, menyenangkan, memberi pengalaman baru, mengasyikkan, menimbulkan rasa ingin tahu, menantang untuk berpikir, mengembangkan ketrampilan proses dan sikap ilmiah dan membantu dalam menghayati peristiwa alam serta mudah diikuti. Masukan dari guru adalah sebaiknya kegiatan rutin dilaksanakan untuk topik yang berbeda, sehingga kemampuan guru berkembang. Atau bisa dilaksanakan dalam bentuk IHT (in house training) secara periodik, sehingga guru lebih terbimbing dan termonitor secara langsung. Program IHT ini memang membutuhkan keterlibatan banyak pihak dan banyak biaya, tetapi berdasar pengalaman memberi impak yang lebih nyata daripada kegiatan yang hanya sesekali dilakukan tanpa ada monitoring yang berkelanjutan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar hasil tanggapan guru peserta pelatihan, baik yang terjaring melalui angket ataupun pendapat lesan dan tertulis, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pelatihan disajikan dengan materi yang menarik dan menyenangkan, diharapkan efek ini akan terimbas ke siswa ketika guru mampu menyampaikan materi dengan objek yang dapat disediakan oleh guru. 2. Pelatihan sangat bermanfaat untuk memberi wawasan pada guru peserta pelatihan bahwa objek-objek biologi sangat mudah diperoleh, dikulturkan dan diawetkan. 3. Kegiatan praktikum merupakan aktivitas yang penting dalam pembelajaran Biologi, sehingga setelah mengikuti pelatihan ini peserta akan terbuka wawasannya tentang pengembangan kegiatan praktikum di sekolah. B. Rekomendasi Kemampuan dan ketrampilan guru Biologi untuk mengembangkan pembelajaran Biologi perlu didukung oleh penguasaan materi yang memadahi. Penguasaan ini akan menjadi dasar untuk mendinamisasi kegiatan pembelajaran, baik dari kedalaman dan keluasan materi maupun cara pembelajarannya. Berdasar fakta-fakta tersebut di atas maka direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kegiatan pelatihan semacam ini perlu dilakukan secara kontinyu dengan diperluas sasaran dan wilayahnya. 2. Perlu diintensifkan kemitraan antara FMIPA UNY dengan Pemda Propinsi atau Kabupaten/Kota dalam program pre-service, in-service maupun on-service training, sehingga akan terbentuk mutual relationship antar institusi yang terlibat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Kelas IV, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Biehler, Rober F and Jack Snowman. 1986. Psychology Applied to Teaching. (Fifth Edition. Boston : Houghton Mifflin Company. Carin, Arthur A and Robert B.Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery. Sixth Edition. Columbus : Merrill Publishing Company. Moh. Amien, Prawoto dan SitiMariyam. t.th. Hakekat Science. (Seri MKDU Ilmu Alamiah Dasar). FKIE IKIP YOGYAKARTA. Sund, Robert B and Leslie W, Trowbridge. 1973. Teaching Sciens by Inquiry in theSecondary School. Ohio : Charles E Merill Publishing Company. Surachman. 1994. Pengembangan Ketrampilan Proses (Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Yogyakarta : IKIP YOGYAKARTA. Dalam PBM IPA SD. Kepada Masyarakat). Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan PPM Gb. 1. Guru sedang serius mengikuti penjelasan pelatihan Gb. 2. Tim Pengabdi sedang menunjukkan contoh produk yang perlu dihasilkan Gb. 3. Peserta sedang mencermati petunjuk kegiatan Gb. 4. Peserta sedang mealakukan pengukuran/pengamatan objek belajar yang disiapkan Tim. Gb. 5. Sambil menghadapi objek peserta menerima informasi terkait dengan objek yang dipelajari. Gb. 6. Peserta yang lain bergantian mengambil sampel hewan/objek pengamatan Lampiran 2. Daftar Peserta PPM No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Nama Rr. Yayuk Sri Rahayu, S. Pd. Purwanti, S. Pd. Arif Kurniawan, S. Si. Dedy Cipto Hartono, S. Pd. Rr. Siti Rokhimah, S. Pd., M. Eng. Agus Suharyanto, S. Pd. Anis Trimayasari, S. Pd. Endang Purwanti, S. Pd. Suwardi, S. Pd. Sugeng Suranto, S. Pd. Lastini, S. Pd. Yeni Setyawan, S. Pd. Sri Suharyanti, S. Pd. Bambang Jaka S., S. Pd. Eni Astuti Noerhayati, S. Pd. Heru Wibowo, S. Pd. Siti Amrinah, S. Pd. Si. Sekolah SMA 2 Wonosari SMA 2 Wonosari SMA 2 Wonosari SMAN 2 Playen SMAN 1 Karangmojo SMAN 2 Karangmojo SMAN 2 Karangmojo SMAN 1 Patuk SMAN 1 Panggang SMAN 1 Panggang SMAN 1 Tanjungsari SMAN 1 Tanjungsari SMAN 1 Semin SMAN 1 Semin SMAN 1 Semin SMA Muh. Ngawen MA Al Hikmah Karangmojo