Pertemuan Keenam Etika Profesi dan Budi Pekerti Materi : Manusia dan Etika Bisnis Sistem Ekonomi komunis Tujuan system ekonomi komunis adalah memeratakan kemakmuran masyarakat dan menghilangkan eksploitasi oleh manusia (majikan, pemilik modal) kepada manusia lainnya (buruh). Mereka perpandangan, apabila sumber daya-sumber daya dikuasai oleh negara dan diatur oleh negara maka negara dapat mensejahterakan seluruh rakyat. Tujuan yang baik tetapi dalam pelaksanaan justru masyarakat menjadi miskin, tetapi banyak orang yang dekat dengan kekuasaan menjadi kaya. Hal ini diperparah dengan pemborosan yang dilakukan oleh Uni soviet penganut system ekonomi komunis yang menghabiskan banyak uang untuk membeli senjata dan membantu negara-negara komunis lainnya. Akhirnya system ekonomi komunis murni tidak dapat dipertahankan. Sistem ekonomi kapitalis. Prinsi dasar system ekonomi kapitalis adalah bahwa setiap orang diberi kebebasan seluas-luasnya untuk berusaha dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Dengan sejahteranya seseorang, maka masyarakat akan sejahtera dengan sendirinya. Pemerintah tidak perlu untuk campur tangan karena degan kekuatan pasar bebas dan kekuatan permintaan dan penawaran yang bebas dari campur tangan pemerintah maka pasar akan secara otomatis mengatur dirinya sendiri dan apabila terjadi permasalahan akan dengan sendirinya kembali (invisible hand). Namun dalam perkembangan system kapitalis murni tidak bisa dipertahankan karena tanpa campur tangan pemerintah untuk memulihkan pasar, maka pasar tidak akan otomatis normal kembali (John Maynard Keynes). Sistem ekonomi pancasila Sistem ekonomi ini secara konsep sangat bagus dengan menggunakan sila-sila dalam pancasila dalam system ekonomi. Cirri keadilan dan kebersamaan dalam system ekonomi kamunis terdapat dalam system ekonomi pancasla. Cirri hak dan kebebasan individu dalam system kapitalis diakomodir dalam system ekonomi pancasila. Ciri ketiga yang tidak ada dalam system komunis dan kapitalis yaiti kepercayaan kepadaTtuhan yang Maha Esa dan kebebasan memeluk agama sesuai keykinan masing-masing terdapat dalam system ekonomi pancasila. Namun dalam pelaksanaa, terdapat kegagalan karena ada kasus KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Dimensi Bisnis. Kegiatan bisnis apakah merupakan kegiatan bisnis yang etis atau tidak dapat dilihat dari lima dimensi: 1. Dimensi ekonomi. Bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan memperoleh keuntungan. Keuntungan diperoleh apabila keseluruhan penerimaan dikurangi keseluruhan biaya terdapat sisa. Penggunaan factor produksi juga memberikan keuntungan seperti: pemilik tanah mendapatkan sewa, pemilik tenaga kerja mendapat upah, pemilik modal mendapatkan bunga dan pemilik kewira usahaan mendapat keuntungan. Jadi keuntungan Wahyu Padmana Murti, SH., M.Si. Page 1 2. 3. 4. 5. merupakan tujuan utama bisnis. Bisnis etis bila memberikan keuntungan, keuntungan bagi siapa? Dimensi etis. Dengan menggunakan pengertian etika sebagai tinjauan kritis terhadap baik tidaknya perilaku manusia dan tiga tingkat kesadaran manusia ( kesadaran hewani, manusiawi dan transedental) sebagai penilaian, maka kita dapat melihat dimensi etis dalam bisnis. Sudut pandang kesadaran hewani (bisnis menguntungkan individu), kesadaran manusiawi ( bisnis menguntungkan individu dan masyarakat), kesadaran transcendental (bisnis menguntungkan individu, masyarakat dan alam semesta). Kegiatan bisnis merupakan kegiatan produktif untuk menghasilkan barang dan jasa, dipandang dari kesadaran hewani, manusiawi dan transcendental adalah baik. Permasalahan etika muncul apabila masalah keadilan dalam distribusi keuntungan dan dampak negative yang ditimbulkan dari bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Dimensi hukum. Yaitu dalam menjalankan bisnis harus mentaati peraturan dan hukum yang berlaku. Apabila tidak memenuhi aturan tersebut, dapat dikenakan sanksi. Hukum harus mencerminkan moralitas dalam bisnis. Dimensi sosial. Elemen yang terkait dengan demensi sosial yaitu sumber daya manusia yang ada di perusahaan (karyawan, manajer) dan factor eksternal yaitu: pemasok, pelanggan, penanam modal, pemerintah dan masyarakat). Perusahaan akan dapat berjalan dengan baik kalau semua pihak yang terkait tersebut diperhatikan dengan baik. Keuntungan akan datang dengan sendirinya bila perusahaan mampu melayani kebutuhan masyarakat. Semua pihak baik internal dan eksternal diperlakukan secara adil. Dimensi spiritual. Apabila unsur spiritual dikaitkan dalam kegiatan bisnis, maka kegiatan bisnis tersebut akan menjadi lebih baik. Nilai-nilai agama akan membantu kegiatan bisnis menjadi kegiatan bisnis yang religius, spiritual atau bisnis yang tercerahkan. Bisnis dikatakan etis apabila kelima dimensi tersebut terpenuhi dengan baik. Pendekatan pemangku kepentingan /Stake holders Pemangku kepentingan adalah semua pihak(orang/lembaga) yang memengaruhi keberadaan perusahaan dan dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. Soni keraf membagi pemengku kepentingan menjadi pemangku kepentingan primer (pelanggan, pemasok, pemodal, pemberi pinjaman, serta karyawan) dan pemangku kepentingan sekunder (pemerintah, media massa, aktivis lingkungan hidup, masyarakat disekitar perusahaan, akademisi dll.). Mereka terkait karena kepentingan (interest) dan kekuatan (power) yang dimiliki yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Kegiatan bisnis yang etis terjadi apabila kegiata bisnis tersubut tercerahkan yaitu mempunyai tingkat kesadaran spiritual, menganggap bisnis sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, menjadikan perusahaan yang dikelolanya sebagai sarana untuk melakukan pelayanan secara tulus untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku kepentingan, sekaligus menjaga dan memelihara kelestarian alam. Sumber : Etika Bisnis dan Profesi, Sukrisno Agoes dan I Cenik Ardana Wahyu Padmana Murti, SH., M.Si. Page 2 Wahyu Padmana Murti, SH., M.Si. Page 3