1 INOVASI PUPUK LENGKAP NPK DENGAN ASAM HUMAT (smno.tnh.fpub) Rendahnya efisiensi pemupukan urea karena adanya kehilangan ammonia kalau urea disebarkan di permukaan tanah. Kehilangan ammonia ini dapat dikendalikan dengan menambahkan bahan-bahan yang bersifat asam, seperti TSP, HA (asam humat) atau FA (asam fulvat). Formula pupuk Urea-TSP-MOP-HA, Urea-TSP-MOP, UreaTSP-MOP-FA dan Urea-T SP-MOP-Acidified (HA + FA) ternyata mampu mereduksi kehilangan ammonia sebesar 12.92, 20.12, 29.54 hingga 100 % dibandingkan dnegan formula urea saja. Demikian juga pengaruhnya terhadap kandungan ammonium dapat ditukar dalam tanah. Formula Urea-TSP-MOP-FA dan Urea-TSP-MOP-Acidified (HA + FA) dapat menahan akumulasi nitrat tersedia dalam tanah. Urea, TSP dan MOP yang distabilikan dengan menambahkan HA dan/atau FA dapat mereduksi kehilangan ammonia, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pemupukan dan mereduksi pencemaran lingkungan. Mekanisme Ikatan Asam Humat dengan UREA, SP36, dan KCl Struktur Molekular Asam Humat dan asam fulvat: Model struktur asam fulvat berdasarkan Buffle et al. (1977). 2 Model struktur asam humat berdasarkan Stevenson (1982); R dapat berupa alkil, aril, atau aralkil. Gugus fungsional asam humat 1. 2. 3. 4. Asam humat merupakan bahan makromolekul polielektrolit yang memiliki gugus fungsional seperti –COOH, -OH fenolat maupun –OH alkoholat sehingga asam humat memiliki peluang untuk membentuk kompleks dengan ion logam karena gugus ini dapat mengalami deprotonasi pada pH yang relatif tinggi menghasilkan gugus COODeprotonasi gugus-gugus fungsional asam humat akan menurunkan kemampuan pembentukan ikatan hidrogen, baik antar molekul maupun sesama molekul dan meningkatkan jumlah muatan negatif gugus fungsional asam humat, sehingga akan meningkatkan gaya tolak menolak antar gugus dalam molekul asam humat. Kedua pengaruh tersebut akan menyebabkan permukaan partikel-partikel koloid asam humat bermuatan negatif dan menjadi lebih terbuka serta berbentuk linear dengan meningkatnya pH. Dalam larutan (pH 3,5 - 9), asam humat membentuk sistem koloid polielektrolit linear yang bersifat fleksibel, sedangkan pada pH rendah asam humat berbentuk kaku (rigid) dan cenderung 3 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. teragregasi membentuk suatu padatan makromolekul melalui ikatan hidrogen. Dengan meningkatnya pH akan menyebabkan ikatan hidrogen semakin lemah sehingga agregat akan terpisah satu sama lain. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh disosiasi gugus fungsional yang bersifat asam pada asam humat seperti -COOH. Umumnya gugus -COOH terdisosiasi pada pH sekitar 4-5, sedangkan gugus –OH fenolat atau –OH alkoholat terdisosiasi pada pH sekitar 8-10 pada pH yang relatif tinggi (konsentrasi H+ rendah) akan meningkatkan kensentrasi -COO- yang dapat berfungsi sebagai ligan pada asam humat. Walaupun pada pH yang relatif rendah, asam humat cenderung tidak berinteraksi dengan ion logam, akan tetapi sebagai padatan polielektrolit, asam humat memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi logam. Asam humat dengan ion logam dapat mengalami presipitasi. Tingkat flokulasi yang terjadi bergantung pada pH, sifat-sifat gugus fungsional pada asam humat yang dapat bertindak sebagai ligan dan sifat ion logam. Fraksi humat mempunyai muatan negatif yang berasal dari disosiasi ion H dari berbagai gugus fungsional, yang menyebabkan fraksi humat mempunyai KTK sangat tingggi. Dengan demikian fraksi humat mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat, menjerap dan mempertukarkan kation, serta membentuk senyawa kompleks dengan logam berat dan lempung Interaksi antara bahan humit dengan fraksi anorganik tanah dapat dinyatakan sebagai reaksi: pertukaran ion, jerapan pada permukaan (adsorption on surface), dan pembentukan kompleks/kelat (complexation/chelation). Pembentukan kompleks, terjadi karena penggabungan kation dengan ligan terjadi lewat suatu ikatan koordinasi/pemakaian pasangan elektron bersama (electron pair sharing), Pada pembentukan kelat (intrakompleks) penggabungannya lewat ikatan ion bagian, dan dalam hal ini satu ligan mengikat ion-ion logam dengan lebih dari satu gugus fungsi donor. STRUKTUR MOLEKUL ASAM HUMAT Struktur molekul hasil analisis XRay Scattering D dan studi kromatografi permeasi gel menggunakan detector UV dapat disimpulkan: 4 1. 2. 3. Humic Acid (asam humat): tersusun oleh gabungan senyawa hidrofobik (rantai polimetilenat, asam lemak, senyawa steroid) yang distabilkan oleh ikatan hidrofobik: ikatan van der Waals; -; dan CH- pada pH netral sampai basa Konformasinya meningkat membentuk ukuran molekul lebih besar jika terjadi ikatan Hidrogen antarmolekul pada pH rendah, sehingga terjadi flokulasi Asam Humat mengandung gugus fungsional asam seperti fenolat dan karboksilat; bersifat aktif dalam reaksi kimia; Berat molekul (BM) 20.000-1.360.000 Daerah Kristalin & Non Kristalin Asam Humat 1. Daerah kristalin dibentuk oleh rantai poli(metilen) 25 unit , membentuk daerah kristalin hidrofobik 2. Non-kristalin domain tersusun dari rantai poli(metilen) lebih bersifat isotropic dan bergabung dengan bahan non kristalin lainnya membentuk agregat lebih besar 3. Daerah kristalin merupakan daerah yang tidak reaktif terhadap serangan lingkungan, bersifat inert dalam tanah , sehingga waktu tinggalnya dalam tanah menjadi lama 4. Daerah amorf berperan dalam penyerapan molekul non polar dalam tanah 5. Gangguan supermolekular humat disebabkan oleh pembentukan ikatan hydrogen yang lebih kuat dibandingkan gaya hidrofobik yang menstabilkan konformasi asal struktur humat 6. Disagregasi supermolekular humat berkaitan dengan pembentukan multiple ikatan hydrogen antara glyposate dan molekul humat yang kecil, menunjukkan bahwa penurunan delokalisasi electron mempengaruhi ukuran molekul humat yang besar, yang 7. Kandungan gugus alifatis yang tinggi dan ukuran molekul yang besar dan fleksibel meningkatkan adsorpsi herbisida pada humat karena adanya interaksi hidrofobik dan ikatan hydrogen Mekanisme Ikatan UREA dengan ASAM HUMAT Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna 5 putih, dengan rumus kimia NH2 (CONH2), merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Karena sifatnya yang sangat mudah menghisap air dan mudah larut maka pupuk ini mudah tersedia dan segera menguap. Akibatnya lebih dari 25 % urea yang diaplikasikan pada tanah hilang lewat pelindian, penguapan, nitrifikasi. Hidrolisis urea dapat disebabkan oleh kandungan air dalam tanah, enzim urease yang bersumber dari mikroorganisme saprophyta dan tumbuhan graminaceae menghasilkan senyawa NH4+ menurut reaksi : CO(NH2)2 + 2H20 NH4+ 2 NH4+ + HCO3H+ + NH3 ; pKa=9.3 (1) (2) Produk hidrolisis urea adalah NH4+ yang bertahan dalam larutan tanah atau ditahan oleh tanah dan akan diserap oleh akar tanaman. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion Nitrat (NO3 ) + dan ion amonium (NH4 ). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion nitrat karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam larutan tanah dan mudah diserap akar. Tahap ke dua reaksi adalah perubahan NH4+ dalam larutan tanah menjadi NH3 (gas) yang dapat berdifusi dari larutan tanah ke udara (atmosfir) , serta menghasilkan larutan asam (pelepasan H+ ) pada reaksi 2. Akibatnya sebagian urea yang diaplikasikan pada tanah hilang lewat pelindian (melarutnya NH4+) ke luar tanah, penguapan NH3, nitrifikasi (oksidasi oleh miroba) menjadi NO3- yang selanjutnya mengalami denitrifikasi (anaerob) menjadi N2O dan N2 (menguap ke udara). Kalau ada asam humat , maka NH4+ hasil hidrolisis urea pada pH asam (adanya pelepasan H+) akan diikat oleh gugus fungsionil donor electron: C=O dari karboksilat dan OH dari fenolat maupun alkoholat membentuk ikatan chelat, menyebabkan slow release NH4+ ke dalam tanah karena kelarutannya menurun, sehingga keberadaan sumber N dalam tanah lebih lama (meningkatkan efisiensi pemupukan N). Mekanisme Ikatan SP36 dengan ASAM HUMAT 6 Dalam tanah terdapat senyawa hidroksida dari alumina (Al3+), Fe dan Ca. Hidroksida logam-logam ini dapat diikat oleh asam humat melalui ikatan koordinasi membentuk senyawa kompleks antara ion ligan (logam) dengan ligan gugus fungsional asam humat seperti COOH yang terdeprotonasi menjadi COO- (dalam suasana agak basa oleh adanya hidroksida Al). Jika ada pupuk fosfat SP36, senyawa fosfat membentuk kompleks dengan hidroksida Al menurut reaksi : Al OH OH H2PO4 Pengikatan fosfat oleh hidroksida Al ini menyebabkan fosfat tidak tersedia bagi tanaman. Jika ada asam humat, maka hidroksida Al diikat oleh gugus COO- membentuk senyawa kompleks , menyebabkan pelepasan senyawa fosfat menurut reaksi : Al OH OH + asam humat H2PO4 Al OH OH OOC-R H2PO4 - + (P larut) Bahan Organik Menyebabkan P lebih tersedia dalam tanah Mekanisme Ikatan KCl dengan ASAM HUMAT Asam humat mengandung gugus karboksilat -COOH yang dapat terdisosiasi pada suasana agak masam hingga netral menjadi gugus karboksil -COO-. Gugus karboksil ini dapat berikatan secara elektrostatika dengan ion K+ dari KCl membentuk senyawa garam K humat yang lebih mudah larut dibandingkan asam humat. Akibatnya ketersediaan unsur K dalam tanah lebih besar. 7