View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
JURNAL
INDONESI
A
FAKTOR DETERMINAN PEMBERIAN AST DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TILOTE
KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2OI2
Sunarti Hanapi
Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Gorontalo
ABSTRACT
Lack ofbreastfeeding can be athreat to the heqlth ofchildren becausein addition toan elfecton the
growth ofthe braintocause the baby's in telligence can also besusceptible to infectious diseases because of
antibody rendah Penelitian aims to identifi the determinant factors of uclusive breastfeeding by lactation
counseling, localc ultural values, promotion of infant formula, ond family support milk production. The
study wasan observational analytic cross sectional design. Sample size of 265 mothers who had a baby boy
taken month su hau!ive sampling (total sampling). Using secondary datafrom their medical calendar notes.
Daia analysis conducted by Kaplan Meyertest, Cox Proportional Hazards. The results showed that the
probability of applying the provision of local cultural values Asi 27ok, the probability of giving breast milk
tolT'% less milk production. Multivariate test results indicate that the variqbles most as sociated with
breastfeeding are local cultural values (p-0.000) and milk production (p:0.0a1). Concluded hat From the
five variables studied (actation counseling local cultural values, promotion of infant formu[a, family
support, and milk production) is the most inJluentiol factor in the protision of Asi is alocal cultural values
and milk production.
KEtwords : Breasfeeding, Determinan Factor
PEI\TDAHULUAN
Tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di indonesia yang masih sangat rendah, hanya 15,3
o/obayi yang mendapat ASI ekslusif hingga enam bulan (Riskesdas 2010). Rendahnya pemberian ASI di
indonesia bisa menjadi ancaman bagi kesehatan anak-anak indonesia karena selain berpengaruh pada
pertumbuhan otak untuk kecerdasanjuga bisa menyebabkan bayi mudah terkena penyakit infeksi karena anti
bo diny a rendah. (Sy abnni,2 0 12).
Data Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru 33,6yo bayi di indonesia mendapatkan ASI, ini
terlihat masih rendahnya cakupan ASI eksklusif di indonesia .Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi dalam
acara pembukaan Pekan ASI Sedunia 2012 di Balai Kartini, Jakart4 Rabu(19/9/2012), menyoroti bahwa
ada beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusifdi Indonesi4 dilihat daridata Riset Fasilitas
Kesehatan Dasar (201l) mengunglapkan bahwa baru sekitar 40% Rumah Sakit yang melaksanakan Rumah
Sakit Sayang Ibu dan Bayi sebagai p€n€rapan l0 Langkah Keberhasilan Menyusui. (Anonim, 2012).
Pada data profil kesehatan RI 2011 menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif untuk Provinsi
gorontalo tahun 2010 adalah 60,40A. Pada data tahunan Dinas kesehatan Kabupaten Gorontalo tentang
cakupan ASI esklusif tahun 2010 adalah 36,6%;o,tahun 20ll adalah 56,4o , Sedangkan di Puskesmasmas
Tilote data Asi Esklusif tahun 2010 dari 285 bayi adalah 07o, tahun 20ll dari 301 bayi yang ASI esklusif
hanya 3 orang (0.9%), dan pada tahun 2012 dai265 bayi adalah I orang (O,3Vo).
Tcrjadinya kondisi bayi tidak mendapatkan asupan ASt dengan baik diduga disebabkan oleh
beberapa faktor, Faktor t€rsebut b-erupa pengaruh dukungm suarni dan kelurg4 konseling laktasi selama
kehamilan yang kurang baik, pengaruh promosi susu formula dan ada nilai budaya yang sudah melekat
dimasyarakaL Penelitian yang dilakukan oleh Feryani Dwi Permana menunjukkan kegagalan pemberian ASI
eksklusif disebabkan oleh sebatragian besar para ibu termotivasi untuk membsrikan MP-ASI dini karena
bayi rewel, kurangnya realisasi program ASI eksklusif dari puskesmas, kurangnya dukungan dari orang
terdekat terutama suami, kurangrrya dukungan dari tenaga kesehatan terutama penolong persalinan, adanya
kondisi bayi yang bingung puting dan bayi yang sakil adanya promosi susu formula dengan penyampaian
iklan yang menarik dan promosi lewat petugas kesehatan, serta masih adanya kebiasaan dalam hal
pemberian prelaktal setelah bayi lahir berupa madu dan pemberian MP-ASI dini sebelum bayi berumur 6
bulan (Feryani,2010).
BAIIAN DAII METODE
Rancangan dan Lohusi Penelitisn
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan menggunakan desain cross sectionol
sraa!.Peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependent yaitu pemberian ASI, variabel independent
yaitu konseling laktasi, nilai budaya lokal, promosi susu formula, dukungan keluarga, dan produksi ASI.
Penelitianini dilakukan di rvilayah kerja puskesmasTilote KabupatenGorontalo.Padabulan november2012
hingga februari 2013.
Download