PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PERANCANGAN SIGNAL CONDITIONING TERMOKOPEL TIPE-K SEBAGAI MASUKAN ADC-0804 G. Bambang Hem K, Demon Handoyo PTRKN-BATAN ABSTRAK PERANCANGAN SIGNAL CONDITIONING TERMOKOPEL TIPE-K SEBAGAI MASUKAN ADC-0804. Telah dilakukan perancangan signal conditioning termokopel agar tegangan keluaran dari termokopel tersebut dapat digunakan sebagai tegangan masukan ADC-0804. Dari hasil perhitungan, didapat penguatan tegangan sebesar 490 kali. Penguatan tersebut dilakukan dengan menerapkan rangkaian penguat instrumentasi yang mempunyai impedansi masukan dan CMRR tinggi, selain itu besar penguatan dapat diatur dengan memutar variabel resistor untuk mendapatkan tegangan keluaran yang sesuai. Dari perbandingan antara hasil simulasi dengan tegangan masukan ADC, dapat disimpulkan bahwa perancangan telah berhasil dilakukan. Dengan demikian perancangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan pada tahap pembuatan Kata kunci : perancangan signal conditioning dan ADC-0804 ABSTRACT DESIGN OF SIGNAL CONDITIONING FROM K- TYPE THERMOCOUPLE AS INPUT ADC-0804. The design of signal conditioning from thermocouple so that output voltage from thermocouple can be used as input voltage of ADC 0804 has been done. From calculation process, it is multiplication of voltage are 490 times. The amplification is conducted by applying instrumentation amplifier which haves input impedance and high CMRR. Others, multiplication value can be conducted by turning variable resistor to get the appropriate output voltage. From comparison between simulation results with the input voltage of ADC, that designing have succeeded. Thereby this design can be used as reference of making phase. Keyword: design signal conditioning and ADC-0804 PENDAHULUAN Untai adalah Uji salahTennohidrolika satu fasilitas Reaktor di (UUTR) penelitian PTRKN SATAN. Keberadaan fasilitas tersebut dimaksudkan untuk kegiatan berbagai macam penelitian yang berhubungan dengan penelitian keselamatall PL TN untuk tipe PWR dan PHWR. Penelitian difokuskan pada fen omena tennohidrolika yang muncul selama sekuen kecelakaan yang dipostulasikan. Fenomena termohidrolika mencakup persoa!an perpindahan panas dan perubahan fasa. Dalam melakukan penelitian, beberapa besaran fisis (sebagai contoh : tekanan, temperatur, laju alir dan sebagainya) akan diukur dan diambil datanya sebagai data penelitian. Dari berbagai pengukuran tersebut, pengukuran 142 temperatur menjadi salah satu pengukuran yang dioptimalkan. Untuk lebih membantu penelitian dalam pengambilan data temperatur, maka pengembangan sistein pengukuran temperatur terus dilakukan. Sekarang ini sistem pengukuran temperatur di UUTR sudah berbasis mikrokontroler atau komputerisasi. Dimana data temperatur secara otomatis diambil dan disimpan dalam komputer sesuai program yang ada, selain itu sistem ini juga dimungkinkan untuk berinteraksi dengan sistem lainnya. Sebagai contoh adalah pengaturan daya heater. Diagram alir sistem pengukuran temperatur dapat dilihat pad a Gambar I. Ada beberapa jenis sensor suhu yang dipakai di UUTR, yaitu RTD, PT -100, dan termokopel. Sesuai dengan diagram alir pada ISSN 1410 - 8178 G. Bambang Heru K, dkk PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don ProsesBahan Yogyakarta, Gambar I, maka harus ada pengkondisian dari sinyal keluaran sensor agar dapat digunakan sebagai masukan ADC (Analog to Digital Converter). Dalam makalah ini dibahas lebih lanjut mengenai perancangan signal conditioning untuk sensor temperatur termokopel tipe-K yang akan digunakan sebagai masukan ADC-0804. Dengan adanya perancangan ini diharapkan dapat dilanjutkan ke tahap pembuatan. Lebih dari itu, perancangan ini dimungkinkan pula untuk sensor temperatur yang lainnya atau sensor besaran fisis yang lainnya (sebagai contoh laju alir, tekanan dan sebagainya) Gambar I. Diagram alir temperatur sistem pengukuran DASAR TEORI Deskripsi termokopel tipe-K Dalam dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang digunakan untuk 4900,0 1960,0 4998,0 2508,8 19,6 313,6 1254,4 156,8 627,2 (mV) 0 mengubah 3920,0 perbedaan panas dalam benda yang diukur temperatumya menjadi tegangan listrik. Termokopel sendiri adalah dua buah kawat logam yang berbeda jenisnya, dimana salah satu ujungnya disatukan. Jika kedua kawat yang telah disatukan tersebut menerima perlakuan panas, maka akan ada beda tegangan pada kedua ujung kawat lainnya. Besar beda tegangan tergantung dari bahan atau tipe dari termokopel tersebut. Perubahan tegangan yang diberikan oleh termokopel tersebut diproses lebih lanjut sehingga didapat nilai temperatur yang sedang terjadi. Dalam makalah ini yang dibahas adalah termokopel tipe-K. Termokopel tipe-K terbuat dari bahan Chromel (Ni-Cr alloy) - Alumel (Ni-Al alloy) yang mempunyai kemampuan untuk mengubah temperatur menjadi tegangan Iistrik secara linier dari OOC- 1372oC. Beda tegangan yang diberikan untuk perubahan setiap 1°Cberkisar ± 4011V. Deskripsi ADC-0804 ADC (Analog to Digital Converter) merupakan sebuah interface yang dapat merubah tegangan analog menjadi digital. Interface ini diperlukan karena mikrokontroler atau komputer hanya dapat mengolah sinyal digital, dengan G. Bambang Heru K, dkk. 28 Agustus 2008 demikian keberadaan dari ADC ini sangat diperlukan pada sistem pengukuran temperatur yang berbasis mikrokontroler atau komputer. Batasan tegangan yang dapat diubah oleh ADC sesuai dengan lebar data dan tegangan referensi yang diberikan. Tegangan referensi menentukan minimal dan maksimal tegangan masukan yang dapat diterima oleh ADC, sedangkan lebar data (dalam format biner) akan menentukan berapa step/cacahan yang akan membagi tegangan referensi tersebut. Dengan demikian kita dapat mengetahui besarnya tegangan tiap bit-nya yaitu tegangan referensi dibagi dengan jumlah step/cacahan yang ada. Pada perancangan ini yang digunakan adalah ADC-0804. ADC-0804 mempunyai lebar data 8 byte (256 bit) dan memiliki kecepatan tinggi dalam mengubah sinyal analog ke digital, selain itu compatible dengan mikrokontroler. Ada dua mode untuk mengaktifkan sistem ini, yaitu mode free running dan mode kontrol. Mode free running adalah dimana ADC-0804 akan mengeluarkan data hasil pembacaan input secara otomatis dan berkelanjutan (continue) setelah selesai mengubah tegangan analog ke digital. Sedangkan mode kontrol adalah dimana ADC-0804 akan mulai mengubah tegangan analog ke digital setelah diberi perintah dari mikrokontroler. Tabel I. Hubungan tegangan masukan dengan nilai keluaran ADC-0804 Vin 1D, 255 200 250 0100 128 0D7 611 0001 16 32 8004Do Ds D. D3 D:2 Desimal Lebar data Jika 1 bit menyatakan perubahan setiap 1°C sedangkan lebar data yang dimiliki ADC-0804 adalah 8 byte atau dalam format biner adalah 256 bit, maka suhu maksimum yang dapat dibaca oleh ADC-0804 adalah 255°C. Jika tegangan referensi yang diberikan adalah 5 Volt, maka tegangan setiap I bit adalah 5 Volt dibagi dengan 255 yaitu 0,0196 Volt/bit. Rangkaian dari modul ADC-0804 dapat dilihat pada Gambar 2, sedangkan hubungan antara ISSN 1410 - 8178 143 PROSIDING SEMINAR DAN PENGELOLAAN PERANGKAT PENELITIAN NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008 tegangan masukan dan nilai keluaran dapat dilihat pada Tabel I. CS Besar tegangan keluaran dapat dihitung berdasarkan rumus : 1S0pf (1 ) ifd WR iNTii dengan : R, = R3 dan R./ Va = Tegangan V, = Tegangan V2 = Tegangan OBr OB, DB, OB3 V'N(o) 082 ACND' VRtFl2' DBt OB, OBo 7 V'N I.)~ DGND 10 Gambar 2. Rangkaian modul ADC-0804 Signal conditioning Seperti kita lihat pada Gambar 1, bahwa signal conditioning berada antara termokopel dan ADC, yang berfungsi mengkondisikan tegangan keluaran dari termokopel agar dapat dijadikan sebagai tegangan masukan ADC. Dari pemahaman termokopel tipe-K dan ADC-0804 yang telah dijabarkan di depan, diketahui bahwa setiap perubahan 1°C, termokopel akan memberikan perubahan tegangan sebesar 40~V, sedangkan perubahan nilai dari ADC-0804 untuk setiap bit-nya diperlukan tegangan 0,0196 Voltlbit. Dengan demikian signal conditioning harus dapat mengkondisikan tegangan 40~ Volt menjadi 0,0196 Volt. Pengkondisian tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan rangkaian penguat tegangan. Dalam dunia elektronika, ada berbagai macam rangkaian penguat tegangan sesuai dengan kebutuhannya. Pada permasalahan signal conditioning ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan rangkaian penguat tegangan yang akan digunakan, yaitu : impedansi masukan yang besar dan CMRR (commond mode rejection ratio) yang tinggi. Berdasarkan pemahaman tersebut maka pada kegiatan ini dipilih penguat tegangan instrumentasi. Rangkaian penguat tegangan instrumentasi dapat dilihat pada Gambar 3. Va YJ = R5 = R6 = R7 keluaran masukan rendah masukan tinggi Sesuai dengan Gambar 3, R2 yang berupa variabel resistor dapat diatur besarnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan penguatan yang sesuai dengan perhitungan. Jika penguatan besar, maka nilai dari CMRR juga akan besar. Dengan nilai CMRR yang besar dianggap sistem penguatan bebas dari gangguan-gangguan interferensi (contoh : desah, arus balik dan sebagainya). Besar nilai CMRR dapat dihitung dengan rumus : CMRR = A.Vi (2) Va dengan : = Penguatan Vi = Tegangan masukan Vo = Tegangan keluaran A Perhitungan besar penguatan Telah diketahui bahwa signal conditioning harus mengkondisikan tegangan keluaran sebesar 40flV yang berasal dari termokopel menjadi 0,0196 Volt agar dapat dipakai sebagai masukan ADC0804. Dengan demikian besar penguatan yang akan dilakukan oleh signal conditioning adalah 0,0196 Volt dibagi 40~V yaitu sebesar 490 kali. Dari besar penguatan yang telah didapat, dilakukan simulasi dengan software EWB (Electronic WorkBench). Software EWB (Electronic WorkBench) merupakan sebuah piranti lunak untuk rnembantu perancangan elektronika. Berbagai komponen elektronika dapat dimodelkan dengan software ini. Selain itu berbagai alat ukur juga tersedia (sebagai contoh multimeter, osiloskop, display dan sebagainya) dimana dapat dipasang pada bagian tertentu dari rangkaian sesuai yang diinginkan. Setelah pemodelan rangkaian selesai, dapat dieksekusi atau dijalankan karena fasilitas ini juga tersedia. Berdasarkan nilai yang tampil pada alat ukur, dapat disimpulkan apakah pemodelan yang telah dilakukan sesuai dengan rancangan atau tidak. Pemodelan rangkaian penguat instrumentasi menggunakan software EWB dapat dilihat pada Gambar 4 dengan penguatan sebesar 490 kali. Gambar 3. Rangkaian penguat instrumentasi 144 ISSN 1410 - 8178 G. Bambang Heru K, dkk 50 55 32 64 00 28 8 16 peratur nditioning PENELlTlAN PROSIDING SEMINAR DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 Va 489:i!iJ :YJ Gambar 4. Rangkaian EWB penguat instrumentasi dengan Jika tegangan keluaran hasil simulasi pada Tabel 2 dibandingkan dengan nilai tegangan masukan ADC-0804 sesuai Tabel I, maka akan terlihat adanya selisih / penyimpangan. Simpangan yang terjadi dapat diperkecil dengan mengubah nilai penguatan pada rangkaian penguat instrumentasi, perubahan tersebut dilakukan dengan memutar variabel resistor (R]). Nilai simpangan antara keluaran signal conditioning dengan masukan ADC-0804 dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan penampilan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 5. 60000 HASIL DAN PEMBAHASAN y Dengan melakukan pensimulasian rangkaian penguat tegangan instrumentasi yang sudah diperkuat 490 kali menggunakan EWB seperti pada Gambar 4, diperoleh data hasil penguatan seperti dalam Tabel 2. Tabel 2. Hasil simulasi rangkaian instrumentasi 0.1236< c ~ 40000 ~ Iii 30000 I!' ~ 20000 ... penguat tegangan 10000 1285 317 2601 10151 10355 4095 5246 8137 2570 2006 3987 637 39 01274 04974 5074 629,6 155,3 312,1 keluaran 19,11 (mV) InDut Tegangan Tegangan . (0C) & R=1 50000 00 termokopel 0 (uV) 0.0 1000.0 2D000 30000 40000 50000 GOooO Teg"'gon MastJ<", Gambar 5. Grafik tegangan dan conditioning keluaran signal tegangan masukan ADC-0804 KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dan simulasi, maka disimpu1kan bahwa perancangan signal conditioning termokope1 tipe-K yang dipakai sebagai masukan ADC-0804 telah berhasil. Besar simpangan yang terjadi seperti ditunjukan pada Tabel 3 masih dalam batas yang wajar, dengan demikian rancangan tersebut dapat dipakai sebagai acuan untuk tahap pembuatan. dapat Tabel antara nilai keluaran signal conditioning dengan masukan ADC-0804 3. Hubungan masukan ADC00 02508,8 Pembacaan 46 67 74 76 19.6 1,5 156,8 1960,0 1,56 1,56 61,2 3920,0 0,39 0,49 0,39 19,6 2,4 313,6 1254,4 0,39 4998,0 4900,0 0804 Simpangan (mV) Tegangan 0,79 1,5 (%)627,2 Tegangan suhu keluaran (mY) Tegangan DAFT AR PUST AKA 1. MISURA DI TEMPERATURA, Gruppo Imprese Strumentazione Italia, EDIZIONE 1987. 2. W ASITO.S, Vademekum Elektronik, Gramedia, Jakarta, 1987. G. Bambang Heru K, dkk. ISSN 1410 - 8178 145