Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB
SOSIAL
Pokok Bahasan
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ekonomi dan
bisnis
Etik
Tatap Muka
08
Kode MK
Disusun Oleh
90004
Drs.Eddy Hermawan
Abstract
Kompetensi
Etika dan Tanggungjawab social
Agar mahasiswa mengetahui etika dan
tanggung jawab social
Pembahasan
Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial
1.1 Latar Belakang
Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan
masyarakat
terhadap
organisasi
tersebut.
Banyak
lembaga
bisnis
yang
menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan oleh karena itu,
diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam
etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai
suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial terhadap
masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala
bentuk bisnisnyaberperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas,
sosial, etika dan hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana
perilaku etis, tanggungjawab sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini
menentukan tingkat keberhasilan yang dapat diraih perusahaan.
1.2 Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Bisnis, dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup etika
berusaha dan tanggungjawab sosial. Selain itu makalah ini menjelaskan bagaimana
cara berbisnis yang sesuai dengan etika yang sebenarnya, karena etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
1.3 Masalah
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika berusaha dan tanggungjawab
social? Bagaimana cara menerapkan etika berusaha dan tanggungjawab social
dalam berbisnis?
2015
2
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk
mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan
perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Sistem bisnis
beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggungjawab social,
peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a)
Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan
berhubungan dengan produk.
b) Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c)
Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d)
Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada
pemilik , manajemen serta stakeholder.
e)
Pemasokbahan-bahan;
pemasok
berkepentingan
terhadap
perilaku
etis
berbubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran
hubungan dengan pemasok.
f)
Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk
menjamin atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g)
Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas
usaha; pemerintah dalam
mengatur kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h)
Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur
merupakan sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i)
Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j)
Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan
adakalanya memperngaruhi bisnis.
2015
3
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
k)
Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat
bekerjasama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika,
tanggungjawab social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat
mungkin untuk menjadikan hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan,
perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan
berprilaku etis adalah:
1)
Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi.
2)
Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja
perusahaan yang semakin komplek.
3)
Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa
hormat dari stakeholder.
4)
Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial
dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan
keputusan bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap
kemanusiaan (pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi
pengambilan keputusan tersebut akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan.
Keputusan etika yang tepat sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholder
akan memberikan beberapa keuntungan sepertiimage yang baik, reputasi disamping
laba dalam jangka panjang ( Hunger & Whellen,2000; Cullen, John,2005).
2.2 Dilema Etika Dalam Manajemen
Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen,
2000: Kuratko & Hodgetts, 2007).
1)
Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan
secara geografis maupun etnis.
2)
Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk
dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral
individu berjalan melalui tahap preconvetional, conventional, sampai tahap principle
3)
Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak
maupun stakeholder.
2015
4
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4)
Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral
bersifat relative pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma
etika diantaranya: conflict of interest , personality traits, social responsibility to
stakeholder dan level of openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat
digunakan sebagai titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1) Pendekatan Utilitarian
2) Pendekatan hak individu
3) Pendekatan keadilan
2.3 Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar
bagi orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan
berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan
di antara perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan
masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih
dipertanyakan dan menjadi bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger &
Whellen, 2000)
1.
Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan
kimia serta limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan
tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan
dengan perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial
adalah Hunger & Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
2015
5
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan
landasan dalam melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu
diterima di area bisnis nasional maupun multinasional harus patuh pada beberapa
hal, sebagai berikut:
1.
Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar,
serta kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang
dikonsusi. Menurut Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak
keamanan, hak untuk mengetahui, hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak
untuk memilih.
2.
Penanaman
modal,
perusahaan
memiliki
kewajiban
dalam
menyediakan
pengambilan investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba
perusahaan.
3.
Tenaga
kerja,
perusahaan
bertanggungjawab
terhadap
karyawan
mulai
dariperencanaan, perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja
serta kesejahteraan.
4.
Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki
efek negatif yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis
sesuai dengan hukum.
5.
Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan
masyarakat umum.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai
integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab
sosial Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab
terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap
tenaga kerja dan kemanusiaan, produk maupun jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan
solusi awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
a.
Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
b.
Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di
ambil menjadi hukum universal
c.
Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka
memperlakukan Anda.
2015
6
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi
secara nasional.
e.
Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f.
Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi
ukuran.
2.4 Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Dimension of
Stage One: Social
Stage Two: Social
Behaviour
Obligation
Responsibility
Stage Three :
Social
Responsiveness
Response to
Maintains low public Accept
Willingly discuses
social presures
profile, but if
responsibility for
activities with
attaced, user PR
solving current
outside group;
methods, to upgrate problems;will admit
makes information
its public image:
deficiencies in
freely available to
denies any
former practices
the public; accepts
deficiencied, blame
meet social
formal and informal
public
norm;attitude
inputs from outside
dissatisfaction on
toward critics
groups in decision
ignorance or failure
conciliatory; freer
making; is wiling to
to understand
information
be publicly
corporate
disclosures than
evaluated for its
functions:discloses
stage one
various activities
Contributes only
Contributes to non
Activities of stage
when direct benefit
controversial and
two, plus support
to it clearly
established
and contributions to
shown:otherwhise,
causes; matches
new, controversial
view contributions
employee
groups whose
as responsibility of
contributions
needs it sees as
information only
where legally
required
Philanthropy
individual
2015
7
Etik
Drs.Eddy Hermawan
unfulfilled and
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
employees
increasingly
important
Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua
dan tiga dalm respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah
memasukan
program
mengevaluasi
setiap
tanggung
aktivitas
jawab
yang
sosial,
proaktif
berhubungan
responsiveness ). Setiap keputusan manajer
memiliki
dengan
publik
keinginan
(
social
perusahaan mempertimbangkan
keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai
bagian integral dari kehidupan perusahaan.
2.5 Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk
membuat keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak
etis. Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu :
1.
Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur,
tidak melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2.
Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat,
berani dan penuh pendirian.
3.
Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji,
penuh komitmen dan dapat dipercaya.
4.
Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara.
Mampu memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks
profsional.
5.
Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan
kebaikan orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6.
Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan
terhadap orang lain maupun masyarakat.
7.
Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8.
Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang
baik, mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
2015
8
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
9.
Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan
kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10.
Dapat
dipertanggung
jawabkan.
Segala
kegiatan
atau
aktivirtas
dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan
keputusan etika dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan
lingkungan eksteren bagi penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah
lingkungan kerja, lingkungan pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial,
profesional, personal dan atribut individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai
keputusan konsep overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang
pada situasi tertentu membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau
beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor
penekan, maka aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif
yang
dipilih
dimaksudkan
untuk
memaksimumkan
akibat
yang
baik
dan
meminimumkan akibat yang jelek, maka menajer perusahaan yang membuat
keputusan memiliki kecenderungan mendapat simpati, jika keputusan tersebut
dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,.
1987: William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan
keputusan etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1.
Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk
mengetahui kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk
tanggung jawab ekonomi kepada stakeholder.
2.
Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional
perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or
home country law).
3.
Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang
diterapkan.
4.
Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas
budaya digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan
beroperasi.
2015
9
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5.
Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian
dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan
perkembangan
lingkungan
dan
respon
yang
cepat
dari
masyarakat akan peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan
perusahaan cepat aktif dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan
McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna
kepekaan terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik
(seven step to doing good bussines):
1.
Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the
concept of waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3.
Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect
cost).
2.6 Standar etika perusahaan
1.
Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau
kepercayaan dan tanggung jawab etikanya.
2.
Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan
prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu
memberikan perilaku standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode etik
memuat jenis perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di perusahaan
bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3.
Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus
menjalankan perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman
apabila ada yang melanggar kode etik tersebut.
4.
Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung
perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian perilaku
yang etis.
5.
Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program
pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai
perusahaan.
6.
Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
pelaksanaan etika perusahaan.
2015
10
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8.
Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak
ukur perilaku bawahan.
9.
Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan
kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak
etis. Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk
merespon pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan
dalam perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan
kesempatan untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang
ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam
menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai
integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab
sosial Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab
terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap
tenaga kerja dan kemanusiaan,
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membentu seseorang dalam mengawali kegiatan
berbisnis yang sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga
bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2015
11
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenership
pendekatan manajemen dan praktik). Jakarta. ISBN.
(kewirausahaan
Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT.
Prenhallindo. Jakarta.
Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1. Andi. Yogyakarta
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
2015
12
Etik
Drs.Eddy Hermawan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download