6a SISTEM PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BERDASARKAN DIAGNOSIS Disusun oleh dr. Mayang Anggraini Naga MIK FIKES – U – IEU Revisi 2012 1 DESKRIPSI • Sudah sejak tahun 2007-2008 Kem-Kes. R.I. memulai pegontrolan biaya pelayanan rawat pasien Jamkesmas berdasarkan PPS dengan dasar biaya per kasus sesuai INA-DRG sejak 2011 CBGs. • Memasuki abad ke 20-21 ini di bidang perumahsakitan Indonesia gencar memasarkan konsep pengembangan sistem QA dan Manajemen Risiko. 2 DESKRIPSI (Lanjutan-1) • Sudah tiba saatnya bidang manajemen informasi kesehatan menitikberatkan pentingnya: - pengevaluasian kualitas data rekam mediskesehatan berikut - efisiensi prosedur dan - sistem departemen rekam medis-informasi kesehatan. 3 Pendahulan (Lanjutan-2) • Memperhatikan dan mengikuti rentetan riwayat perkembangan iptek bidang asuhan medis dan pelayanan kesehatan, sudah saatnya bidang manajemen informasi kesehatan, harus memperoleh pengakuan para tenaga profesional kesehatan khususnya para dokter dan manajer pelayanan terkait pentingnya rekam mediskesehatan yang: komplit, akurat dan tepat waktu. 4 SAP 5 KOMPETENSI 6 TUNTUTAN PERATURAN DRGs • Peraturan pemanfaatan DRGs sebagai sistem penentu besaran tagihan biaya rawat pelayanan kesehatan, memerlukan: - seleksi ketepatan diagnosis utama (principal diagnosis - dokumentasi komplit serta kode akurat tindakan bedah (OK), - rekam tepat kondisi komplikasi dan comorbid - usia, kelamin dan - status pasien saat dipulangkan. 7 TUNTUTAN PERATURAN DRGs (Lanjutan-1) • Tagihan tidak dapat diterbitkan apabila data rekam medis-kesehatan pasien terkait tidak lengkap. • Alir dana yang memadai bergantung pada keharusan para dokter menyelesaikan rekam medis saat pasien dipulangkan. • Hitungan biaya pembayaran kembali biaya rawat bergantung pada dokumentasi akurat oleh tenaga medis dokter dan penentuan kode diagnosis yang benar oleh tenaga rekam medis. • Survival ekonomik rumah sakit akan sangat terpengaruh oleh kesuksesan di atas. 8 TUNTUTAN PERATURAN DRGs (Lanjutan-2) • Saat ini rumah sakit yang terlibat dalam trial operasional pengaplikasian INA-DRGs mengeluh finansial banyak dirugikan. Data yang diambil dari abstracts yang dilengkapi oleh departemen penagihan kurang memenuhi kebutuhan. Diperlukan para administrator rumah sakit mengetahui kualitas data apa, yang bagaimana, yang harus tersedia, tepat, tidak kurang atau berlebih yang bisa mempengaruhi perhitungan biaya tagihan Clinical Pathways 9 TUNTUTAN PERATURAN DRGs (Lanjutan-3) • Dalam upaya keberhasilan pengaplikasian DRGs diperlukan jawaban terhadap: - Bagaimana biaya pengeluaran untuk menyusunan sistem laju DRGs Bagaimana DRGs bisa diaplikasikan oleh para dokter di pelayanan rawat Kemungkinan menerapkan tatanan laju DRGs yang national Insentif bagi sistem pembayaran yang tuntas Bagaimana pengaruh re-admisi pasien ? 10 TUNTUTAN PERATURAN DRGs (Lanjutan-4) - Apakah sistem mungkin diterapkan di rumah sakit nonpemerintah, pasien swasta? - Apa mungkin diberlakukan bagi rumah sakit pendidikan? - Perlu dicarikan metodologi untuk menghindarkan overlap pembayaran. - Kualitas data hanya penting sebagai tambahan bagi adanya perubahan yang di-implementasikan 11 Kekurangan yang umum ditemui: 1. Data yang terkoleksi tidak selalu lengkap 2. Rekaman proses yang melibatkan para dokter belum cukup 3. Prosedure invasif diperintahkan, tanpa rational atau kurang ditunjang alasan yang terdata di rekam medis 4. Laporan operasi direkam kemudian, lambat setelah tindakan terlaksana 5. Progres note kritikal kosong 12 Hubungan Diagnsosis dengan Biaya Asuhan Kesehatan Buku: Short Introduction to Casemix (Kathy Eager & Don Hindle) 13 Task where patient classifications can help • Menemukan bahwa laju re-admisi terlalu tinggi • Menemukan bahwa pemanfaatan pemeriksaan test patologis terlalu berlebih atau sangat kurang • Menjumpai dan mematok masalah outcome yang kurang memenuhi sarat dari perawatan rehabilitasi. • Menentukan keuntungan struktur rincian tagihan pelayanan asuransi kesehatan 14 Lanjutan-1: • Menentukan bagaimana alokasi SD di antara rumah sakit pemerintah • Mennetukan alokasi dana di antara departemen asuhan di satu rumah sakit • Merencanakan jumlah tempat tidur dan staf pada satu rumah sakit baru • Menginvestigasi apakah nurse-staffing mix perlu diubah. 15 Lanjutan-2: • Semua pasien adalah unique, adalah keharusan dan tidak dapat dipungkiri bahwa mereka sebagai individu berhak menerima asuhan terbaik. • Walau demikian, ada juga gunanya bila kita memanfaatkan atau mengenal pengklasifikasian pasien bahwa antara kelompok pasien ada yang mempunyai banyak kesamaan (similarity) 16 Lanjutan-3: • Selama ini kita kenal bahwa para profesional kesehatan mengklasifikasi pasien berserta episode asuhannya. Klas umumnya dibagi, di antaranya: - surgical, - non-surgical - psikiatri, - high-depenency, - post operasi, dst. Dengan alasan untuk tujuan memudahkan manajemen pasiennya. 17 Lanjutan-4: • Kita harus mengakui bahwa: klasifikasi pasien akan sangat bermanfaat untuk membantu kita menemukan adanya: - outcome yang beda - kualitas yang berbeda - besarnya biaya asuhan yang berbeda. Meningkatkan efektivitas asuhan. Yang perlu dijawab: Mengapa berbeda? 18 INDONESIA • Case-mix bermanfaat untuk meningkatkan klasifikasi episode asuhan pasien untuk lebih dapat digunakan. • Indonesia: Yang telah diharuskan di gunakan di pelayanan rumah sakit pemerintah adalah sistem INADRG. Yang konon adalah adaptasi yang digunakan di Malaysia. Yang perlu dipertanyakan: Apa bisa berhasil? 19 Klasifikasi Case-Mix • Perbedaan klasifikasi case-mix dengan klasifikasi lain ada 3 yang utama: 1. Arti klinis (pasien dalam satu kelas harus memiliki kesamaan klinis) 2. Homogenitas SD (pasien dalam kelas yang sama harus terbiaya oleh perlakuan/ pengobatan yang sama) 3. Jumlah kelas yang tepat (tidak boleh terlalu sedikit atau terbanyak) 20 1. Arti Klinis yang Sama • Tidak benar bahwa di dalam satu kelas terdiri hanya oleh kelompok episode asuhan yang hanya ada kesamaan biayanya. Pengelompokan harus secara klinis masuk akal. (oleh karenanya penyusunan sistem harus melibatkan para klinikus yang mahir dalam hal tersebut) episode dalam satu kelas harus terwakili oleh: - masalah yang sama di sandang pasien, - metode terapi dan outcome yang sama. 21 Contoh: • Kelas yang terdiri dari kelompok LOS > 20 hari dengan menyerapan SD yang sama secara relatif tidak mempunyai arti klinis, meningat bahwa ada beragam alasan dan masalah pasien yang perlu perawatan sampai > 20 (long-stay) hari (strauma berat, perlu rehabilitasi medis, masalah sosial yang bisa memperlambat discharge, dsb.) • Hal sama juga tidak informatif, bila hanya menyebut biaya pasien rawat inap melahirkan >Rp. 2 juta. 22 Contoh (Lanjutan) • Masalah menjadi lain, apabila disebut: pasien dengan normal delivery Rp. ... pasien dengan partus spntan tanpa komplikasi medis Rp. ... pasien dengan pertolongan Hysterectomy maka harus dirinci: diagnosis apa yang perlu histerctomy, hysterctomy yang jenis apa yang akan dijalankan, metode perawatan yang bagaimana yang harus diberikan kepada pasien? ini semua akan menentukan biaya yang harus ditanggung pembiaya. Besaran biaya akan ditentukan oleh DIAGNOSIS klinis nya. menentukan peringkat implikasi SD-nya. 23 2. SD yang diserap homogen • Kelas yang memilik episode kesamaan penyerapan SD. Contoh: ada 4 episode perawatan: Tujuan: membagi episode menjadi 2 kelas lebih baik membagi kelas: surgical dan medical, dari pada kelas sesuia usia. Alasan: kelas usia lanjut dengan biaya 1.5 juta dan 1juta kurang homogen di banding dengan kelas surgical, karena sangat beda penyerapan SD-nya. 24 2. SD yang diserap homogen (Lanjutan) • Oleh karenanya lebih baik dipertimbangkan juga: diagnosis fungsional ability tipe admisi perlu metode statistis untuk mennetukan. untuk inilah diperlukan Komputer support sistem. • Apapun alasannya, intinya adalah: menentukan rules cara membagi episode dalam kelas yang sama sesuai menyerapan sumber daya yang sama. 25 3. Jumlah Optimal dalam Satu Kelas • Sulit untuk mennetuan berapa jumlah kelas episode pasien rawat yang harus disediakan, • Apabila kelas terlalu banyak, akan ada sebagian jumlah observasi yang terlau kecil untuk bisa diambil sebagai kesimpulan. • Dengan demikian akan sulit untuk menentukan apakah memang satu rumah sakit berbeda dengan rumah sakit lain, atau hasil analisis hanya akan menemukan nilai normal dalam sampel yang kecil. 26 • Dengan kata lain: kelas jangan juga terlalu sedikit. Apabila jumlah besar kasus sejenis ditempatkan di kelas yang sama, perbedaan yang benar dari dokter, perawat, rumah sakir dsb. Akan kabur dan arti klinisnya hilang. • Untuk ini perlu kesepakatan dibagi dalam 3 tingkat kelas. (lihat tabel: Figure 4: Illustrated of issue of number of classes) 27 SOME COMMON (and inprecise) ASSERTIONS ABOUT CASEMIX The assertions, Casemix is: And why they are quite right: Using DGRs DRGs are only one of many casemix classifications They just happen to be the best-known Paying hospital, not reimbursing costs Casemix classifiactions can help in funding formulas, but they do not dictate the funding method. Casemix can be used in many different ways 28 An invention of American bureaucrats They didn’t build the ideas. They have tended, however, to to be more eager users than most clinicians A method of cutting Costs Costs can be cut or increased with or without casemix. Casemix just helps ensure that the cuts or increases will be sensible. 29 A method of reducing quality of care Casemix does not cause better or worst quality. It can, however, help quality problems to be found. A tool to control docters Casemix is neutral. It can help doctors as much as payers 30 A tool to measure costs It not only help us to understand costs. It also helps us make more sense of quality and outcome data A way to fund hospitals Casemix is useful in many ways, not only in funding. And it is useful both inside and outside hospitals. 31 A MORE PRECISE STATEMENT ABOUT CASEMIX Casemix is part of a scientific approach to producing good information about health care It focuses on building useful classification of patients care episodes and making good use of patient care classifications to manage health care. 32 ILLUSTRATED of part of the AUSTRALIAN DRG CLASSIFICATION Was the admission for a digestive system problem? Principle diagnosis indicating patient had a gastrointestinal, stomach bowel, rectum, anal, or peritoneal problem? No Yes Was significant procedure done? (1) Case goes to other major diagnostic category (other body system problem) 33 No Yes Was the main procedure during the episode for hernia? (2) Case goes to one of the digestive system medical DGRs For example, repair of umbilical hernia, repair of gastrochisis, or hernia repair. 34 No (3) Case goes to other digestive system procedure DRG Yes Was patient aged 10 or over? No Yes An-DRG 315: Hernia procedures excluding inguinal or femoral, 9 or under Was hernia procedure inguinal or femoral? 35 Yes AN-DRG 314: inguinal or femoral procedures, aged 10 or over No AN-DRG 313: Hernia procedures, excluding inguinal or femoral, 10 or over 36