LINGKUNGAN ADMINISTRASI PUBLIK

advertisement
ETIKA
DALAM EKONOMI POLITIK
IRFAN
Pendahuluan
Etika seringkali disalah-artikan dengan
estetika.
Etika sebenarnya lebih tepat bersinggungan
dengan konsep moralitas. “…, the terms
ethical and moral will be taken as identical
in meaning.” Tom L. Beauchamp (1988: 3).
Estetika tidak terkait dengan konsep
moralitas. Estetika berkenaan dengan
keindahan. Adakalanya sejalan dengan
moralitas.
lanjutan
 Yang tidak indah, belum tentu tidak ber-moral
atau belum tentu tidak etis. Juga sebaliknya
yang etis tidak harus indah.
 Ukuran indah bisa berhubungan atau tidak
berhubungan dengan ukuran etika.
 Ukuran estetis terkait dengan ruang dan waktu
yang lebih sempit daripada ukuran etis.
 Etika memiliki daya jangkau lebih luas daripada
estetika.
Lanjutan
 Etika bersumber pada ajaran moral. Ajaran moral antara
lain: agama, adat-istiadat, kebiasaan-kebiasaan, tertulis
maupun tidak tertulis menjadi acuan perilaku untuk
membedakan mana yang ‘baik’ dan mana yang ‘buruk’
 Etika menjadi cabang filsafat, ketika etika didudukkan
sebagai cara refleksi dari berbagai sumber ajaran moral
sehingga menjadi acuan perilaku.
 Sumber moral berbagai agama dapat menjadi acuan
etika ketika di-refleksikan dan diperoleh nilai-nilai yang
sama.
 Kita dapat pula menentukan perilaku tertentu dari ajaran
agama tertentu tanpa melakukan refleksi apakah sumber
ajaran moral lain conform. Pada saat itu, kita baru pada
tahap menggunakan ajaran moral tertentu sebagai
acuan.
Beauchamp (1988: 2)
“Morality exists prior to the
acceptance (or rejection) of its
standards by particular
individuals. That is, individuals
do not create their morality by
making their own rules, and
morality cannot be purely a
personal policy or code.”
BERTENS (2001)
Etika bersumber pada ajaran moral. Oleh
karena itu etika dapat bersifat umum
dalam kehidupan manusia, dan juga dapat
bersifat khusus pada berbagai bidang
pekerjaan (profesi).
Karena semakin kompleks, Etika
berkembang menjadi satu cabang dalam
FILSAFAT.
Lanjutan
Jadi etika adalah seperangkat
nilai yang menjadi acuan
tindakan yang bersumber dari
ajaran moral: agama, adatistiadat, dan lain-lain.
Apakah dalam ekonomi politik
terdapat etika?
EKONOMI-POLITIK
Sebagai Fenomena Manusia
 Gejala ekonomi menyangkut cara manusia dan atau
sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
 Politik menyangkut gejala kehidupan manusia atau
sekelompok manusia yang menyangkut cara mengatur
hidup bersama.
 Keduanya ditandai oleh sumber-sumber penghidupan
yang langka (terbatas).
 Manusia adalah homo economic (selalu berupaya
survive) dan zon politicon (tidak dapat hidup sendiri).
 Selama menyangkut gejala kehidupan manusia, maka
terdapat ETIKA.
lanjutan
 Etika lahir karena peradaban manusia. Etika
juga yang menandai perbedaan antara manusia
dan makhluk hidup lain (hewan).
 Etika menyangkut keyakinan umat manusia
mengenai satu hal yang baik dann buruk,
berbeda dari ilmu pengetahuan yang
menyangkut rasio.
“….pervasively acknowledged…in which it is
entrenched”.
 Etika menyangkut nurani.
lanjutan
 Kalau ilmu ekonomi-politik menyatakan
manusia menggunakan rasio adalah satu
kebenaran, tetapi dalam praktek ekonomipolitik terdapat seperangkat cara dari
manusia tersebut apakah yang
dilakukannya diyakini baik atau buruk.
 Jika anda dapat memadukan antara etika
dan ilmu pengetahuan, maka anda adalah
orang yang sempurna tidak buta dan tidak
pincang.
Value’s Ekonomi-Politik
 Pilihan rasio masing-masing individu dalam
ekonomi politik dapat terjebak pada perilaku
‘homo-homini-lupus’ bukan homo socius atau
zon-politicon. Akhirnya timbul aliran utilitarian
untuk menentukan value ekonomi politik sebagai
sesuatu yang baik.
 Nilai kemanfaatan dan dampak yang ditimbulkan
pada mulanya menjadi acuan dalam
menentukan mana yang baik dan buruk dalam
ekonomi-politik.
 Jika manfaatnya besar bagi sebanyak mungkin
orang, maka itulah hal yang baik dalam
ekonomi-politik.---pareto laws.
lanjutan
Teori public choice mengatakan bahwa
apa yang diinginkan oleh para wakil rakyat
dalam pengambilan keputusan semestinya
sebanyak mungkin adalah ejawantah dari
apa yang diinginkan masyarakat.
Hasil tarik-menarik berbagai kelompok
menghasilkan satu keputusan yang
mewakili semua kepentingan.
lanjutan
Realitasnya seringkali bertolak
belakang, bahkan paradoks.
Apa yang diputus oleh wakil
rakyat bertentangan dengan
keinginan publik.
Etika utilitarian ini kemudian
dikritik oleh pendekatan deontologis.
Lanjutan
 Tradisi utilitarian, dalam ekonomi menghasilkan
old economic institution yang memiliki asumsi
bahwa sistem ekonomi berada dalam kondisi
‘perfect’. Asumsi manusia akan mematuhi
berbagai indikator ekonomi. Kritik terhadap
tradisi ini menyebabkan terlebih dahulu muncul
new economic institution yang menyatakan
bahwa ada ‘keterbatasan’ rasio manusia,
sehingga tidak mungkin sistem ekonomi berada
dalam kondisi ‘perfect’. Harus diubah terus
menerus.
Aliran de-ontologi
Ketidakpuasan kepada pendekatan
utilitarian muncul pendekatan
deontologi yang berdasar pada prinsipprinsip moral yang harus ditegakkan
karena kebenaran yang ada dalam
dirinya dan tidak terikat oleh akibat
atau konsekuensi dari keputusan atau
tindakan yang dilakukan.
Lanjutan
Asasnya adalah bahwa ekonomi-politik
berlandaskan pada nilai-nilai moral
yang mengikat. Fox (1994)
mengangkat dua pandangan dalam
deontologi ini: (1) pandangan
mengenai keadilan sosial; dan (2)
tatanan moral universal.
Lanjutan
Harus menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan
sosial, jika bertentangan sudah pasti ‘tidak
etis’ atau a-moral
Pandangan moral universal tersebut digali
melalui proses refleksi berbagai sumber
ajaran moral: agama, adat istiadat,
kebiasaan, pandangan baik buruk,
tindakan yang dilarang dan dianjurkan
agar ditemukan tatanan moral universal--etika umum.
lanjutan
Beauchamp:
“Moral philosophers seek to answer such
questions and to put moral beliefs and social
practices of morality into a more unified and
defensible package of guidelines and
concepts…Usually the later effort center on
justification (reflection).”
lanjutan
 Amartya Zen, pemenang Nobel Ekonomi tahun
2000 menyatakan dengan tegas bahwa ada
gejala makin terpuruknya manfaat ilmu ekonomi
terhadap peradaban manusia karena jauhnya
etika (moral) dari praktek yang dilakukan umat
manusia bersumber pada sumber ilmu
pengetahuan.
 Pakar tersebut menyimpulkan perlunya ajaran
moral disisipkan pada ilmu ekonomi.
(New) Governance PUBLIC VALUES
GOOD
GOVERNANCE
Penutup
 Ekonomi politik pada awalnya harus bersandar pada
asas kemanfaatan.
 Jika tidak terpenuhi rasa keadilan, harus diacu tatanan
moral universal.
 Peradaban manusia ditentukan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan etika.
 Kehancuran akan terjadi jika keduanya tidak berjalan
beriringan.
 Anda boleh jadi selamat dalam melancarkan strategi
ekonomi-politik anda di dunia, tapi kalau tidak etis anda
tetap tidak akan selamat di akherat, apalagi jika nilai
etika yang dilanggar bersumber pada ajaran moral
(agama).
Download