pengertian etika - Kuliah Online UNIKOM

advertisement
PENGERTIAN ETIKA
ETIKA, berasal dari kata ethos, salahsatu cabang
ilmu filsafat oksiologi yang membahas tentang:
1. nilai keutamaan dan bidang estetika
2. nilai-nilai keindahan,
3. pemilihan nilai-nilai kebaikan.
• ETIK=ETIKA, ethics (Inggris) adalah ilmu tentang
kesusilaan
yang
menentukan bagaimana
manusia hidup dalam masyarakat
• Pilihan apa yang baik
• Apa yang buruk,
• Segala ucapan senantiasa harus berdasarkan hasilhasil pemeriksaan tentang perikeadaan hidup dalam
arti yang seluas-luasnya.
Emanuel Kant, mengajukan satu pertanyaan
• apa yang akan kita lakukan (sesuai dengan norma
yang berlaku)
• Pertanyaan ini pada intinya ada suatu pilihan yang
berarti adanya konsep nilai terhadap perbuatan yang
akan kita lakukan.
PERAN ETIKA
Etika merupakan alat yang diberikan kepada seseorang
yang mampu berfikir/menentukan sendiri.
TUJUAN ETIKA
Tujuan Etika adalah
untuk
“orientasi”
ketika
seseorang dihadapkan “hal” yang harus dia putuskan
baik untuk menilai maupun bertindak.
Contoh:
Ketika seseorang berdagang, ia harus mampu
menentukan BAGAIMANA ? untuk mendapatkan
keuntungan APAKAH ia harus ?
• menimbun barang terlebih dulu
• menjual dengan harga yang mahal
• mengoplos dengan kualitas rendah
• atau ia akan menjual barangnya dengan harga
yang wajar
Dalam keadaan demikian etika - lah yang
memberikan orientasi bagaimana seseorang
menentukan pilihan.
MANFAAT ETIKA
• Etika sangat diperlukan pada saat terjadi
perubahan atau pergeseran nilai.
• Ketika masyarakat mengalami masa transisi dari
suatu keadaan tertentu.
Contoh:
• Etika diperlukan karena manusia mengalami
keterbatasan untuk memahami ajaran agama
Karena banyak dipengaruhi tradisi dan kebiasaan,
• Dimana
pada saat agama menghadapi
persoalan untuk memahami pengendalian ,
Pada saat inilah etika diperlukan oleh manusia
untuk menginterpretasikan manakah yang
benar, manakah yang baik atau yang
diperlukan.
• Contoh dalam bisnis : Monopoli barang ?
ETIKA DAN MORAL
Etika tidak sama dengan moral.
• Orang yang baik etika-nya belum tentu moralnya baik.
• Setiap orang memiliki moralitas tetapi tidak berarti
setiap orang memiliki etika.
• Moralitas, adalah segala macam pandangan atau
norma-norma atau pendapat, kebiasaan, ajaran baik
dan buruk sebagai manusia.
• Etika adalah ilmu atau filsafat tentang moralitas. Etika
adalah pemikiran tentang moralitas.
• Moral ada sangkut pautnya dengan baik-buruk,
tetapi
ukuran
baik
buruk
itu
tidak
sederhana,mempunyai ukuran tertentu.
Misalnya :
• Sebagai manusia yang baik, bukan diukur dari hal
yang nyata/nampak, melainkan harus dilihat dari
aspek nilai yang mempunyai jangkauan lebih luas
dari sekedar jangkauan agama.
• Moral dapat bersumber pada agama (baik buruk
menurut agama), dan kebiasaan sedangkan
• etika sebagai sesuatu hal yang lebih luas dari moral.
(karena etika filsapat tentang moral).
Dengan demikian seseorang tidak cukup
memahami tentang moral saja, tetapi harus
menguasai
etika
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Etika seseorang tidak hanya bermoral tetapi
sebagai manusia yang luhur, berbudi,
bijaksana dan berwelas asih.
Norma/kaidah
• Norma terdiri dari :
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku
dalam bidang kegiatan/kehidupan khusus.
Misalnya dalam peraturan olah raga,
pendidikan, sekolah;
2. Norma umum bersifat lebih universal, terdiri
dari norma sopan santun, norma hukum dan
norma moral.
Norma sopan santun sama dengan norma etiket
dimana norma ini yang mengatur perilaku dan sikap
lahiriah manusia,
misal: makan, berpakaian, duduk.
• Norma ini menyangkut tatacara lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari. Dan tidak mencakup baik
buruknya seseorang;
Norma hukum, norma yang dituntut keberlakuannya
secara tegas oleh masyarakat.
• Norma ini mencerminkan harapan, keinginan, dan
keyakinan seluruh masyarakat tentang bagaimana
hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana
masyarakat diatur dengan baik;
Norma moral, aturan mengenai sikap perilaku
manusia sebagai manusia.
• Norma ini mengatur tentang baik buruk, adil
dan tidak adil tindakan perilaku manusia
sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Teori Etika
1. Etika Deontologi, Deon (Yunani) berarti kewajiban.
• Oleh karena itu etika lebih menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik.
• Tindakan itu baik karena mempunyai nilai moral,
• Tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban
yang memang harus dilaksanakan terlepas dari
tujuan atau akibat tindakan itu.
Misalnya :
• Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik
bagi pelakunya, Melainkan tindakan itu
sejalan dengan kewajiban pelaku.
Contoh memberikan pelayanan yang baik pada
semua konsumen, mengembalikan utang
sesuai kesepakatan.
Dengan demikian etika deontologi sangat
menekankan motivasi, kemauan baik dan
watak yang kuat dari pelaku;
2. Etika teleologi, mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai dengan tindakan itu. Suatu
tindakan dinilai baik kalau bertujuan
mencapai sesuatu yang baik.
Misalnya:
• Mencuri tidak dapat dinilai buruk dan baik
berdasarkan buruknya tindakan itu sendiri,
Tetapi kalau tujuannya baik, maka tindakan itu
dinilai baik.
Contoh:
Tindakan seorang anak mencuri demi
membayar pengobatan ibunya yang sakit
parah, akan dinilai baik secara moral, terlepas
dari kenyataan perbuatan itu secara legal
dapat dihukum.
Bisnis dan Etika
• Bisnis adalah bisnis, bisnis tidak dapat
dicampur adukan dengan etika.
• Ada anggapan bisnis adalah berbisnis bukan
beretika.
• Ada
mitos
bisnis
amoral,
yang
mengungkapkan keyakinan antara bisnis
dengan moralitas dan etika tidak ada sangkut
pautnya. Hal itu merupakan dua hal yang
berbeda.
Bisnis dan Etika
Menurut mitos :
• Kegiatan bisnis sebaik mungkin untuk mendapatkan
keuntungan, menjadi pusat perhatian bagaimana
memproduksi, mengedarkan, menjual dan membeli
barang dengan memperoleh keuntungan.
• Untuk menunjukkan bisnis amoral tersebut, bisnis
diibaratkan sebagai permainan judi, yang dapat
menghalalkan segala cara untuk menang, untuk
memperoleh keuntungan.
• Untuk membuktikan bisnis dengan etika tidak ada
hubungannya dapat dikemukakan bahwa:
Bisnis dan perjudian
• Bisnis seperti halnya judi, atau permainan
pada umumnya, mengutamakan persaingan
(kepentingan pribadi),
• Dalam
bentuk
persaingan
dilakukan
bermacam cara untuk bisa menang, dan
cenderung menghalalkan segala cara.
• Yang utama dalam bisnis bagaimana
memenangkan persaingan yang ketat,
dan bagaimana untung besar.
• Dengan demikian nilai- nilai dan normanorma etika akan mudah diabaikan.
• Aturan yang dipakai dalam permainan
penuh persaingan itu berbeda dari
aturan yang ada dan dikenal dalam
kehidupan sosial umumnya.
• Seorang pebisnis yang masih mau
memperhatikan aturan moral akan
berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan ditengah persaingan
ketat.
Bisnis dan perjudian
• Dalam permainan (judi) ada aturan mainnya,
ada kiat-kiat bisnis, dengan sendirinya praktek
permainan tersebut diterima dan dibenarkan
secara moral.
• Yang
perlu
diperhatikan
pebisnis
memperhatikan aturan hukum yang ada dan
tidak perlu memperhatikan moral dan etika.
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?
Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar.
Bertentangan dengan pebisnis tulen yang bervisi ke
depan dan jangka panjang.
Misalnya IBM, 3M, Johnson and Johnson, yang
memegang teguh komitmen moral. Argumennya
adalah:
Dalam bisnis orang dituntut berani bertaruh,
mengambil resiko, berspekulasi, berani mengambil
langkah2 strategis tertentu agar berhasil.
Etika dalam bisnis benarkan diperlukan?
• Yang dipertaruhkan dalam bisnis uang dan barang
material, tidak cukup itu,
• tetapi “dipertaruhkan dirinya, nama baiknya,
keluarga, hidupnya, karyawan dan keluarganya, dan
nasib umat manusia”.
• Dimensi yang dipertaruhkan lebih luas dan dalam
yang mempunyai bobot serta nilai yang hakiki.
• Tidak semuanya benar bisnis sebagai
permainan mempunyai aturan main sendiri
yang berbeda sama sekali dengan dari aturan
yang berlaku dalam kehidupan sosial.
• Bisnis adalah adalah fenomena modern yang
tidak bisa dipisahkan dari masyarakat,
• Bisnis dilakukan oleh manusia dengan
manusia yang berarti norma atau nilai-nilai
yang baik terbawa dalam kehidupan bisnis;
• Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas.
Suatu praktek atau kegiatan mungkin dibenarkan
secara legalitas. Contoh: praktek monopoli.
Etika harus dibedakan dengan ilmu empiris.
• Dalam ilmu empiris, suatu gejala, fakta yang berulang
terus dan terjadi dimana-mana menjadi alasan yang
sah menjadi kebiasaan yang berlaku universal.
• Dalam etika tidak demikian. Sogok, suap, KKN,
monopoli, praktek yang berulangkali tidak dapat
berlaku secara universal.
• Kritik pedas, Pemberitaan semaunya saja, Surat
pembaca yang komplin, Aksi protes yang mengecam
berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis, dan
lain-lain
• Mengindikasikan masih banyak orang dan kelompok
masyarakat yang menghendaki dalam bisnis
dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan
norma-norma moral.
Misalnya:
– masalah lingkungan hidup,
– masalah hak konsumen,
– masalah buruh,
– masalah wanita, dan lain-lain
• Dalam praktik seorang pebisnis lebih suka
menggunakan / berhubungan dengan
perusahaan yang baik kualitasnya dalam
segala aspeknya.
TERIMA KASIH
Download